Anda di halaman 1dari 22

ASKEP OSTEOSARKOMA

OLEH :

Alfitri ariyansah

14-01-A-218

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN PENDIDIKAN IRNA KARYA


MAKASSAR

STIKES YAPIKA MAKASSAR

2016-2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyeesaikan makalah ini
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Osteosarkoma” dan tak lupa pula lantunkan salam
dan salawat serta taslim kepada nabiyullah SAW yang telah memberikan kita alam
gelap kealam yang terang benderang seperti sekarang ini.

penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan pada makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan teman-teman khususnya pada pembaca.

Makassar, 20 november 2016


Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................I
KATA PENGANTAR .....................................................................................II
DAFTAR ISI ..................................................................................................III
Bab I Pendahuluan
A. LatarBelakang ....................................................................................1
B. RumusanMasalah ..............................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................1
D. Manfaat ..............................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Definisi ...............................................................................................3
B. Etiologi ...............................................................................................3
C. Klasifikasi ...........................................................................................3
D. ManifestasiKlinis ................................................................................5
E. Patofisiologi .......................................................................................6
F. AsuhanKeperawatanOsteosarkoma ..................................................7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................17
B. Saran .................................................................................................17
DaftarPustaka ...............................................................................................19

3
Bab I

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang
biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada masa
remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan
pada anak-anak. Kanker tulang (osteosarkoma) lebih sering menyerang
kelompok usia 15-25 tahun ( pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak
perempuan adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Osteosarkoma cendrung tumbuh pada bagian ujung tulang panjang,
terutama lutut, seperti pada tulang paha ( ujung bawah), tulang lengan atas
(ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang- tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi
perubahan dan kesepatan pertumbuhan terbesar.meskipun demikian,
osteosarkoma juga bisa tumbuh dibagian tulang lainya. Sampai sekarang
penyebab pasti belum diketahui
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisiOsteosarkoma ?
2. Bagaimana etiologi Osteosarkoma ?
3. Apa klasifikasi Osteosarkoma ?
4. Bagaimana Patofisiologi Osteosarkoma ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Osteosarkoma ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami defenisi osteosarkoma
2. Mengetahui dan memahami etiologi osteosarkoma
3. Mengetahui dan memahami klasifikasi osteosarkoma
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis osteosarkoma

4
5. Mengetahui dan memahami patofisiologis osteosarkoma
6. Mengetahui dan memahami asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Osteosarkoma
D. MANFAAT
1. Mengetahui defenisi osteosarkoma
2. Mengetahui etiologi osteosarkoma
3. Mengetahui manifestasi klinis osteosarkoma
4. Mengetahui patofisiologis osteosarkoma
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Osteosarkoma

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Osteosarkoma
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas,
yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada
masa remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering
ditemukan pada anak-anak.Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15
tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah
sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan
pada anak laki-laki. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
B. Etiologi
Etiologi dari osteosarkoma adalah :
1. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
2. Keturunan ( genetik )
3. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan oleh
penyakit.
4. Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat.
5. Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat
pengawet, merokok dan lain-lain.
C. Klasifikasi
Klasifikasi menurut kemampuan infiltrasinya Osteosarkoma dapat
diklasifikasikan sebagi berikut :
1. Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana
kanker berasal.
2. Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke bagian
tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin
juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu dari lima pasien dengan
osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized pada saat itu dapat

6
terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor muncul dalam 2 atau
lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.
3. Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah
itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana
pertama kali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh.
Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma
ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun setelah perawatan
selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi, tetapi langka.
Sedangkan klasifikasi menurut sifatnya Osteosarkoma dapat diklasifikasikan
sebagi berikut :
1. Osteokondroma
Osteokondroma (eksostosis Osteokartilagionous) merupakan tumor
tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10 – 20
tahun. Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebgai benjolan yang keras.
Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan. 10% dari penderita
yang memiliki beberapa osteokondroma, tetapi penderita yang hanya
memiliki satu osteokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.
2. Kondroma Jinak
Kondroma jinak biasanya terjadi pada usia 10 – 30 tahun, timbul di bagian
tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tdak
menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau
perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika tumor tidak dapat di
diagnosis melalui foto rontren atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu
dilakukan biopsy untuk menentukan apakah tumor tersebut bias berkembang
menjadi kanker atau tidak.
3. Kondroblastoma
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada
ujung tulang.biasanya timbul pada usia 10 -20 tahun. Tumor ini dapat
menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.

