Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEMAJUAN

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI


LAMPU TIDUR AROMATERAPI

Disusun oleh:

Herlina Anggorowati F34140044


Nanang Muchtar F34140067
Fityah An-nuha F34140083
Rafiq Izzudin Rabbani F34140098
Faridul Akhyar F34140100
Faiz Ahmad Ghozy F34140103
Ayu Laila Fitriyani F34140116

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
Deskripsi Produk 2
RISET PASAR 3
RISET OPERASIONAL 4
Analisis Bahan Baku 4
Analisis Ketersediaan Alat 4
Analisis Ketersediaan Pekerja 4
Analisis Ketersediaan Tempat 4
DESAIN PRODUK 5
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 6
Penelitian 7
Pengembangan 8
Eksekusi 8
PERENCANAAN PRODUKSI 8
Desain Produksi 8
Uji Coba Produksi 9
Pengawasan Mutu 9
Finalisasi Produksi 9
PEMASARAN DAN BISNIS 10
Segmentation 10
Targetting 10
Diferentiating and Positioning 11
Bauran Pemasaran 11
ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN 12
ASPEK MANAJEMEN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Singkong merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika yang termasuk


jenis umbi akar atau akar pohon. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia
menghasilkan lebih 21,79 juta ton singkong per tahun. Hal ini membuat
Indonesia termasuk dari 3 (tiga) negara penghasil singkong terbesar di dunia,
setelah Nigeria dan Thailand. Di Indonesia, umbi singkong biasa dimanfaatkan
menjadi bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Daun singkong dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sayuran yang memiliki protein cukup tinggi, atau
untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Sedangkan bagian
batangnya hanya hanya 10% dari tinggi batang yang dimanfaatkan untuk ditanam
kembali dan 90% sisanya akan menjadi limbah. Jadi semakin banyak singkong
yang dihasilkan maka akan banyak juga limbah yang dihasilkan terutama bagian
batang singkong (Widodo et al 2013)
Pemanfaatan batang singkong ini belum optimal karena selain digunakan
untuk ditanam kembali, batang singkong biasa dimanfaatkan sebagai pagar kebun
atau di lingkungan pedesaan sering digunakan sebagai kayu bakar untuk
memasak. Namun selain itu batang singkong belum banyak termanfaatkan dan
akan tetap menjadi limbah. Meskipun batang singkong merupakan bahan organik
tetapi tetap butuh waktu untuk terurai di alam. Seiring dengan perkembangan
teknologi, limbah batang singkong dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk
yang memiliki daya jual tinggi. Salah satu yang pemanfaatan limbah batang
singkong yaitu untuk pembuatan lampu tidur aroma terapi. Aroma terapi
merupakan salah satu teknik terapi kesehatan dengan memanfaatkan minyak atsiri
dengan cara dihirup atau dioleskan. Aroma terapi dari minyak atsiri tersebut dapat
berfungsi sebagai pengharum ruangan ataupun pembasmi nyamuk.
Masyarakat perkotaan pada umumnya memiliki masalah yang kompleks
terkait pekerjaan, pertemanan, keluarga, lingkungan ataupun masalah lainnnya
dalam kehidupan sehari-harinya. Permasalahan-permasalahan tersebut akan
menigkatkan tingkat kesetresan masyarakat di perkotaan dan beristirahat
merupakan hal yang paling mungkin dilakukan. Hal tersebut akan mendorong
masyarakat untuk mengonsumsi lampu tidur aroma terapi. Lampu tidur aroma
terapi ini akan membuat tidur lebih nyenyak dan tubuh lebih rileks sehingga saat
bangun tidur tubuh akan menjadi lebih segar. Menurut Dr. Dietrich Gumbel Ph.D.
pemakaian minyak atsiri ini tidak dianggap benda asing oleh tubuh karena berasal
dari tumbuhan yang memiliki komposisi yang sama dengan manusia sehingga
tidak memperberat kerja organ-organ tubuh dan lebih cepat mendapat efeknya.
Selain itu, minyak atsiri juga dapat mengelola emosi dan suasana hati,
menghilangkan stress serta dapat memperbaiki imunitas dan metabolisme tubuh.
Hal ini tentunya menjadi pasar yang sangat potensial untuk dijadikan usaha.
2

