Konsep Dasar Geografi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR GEOGRAFI

Pengertian dan Kajian Geografi


A. PENGERTTIAN GEOGRAFI

Oleh karena pelajaran geografi yang diajarkan disekoalh berkesan sebagai ilmu
yang hanya didapat dihafalkan oleh para siswa, seperti menghafal nama-nama
geografi nama negara, kota, sungai, gunung, dan nama-nama tempat lain di muka
bumi.

Sebagian orang juaga beranggapan bahwa geografi adalah segala aktifitas dan
perbuatan yang berhubungan dengan peta. Orang yang berpendapat demikian
karena orang yang mempelajari geografi harus mampu membuat peta, membaca
peta, dan harus bekerja sama dengan pihak-pihak yang berwenang dalam
pembuatan peta.

Pandangan lain berpendapat bahwa ahli-ahli geografis harus menulis dan


mendeskripsikan hasil perjalanannya. Orang yang berpendapat demikian karena apa
yang dibaca baik dalam cerita fiktif tentang petualang seorang pelayar yang
kemudian terdampar di suatu pulau yang tidak dikenal selanjutnya berjuang dan
akhirnya menjadi pengusaha perkebunan kopi di Brasil, dimana ia menceritakan
keadaan lokasi pulau, lingkungan pulau, dan bagaimana ia menyesuaikan, dan
menguasai pulau tersebut untuk dimanfaatkan bagi kehidupannya. Cerita atau
petualangan dari hasil perjalanan ke wilayah yang belum dikenal memberikan
kesan gagasan terhadap geografi adalah ilmu tentang wilayah atau tempat.

nama dan lokasi kota atau tempat adalah merupakan fakta bagi seorang ahli
geografi dan diasumsikan kedudukannya sama dengan “tanggal atau bulan dan
tahun” bagi ahli sejarah. fakta semacam ini merupakan bangunan blok dasar dari
subjek yang dipelajari, tetapi blok dasar bangunan ini bukanlah semata-mata subjek
geografi sendiri. peta yang menggambarkan dari sekumpulan data yang sejenis bagi
ahli geografi dipakai sebagai sumber referensi secara khusus. perbedaan tipe peta
tematik sangat penting artinya dalam penelitian geografi digabung bersama dengan
table, diagram, dan tulisa-tulisa laporan. seni visual dapat dikatakan lebih banyak
berhubungan dengan geografi bila dibandingkan dengan kelompok lain baik dalam
rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial maupun Ilmu Pengetahuan Alam . catatan hail
observasi selama dalam perjalanan dan catatan kerja lapangan merupakan data
esensial bagi ahli geografi. pengolahan dari hasil observasi yang cermat merupakan
suatu objek yang sangat penting dalam pendidikan geografi.

Adanya beberapa kesan tentang kandungan geografi yang dikemukakan diatas dan
dilihat perkembangan sejarah geografi dari masa yunani kuno sampai saat ini maka
menurut broek (1980) hakikat geografi ad 6 , yakni berikut ini :

