Dosen Pembina
Bachtiar Asikin, S.E.,M.Si.,Ak.,Ca
Disusun oleh :
Medy Cita Suci Tarigan (0116101144)
Nurita Silaban (0116101146)
Claudia Sari Amelia (0117101243)
Diana Mayang Putri (0117101318)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, juga hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas “Pengendalian pada perusahaan jasa” .
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai pengertian dan arti
penting dari “Pengendalian pada perusahaan jasa” , sekaligus menjadi tugas mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah “Sistem Pengendalian Manajemen”
Kami menyadari betul sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
kami berharap saran dan kritik demi perbaikan makalah kami lebih lanjut
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Perusahaan jasa adalahperusahaan yan menjual jas atau dengan kata lain produknya
non fisik. Ada yang mengkategorikan bank sebagai perusahhan jasa, sebenarnya kurang
tepat. Karena bank sesungguhnya perusahaan yang bisnis utamanya jual beli uang
Saat ini banyak berkembang organisasi yang memberikan jasa sebagai produknya,
seperti pendidikan (sekolah), perbankan, konsultan hukum, notaris, pengacara, akuntan,
rumah sakit, organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem
pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya,
sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur.
Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas adalah dikhususkan pada organisasi jasa
profesional (konsultan hukum, pengacara, akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba
(yayasan), pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa, makalah ini
juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan jasa keuangan.
Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola
uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia memperoleh uang
dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada perorangan atau perusahaan.
Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh uang dalam
bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa
tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni
membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun nasabahnya. Melihat
bidang usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa keuangan mempunyai beberapa masalh
terhadap pengendalian manajemennya yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum, rumah
sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya merupakan
jasa professional.
• Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset utamnya
adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam laporan
keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang sepadan pada
para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan
dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran sukses suatu
organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala
ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan unit-unit
pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam hal
ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik mungkin
dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya terpenting dalam
suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti unit,
ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan yang diperoleh
biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun ukuran seperti
ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau
kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan
dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya repetitive, misalnya
mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer puncak pada
organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung dan
pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen tidaklah
merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan pemasaran.
Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada dasarnya merupakan
kegiatan inti pada semua organisasi.
• Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang sakit
terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup manusia, yang
pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan layanan kesehatan
sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling
merugikan antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan kesehatan.
Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang cukup dilakukan oleh
klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada profesi, tidak
pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang professional yang
melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa yang
diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan pengkajian ulang
tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.
Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa
mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau direktur
oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi semacam
kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota
organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan
yang diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut.
Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai
penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
• Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan bagi
pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada organisasi nirlaba. Ketiadaan
ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja manajemen merupakan masalah yang serius bagi
penerapan pengendalian manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan
laporan yang sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha.
Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba, tapi
tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit melebihi biaya sulit bagi
suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit usaha dan
organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan
persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan modal
jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori kontribusi modal yaitu dalam
bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan
pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan, bentuk pertama
berkaitan dengan kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional,
neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia usaha
umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini berisikan laporan
kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang melaporkan
kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbang dengan sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Biasanya
dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan dewan
yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah
satu contoh organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus :
1. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering
disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Tekana berupa
konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.
2. Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang
mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi efektivitas
sistem.
3. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut. Organisasi
pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh penghasilan melalui
masyarakat luas.
4. Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
5. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya di swasta.
Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau yang lebih konkret
kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang dapat diberikan.
6. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno dan
tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan sistem akuntansi
yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting. Keputusan yang
diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil biasanya
dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi tapi juga faktor
lainnya.
2. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah dapat
diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah pendapatan tidak
merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka ukuran pendapatan
disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang biasanya dilakukan
adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan berhubungan
dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan kegiatan yang
dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.
2.1.6 Organisasi Usaha Dagang
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada perusahaan
dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini disebut “pembeli”, tidak
hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya fungsi pengadaan. Alat pengawasan
yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk membeli yakni jumlah maksimum yang boleh
dibeli oleh pembeli kapan saja. Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam
perusahaan dagang. Saat ini organisasi dagang dan organisasi swasta telah mengembangkan
sistem informasi yang memungkinkan satu perusahaan membandingkan pendapatan, biaya
dan elemen lainnya dengan perusahaan lainnya.
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat ini lebih
mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta hak patent dan
aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap
saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan mempunyai nilai yang
sama dengan nilai nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu,
tetapi pada masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah
yang dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang sama pada saat diberikan. Aset
keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang atau
kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih. Selama periode
ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli uang tersebut
tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau
penjualan dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada saat keputusan awal
dibuat. Hal ini berarti pengawasan membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara
berkala transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua pinjaman yang
beredar.
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk penghargaan,
kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan penghargaan. Makin besar
risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada perusahaan jasa keuangan,
keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti melibatkan pembelian mesin
atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas pinjaman dan premi pada polis asuransi
didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur oleh
undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa aturan ini
melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari akuntansi
yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP
maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.
2.2.2 Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan
• Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur oleh
pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase tertentu dari asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan menyimpan
dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil dihasilkan dari fee
yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan asset konsumen. Bank
melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan beban tidak langsung
yang dihasilkan dari perolehan perusahaan dalam menjaga keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan tarif
yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak tampak.
3. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah transaksi
yang besar dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak keputusan
peminjaman juga terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para
ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor cabang yang
masih melayani kepuasan pelanggan.
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan. Perusahaan
asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan premi ini, dan
membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi
jiwa biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni bagian dari premi yang membawa
pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan asuransi kecelakaan mengumpulkan
premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang polis sejumlah kerugian
tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa
adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun
berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan
keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga diperlukan
informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian orang
pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing.
Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
• Biaya akuisisi
• Biaya pemberian jasa
• Laba
• Kemungkinan kehilangan
• Pendapatan investasi
• Kemungkinan pembayaran
• Pajak penghasilan
• Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak hanya
sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun, atau atas
jumlah polis yang tertulis.
BAB III
KESIMPULAN
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya. Pertama,
bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi tidak bisa diukur
hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang utama, perusahaan akan
mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari pinjaman saat ini, investasi, dan
premin asuransi yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah
pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas,
dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari
satu transaksi tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
http://myspm-organisasijasa.blogspot.com
https://www.scribd.com/doc/62295208/SISTEM-PENGENDALIAN-MANAJEMEN-
DALAM-ORGANISASI-JASA
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/472/jbptunikompp-gdl-amarmuslih-23579-7-pengenda-
a.pdf
https://www.academia.edu/11471967/Pengendalian_Organisasi_Jasa
https://milamashuri.wordpress.com/sistem-pengendalian-manajemen/pengendalian-
manajemen-pada-organisasi-jasa/