Anda di halaman 1dari 4

Patologi Cidera kepala

Pengertian Menurut Brain Injury Assosiation of America, 2006.


Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat congenital ataupun
degenerative sehingga dapat menyebabkan serangan / benturan fisik dari luar dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran shg menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik.

Etiologi
Menurut Ginsberg, 2007 :
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Jatuh
c. Trauma benda tumpul
d. Kecelakaan kerja
e. Kecelakaan rumah tangga
f. Kecelakaan olahraga
g. Trauma tembak dan pecahan bom

Patofisiologi
Menurut Tarwoto (2007) , di golongkan menjadi 2 yaitu :
a. cedera kepala primer Kerusakan akibat langsung trauma kontusio, laserasi, fraktur tulang
tengkorak
b. cedera kepala sekunder Kerusakan dari cedera primer yang berkelanjutan melampaui batas
kompensasi ruang tengkorak Gg. Pernafasan, Udema otak, stres

Klasifikasi Cidera Kepala


Cedera kepala dapat diklasifikasikan dalam berbagai aspek yang secara deskripsi dapat
dikelompokkan berdasarkan :
1. Mekanisme
a). Cedera kepala tumpul.
Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh/pukulan
benda tumpul.
b). Cedera tembus.
Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan.

2. Morfologi,
Cedera kepala menurut (Tandian, 2011). Dapat terjadi diarea tulang tengkorak yang meliputi:
a. Laserasi kulit kepala
b. Fraktur tulang kepala
c). Cedera kepala di area intrakranial
a. Fokal
b. Difus

a). Laserasi kulit kepala


Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu;
1. Skin (kulit),
2. Connective tissue (jaringan penyambung),
3. Aponeurosis (galea aponeurotika),
4. Loose conective tissue (jaringan penunjang longgar)
5.Pericranium
Kulit kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga perdarahan akibat laserasi akan
menyebabkan perdarahan.

b. Fraktur tulang kepala


Fraktur tulang tengkorak berdasarkan pada garis fraktur dibagi menjadi :
1). Fraktur Linier = bentuk garis, tidak terdapat fragmen fraktur yang masuk kedalam rongga
intrakranial
2). Fraktur diastatis = terpisahnya satu sutura atau lebih, sering terjadi pada bayi dan balita
karena sutura2 belum menyatu pada dewasa sering terjadi hematom epidural
3). Fraktur Depresi = penekanan pada duramater dan jaringan otak
4). Fraktur komunitif = terjadinya lebih dari satu fragmen dalam satu area fraktur.
5). Fraktur Dasar Tengkorak = terjadi di dasar tengkorak, khususnya pd fossa anterior,
medial dan posterior sehingga Fraktur dapat dalam bentuk salah satu linear, komunitif atau
depresi.

3. Cedera kepala di area intrakranial


a. Cedera otak fokal (Perdarahan),meliputi :
1. Epidural hematoma
adanya darah di ruang epidural yaitu ruang potensial antara tabula interna tulang tengkorak
dan durameter. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang paling
sering yaitu dilobus temporalis dan parietalis. Tanda dan gejala adalah Penurunan tingkat
kesadaran, nyeri kepala, muntah, kejang, hemiparesis.
2. Subdural hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik.
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena/jembatan vena yang biasanya terdapat
diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam –
hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan. Tanda dan
gejala adalah nyeri kepala, bingung, mengantuk, berfikir lambat, kejang dan edema pupil.
3. Intracerebral hematoma
Perdarahan di jaringan otak karena gaya akselerasi dan deselerasi akibat trauma yang
menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak.
Tanda dan gejala adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
4. Subarahnoit traumatika hematoma
Perdarahan didalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan permukaan
otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang Tanda dan gejala adalah Nyeri kepala heba,
penurunan kesadaran, hemiparese, kaku kuduk.

b. Cedera otak difus meliputi :


1. Kontusio cerebri
kerusakan parenkimal otak yang disebabkan karena efek gaya akselerasi dan deselerasi
Lokasi kontusio yang begitu khas adalah kerusakan jaringan parenkim otak yang berlawanan
dengan arah datangnya gaya yang mengenai kepala.
2.Edema cerebri
Adanya gangguan vaskuler akibat trauma, tidak tampak adanya kerusakan parenkim otak
namun terlihat pendorongan hebat pada daerah yang mengalami edema.

3.Iskemia cerebri
suplai aliran darah ke bagian otak berkurang /terhenti. Kejadian iskemia cerebri berlangsung
lama (kronik progresif) dan disebabkan karena penyakit degeneratif pembuluh darah otak

Cedera kepala gangguan neurologis sesuai area lesinya (Judikh Middleton, 2007) meliput:
1.Lobus frontal
•Kelumpuhan
•Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan rumit
•Berkurangnya perilaku sosial dan interaksi dengan orang lain
•mudah emosional
•Ketidakmampuan dalam berpikir (lambat,kehilangan memory)

2. Lobus Pariental
•Ketidakmampuan untuk menghadirkan lebih dari satu obyek pada waktu yang
bersamaan
•Ketidakmapuan untuk memberi nama sebuah obyek (anomia) dan Kesulitan
menggambar obyek
•Ketidakmampuan untuk melokalisasi kata-kata dalam tulisan (agraphia)
•Gangguan dalam membaca (alexia)
•Kesulitan membedakan kiri dan kanan
•Penurunan kesadaran pada bagian tubuh
•Kesulitan koordinasi mata dan tangan

3. Lobus oksipital
•Gangguan pada penglihatan
•Kesulitan melokalisasi obyek di lingkungan
•Kesulitan mengenali warna (aknosia warna)
•Terciptanya halusinasi
•Ilusi visual-ketidakakuratan dalam melihat obyek
•Kesulitan mengenali obyek yang bergambar
•Ketidakmampuan mengenali gerakan dari obyek
•Kesulitan membaca dan menulis

4. Lobus Temporal
•Kesulitan mengenali wajah (prosoprognosia)
•Kesulitan memahami ucapan (afasiawernicke)
•Gangguan perhatian selektif pada apa yang dilihat dan didengar
•Hilang ingatan jangka pendek
•Gangguan memori jangka panjang Peningkatan perilaku agresif

5. Batang otak
•Penurunan kapasitas vital dalam bernapas,
•Kesulitan dalam bersosialisasi trhdp lingkungan
•Masalah dalam keseimbangan dan gerakan
•Sakit kepala dan mual (vertigo)
•Kesulitan tidur (insomnia)

6. Cerebellum
•Kehilangan kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan halus
•Kehilangan kemampuan berjalan
•Ketidakmampuan meraih obyek
•Bergetar (tremors)
•Sakit kepala (vertigo)
Ketidakmampuan membuat gerakan cepat

Berdasarkan BERATNYA Cidera Kepala :


Penilaiannya berdasarkan skor GCS (Glasgow Coma Scale):
1. Cedera Kepala Ringan
•GCS 13 – 15
•Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.
•Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.
2. Cedera kepala Sedang
•GCS 9 – 12
•Kehilangan kesadaran dan amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.
•Dapat mengalami fraktur tengkorak.
3. Cedera Kepala Berat
•GCS 3 – 8
•Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
•meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

Komplikasi Cedera Kepala


1.Koma
2.Kejang
3.Infeksi
4.Hilangnya kemampuan kognitif

Diagnosis
1.Anamnesis -> mekanisme cidera
2.Pemeriksaan Fisik -> Vital sign
3. Pemeriksaan Penunjang -> Rongen, MRI, CT Scan

Anda mungkin juga menyukai