1. geografi sebagai ilmu penegtahuan biofisik


pada akhir abad ke-19 , ketika Ilmu Pengetahuan, seperti geologi,meteorologi , dan
botani sudah mengalami perkembangan edemikian pesat maka ahli-ahli geografi
terpengaruh dan tertarik mengikuti metode-metode disiplin ilmu-ilmu tersebut.
kelemahan setelah geografi masuk ke kelompok Ilmu Pengetahuan Alam murni,
dimana mampu merumuskan hukum sebab akibat terhadap gejala – gejala dan
proses – proses fisik dipermukaan bumi secara general , tetapi tidak memasukan
unsur manusia.
2. geografi segai relasi hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam
konsep geografi yang yang masih berlaku dikalangan orang awam , yakni tujuan
geografi adalah menyingkap bagaimana lingkungan alam berpengaruh terhadap
konsisi tingkah laku manusia.
3. geografis sebagi ilmu ekologi manusia
keanekaragaman dikalangan para pengikut paham determinisme environmentalis
mendefinisikan geografi sebagai studi pengetahuan yang mempelajari hubungan
manusia dengan tempat tinggalnya.
4. geografis sebagai studi bentang lahan
paham ini bertentangan dengan pendapat jaum environmentalisme yang
mengatakan bahwa lingkungan alam lebih bersifat pasif dan masyarakat manusia
berperan aktif.
5. geografi sebagai studi penyebaran gejala dipermukaan bumi
pertanyaan yang pertama kali muncul dari seorang ahli geografi bila bertanya
tentang suatu apapun adalah Dimanakah sesuatu itu berada? penempatan lokasi
suatu benda atau penduduk didalm peta dinyatakan dengan pola-pola
penyebarannya.
6. geografi sebagai teori keruangan bumi
dalam perjalanan perkembangan pemikiran geografi dari waktu ke waktu
muncullah gagasan – gagasan agar ilmu geografi untuk menjadi semakin bersifat
ilmiah. ahli – ahli rasionalis pada abad ke-18 dan akhir abad ke-19 ahli
environmentalisme mempunyai gagasan agar geografi membentuk dan
memasukkan hukum – hukum atau dalil-dalil secara universal sehingga geografi
dapat diakui secara ilmiah. saaat ini ada gerakan-gerakan neo-rasionalis dikalangan
ahli geografi yang menginginkan agar geografi dimasukan kedalam kelompok ilmu
pengetahuan alam, dimana metode analisisnya dibantu dengan menggunakan
metode kuantitatif dan peraltan computer yang sangat canggih serta ditumpang oleh
yayasan-yayasan baik yang bersifat nasional maupun regional yang mendanai guna
pemhembangan ilmu pengetahuan yang bersifat eksakta. geografi selalu
menggabungkan deskripsi tempat-tempat tertentu dengan formulasi konsep-konsep
serta prinsip-prinsip umum. dipeerkuat oelh fondai-fondasi teorotik. oleh karena itu,
dengan adanya perkembangan teknik analisis matematika dan computer yang
digunakan untuk menganalisi penyebaran dan interaksi keruangan yang semakin
berkembang dengan pesat telah terjaring pada konsep-konsep interelasi. walaupun
arah perkembangan ini memunculkan kekhawatiran dikalangan ahli geografi yakni
akan membatasi cakrawala geografi pada abstraksi ilmu pengetahuan relasi
keruangan saja. pencarian hukum-hukum atau dalil-dalil yang bersifat umum pada
suatu tingkatan abstraksi tinggi akan segera berhadapan dengan akar geografi,
yakni akan menghilangkan atau mengabaikan ruang dan waktu yang merupakan
unsur pokok dalam geografi. geografi tidak berkaitan dengan hukum universal
keadaan sosial-ekonomi manusia yang bertempat tinggal disuatu planet yang
gersang.
B. KAJIAN MATERI GEOGRAFI
Kajian materi suatu imu kadang-kadang dipelajari oleh ilmu-ilmu yang lain
(objek material). sebagai contoh, antara geografi sosial dengan sosiologi , sama-
sama mempelajari kelompok manusia pada suatu tempat. antara geomorfologi
dengan geografi fisik mempelajari bentuk lahan, antara geografi ekonomi dengan
ekonomi yang sama – sama membahs kebutuhan manusia didalam lokasi tertentu.
hal yang membedakan antara satu dengan ilmu yang lain dalam hal memecahkan
masalahnya, yaitu sudut pandang satu ilmu dalam memecahkan masalah atau dalam
meberikan sejumlah alternative pemecahan masalah (objek normal). objek kajian
geografi sangat luas ( objek material) mencakup aspek fisik (lingkungan),aspek
manusia serta aspek hubungan manusia dengan lingkungan. objek material geografi
dapat mengenai : pemukiman,desa,kota,tempat pariwisata,daerah aliran
sungai,bentuk lahan,bentang datar,sumber daya,industri,kependudukan, wilayah
atau region,iklim,tanah,air, dan masih banyak lagi. sescara rigkas objek material
geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi dipermukaan bumi. objek
formal geografi adalah cara memandang dan cara berpikir terhadap objek material
tersebut dari segi geografi, yaitu segi keruangan , kelingkungan dan kompleks
wilayah. oleh sebab itu, geografi sebagai ilmu lebih dicirikan oleh objek formalnya,
metode pendekatan daripada objek materialnya.