Rumusan Masalah

Usaha produk suvenir berbahan batang singkong dengan aromaterapi


berpotensi untuk didirikan karena banyaknya limbah batang singkong yang belum
dimanfaatkan secara maksimal dan tingginya tingkat kesukaan masyarakat
terhadap hal - hal yang alami seperti aroma terapi. Akan tetapi masih terdapat
kebutuhan yang belum terpenuhi yaitu menikmati aroma terapi pada suvenir
tersebut pada waktu yang diinginkan dan dan dengan jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha produk suvenir
berbahan batang singkong dengan aromaterapi untuk mengetahui layak atau
tidaknya industri tersebut didirikan.

Ruang Lingkup

Analisis kelayakan ini ditinjau dari beberapa aspek meliputi aspek


lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknologi, aspek manajemen, dan
aspek finansial.

Tujuan

Menganalisis kelayakan usaha kopi tubruk celup instan ditinjau dari aspek
lingkungan, aspek pasar, aspek teknologi, aspek manajemen, dan aspek finansial.

Deskripsi Produk

Lampu tidur aromaterapi merupakan produk inovasi peralatan rumah


tangga yang terinspirasi dari isu lingkungan. Produk lampu tidur aromaterapi ini
dimaksudkan untuk mengefektifkan penggunaan pengharum ruangan dan pengusir
nyamuk yang selama ini menimbulkan dampak negatif sekaligus peningkatan nilai
tambah limbah pertanian berupa batang singkong. Produk ini memiliki fungsi
meliputi alat pengharum ruangan, pengusir nyamuk, alat pembuat aromaterapi,
dan lampu tidur yang memiliki nilai estetika.
Lampu tidur aromaterapi terdiri atas tiga bagian meliputi bagian bawah,
tengah, dan atas. Tiap-tiap bagian memiliki fungsi berbeda. Bagian bawah
berfungsi sebagai tempat minyak atsiri yang dilengkapi lubang sebagai saluran
keluarnya aroma. Bagian tengah berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan
lampu dan saklar. Bagian atas merupakan penutup lampu tidur yang terbuat dari
limbah batang singkong. Penutup ini berfungsi untuk mengurangi intensitas
cahaya lampu agar tidak terlalu terang untuk digunakan sebagai lampu tidur.
Produk ini memiliki potensi pemasaran mengingat berkembangnya gaya hidup
masyarakat dan tingginya penggunaan pengharum ruangan serta pengusir
nyamuk.
3

RISET PASAR

Riset pasar dilakukan oleh tim marketing yang diawali dengan pembuatan
stuktur organisasi dan forum grup discussion. Selanjutnya rset dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu:
 Pembuatan Rencana Riset Pasar
Rencana riset pasar berisi tujuan riset, teknik pengumpulan informasi, dan
merancang sistematika riset. Tujuan riset pasar produk lampu tidur aroma
terapi yaitu melihat seberapa besar pasar yang tersedia, kesukaan konsumen
(bagaimana model lampu tidur yang diinginkan), dan jenis aromaterapi yang
disukai konsumen. Teknik pengumpulan informasi terbagi menjadi
pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif terdiri dari
besar pasar, persentase, peluang masuknya produk, dan data pendukung
lainnya. Data kualitatif meliputi model lampu tidur yang diinginkan konsumen.
Sistematika riset dilakukan dengan membuat kuisioner dan survei.
 Pelaksanaan Riset
Riset dilakukan baik secara langsung (wawancara) dan tidak langsung
(kuisioner online). Informasi pendukung diperoleh dari data-data asosiasi
perdagangan, institusi akademik, dan pemerintah.
 Analisis Hasil Riset
Hasil riset kemudian dianalisis dengan cara menjawab tujuan riset awal,
melakukan analisis SWOT mengenai produk yang dibuat, dan melihat potensi
pasar yang masih tersedia.
 Pelaporan Hasil Analisis
Hasil riset berupa analisis SWOT produk lampu tidur aromaterapi yang dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Analisis SWOT produk lampu tidur aromaterapi


