Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan campuran padatan dan cairan yang berupa suspensi menjadi
cairan bening dan suspensi lebih pekat karena gaya padatan rendah. Proses pemisahan ini
terjadi secara mekanis dan berdasarkan perbedaan densitas pada temperatur yang sama terjadi
antara padatan dan fluida. (Sadiyah, dkk., nodate)
Sedimentasi dijalankan secara batch dan kontinyu tergantung pada skala penggunaannya.
Dalam skala laboratorium, sedimentasi biasanya dilakukan secara batch. Sedangkan pada skala
industri, sedimentasi dilakukan secara kontinyu. Pada proses secara kontinyu, biasanya
dilengkapi dengan thickener dan clarifier.
Koagulasi merupakan proses atau metode untuk menghilangkan bahan – bahan limbah
dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan melalui proses koagulasi,
partikel – partikel akan saling tarik – menarik sehingga menggumpal dan membentuk flok.
(Suryadiputra, 1995) Koagulan adalah bahan kimia yang ditambahkan untuk mendestabilisasi
partikel koloid dalam air limbah agar flok dapat terbentuk. (Kristijarti,dkk., 2013)
Bahan – bahan yang biasa digunakan sebagai koagulan terdapat pada Tabel 2.2.
(Bambang S, 2019)
Proses terjadinya koagulasi disebabkan karena destabilisasi koloid. Hal tersebut tergambar
pada Gambar 2.3.
Setelah terbentuk flok, dilakukan tahapan flokulasi dengan tujuan untuk membentuk flok
yang lebih besar. Proses flokulasi dapat terlihat pada Gambar 2.3.
Pada saat flok – flok yang lebih besar telah terbentu, proses sedimentasi akan terjadi.
Mekanisme sedimentasi tergambar pada Gambar 2.3 (1).
Efisiensi bak sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.4.
(Bambang S, 2010)
Pada saat awal penngendapan, kecepatan partikel padatan untuk mengendap meningkat
secara bertahap. Resistansi cairan ke arah yang berlawanan meningkat. Pada saat gaya gravitasi
partikel seimbang dengan resistansi cairan, partikel akan mengendap secara konstan. Hal
tersebut biasa disebut kecepatan pengendapan konstan.
Jika partikel diasumsikan berbentuk bulat dengan diameter (d) tertentu maka kecepatan
pengendapan mengikuti hukum stokes. (Soeswanto, B, 2010)
𝑔(𝜌𝑠 − 𝜌)𝑑 2
𝑣=
18𝜇
Keterangan:
Kecepatan dan waktu pengendapan partikel padatan dipengaruhi oleh ukuran partikel.
Hal tersebut ditunjukan oleh Tabel 2.5.
Padatan terlarut merupakan jenis garam – garam yang biasanya terkandung dalam
air alami. Senyawa yang terlarut terebut akan terdisosiasi menjadi kation dan anion. Hal
tersebut akan meningkatkan daya hantar listrik. Keberadaan TDS dapat dideteksi melalui
pengukuran DHL menggunakan konduktometer. Semakin tinggi DHL nya maka semakin
tinggi pula konsentrasi TDSnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kristijarti, dkk. 2013. “Jenis Koagulan dan Dosis Optimum”, Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
Suyadiputra, I. N. N., 1995. “Pengantar Kuliah Pengolahan Air Limbah”. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.