Anda di halaman 1dari 15

Selasa, 01 Mei 2012

subnetting dan subnet mask

Setelah sebelumnya blog gaptek ini membahas tentang “ Mengenal Kelas IP Address”, maka
melanjutkan pembahasan tersebut dalam postingan kali ini blog gaptek memberanikan diri membahas
tentang “Mengenal Teknik Subnetting “, mari kita mulai.

Apa itu Subnetting?

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C.
Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Apa tujuan Subnetting?

Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan
mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan
penggunaan IP Address

Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena
Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap
network memiliki address network yang unik.

Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.

Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:

Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka
semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan
perincian sebagai berikut:

Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0
sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan

Alamat Jaringan : 192.168.1.0

Host Pertama : 192.168.1.1

Host Terakhir : 192.168.1.254

Broadcast Address : 192.168.1.255

Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network
tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet
mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan
kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:

Network Divisi A

Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0

Host Pertama : 192.168.1.1

Host Terakhir : 192.168.1.126

Broadcast Address : 192.168.1.127

Network Divisi B

Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128

Host Pertama : 192.168.1.129

Host Terakhir : 192.168.1.254

Broadcast Address : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing
network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang
berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut
dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

Demikianlah bahasan sederhana tentang mengenal teknik subnetting ini, mohon dikoreksi apabila ada
kesalahan.

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner
32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host,
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address
mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask
meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default
(yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di
dalam setiap node TCP/IP.

Desimal Bertitik

Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation),
seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier,
hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun
direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP
yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask
default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:

<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>Kelas alamat Subnet mask (biner)


Subnet mask (desimal)

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0


Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan,
saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat
138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet
dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier
akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang
digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang
digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:

138.96.58.0, 255.255.255.0

Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit
ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask
dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan
menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan
formatnya adalah :

/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal) Prefix Length

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16

Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat
direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.

Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang
sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network
identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di
dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid
mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya
memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Menentukan alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask
tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan
menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison,
nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true;
dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1
akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang diperbandingkan bernilai 0.

Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP
dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari
operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.

contoh :

Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)

Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)

------------------------------------------------------------------

Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

tabel pembuatan ip

Subnetting Alamat IP kelas A

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas
A.Jumlah subnet

(segmen jaringan) Jumlah subnet bit Subnet mask

(notasi desimal bertitik/

notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet

1-2 1 255.128.0.0 atau /9 8388606

3-4 2 255.192.0.0 atau /10 4194302

5-8 3 255.224.0.0 atau /11 2097150


9-16 4 255.240.0.0 atau /12 1048574

17-32 5 255.248.0.0 atau /13 524286

33-64 6 255.252.0.0 atau /14 262142

65-128 7 255.254.0.0 atau /15 131070

129-256 8 255.255.0.0 atau /16 65534

257-512 9 255.255.128.0 atau /17 32766

513-1024 10 255.255.192.0 atau /18 16382

1025-2048 11 255.255.224.0 atau /19 8190

2049-4096 12 255.255.240.0 atau /20 4094

4097-8192 13 255.255.248.0 atau /21 2046

8193-16384 14 255.255.252.0 atau /22 1022

16385-32768 15 255.255.254.0 atau /23 510

32769-65536 16 255.255.255.0 atau /24 254

65537-131072 17 255.255.255.128 atau /25 126

131073-262144 18 255.255.255.192 atau /26 62

262145-524288 19 255.255.255.224 atau /27 30

524289-1048576 20 255.255.255.240 atau /28 14

1048577-2097152 21 255.255.255.248 atau /29 6

2097153-4194304 22 255.255.255.252 atau /30 2

Subnetting Alamat IP kelas B

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas
B.Jumlah subnet/

segmen jaringan Jumlah subnet bit Subnet mask

(notasi desimal bertitik/

notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet


1-2 1 255.255.128.0 atau /17 32766

3-4 2 255.255.192.0 atau /18 16382

5-8 3 255.255.224.0 atau /19 8190

9-16 4 255.255.240.0 atau /20 4094

17-32 5 255.255.248.0 atau /21 2046

33-64 6 255.255.252.0 atau /22 1022

65-128 7 255.255.254.0 atau /23 510

129-256 8 255.255.255.0 atau /24 254

257-512 9 255.255.255.128 atau /25 126

513-1024 10 255.255.255.192 atau /26 62

1025-2048 11 255.255.255.224 atau /27 30

2049-4096 12 255.255.255.240 atau /28 14

4097-8192 13 255.255.255.248 atau /29 6

8193-16384 14 255.255.255.252 atau /30 2

Jumlah subnet

(segmen jaringan) Jumlah subnet bit Subnet mas1265132185131813k

(notasi desimal bertitik/

notasi panjang prefiks) Jumlah host tiap subnet

1-2 1 255.255.255.128 atau /25 126

3-4 2 255.255.255.192 atau /26 62


5-8 3 255.255.255.224 atau /27 30

9-16 4 255.255.255.240 atau /28 14

17-32 5 255.255.255.248 atau /29 6

33-64 6 255.255.255.252 atau /30 2

REFERENSI

Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.

Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.

Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Berikut soal latihan, tentukan :

a) Alamat Subnet Mask,

b) Alamat Subnet,

c) Alamat Broadcast,

d) Jumlah Host yang dapat digunakan,

e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut:

1. 198.53.67.0/30

2. 202.151.37.0/26

3. 191.22.24.0/22

Saya coba berhitung-hitung seperti demikian

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:

Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host


Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…

jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…

Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252

Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252

Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128

Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8

2.202.151.37.0/26 -> IP class C

Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192

Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192

Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192

Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192

Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248

Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128


3.191.22.24.0/22 –> IP class B

Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host

Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…

Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…

Alamat host yang valid:

Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0

Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252

Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128

Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara
khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR
(Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11

255.240.0.0 /12

255.248.0.0 /13

255.252.0.0 /14

255.254.0.0 /15

255.255.0.0 /16

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK
ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128,
dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan,
host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet
berikutnya.Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet
mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk
subnetmask lainnya.Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B


Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask
yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua,
blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang
“dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting
Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di
oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.Subnet Mask
Nilai CIDR

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan
subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti


11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Alamat host dan broadcast yang valid?Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0


172.16.192.0

Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1

Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25
sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti


11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

Alamat host dan broadcast yang valid?Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 …


172.16.255.128

Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya
adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3
dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang
bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti


11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

Alamat host dan broadcast yang valid?Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0


10.255.0.0

Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1

Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Diposkan oleh Rangga Octavian Pratama di 16.37

Anda mungkin juga menyukai