Strength Weakness
- Belum ada produsen lampu tidur - Teknik pembuatan produk yang
aromaterapi di Indonesia sulit
- Bahan baku (batang singkong) yang - Di Indonesia jumlah pengguna
melimpah dengan harga yang murah lampu tidur tidak banyak
- Semakin banyaknya masyarakat yang
menyukai gaya hidup sehat (aromaterapi
memiliki beberapa khasiat yang baik
untuk kesehatan)

Opportunity Threats
- Produk yang unik menjadi daya tarik - Harga beberapa minyak atsiri
tersendiri untuk konsumen yang mahal
- Minyak atsiri sebagai bahan aromaterapi - Adanya lampu tidur berbahan
melimpah di Indonesia ketersediaan nya plastik yang lebih tahan lama
4

RISET OPERASIONAL

Analisis Bahan Baku

Bahan baku dari produk lampu tidur aroma terapi terdiri dari bahan baku
utama dan bahan pendukung. Bahan baku utama dari produk adalah kayu
singkong sebagai bahan penyususn lampu dan oerlengkapan kelistrikan lampu.
Bahan baku pendukung dari produk adalah pernis, cat, dan minyak atsiri. Kayu
singkong umumnya digunakan sebagai bibit dari singkong, namun masih ada sisa
kayu singkong setelah digunakan sebagai bibit yang hanya dibuang dan menjadi
limbah. Sehingga bahan baku utama barupa kayu singkong dapat tersedia

Analisis Ketersediaan Alat

Alat yang digunakan pada industri dapat dikelompokkan menjadi alat


mekanis dengan bantuan listrik dan alat mekanis yang manual.Alat mekanis
dengan bantuan listrik dapat berupa geregaji, bor kayu, mesin serut, mesin
ampelas, obeng listrik, kompresor untuk pewarna

Analisis Ketersediaan Pekerja

Ketersediaan pekerja menjadi salah satu faktor penting dalam pendirian


industri mebel. Hal ini karena industri mebel memerlukan proses manual dalam
produksinya. Selain ketersedian pekerja kualitas SDM juga sangat penting karena
akan berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.

Analisis Ketersediaan Tempat

Alternatif lokasi industri ditempatkan di daerah yang dekat dengan sumber


bahan baku dari limbah batang singkong yang diperoleh dari pengumpulan.
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi industri
terdiri atas Faktor kritis, Faktor objektif, dan faktor subjektif. Faktor kritis adalah
faktor terpenting dari suatu industri. Faktor kritis juga faktor yang paling
menentukan apakah industri tersebut bisa dibangun atau tidak. Faktor kritis yang
dibutuhkan pada industri lampu tidur adalah ketersediaan bahan baku berupa
limbah batang singkong, sumber air, dan ketersediaan tenaga kerja . Faktor ini
sangat penting karena menentukan produktivitas yang dihasilkan. Jika kondisi
lokasi tidak memungkinkan untuk memperoleh bahan baku berupa batang
singkong dalam waktu singkat atau jarak tempuh dekat maka pabrik akan
mengalami waktu idle yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Selain itu,
jarak tempuh sumber limbah batang singkong yang jauh dari pabrik dapat
menyebabkan kerusakan pada batang singkong selama perjalanan yang
berdampak pada penurunan kualitas. Air bersih sangat diperlukan dalam
kebersihan produksi, serta sanitasi dalam industri. Oleh karena itu, pasokan air
harus dapat mencukupi kebutuhan industri dan memiliki ketersediaan yang cukup.
Ketersediaan tenaga kerja sangat penting dalam industri mebel karena
5

membutuhkan pekerja dalam jumlah banyak, sehingga kedekatan domisili antra


pegawai dan indutri menjadi penting.
Faktor objektif adalah faktor yang dapat dinilai dengan uang. Ada
beberapa faktor objektif yang ada pada industri mebel , yaitu harga lahan, harga
sarana produksi, ketersediaan dan biaya tenaga kerja. Semakin besar kapasitas
mesin yang digunakan, maka akan semakin banyak produk yang dapat dihasilkan,
semakin murah biaya perawatan mesin maka semakin kecil biaya produksi yang
akan dikeluarkan. Ketersediaan dan biaya tenaga kerja akan berpengaruh pada
tingkat upah, keterampilan kerja, serta banyaknya tenaga kerja dan lebih lanjut
akan mempengaruhi biaya produksi.
Faktor subjektif adalah faktor yang tidak dapat dinilai dengan uang.
Adapun faktor- faktor subjektif tersebut yaitu infrastruktur (transportasi, jalan
raya, sumber energi, dan sumber air). Dengan tersedianya infrastruktur yang
memadai, maka proses produksi akan berjalan lancar. Selain itu juga dibutuhkan
dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar, karena tanpa adanya dukungan dari
pihak- pihak tersebut, maka produksi tidak akan berjalan dengan maksimal