Pendekatan Materi Geografi


Sebagaimana telah disinggung pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa dalam
perkembangannya, geografi cenderung akan kabur kehilangan “jati diri” : iya,
karena beberapa tokoh geografi terlena dan tertarik memasuki ilmu-ilmu lain yang
berfungsi sebagai penunjang. mereka dalam membahas dan memecahkan persoalan
geografis cenderung menggunakan pendekatan topical, seperti “welfare approach”,
“behavioral approach” ,”Marxist approach”, dan “conflict management approach”
(Yunus, H.sabari ,1997).
sebaliknya broek (1980) mengemukakan beberapa pendekatan yang digunakan oleh
beberapa ahli seperti “ humanistic approach”. adanya berbagai macam pendekatan
yang dikemukakan oleh berbagai ahli ini dan bisa mengaburkan jati diri geografi
maka disadari oleh ahli-ahli geografi untuk menggunakan pendekatan geografi
yang sama dan berfungsi sebagai pembeda dengan ilmu-ilmu yang lain. untuk
kepentingan tersebut dan diantara kepentingan lain maka diindonesia diadakan
seminar dan lokakarya yang diselenggarakan disemarang 1989 dan 1990 telah
disepakati pendekatan geografi ada tiga macam,yakni : pendekatan keruangan,
pendekatan ekologikal, dan pendekatan kompleks wilayah. ketiga pendekatan ini
akan kita bahas sesuai dengan pendapat Hagett (1975) dan dirujuk oleh bintarto dan
surastopo (1979).

A. PENDEKATAN KERUANGAN
dalam analisis kerungan dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik
(point data). data yang digolongkan kedalam data adalah ketinggian tempat, data
sampel bantuan, data sampel tanah, sedangkan data yang digolongkan kedalam data
bidang adalah data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang-
alang. meskipun dari demikian data dititik ini diperoleh data bidang. data dari
beberapa sampel tanah dari hasil pengeboran tanah dapat dipetakan dan ditentukan
batas-batasnya hingga diperoleh data bidang, yaitu data tentang penyebaran jenis
tanah tertentu.
selanjutnya anda dapat memahami pengertian dan fungsi tempat yang dikaji dari
kehidupan sosial,ekonomi dan budaya, hal ini perlu diketahui karena konsep tempat,
sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia di permukaan bumi. para ahli
geografi menjelaskan bahwa tempat merupakan suatu ruang di permukaan bumi
yang mempunyai karakteristik secara fisik dan manusia yang menempatinya. seriap
tempat di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang khusus dimana dapat
dibedakan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, oleh karena itu konsep
tempat dinamakan wilayah ( region ).
Dalam geografi ada dua pengertian wilayah, yaitu wilayah formal ( formal
region ) dan wilayah fungsional ( fungtional region ). Wilayah formal dapat
dibedakan dalam 2 pengertian, yaitu : pertama pengertian internasional, yakni
wilayah dapat meliputi beberapa negara yang mempunyai kesatuan alam dan
kesatuan manusia, sebagai contoh wilayah Asia Tenggara, Eropa Barat dan
Amerika Lait, dan wilayah lainnya di dunia yang menjadi satu kesatuan wilayah
kedua pengertian nasional yakni wilayah merupakan bagian dari negara, tetapi
bagian tersebut mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia sebagai contoh
wilayah timur Sumatra, wilayah utara jawa, dan sebagainya.
sedangkan wilayah fingsional adalah bagian dari permukaan bumi dimana
terdapat beberapa keadan alam yang berlawanan memungkinkan timbulnya
bermacam-macam kegiatan yang saling mengisi dalam kegiatan penduduknya.
Konsep tempat dalam pengertian wilayah dapat digunakan sebagai pendekatan
geografi, klasifikasinya adalah sebagai berikut.
1. Uniform Region

suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah geografi disebabkan adanya


keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, misalnya beberapa daerah
pertanian yang memiliki kesamaan iklim, luas, hidrologi, dan budaya. Contoh lain
wilayah perikanan tambak di pantai Utara Jawa antar tempat yang satu dengan yang
lain memiliki banyak kesamaan.

