Anda di halaman 1dari 5

30

BAB IV
PEMBAHASAN

Observasi di lapangan didapatkan pada pekerja cutting di KCN 1 PT RAPP.


Dalam melakukan aktivitas pekerjaannya dengan posisi duduk statis dengan leher
yang menekuk yang cukup lama, karyawan bekerja lebih dari 4 jam perharinya.
Berdasarkan wawancara dengan pekerja didapatkan bahwa para pekerja mengeluhkan
nyeri pada daerah leher selama melakukan pekerjaan, dan setelah selesai melakukan
pekerjaan. Pekerja hanya melakukan peregangan biasa untuk mengurangi keluhan
tersebut, dan beberapa pekerja pernah berobat ke klinik dengan keluhan nyeri
pinggang.Berdasarkan hasil wawancara dengan Asisten KCN 1 PT. RAPP Pangkalan
Kerinci, diketahui bahwa belum ada sosialisasi tentang pencegahan TNS pada pekerja
cutting di KCN 1 PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sosialisasi pencegahan TNS berupa
kegiatan promotif dan preventif berupa edukasi pada pekerja cutting dan cara
pencegahanya dengan melakukan peregangan disela waktu bekerja. Sosialisasi
dilakukan pada 30 orang pekerja di Production Media Kerinci Central Nursery 1 PT.
RAPP Pangkalan Kerinci.
Berdasarkan hasil observasi langsung ke lapangan didapatkan 15 orang
pekerja cutting di KCN 1 yang bekerja pada hari itu (25%) melakukan aktifitas
pekerjaannya dengan duduk statis menggunting ranting untuk memisahkan bibit.
Mereka bekerja selama 8 jam per harinya dan selama bekerja mereka duduk
menggunting ranting dengan posisi leher tidak sejajar dengan tulang punggung.
Kesalahan posisi saat bekerja dalam waktu lama merupakan risiko terjadinya TNS.
Belum adanya sosialisasi pencegahan TNS disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain kurangnya pemahaman pekerja, belum adanya penyuluhan atau edukasi
yang dilakukan tentang TNS, kurangnya media informasi mengenai TNS dan belum
adanya kebijakan dari pihak dokter OHS dan pihak KCN dalam mengadakan
penyuluhan berkala mengenai TNS. Meskipun mengeluhkan nyeri pada bagian tubuh
tertentu yang salah satu penyebabnya akibat pekerjaan duduk statis dalam waktu
31

lama, pekerja tidak terlalu memikirkan hal tersebut, dengan alasan mengejar target
pemotongan daun bibit per hari dan keluhan tersebut dirasa belum mengganggu
aktivitas kerja yang dilakukan secara menyeluruh. Apabila keluhan muncul, pekerja
hanya mengatasinya dengan melakukan peregangan biasa dan beristirahat, atau
dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri. Dengan diadakannya sosialisasi
sebagai salah satu upaya promotif dan preventif, dapat meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat dan orang yang terlibat sadar, tahu,
mengerti, dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan pencegahan TNS.

Alternatif pemecahan masalah terhadap pengetahuan dan kesadaran pekerja


cutting dalam pencegahan TNS masih dalam kategori rendah adalah dengan
mengadakan penyuluhan tentang edukasi TNS dan cara pencegahan TNS, sehingga
dapat menambah pengetahuan pekerja dan cara pencegahan TNS dapat dipraktikkan
sebelum bekerja, di sela-sela bekerja, dan sesudah bekerja. Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pekerja setelah diadakannya sosialisasi adalah dengan memberikan
kuesioner kepada para pekerja berkaitan dengan materi sosialisasi yang telah
disampaikan. Adapun hasil kuesioner setelah diadakannya sosialisasi adalah tingkat
pengetahuan pekerja yang meningkat menjadi baik (83,3%) dari tingkat pengetahuan
pekerja sebelum diadakannya sosialisasi dimana kategori baik hanya 6,7%
berdasarkan tabel pada lampiran 3. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Benita NR yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
bermakna setelah dilakukan penyuluhan.8,9 Notoatmodjo menjelaskan bahwa
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
dengan memberikan edukasi berupa penyuluhan.10 Penelitian yang dilakukan oleh
Putri FKS dkk. terhadap pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Balai Pelestarian Nilai
Budaya Manado pada tahun 2014, menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna
mengenai pengetahuan tentang TNS sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan11