DESAIN PRODUK

Produk yang ditawarkan adalah alat rumah tangga berupa lampu tidur
aromaterapi. Produk lampu tidur aromaterapi ini dimaksudkan untuk
mengefektifkan penggunaan pengharum ruangan dan pengusir nyamuk yang
selama ini menimbulkan dampak negatif sekaligus peningkatan nilai tambah
limbah pertanian berupa batang singkong. Produk ini memiliki fungsi meliputi
alat pengharum ruangan, pengusir nyamuk, alat pembuat aromaterapi, dan lampu
tidur yang memiliki nilai estetika. Produk yang dipasarkan terbagi menjadi dua
yakni lampu tidur yang merupakan bagian utama dari produk ini dan refill
aromaterapi yang merupakan produk isi ulang. Gambaran produk lampu tidur
aromaterapi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Gambaran lampu tidur aromaterapi

Produk lampu aromaterapi terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian bawah,
tengah, dan atas (Gambar 2). Masing-masing bagian memiliki fungsi yang
berbeda-beda, antara lain:
6

a. Bagian bawah berfungsi sebagai tempat minyak atsiri yang dilengkapi lubang
sebagai saluran keluarnya aroma
b. Bagian tengah berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan lampu dan saklar.
Panas dari lampu tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan bagian wadah
aromaterapi sehingga aroma minyak atsiri yang terkandung di dalamnya akan
keluar dan menyebar di seluruh ruangan.
c. Bagian atas merupakan penutup lampu tidur yang terbuat dari limbah batang
singkong. Penutup ini berfungsi sebagai pengurang intensitas cahaya lampu
sehingga tidak terlalu terang untuk digunakan sebagai lampu tidur.

Gambar 2 Konsep bagian-bagian lampu tidur


Keterangan :
1. Tutup Lampu
2. Ruang Lampu
3. Lubang Aroma
4. Gabus
5. Tempat Gabus
6. Tempat Lampu
7. Lampu

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Penelitian dan pengembangan atau research and development (RnD)


merupakan suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada. Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan menunjukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan,
permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu.
7

Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk


yang akan dihasilkan. Kemudian dibuat prototype produk atau produk awal yang
masih kasar, selanjutnya produk tersebut diujicobakan di lapangan (Sujadi 2003).
Selama kegiatan uji coba, dilakukan pengamatan dan evaluasi mengenai
respon masyarakat terhadap produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil
pengamatan dan evaluasi diadakan penyempurnaan produk agar sesuai dengan
kebutuhan konsumen yang ada di pasar. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan
dilakukan secara terus menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau
produk standar.
Sama halnya dengan perencanaan proyek dan industri lampu tidur
aromaterapi, produk ini merupakan salah satu produk inovasi yang muncul dari
kebutuhan masyarakat. Tahap penelitian dan pengembangan sangat penting
terhadap prospek produk ini di pasaran. Hal tersebut diperlukan untuk dapat
menghasilkan produk yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada di
masyarakat. Penelitian dan pengembangan dibedakan menjadi beberapa tahap,
yaitu tahap penelitian, pengembangan, dan eksekusi (Sugiyono 2011).