2. Nodal Region
suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang dihubungkan
melalui garis melingkar misalnya : Jakarta sebagai Ibukota Indonesia memiliki
beberapa pusat kegiatan penduduk maka untuk menghubungkan antar pusat
kegiatan tersebut digunakan jaring-jaring yang ada.
3. Generic Region
wilayah yang di klasifikasikan berdasarkan jenisnya sehingga fungsi
wilayah yang bersangkutan diabaikan misalnya wilayah iklim tropic, wilayah iklim
sedang, atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum, wilayah hutan
patai, dan wilayah perkebunan teh.
4. Specific Region
wilayah berdasarkan kekhususan sehingga merupakan daerah tunggal yang
mempunyai ciri-ciri tersendiri misalnya wilayah Waktu Indonesia Barat, Waktu
Indonesia Tengah, dan wilayah Waktu Indonesia Timur, contoh lain wilayah
fisiografi Jawa menurut Van Bem Melem dibagi menjadi 3 zona Utara, Zona
tengah, zona selatan.
dari uraian di atas kita dapat memberi simpulan bahwa fungsi tempat bagi
manusia adalah sebagai ruang hidup. ruang dalam hal ini ditafsirkan menurut 3
pendekatan yaitu : pertama pendekatan ekologis, ruang sebagai milieu yang berisi
sumber alam, kedua pendekatan spatial (keruangan) ruang sebagai space yakni
daerah atau kesatuan politis. Analisis pola-pola geografi memerlukan :
a. memahami peta, proyeksi, skala dan bagaimana foto itu direkaam
b. mengetahui metode statistic yang digunakan untuk memilah-milahkan
faktor yang dipakai untuk menjelaskan pola-pola geografi yang diamati.
c. memahami teknik-teknik penilaian yang mampu menjelaskan perubahan-
perubahan pola-pola geografis yang dinamis.

pentingnya peta dalam memperoleh informasi seperti cepatnya pertumbuhan


penduduk di permukaan bumi ini dan berkembangnay kehidupan modern yang
serba komleks, untuk mendapat sumber-sumber yang trsedia. Hal ini mendorong
kita berfikir perlunya study yang detail tentang lingkunan fisikal dan sosial mulai
dari masalah kependudukan sampai ke masalah lingkungan, dan polusi serta produk
bahan makanan sampai ke sumber sumber energy. Pakar geografi, pakar geologi,
sejarawan, pakar ekonomi, dan pakar-pakar ilmu lain telah menyadari bahwa suatu
peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan dan sangat diperlukan.
suatu peta berskala besar yang menggambarkan detail suatu daerah sempit, dapat
mencerminkan bentuk lahan,aliran sungai vegetasi,pola pemukiman,jalan-
jalan,keadaan geologi dan banyak detail-detail lainnya, yang kesemuanya ini
memungkinkan kita melihat saling ada hubungan,yang diperlukan untuk
perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan secara ilmiah.
peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas,hal tersebut dapat
menunjukan daerah bahaya banjir , erosi tanah, penggunaan lahan, penyebaran
penduduk, iklim, dan sebagainya. kesemuanya itu sangat penting untuk memahami
masala-masalah dan potensi sesuatu daerah.
beberapa contoh fungsi peta sebgai berikut :
fungsi peta sebagai perencanaan regional
a. untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari
suatu daerah.
b. sebagai suatu alat menganalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan
c. sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan
d. sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
peta dapat diklasifikasikan menurut penggunanya, skala, dan kenampakan dari peta.
klasifikasi peta ada 3 kelompok , yaitu : pertama peta topografi memberikan
gambaran umum mengenai permukaaan lahan (termasuk peta perencanaan dan
geografi) kedua chart dan peta jalan disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam
navigasi (untuk navigasi dan orientasi) dan ketiga peta-peta tematik pada akhir-
akhir ini semakin penting dalam kaitannya dengan menunjukannya tema-tema
tertentu ( menampilkan satu tema khusus atau lebih)
untuk membaca peta kita perlu memahami skala dari peta yang dapat diartikan
sebagai perbandinga jarak antara dua titik sembarang dipeta dengan jarak horizontal
kedua titik itu dipermukaan bumi (dengan satu ukuran yang sama) , adapun macam-
macam peta adalah sebagai berikut :
a. skala angka/ skala pecahan
skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan
contoh :
1. skala angka ( numeric scalae ) -------- 1:50.000
hal ini menunjukan bahwa satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000
satuan jarak horizontal dipermukaan bumi. jadi 1 cm di peta mewakili
50.000 cm dimedan (500m) atau ½ km.
2. skala pecahan (representative fraction ) = RF ---------- 1:50.000
1 inchi mewakili 50.000 atau 50.000/63.360 mile
b. skala yang dinyatakan dengan kalimat
pada peta-peta uang tidak mengunakan satuan pengukur metrik ( misalnya
peta-peta di Inggris),pernyataan skala dengan kalimat sering dilakukan
contoh:
1 inchi to one mile = 1:63.660
1 inchi to two miles = 1:126.720
tetapi cara ini,biasanya sebagai tambahan disamping cara-cara yang lain
c. skala grafis ( graphical scale line) dari sekala angka 1: 50.000, menjadi skala
grafis adalah sebagai berikut
untuk menentukan panjang dari skala grafis, dapat digunakan rumus sederhana
sebagai berikut