7
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan ; kadang setelah
dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.
4. Fibroma Kondromiksoid
Fibroma kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang
terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Nyeri merupakan gejala yang biasa
dikeluhkan. Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto
rontgen. Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.
5. Osteoid Osteoma
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh
di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang. Biasanya akan
menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang dengan
pemberian aspirin dosis rendah. Kadang otot disekitar tumor akan mengecil (
atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor diangkat. Scaning tulang
menggunakan pelacak radioaktif bias membantu menentukan lokasi yang
tepatdari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan
perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT-scan dan foto rontgen
dengan tehnik yang khusus. Pengangkatan tumor melalui pembedahan
merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara permanen. Bila
penderita enggan menjalani pembedahan, untuk mengurangi nyri bias
diberikan aspirin.
6. Tumor sel raksasa
Tumor sel raksasa biasanya terjadi pada usia 20 dan 30 tahun. Tumor ini
umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan disekitarnya.
Biasanya menimbulkan nyeri. Pengobatan tergantung dari ukuran tumor.
Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang terbentuk bisa
diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar struktur tulang
tetap terjaga. Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan
pengangkatan satu segmentulang yang terkena. Sekitar 10% tumor akan
muncul kembali setelah pembedahan. Walaupun jarang, tumor ini biasa
tumbuh menjadi kanker.

8
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari osteosarkoma adalah :
1. Nyeri dan pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi
semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresivitas penyakit)
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
3. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta
adanya pelebaran vena
4. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam,
berat badan menurun dan malaise.
E. Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma) dari
jaringan sel tulang (sarcoma) sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul
limfe, hati dan ginjal sehingga dapat mengakibatkan adanya pengaruh
aktifitas hematopeotik sum-sum tulang yang cepat pada tulang sehingga sel-
sel plasma yang belum matang/tidak matang akan terus membelah terjadi
penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi

9
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOSARKOMA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar tahap keperawatan pengkajian merupakan
tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya kemampuan mengidentifikasi
masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis
keperawatan. Oleh karena itu pengkajian harus diteliti secara cermat sehingga seluruh
kebutuhan perawatan pada klien dapat di identifikasi (Rohmah, 2008).
a. Pengumpulan data
1) Identitas
Identitas merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang
ada :
a) Identitas klien : nama, umur,jenis kelamin, agama, pendidikan,pekerjaan, tanggal
masuk RS, tanggal operasi, tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnosa medis,
alamat.
b) Identitas penanggung jawab : nama, umur, pendidikan, pekerjaan,hubungan dengan
klien, alamat.

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan klien sehingga mendorong
pasien untuk mencari pertolongan medis.Keluhan utama pada pasien Osteosarkoma
adalah nyeri.
Menurut Baredero, M (2008) rasa nyeri merupakan salah satu akibat dari penyakit
kanker yang paling ditakuti pasien. Sebenarnya, nyeri adalah gejala kanker yang paling
akhir.Nyeri dirasakan pada tahap awal karena kanker masih terlokalisasi.Sekitar 5-10%
pasien tumor padat merasa nyeri yang mengganggu kegiatan sehari-hari.Lebih dari
90% pasien mengalami nyeri jika pasien mengalami nyeri jika kanker sudah
berkembang dan bermetatasis.

