Sejarah : Philodendron ditemukan pertama kali oleh Schott pada tahun 1832 di hutan
tropis basah Brazil bagian tenggara. Penemuan selanjutnya baik spesies yang sama maupun
spesies baru ditemukan di beberapa lokasi hutan tropis Amerika. Wilayah habitat asli
Philodendron adalah hutan basah Florida, Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan
Kepulauan West Indian yang meliputi daerah Bermuda, Karibia, Bahama, serta negara
kepulauan Antlantik. Awal penemuannya, kebanyakan spesies ditemukan di Brazil dan Meksiko.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan penjelajahan, ditemukan pula spesies yang berbeda
di daerah lain. Dalam penyebaran daerah spesies yang sangat luas ini, spesies yang sama dapat
ditemukan di daerah yang berbeda, namun ada beberapa spesies yang bersifat endemik,
artinya hanya ditemukan di suatu daerah saja. Spesies endemik tersebut antara lain
Philodendron platypetyolatum Madison yang berasal dari Costa Rica. Dengan pesatnya
perkembangan pemuliaan tanaman hias, dewasa ini telah ada klon Philodendron baru yang
tidak ditemukan di hutan, yaitu Philodendron hasil hibridasi atau penyilangan antarspesies atau
penyilangan berurutan dari satu spesies dengan spesies lainnya secara terprogram. Klon
tersebut bukan spesies yang sama sekali baru, namun penamaannya mengikuti nama yang
diberikan oleh pemulia tanaman. Beberapa contoh klon baru tersebut Philodendron ’Black
Cardinal’, ’Moonlight’, ’Red Emeral, ’Raja Congo’, ’Xanadu’ (Lingga, 2007).
Daftar Pustaka:
Lingga, L., 2007. Philodendron. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Winarno, B., Rianawati, S. & Herlina, D., 2007. Pengaruh Media Regenerasi terhadap
Pembentukan Tunas Aksiler dan Adventif pada Philodendron c.v Moonlight. J. Hort, 17(1), pp.8-
16.