𝑀𝐷
S= , dimana S = skala, sebagai suatu pecahan misalnya 1:25.000
𝐺𝐷

MD = jarak pada peta

GD = jarak dilapangan

contoh : pada peta skala 1:25.000, tentukan panjang skala grafis yang
mencerminkan jarak 4 km dilapangan.
B. PENDEKATAN EKOLOGI

pendekatan ini lebih menekankan keterikatan antara fenomena geosfer tertentu


dengan variable lingkungan yang ada bukan eksistensi keruangan. pengertian
analisis ekologi hendaknya tidak diartikan secara sempit, sebagai suatu bentuk
hubungan antara mahluk hidup dengan “natural environment” saja, tetapi harus
pula dikaitkan dengan ( 1 ) “ phenomenal environment “ yang didalamnya terliput
“behavioural environment “ yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai
geografis serta kesadran akan lingkungan. pembagian lingkungan geografi menurut
kirk (1963) dalam bukunya yang berjudul “geografi” its history and consepts”, holt-
jensen (1982) menganggap bahwa analisis ekologi dalam geografi identic dengan
“regional geografi based on homogeneous region “

berasal dari beberapa hasil penelitian dan tulisan tentang persefsi dan aspirasi
penduduk korban bencana gunung merapi, seperti alip sontosudarmo (1996) , hadi
sabari yunus (1996) , subiyakto (1996) , lukas sasongko prayoga (1991) dan
marhadi s.k (1999) maka akan dirangkum dalam suatu bagan yang menggambarkan
suatu contoh pendekatan ekologi yang digunakan sebagai model penelitian biografi
dan pengajaran geografi. dalam pendekatan ini digunakan unsur-unsur lingkungan
yanga berpengaruh terhadap persefsi dan aspirasi penduduk. secara garis besar
tergambar dalam

Gambar 5.2
Berdasarkan bagan tersebut ada dua unsur lingkungan geografik yang
mempengaruhi persepsi dan aspirasi penduduk mengapa mereka bertahan ditanah
kelahirannya.