10
2) Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat penyakit apa saja adalah satu-satunya faktor yang terpenting bagi petugas
kesehatan dalam menegakan diagnosis atau menentukan kebutuhan pasien dengan
menggunakan konsep PQRST (Smeltzer & Bere, 2012)
P : (Paliatif / provokatif), apakah yang menyebabkan keluhan dan
memperingan serta memberatkan keluhan.
Q : (Quality / Kwantity), seberapa berat keluhan dan bagaimana rasanya
serta berapa sering keluhan itu muncul.
R : (Region / Radiation), lokasi keluhan dirasakan dan juga arah
penyebaran keluhan sejauh mana.
S : (Scala / Severity), intensitas keluhan dirasakan, apakah sampai
mengganggu atau tidak.
T : (Timming), kapan keluhan dirasakan, seberapa sering, apakah
berulang-ulang, dimana hal ini menentukan waktu dan durasi.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu diketahui apakah ada penyakit dahulu yang pernah dialami klien yang
memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatan sekarang, misalnya hipertensi,
diabetes melitus, asma.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu diketahui apakah anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa dengan
klien atau penyakit keturunan lain, karena klien Osteosarkoma penyebabnya bisa dari
riwayat keturunan (genetik).
c. Keadaan Umum
1) Penampilan
Meliputi kemampuan fisik klien secara umum biasanya terlihat lemah dan lesu ketika
banyak bergerak dan beraktivitas.
2) Kesadaran
Tingkat kesadaran klien apakah compos mentis (sadar sepenuhnya) dengan GCS 15-
14, apatis (acuh tak acuh) dengan GCS 13-12, samnolen (keadaan keasadaran yang
mau tidur saja) dengan GCS 11-10, delirium (keadaan kacau motorik) dengan GCS 9-7,

11
sopor (keadaan kesadaran yang menyerupai koma) dengan GCS 9-7, coma (keadaan
kesadaran yang hilang sama sekali)dengan GCS<7).
3) Berat badan dan tinggi badan
Meliputi berat badan dan tinggi badan sebelum sakit dan sesudahsakit.
4) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu :
1. Tekanan darah
2. Pemeriksaan denyut nadi
3. Pemeriksaan respirasi
4. Pemeriksaan suhu
5) Pemeriksaan Fisik
Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dilakukan secarahead to toe dan di
dokumentasikan secara persistem yangmeliputi:
a) Sistem pernafasan
Perlu dikaji mulai dari bentuk hidung, ada tidaknya secret padalubang hidung,
pergerakan cuping hidung waktu bernapas,auskultasi bunyi napas apakah bersih atau
ronchi,serta frekuensi napas
b) Sistem kardiovaskuler
Terjadinya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tetapikeadaan tersebut
tergantung dari nyeri yang dirasakanindividu.
c) Sistem pencernaan
Kaji keadaan mulut, gigi, bibir, kaji abdomen untuk mengetahui peristaltik usus.
d) Sistem persyarafan
Sistem neurosensori yang dikaji adalah fungsi cerebral, fungsikranial, dan fungsi
sensori mengkaji : Nyeri superfisial,sensasi suhu, sensasi posisi (Fransisca, 2008)
e) Sistem penginderaan
Pada sistem penginderaan kemungkinan tidak ada gangguanpada klien Osteosarkoma.
f) Sistem muskuloskeletal
Rentang sendi yang menunjukan kemampuan luas gerakpersendian tertentu, mulai dari
kepala sampai anggota gerakbawah, ketidaknyamanan atau nyeri yang dikatakan
klienwaktu bergerak, observasi adanya luka, adanya kelemahan danpenurunan

