Anda di halaman 1dari 10

“ ILMU DAN KEBUDAYAAN ”

makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas Filsafat Ilmu

Disusun Oleh

Kirana Hamida (1205618015)

Nabila Qurrota A’yun (1205618024)

Syarifa Fauza Nazila (1205618101)

Lutfiah Maharani (1205618078)

Dosen Pengampu,

Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kebenaran, dimana di dalamnya terkandung ilmu:
matematika, logika, retorika, etika, politik, ekonomi dan estetika. Dengan kata
lain filsafat itu menyelidiki sebab dan azas tentang segala sesuatu.
Berdasarkan atas pendapat diatas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat
merupakan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia dan merupakan wadah
dari segala sumber ilmu, yang mana didalamnya membahas atau mempelajari
sebab dan akibat dari segala sesuatunya yang di kupas secara mendalam dan
merupakan upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan
manusia di dunia.
Manusia merupakan Objek dari filsafat. Masyarakat yang merupakan
Kumpulan sekian banyak manusia atau individu besar ataupun kecil yang diikat
oleh adat istiadat, suku bahkan ras yang hidup secara berdampingan. Sudah
menjadi hal yang tak bisa disangkal lagi bahwa manusia adalah mahluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu membutuhkan bantuan dari orang
lain baik itu berupa bantuan materi maupun bantuan yang berupa jasa.
Manusia berkelompok mulai dari yang terkecil sampai ke yang terbesar mulai
dari satu kelompok, suku,pulau, bangsa, negara bahkan mendunia. Sebenanya
dalam satu kelompok, masyarakat itu memiliki banyak kesamaan dan perbedaan,
baik itu dalam hal kebiasaan,adat budaya dan sebagainya. Apalagi negara
Indonesia yang kaya yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang mempunyai
keanegaragaman budaya yang berkembang dan sangat dominan . Dimana
kebudayaan-kebudayaan itu menjadikan negara Indonesia negara yang sangat
kaya.
Bersamaan dengan berkembangan budaya yang ada didunia, bersama itu
pula Ilmu pengetahuan mengalami pekembangan. Karena setiap perkembangan
yang terjadi itu tidak lepas dari pemahaman manusia yang mengalami
perkembangan dan perubahan menuju kebudayaan yang lebih baik lagi.
Perkembangan Budaya yang sangat cepat ini akan mengundang orang-orang yang
fanatik terhadap kebudayaan untuk menghentikannya.
Dengan kata lain, teknologi merupakan jembatan
ampuh antara kebudayaan, suku, dan bangsa. Akan tetapi perdamaian antar
bangsa (umat manusia) bisa saja dibahayakan oleh bangsa yang berlomba-lomba
untuk mengadu kekuatan hasil dari tekhnologi modern yang dimiliki mereka,
yang bisa mengundang perang dunia dahsyat dan meghancurkan peradaban yang
telah dicapai.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam Penulisan makalah ini kamai akan mencoba mengkaji dan membahas
tentang ilmu dan kebudayaan dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi dari ilmu dan kebudayaan?
2. Bagaimana peranan kebudayaan dalam pendidikan?
3. Bagaimana Peranan Ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan?
4. Apa saja dua pola kebudayaan?

C. TUJUAN
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan untuk :
1. Mengetahui definisi dari ilmu dan pengetahuan
2. Mengetahui peranan kebudayaan dalam pendidikan pendidikan
3. Mengetahui peranan ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan
4. Mengetahui dua pola kebudayaan
BAB II