1. Lingkunan Fenomena/Gejala Fisik


Lingkungan ini meliputi (a) iklim yang menguntungkan sehingga mampu untuk
mendukung bagi usaha pertanian dan peternakan (b) tanah yang subur tercermin
dari berbagai macam jenis tanaman yang tumbuh di kawasan ini. (c) pola pengairan
yang cukup baik dimana diketemukan sumber-sumber mata air yang mampu
mencukupi kebutuhan penduduk (d) flora pegunungan yang terdiri dari hutan,
semak belukar, dan tanaman-tanaman budidaya masyarakat. (e) lokasi bencana
alam hanya terbatas pada daerah aliran awan panas dan lahar dingin, dan bantaran
sungai. (f) tipe bencana alam dianggap oleh penduduk tidak selalu terjadi sepanjang
tahun, hanya kadang-kadang saja, dan (g) pola penyebaran penduduk bergerombol
menyesuaikan bentuk lahan dan jalan.

2. Lingkungan Tingkah Laku


Lingkungan ini terdiri dari (a) kepercayaan masyarakat setrempat, bahwa Gunung
Merapi merupakan kerajaan yang diperintah oleh makhluk-makhluk halus, yakni
Empu Romo dan Permadi. Kerajaan Gunung Merapi ini masih ada kaitannya
dengan Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono di
Yogyakarta dan Keraton laut Pantai Selatan, yang dipimpin Ratu Kidul. Penduduk
menganggap mereka bagian dari kerajaan terebut, masyarakat percaya penguasa
keratin ini akan memberitahukan apabila bencana akan melanda mereka sehingga
penduduk dapat mengungsi ke tempat aman. (b) Organisasi sosial penduduk di
kawasan ini biasanya mengikat pada kehidupan bersama. (c) agama yang diannut
oleh penduduk setempat oleh penduduk setempat pada umumnya beragama Islam,
tetapi mereka lebih percaya pada makhluk-makhluk halus yang memerintah
Gunung Merapi dan mereka sangat patuh pada kepercayaan tersebut sehingga
larangan yang berkaitan dengan penghuni gunung Merapi ini mereka tak berani
melanggar. (d) aktifitas pekerjaan penduduk, umumnya mereka sebagian besar
sebagai petani dan merangkap memelihara kambing dan sapi. (e) ikatan
kekerabatan, kehidupan penduduk di daerah ini sangat kuat tali kekerabatannya,
sesuai dengan Pepatah Jawa “mangan tidak mangan kumpul”. (f) penyuluan
transmigrasi yang tidak tepat, keengganan penduduk meninggalkan desa tempat
tinggalnya melalui program transmigrasi diakibatkan ketidaktahuan mereka tentang
kondisi daerah tujuan, yang dikhawatirkan tidak seuai dengan mereka harapkan dan
apabila mereka meninggalkan daerah kelahirannya maka mereka khawatir
kehilangan ikatan kekerabatan dan keramah-tamahan alam Gunung Merapi yang
mem=nyenangkan bagi kehidupan mereka.
3. Persepsi dan Aspirasi Penduduk Terhadap Bencana Alam Gunung Merapi
Persepsi dan aspirasi penduduk terhadap bencana alam gunung merapi bagi mereka
adalah tidak merugikan dan tidak membahayakan karena dianggap sebagai takdir
dan bahkan memberikan berkah kepada mereka karena akan menyuburkan tanah
pertanian mereka/warga desa yang melanggar tata aturan peradatan yang diyakini
penduduk. Bagi mereka yang patuh, tunduk dan menghormati kepercayaan
terhadap penguasa Gunung Merapi akan selamat, sebaqliknya bagi mereka yang
melanggar atau menentang kepercayaan tersebut akan diambil sebagai tumbal
penguasa Merapi. Disamping kuatnya unsur kepercayaan tersebut, secara nyata
disadari atau tidak disadari Gunung Merapi telah menyediakan sumber daya alam
yang bersifat ekonomi menyebabkan penduduk setempat mampu memenuhi
kebutuhan sehari-hari termasuk dalam infestasi dalam pendidikan anak-anaknya.
keadaan semacam ini mengakibatkan semakin mantap kehidupan mereka karena
adanya keterkaitan mereka antara penduduk setempat dengan lingkungan tempat
tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan kegotong-royongan antarwarga.

C. PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH DAN PRESENTASI PETA

Kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi disebut analisis


kompleks. pada analisis ini wilayah-wilayah akan dihampiri dengan pengertian
areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antara wilayah akan
berkembang karena pada hakikatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yng lai,
oleh karena itu permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut.
Di bawah ini akan diberikan contoh tentang analisis kompleks wilayah sebagai
model penelitian geografi dan pengajaran geografi mengenai perancangan wilayah
dalam rangka penyiapan pemukiman transmigrasi yang dilakukan oleh Ruslan
Diwiryo (dalam bintaro, Surastopo, 1979), salahsatu contoh perancangan wilayah
untuk transmigrasi adalah sebagai berikut :
Dalam perencanaan ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
1. Identifikasi wilayah potensial di wilayah-wilayah luar Jawa yang memenuhi
persyaratan minimum tingkat kesuburan tanahnya dengan kemiringan permukaan
bumi maksimal 8%.
2. Identifikasi bagian-bagian wilayah menurut tingkat aksebilitas berdasarkan (a) hasil
(1) dan (b) analisis tingkat aksebilitas.
3. perumusan untuk perancangan umum untuk 20 tahun berdasarkan : (a) hasil (2),
yang dikelompokan menurut konsep struktur pengembangan wilayah/satuan
wilayah pembangunan, (b) optimasi program 20 tahun-tahap 1 koordinasi dengan
sektor lain.
4. perumusan program 5 tahun berdasarkan (a) hasil (3) dan (b) sasaran program
transmigrasi 5 tahun-tahap II koordinasi dengan sektor lain.
5. penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 berdasarkan hasil (4)
6. Perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman berdasarkan (a) hasil (5) dan (b)
standar tata permukiman I – tahap III koordinasi dengan sektor lain.
7. Penyediaan pesta topografi detail berskala 1 : 2.000 hingga 1 : 5.000 berdasarkan
hasil (6).
8. penyelesaian rencana tata permukiman detail berdasarkan : (a) hasil (7) dan (6)
serta (b) bstandar tata permukiman II tahap IV Koordinasi dengan sektor lain. Luas
wilayah (8) lebih kurang hanya 30% dari luas wilayah.

Pada rancangan Persiapan pemukiman transmigrasi diatas tampak. antara lain


adanya 2 aspek, yaitu penyebaran fenomena dalam ruang dan kemungkinan adanya
interaksi antara manusia dan lingkungannya yang sebaik mungkin. Berdasarkan
pendekatan ketiga pendekatan geografi yang dikemukakan oleh Hagget dalam
kenyataan peraktik di lapangan, khususnya dalam penelitian geografi terutama
dengan menggunakan model penempatan ketiga yakni komplek sulit dilaksanakan.
Oleh sebab itu Wichhart (1975) mencoba membuat perencanaan organisasi kajian
geografi supaya geografi sebagai ilmu sintesis dapat dipraktikan sebagaimana yang
dimaksudkan oleh haggett.

presentasi peta

dalam konteks pemahaman tentang wilayah anda dapat mengetahui dan


menyebarkan informasi yang berguna, manusia telah mengembangkan beberapa
metode dan keterampilan tertentu untuk dapat melekukannya. Beberapa metode
komunikasi adalah bahasa tulis menulis (literacy), bahasa lisan (articulasi), dan
penggunaan angka-angka (numeracy).

Sedangkan yang digunakan untk komunikasi yang menggunakan cara grafis


disebut grahycacy, terdiri dari berbagai teknik mulai dari pengguna topografi,
sampai ke peta, grafik dan bagan.

suatu system komunikasi, dengan cara apapun mempunyai hal yang sama,
komunikasi mempunyai jaringan yang sama, yaitu secara sederhana terdiri dari :

a. sunber (source of information)


b. salurann yang menyalurkan informasi tersebut (chanel)
c. orang yang menerima informasi itu (recipient)

Menurut bentuk simbol dapat dikelompokan menjadi simbol titik, simbol


garis dan simbol bidang. sedangkan wujud simbol dalam dalam kaitannya dengan
unsur yang digambarkan dapat dibedakan abstrak, setengah abstrak, dan nyata atau
pictorial.

simbol pictorial adalah suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada
kemiripan dengan unsur yang digambarkan.

contoh :

Anda mungkin juga menyukai