12
toleransi terhadap aktifitas. Pengkajian system motorik keseimbangan koordinasi
gerakan adalah, cepat,berselang-selang, dan ataksia (Fransisca, 2008)
g) Sistem integumen
Kaji keadaan kulit, tekstur, kelembaban, turgor, warna, danfungsi perabaan.Kaji
keadaan luka.Pada klien Osteosarkomaterdapat luka dengan panjang tergantung dari
luas luka,terdapat kemerahan dan terjadi pembesaran pada daerah luka.
h) Sistem endokrin
Dikaji adanya nyeri tekan atau tidak, adanya oedeme atau tidak pada kelenjar getah
bening, ada riwayat alergi atau tidak.Biasanya tidak ada masalah pada sistem endokrin.
i) Sistem perkemihan
Kaji adanya nyeri pada saat berkemih, adanya nyeri tekan danbenjolan.
6) Pola Aktivitas
Pada klien Osteosarkoma biasanya aktivitas sehari-harinyaterganggu begitu juga pada
status personal hygiene akanmengalami perubahan sehingga personal hygiene klien
dibantuoleh keluarga atau perawat di ruangan.
7) Data Penunjang
Menurut Nursalam (2008), data penunjang adala sebagai berikut :
a) Data psikologi
Emosi klien, konsentrasi klien pada saat diajukan pertanyaanoleh perawat.Menurut
Smeltzer (2012) Koping Efektif.Pasiendan keluarganya didorong untuk mengungkapkan
rasa takut,keprihatian dan perasaan mereka. Mereka membutuhkandukungan dan
perasaan diterima agar mereka mampu dampaktumor maligna. Perasaan terkejut,
putus asa, dan sedih pastiakan terjadi, maka rujukan ke perawat psikiatri, ahli
psikologi,konselor atau rohaniawan perlu diindikasikan untuk bantuanpsikologik khusus.
b) Data sosial
Perlu dikaji tentang tidak tanggapnya aktifitas disekitarnyabaik ketika dirumah atau
dirumah sakit.Biasanya adaperubahan tingkah laku karena menahan nyeri luka operasi
yang dirasakan klien.
c) Data spiritual
Hal yang perlu dikaji yaitu bagaimana pelaksanaan ibadahselama sakit.Perlu pula dikaji
keyakinan klien tentangkesembuhannya dihubungkan dengan agama yang dianut

13
kliendan bagaimana persepsi klien tentang penyakitnya.Aktivitasibadah klien
Osteosarkoma biasanya terganggu.
d) Data ekonomi
Menurut Smiltzer (2012) kemandirian versus ketergantunga merupakan isu pada klien
yang menderita keganasan. Gayahidup akan berubah secara drastis, keluarga harus
didukungdalam menjalankan penyesuaian yang harus dilakukan.
8) Analisa Data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan
teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang ditemukan
saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau membandingkan
dengan standar fisiologi setelah dianalisa, maka akan didapat
penyebab terjadinya masalah pada klien (Nursalam, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan Osteosarkoma
Pada klien Osteosarkoma terdapat masalah diagnose keperawatannya
sebagaiberikut :
a. Nyeri berhubungan kompresi/dekstrusi jaringan saraf,obstruksi atau saraf atau
inflamasi, serta efek samping berbagai agen terapi saraf
b. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (Kanker),ancaman/perubahan pada
status kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancamankematian
perpisahan dari keluarga.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kontraktur, keletihan
ataugangguan gerak
d. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan
rentanggerak,kelemahan otot nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang
cepatdan penekanan ke jaringan sekitarnya
e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis
3. Perencanaan
Perencanaan adalah acuan tertulis sebagai intervensi keperawatan yang direncanakan
agar dapat mengatasi diagnosa keperawatan sehingga pasien dapatmemenuhi
kebutuhan dasarnya (Ningsih 2012).