PEMBAHASAN

1. ILMU DAN KEBUDAYAAN


1.1 PENGERTIAN ILMU DAN KEBUDAYAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu itu memiliki arti pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis berdasarkan metode atau aturan
tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam
bidang ilmu pengetahuan.
Sedangkan menurut Suria Sumantri (2001:3), ilmu itu merupakan salah satu
hasil pemikirian manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul
Freedman dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai
suatu bentuk aktivitas manusia yang apabila melakukannya kita memperoleh suatu
pengetahuan yang lebih lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang
lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk
beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifat - sifatnya sendiri.
Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
ilmu adalah seperangkat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang
memiliki metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia
dapat bermanfaat bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa
sekarang dan dimasa yang akan datang.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang dapat diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Di dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yang memiliki
arti mengolah atau mengerjakan. Bisa juga diartikan sebagai usaha mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
Dibawah ini kami cantumkan beberapa pengertian budaya menurut para ilmuan
antara lain :
A. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan satu keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan - kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
B. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan itu mencakup kesatuan yang meliputi bentuk teknologi sosial,
ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan
sosial.
C. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ide/gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
D. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah
bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun
kelompok.
E. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua
masyarakat.
F. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
G. Francis Merill
Pola - pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi sosial. Semua perilaku dan
semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang
ditemukan melalui interaksi simbolis.
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, yang terdapat dalam kehidupan sehari - hari,
yang bersifat abstrak atau nyata. Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya
adalah benda - benda yang merupakan hasil karya yang dibuat oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku dan benda - benda yang
sifatnya nyata, misalnya pola - pola perilaku atau tingkah laku, bahasa sehari -
hari, peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi sosial, religi, seni,
adat istiadat dan lain - lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2. KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN


Allport, Vernon, dan Lindzey(1951) mengidentifikasikan enam nilai dasar
dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama.
Yang dimaksudkan dengan nilai teori adalah hakikat penemuan kebenaran lewat
berbagai metode seperti rasionalisme, empirisme, dan metode ilmiah. Nilai
ekonomi mencakup kegunaan dari berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi - segi artistik
yang menyangkut antara lain, bentuk, harmoni, dan wujud kesenian lainnya yang
memberikan kenikmatan kepada manusia. Nilai sosial berorientasi kepada
hubungan antar manusia dan penekanan segi - segi kemanusiaan yang luhur. Nilai
politik berpusat pada kekuasaan dan pengaruh baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun dunia politik. Sedangkan nilai agama merengkuh
penghayatan yang bersifat mistik dan transdental dalam usaha untuk mengerti dan
memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi.
Alisjahbana mengkaji kebudayaan Indonesia dalam publikasinya
Perkembangan Kebudayaan Indonesia dari Jurusan Nilai - Nilai. Berdasarkan
penggolongan tersebut maka masalah pertama yang dihadapi oleh pendidikan
adalah menetapkan nilai - nilai budaya apa saja yang harus dikembangkan dalam
diri kita. Hal ini harus dilakukan oleh dua hal yakni, pertama, nilai - nilai budaya
yang kurun zaman dimana kita hidup dan kedua, usaha pendidikan yang
sistematis dan dasar yang mengharuskan kita untuk lebih ekspilit dan definitive
tentang hakikat nilai - nilai budaya tersebut.
Untuk menentukan nilai - nilai mana yang patut mendapatkan perhatian
kita sekarang ini maka pertama kali kita harus dapat memperkirakan skenario dari
masyarakat kita di masa yang akan datang, skenario masyarakat Indonesia di
masa yang akan datang tersebut memiliki indikator dan karakteristik sebagai
berikut :
(1) Memperhatikan tujuan dan startegi pembangunan nasional kita maka
masyarakat Indonesia akan beralih dari masyarakat yang rural agraris
menjadi masyarakat modern yang urban dan bersifat industry, serta
(2) Pengembangan budaya kita ditujukan ke arah perwujudan peradaban
yang bersifat khas berdasarkan filsafat dan pandangan hidup bangsa
Indonesia, yakni Pancasila.

3. ILMU DAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN


Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari
kebudayaan. Kebudayaan disini merupakan seperangkat sistem nilai, tata hidup, dan
sarana bagi manusia dalam kehidupannya. Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan
yang mencerminkan aspirasi dan cita - cita suatu bangsa yang diwujudkan dengan
kehidupan bernegara. Pengembangan kebudayaan nasioanal merupakan bagian dari
kegiatan suatu bangsa, baik disadari atau tidak maupun dinyatakan eksplisit atau tidak.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling
mempengaruhi. Pada satu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung
dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan
mempengaruhi jalan nya kebudayaan. Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional
ilmu mempunyai peranan ganda. Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang
mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu
merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat dilepaskan dari
pengembangan ilmu. Langkah - langkah yang dilakukan untuk meningkatkan peranan
keilmuan :
A. Ilmu Sebagai Suatu Cara Berfikir
Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Berpikir bukan satu - satunya cara dalam
mendapatkan pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu - satunya produk dari kegiatan
berfikir. Ilmu merupakan produk dari proses berfikir menurut langkah - langkah tertentu
yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah.

Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan -


persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut pada hakikatnya mencakup dua kriteria utama
yakni, pertama, berfikir ilmiah harus mempunyai alur jalan pikiran yang logis dan kedua,
pernyataan yang bersifat logis tersebut harus didukung oleh fakta empiris

A. Ilmu Sebagai Moral


Ilmu merupakan kegiatan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan yang benar,
atau secara lebih sederhana, ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Kriteria
kebenaran dalam ilmu adalah jelas sebagaimana dicerminkan oleh karakteristik berfikir.
Kriteria kebenaran ini hakikatnya bersifat otonom dan terbebas dari struktur kekuasaan
diluar bidang keilmuan.
B. Nilai - Nilai Ilmiah dan Pengembangan Kebudayan Nasional
Sampailah kita kepada tujuh nilai yang terpancar dari hakikat keilmuan yakni
kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran, dan pengabdian
universal. Dalam pembentukan karakter, bangsa yang modern akan menghadapi berbagai
permasalahan dalam bidang politik, ekonomi, kemasyarakatan, ilmu/teknologi, dan
pendidikan yang membutuhkan pemecahan masalah secara kritis, rasional, logis,
obyektif, dan terbuka.
C. Peningkatan Peranan Keilmuan
Sekiranya bisa diterima bahwa fatwa ilmu bersifat mendukung pengembangan
kebudayaan nasional. Mesti disadari bahwa keadaan masyarakat kita sekarang masih jauh
dari tahap masyarakat yang berorientasi kepada ilmu. Bahkan dalam masyarakat yang
telah terdidik pun ilmu masih merupakan koleksi teori - teori yang bersifat akademik
yang sama sekali tidak fungsional dalam kehidupan sehari - hari. Maka diperlukan
langkah - langkah yang sitemik dan sistematik untuk meningkatkan peranan dan kegiatan
keilmuan yang pada pokoknya mengandung beberapa pemikiran sebagaimana tercakup :
- Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan
- Ilmu merupakan salah satu cara dalam menemukan kebenaran
- Asumsi dasar dari semua kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah rasa
percaya terhadap metode yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut
- Pendidikan keilmuan harus sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral
- Pengembangan bidang keilmuan harus disertai dengan pengembangan dalam
bidang filsafat terutama yang menyangkut keilmuan.
- Kegiatan ilmiah haruslah berisfat otonom yang terbebas dari kekangan
struktur kekuasaan.