Alternatif pemecahan masalah terhadap tidak adanya media informasi


mengenai cara mencegah terjadinya TNS, yakni dengan pengadaan banner dan
32

poster. Notoatmodjo menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi


oleh beberapa faktor antara lain seperti media informasi yang mudah dibaca.
Penyuluhan yang diberikan berisi tentang risiko terjadinya TNS, pencegahannya, dan
cara mengurangi keluhan nyeri yang dapat timbul. Selain itu, dilakukan demonstrasi
teknik peregangan atau stretching bagi para pekerja cutting. Adapun media informasi
yang digunakan dalam penyuluhan adalah media elektronik berupa presentasi dengan
menggunakan powerpoint. Media informasi ini penting karena menjadi salah satu
sumber pengetahuan dasar tentang prinsip dasar ergonomi dalam bekerja untuk
mencegah terjadinya Tension neck syindrome pada pekerja cutting di KCN 1 PT.
RAPP Pangkalan Kerinci.

Keterbatasan pada kegiatan ini adalah penyuluhan hanya diberi waktu 10


menit yang dibatasi oleh jam kerja dengan kondisi yang tidak kondusif. Gambaran
keberhasilan upaya pencegahan yaitu berupa penyuluhan dan praktik streching saat
akan bekerja, di sela bekerja, dan setelah selesai bekerja belum dapat dievaluasi
karena keterbatasan waktu. Selain itu, diperlukan penyuluhan berkala dan penerapan
streching secara rutin untuk dapat melihat dampaknya bagi penurunan TNS pada
pekerja. Untuk itu diharapkan adanya evaluasi terhadap keluhan nyeri
muskuloskeletal pada pekerja sesuai dengan jumlah kunjungan klinik. Diharapkan
dengan memberikan surat rekomendasi pada pihak KCN 1 agar dapat melakukan
upaya pencegahan serta pengawasan terhadap kejadian TNS pada pekerja.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan kegiatan PDCA yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
berupa:

1. Berdasarkan observasi, wawancara dengan Dokter perusahaan, asisten


lapangan, dan pekerja, diketahui beberapa pekerja mengeluhkan kekakuan
dan nyeri pada leher.

2. Penyebab timbulnya masalah yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran


pekerja tentang TNS dan pentingnya pencegahan terjadinya TNS pada
pekerja Cutting di KCN 1 PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

3. Prioritas masalah didapatkan adalah belum adanya sosialisasi pencegahan


TNS melalui gerakan peregangan pada pekerja Cutting di KCN 1 PT.
RAPP Pangkalan Kerinci.

4. Penyebab timbulnya masalah yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran


pekerja tentang TNS dan pentingnya pencegahan terjadinya TNS, tidak
adanya media cetak tentang cara pencegahan TNS saat bekerja,
kurangnya pengetahuan pekerja tentang penerapan peregangan sebelum
bekerja, di sela waktu bekerja, dan akhir waktu bekerja.

5. Beberapa alternatif pemecahan masalah yaitu mengadakan penyuluhan


tentang pencegahan TNS, mengadakan media informasi berupa banner
dan poster tentang posisi ergonomi dalam posisi bekerja statis dan
mengajarkan streching untuk mengurangi keluhan TNS serta
merekomendasikan pihak KCN 1 untuk penyuluhan berkala mengenai
TNS.

33
34

6. Kegiatan sosialisasi untuk pencegahan TNS pada pekerja Cutting di KCN


1 PT. RAPP Pangkalan Kerinci telah dilaksanakan pada tanggal 19 juli
2018.

7. Evaluasi terhadap kegiatan indikator jangka pendek yang sudah tercapai,


serta jangka panjang yang belum dapat dinilai apakah bisa dijadikan
standarisasi atau tidak dan memerlukan waktu untuk menilai
keberhasilannya sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh pihak
KCN PT. RAPP

5.2 SARAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat


diberikan adalah:
1. Kepada pihak KCN 1 disusunnya jadwal tetap pelaksanaan streching
untuk pekerja dengan menggunakan alarm secara berkala.

2. Kepada dokter perusahaan, dapat mengevaluasi keluhan nyeri pekerja


serta angka kunjungan pekerja ke klinik terkait keluhan TNS.

3. Kepada dokter perusahaan, merekomendasikan kepada pihal LP&C untuk


diadakannya pemberian informasi mengenai TNS ke pada pekerja
melaluai penyuluhan berkala, ataupun melalui madia-media informasi di
KCN 1.

4. Kepada dokter muda bagian IKM-KK periode selanjutnya dapat


melakukan evaluasi keberhasilan terhadapa sosialisasi pencegahan
Tension Neck Syindrome pada pekerja cutting di KCN 1 PT. RAPP
Pangkalan kerinci.

Anda mungkin juga menyukai