14
a. Nyeri berhubungan kompresi/dekstrusi jaringan saraf,obstruksi atau saraf atau
inflamasi, serta efek samping berbagai agen terapi saraf
Tujuan :Klien mengatakan nyeri berkurang
Kriteria hasil :
1) Klien mengatakan nyeri berkurang
2) Klien tampak tenang
3) Skala nyeri berkurang
4) Tanda-tanda vital normal
Tabel
Intrvensi Dan Rasional Nyeri
Intervensi Rasional
a. Kajikeluhan nyeri,perhatikan a. Informasi memberikan data
lokasi,frekuensi,durasi,intensitas dasaruntuk mengevaluasi kebutuhan
(skala 1-10) dan faktor pemberat atau keefektifan intervensi
b. Kaji vital sign b. Untuk mengetahui perubahan
padatekanan darah, nadidan
pernafasan
yang berhubunga dengan
penghilang rasa nyeri memerlukan
c. Ciptakan lingkungan aman dan c. Atur posisi senyaman mungkin,
nyaman dan posisi semi fowler
d. Ajarkan tehnik distraksi dan d. Memberikan dukungan relaksasi
relaksasi dan juga memfokuskan ulang
kontrol dan kemampuan koping perhatian meningkatkan rasa
kontrol dan kemampuan koping
e. Berikan analgetic sesuai indikasi e. Mengontrol atau mengurangi nyeri
dan kolaborasi untuk meningkatkan istirahat dan
meningkatkan kerjasama dengan
cara teurapeutik

15
b. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (Kanker),ancaman/perubahan
padastatus kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi,
ancamankematian perpisahan dari keluarga
Tujuan : klien dan keluarga tidak terlihat cemas
Kriteria hasil :
1) Klien tidak mengeluh cemas
2) Eksresi tampak tenang
3) Klien dan keluarga memahami informasi yang di berikan
Tabel
Intervensi Dan Rasional Cemas
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat kecemasan a. Mengetahui tingkat kecemasan
klien dan keluarga
b. Dorong klien untuk b. Memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pikiran dan mengidentifikasirsa takut, realisasi
perasaannya sertakesalahan tentang diagnosis
c. Libatkan orang terdekat sesuai c. Menjamin sistem pendukung
indikasi bila keputusan akan dibuat untuk klien dan memungkinkan
orang terdekat terlibat dengan
tepat
d. Beri penjelasan tentang procedure d. Diharapkan menurunkan tingkat
tentang perawatan kecemasan

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau


gangguan gerak
Tujuan : klien dapat melakukan perawatan secara mandiri
Kriteria hasil :
1) Klien terbebas dari bau badan
2) Dapat melakukan ADL dengan bantuan
Tabel
Intervensi Dan Rasional Devisite Perawatan diri

16
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat kelemahan fisik dan a. Membantu menentukan tindakan
kemampuan klien yang akan diberikan sesui kondisi
klien
b. Kaji personal hygine klien b. Mengetahui sejauhmana
kebutuhan klien yang dapat
dilakukan sendiri
c. Bantu klien dalam pemenuhan c. Membantu klien dalam
defisit perawatan diri pemenuhanpersonal hygiene
d. Ajarkan teknik personal hygine di d. Memudahkan klien untuk
tempat tidur pemenuhan perawatan diri
e. Anjurkan pada klien agar selalu e. Hidup sehat dapat terpenuhi agar
hidup sehat klien memperoleh kenyamanan dan
membuat perasaan menjadi nyaman

d. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang


gerak,kelemahan otot nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang cepat
dan penekanan ke jaringan sekitarnya
Tujuan : Ada peningkatan mobilitas pada klien
Kriteria hasil :
1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik
2) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Tabel
Intervensi Dan Rasional Kerusakan Mobilitas Fisik
Intervensi Rasional
a. kaji kemampuan dalammobilisasi a. untuk mengetahui kemampuan
aktivitas

b. latih pasien dalam pemenuhan b. klien dapat melakukan ADL


kebutuhan ADL secara mandiri sesuai secara mandiri sesuai kemampuan
kemampuan

17
c. dampingi dan bantu pasien saat c. agar tidak terjadi cidera
mobilisasi dan bantu pemenuhi
kebutuhan ADL
d. berikan alat bantu jika klien d. untuk mempermudah klien
meminta bantuan mobilisasi
e. ajarkan pasien bagaimana merubah e. untuk mencegah agar tidak terjadi
posisi dan berikan bantuan jika lesi
diperlukan