4. DUA POLA KEBUDAYAAN


Ada dua pola kebudayaan yang terbagi kedalam ilmu - ilmu alam dan ilmu -
ilmu sosial. Raiso de’etre yang menjadi argumentasi pembagian jurusan ini adalah asumsi
yang pertama mengemukakan bahwa manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam
pendidikan matematika yang mengharuskan kita mengembangakan pola pendidikan yang
berbeda pula. Asumsi yang kedua adalah yang menganggap bahwa ilmu sosial kurang
memerlukan pengetahuan matematika. Asumsi kedua ini sekarang ini tidak relevan lagi
karena pengembangan ilmu sosial membutuhkan bakat - bakat matematika yang baik
untuk menjadikannya pengetahuan yang bersifat kuantitatif.
Dalam buku The Two Cultures karya C. P. Snow menyebutkan bahwa terdapat
dua pola kebudayaan dalam tubuh masyarakat (negara Barat) yakni ilmuwan dan non -
ilmuwan. Hal ini bisa ditemukan juga dalam negara !ndonesia. Di Indonesia bidang
keilmuan masih terbagi menjadi ilmu alam (eksakta) dan ilmu sosial. Pembagian ilmu
tersebut membuat masyarakat menjadi lebih terkotak - kotak dalam belajar. Pendidikan di
Indonesia pun cenderung mendukung dua kebudayaan tersebut. Padahal dalam kehidupan
masyarakat kedua ilmu ini saling berkaitan dan sama - sama dibutuhkan.
Kita mengetahui bahwa kedua ilmu tersebut mempelajari hal yang berbeda secara
teknis namun pada dasarnya yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari
kedua ilmu tersebut adalah sama. Metodologis yang digunakan dalam karya ilmiah tidak
dibedakan antara ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam mempelajari gejala - gejala alam
yang nampak di sekitar kita obyeknya pun cenderung tetap. Hal ini berlainan dengan ilmu
sosial yang mempelajari lingkungan di sekitar namun obyeknya belum tentu sama karena
dipengaruhi oleh adat dan kebudayaan pada masing - masing lingkungan.
Ilmu sosial lebih berkembang dari segi kualitatifnya sedangkan ilmu alam lebih
cepat berkembang dari segi kuantitatifnya. Contohnya dalam pengukuran emosi
seseorang tidak bisa dilakukan secara kuantitatif tapi harus secara kualitatif. Sedangkan
pengukuran bertambah panjangnya suatu besi dapat diukur secara kuantitatif.
Tujuan dari dipelajarinya suatu ilmu adalah untuk mencari penjelasan dari gejala
- gejala yang sering kita temukan dan mengetahui hakikat suatu obyek yang dihadapi.
Pengetahuan tentang ilmu tersebut membuat kita mengerti, sehingga dapat memberikan
kita alat untuk menguasai suatu masalah tersebut. Hal ini berlaku untuk ilmu alam
maupun ilmu sosial.
Adanya dua kebudayaan yang terbagi dalam ilmu alam dan ilmu sosial terdapat
di Indonesia. Dalam dunia pendidikan seringkali ilmu alam dianggap lebih mempunyai
prestise daripada ilmu sosial. Anggapan seperti ini dapat menyebabkan hambatan
psikologis dan intelektual bagi pengembangan keilmuan di negara kita. Terkotaknya
bidang ilmu tersebut sering dilihat dari aspek matematikanya.
Aspirasi yang sering dikemukakan oleh raison djetre yang pertama, yaitu manusia
mempunyai perbedaan bakat dalam pendidikan matematika yang mengharuskan kita
mengembangkan pola pendidikan yang berbeda pula. Yang kedua ilmu - ilmu sosial yang
kurang pengetahuan matematika dapat menjuruskan keahliannya di bidang ini. Asumsi
tersebut tidak sepenuhnya benar karena berpikir secara matematik tidak dapat terlepas
dari kehidupan manusia secara keseluruhan. Hakikat dari pendidikan matematika yang
pertama pengetahuan yang disampaikan lewat analisis matematika pada umumnya
merupakan kesimpulan dari penalaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan Ilmu adalah bagian terpenting
dalam membangun dan mengembangkan kebudayaan nasional di suatu negara. Ilmu dan
kebudayaan memiliki hubungan ketergantungan yang tidak dapat dipisah - pisahkan bagaikan
mata koin yang terdiri dari dua sisi yang saling melengkapi. Kebudayaan yang ada dan berlaku di
masyarakat harus dilandasi oleh ilmu, agar kebudayaan yang ada tersebut dapat berkembang
seperti yang seharusnya. Sebaliknya, ilmu itu tidak akan dapat berkembang tanpa diiringi oleh
kebudayaan.
Di Negara Indonesia ada beberapa kalangan tertentu yang memisahkan ilmu menjadi dua
bagian, yakni : Ilmu alam dan Ilmu sosial. Tapi dalam kenyataannnya ilmu itu tidak boleh
dipisahkan karena itu bisa menjadi hambatan psikologi dan intelektual demi perkembangan
keilmuan di negara Indonesia. Perbedaan paham ini tidak boleh kita biarkan dan harus dihindari,
kita harus segera mencari solusi yang terbaik agar perbedaan itu tidak menjadi penghambat
perkembangan budaya Nasional negara kita.

B. SARAN

Penyusun mengakui makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari dosen pengampu dan rekan -
rekan supaya kami bisa lebih baik lagi, dan untuk menambah pengetahuan kami tentunya.

Anda mungkin juga menyukai