e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis


Tujuan : Tidak terjadi resiko infeksi
Kriteria hasil :
1) tidak lagi terjadi kemerahan
2) nyeri berkurang
Tabel
Intervensi Dan Rasional Resiko Tinggi Infeksi
Intervensi Rasional
a. tingkatkan prosdure mencuci a. lindungi klien dari sumber-
tangan yang baik dengan staf dan sumberinfeksi
pengunjung sebelum dan setelah
bersentuhan dengan klien
b. pantau suhu b. peningkatan suhu terjadi karena
berbagai faktor misal .proses penyakit
atau infeksi
c. tekankan hygien personal c. mengurangi resiko sumberinfeksi
mengurangi resiko sumber
infeksi
d. ubah posisi dengan sering dan d. menurunkan tekanan dan iritasi
bebas kerutan pada jaringan dan mencegahkerusakan
kulit
e. tingkatkan istirahat yang cukup e. membatasi keletihan mendorong

18
dengan periode latihan gerakan yang cukup
mencegahkomplikasi statis

4. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan keperawatan untuk
mencapai tujuan yang spesifik yang dapat membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah di tetepkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping individu (Nursalam,
2008).
5. Evaluasi
Menurut Rohmah (2008) Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya telah berhasil dicapai. Ada
dua jenis mengevaluasi kualifikasi tindakan keperawatan yaitu :
a. Evaluasi Formatif
Yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, berorientasi pada
etiologi dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah ditentukan
tercapai.
b. Evaluasi Sumatif
Yaitu evaluasi yang telah dilakukan setelah akhir tindakan
keperawatansecara paripurna berorientasi pada masalah keperawatan,
menjelaskankeberhasilan atau ketidakberhasilan dan rekapitulasi dan
kesimpulan statuskesehatan klien dengan kerangka waktu yang ditetapkan
(Rohmah, 2009).
Melalui evaluasi memungkinkan perawat atau memonitor kealfaan yangterjadi
selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaantindakan.
Adapun evaluasi yang menggunaknan pendekatan dengan format

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang
biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa
remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan
pada anak-anak.Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetepi
pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki.
Penyebab yang pasti tidak diketahui .bukti- bukti mendukung bahwa
osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk kanker tulang
sekunder merupakan metastase dari kanker primer diorgan lain, misalnya
pada payudara paru, prostat, ginjal dll.
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan
dengan tumor tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat
juga nyeri ( ringan dan kadang-kadang sampai konstan dan berat).
Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat adanya pertumbuhan tulang
yang jelas. Kehilangan berat badan, malise, demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat.
Deficit neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahanerjadinya patah
tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat.
Deficit neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahan, parestesia,
paraplegia, retensia urine)., parestesia, paraplegia, retensia urine). Harus
diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi dekompresi untuk
mencegah cedera korda spinalis permanent.

20
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah Asuhan Keperawatan Osteosarkoma ini,
diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama
pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah
proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami kanker tulang.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan
demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak
lainyang membutuhkannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza, 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2
(Keperawatan Dewasa). Yokyakarta: Nuha Medika
Wilkinson Judith M, 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi,2013. Panduan penyusunan asuhan keperawatan
profesional. Jakarta: EGC
Pearce.C Evelyn, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
http://www.scribd.com/doc/128144121/Patofis-Osteosarcoma
http://www.scribd.com/doc/49448400/PATOFISIOLOGI-OSTEOSARCOMA
wordpress.com/2010/02/27/asuhan-keperawatan-
osteosarkoma/http://alam414m.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-askep-
osteosarcoma.html
http://agusnadianus.blogspot.com/2012/05/askep-osteosarkoma-agus-nadianus-s-
kep.html

22

Anda mungkin juga menyukai