Penelitian

Penelitian dapat bermula dari munculnya masalah dan potensi. Masalah


merupakan suatu penyimpangan antara hal yang diharapkan dengan hal yang
terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui penelitian sehingga ditemukan suatu
solusi efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Tahap
pertama adalah melakukan penelitian untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan melakukan observasi langsung atau melalui studi pustaka.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dirancang produk yang sesuai. Potensi
adalah segala sesuatu yang bisa didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Inovasi mengenai produk lampu tidur aromaterapi berawal dari
permasalahan yang ada di masyarakat mengenai ketidakefektivan penggunaan
pengharum ruangan dan pengusir nyamuk yang selama ini menimbulkan dampak
negatif. Selain itu meningkatkan nilai tambah limbah pertanian berupa batang
singkong. Oleh karena itu, dikembangkanlah ide untuk menciptakan lampu tidur
aroma terapi yang terbuat dari batang singkong.
Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu tanaman palawija yang
mudah tumbuh di Indonesia. Menurut data FAO, Indonesia adalah negara
penghasil ubi kayu terbesar ketiga setelah Brazil dan Nigeria pada tahun 2014.
Tahun 2014 produksi ubi kayu Indonesia mencapai 23,436,384 ton. Pemanfaatan
ubi kayu sebagian besar digunakan untuk kebutuhan pangan dan produksi
bioetanol. Sedangkan bagian batang hanya 10% dari tinggi batang yang digunakan
untuk ditanam kembali, sisanya menjadi limbah (Widodo et al. 2013). Limbah
batang singkong biasanya digunakan untuk pagar tanaman di sawah namun
sebagian besar dibakar. Belum banyak yang memanfaatkan batang singkong
menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Setelah masalah dan potensi dapat ditunjukkan secara faktual, maka
selanjutkan perlu dikumpulkan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk perencanaan produk permen susu stevia yang akan dibuat.
Informasi yang dibutuhkan mencakup konsumen permen beserta dampak negatif
dari permen yang dikonsumsi.
8

Pengembangan

Hasil akhir dari tahap penelitian adalah jenis produk yang akan diproduksi.
Orientasi produk yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah
produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan dan
bermanfaat ganda. Hasil akhir dari kegiatan pengembangan produk berupa desain
produk yang lengkap dengan spesifikasinya.
Produk yang diciptakan memiliki tujuan yang harus dicapai, lampu tidur
aromaterapi batang singkong diciptakan sebagai lampu tidur sekaligus memberi
aromaterapi dan untuk mengatasi nyamuk. Untuk dapat memenuhi hal tersebut
harus dilakukan penetapan komposisi bahan sehingga diperoleh produk yang
standar. Selain itu dilakukan penentuan teknologi proses. Teknologi proses yang
dipilih merupakan proses dengan waktu singkat dan cara yang mudah. Pada tahap
pengembangan produk ini dapat diperoleh prototype produk.
Setelah prototype produk terbentuk, selanjutnya dilakukan pengujian
produk untuk dilakukan validasi. Validasi produk merupakan proses kegiatan
untuk menilai rancangan produk sudah sesuai atau belum. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan tenaga ahli untuk menilai produk yang
dirancang atau beberapa sampel konsumen sehingga dapat diketahui kekurangan
dan kelebihan dari produk lampu tidur aromaterapi.
Terdapat dua kemungkinan hasil validasi yaitu eksekusi atau perbaikan
produk. Apabila hasil validasi sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan maka
dapat dilakukan perbesaran produksi produk. Apabila hasil validasi belum sesuai
dengan standar yang diinginkan, maka dilakukan pivot atau pengulangan untuk
dapat menghasilkan produk yang sesuai.

Eksekusi

Setelah produk dinyatakan layak untuk dipasarkan, maka dapat dilakukan


perbesaran jumlah produksi. Perencanaan produksi dilakukan dalam skala yang
lebih besar untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang ada di pasaran.
Selain itu, perbesaran produksi dilakukan untuk menambah peluang perolehan
pendapatan dari konsumen.

PERENCANAAN PRODUKSI

Desain Produksi

Desain produksi lampu tidur aromaterapi dapat dilihat pada Gambar 3.


9

Gambar 3 Desain proses produksi lampu tidur aromaterapi

Uji Coba Produksi

Uji coba produksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari desain


produksi yang telah dibuat. Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi, diharapkan
hasil evaluasi dari uji coba tersebut dapat menjadikan proses produksi lebih efektif
dan efisien.

Pengawasan Mutu

Proses pengawasan mutu dilakukan pada bahan baku dan produk jadi.
Pengawasan mutu bahan baku meliputi pengawasan mutu pada batang yang telah
melalui proses pengasapan dan komponen lampu serta minyak atsiri yang akan
digunakan. Pengawasan pada produk jadi dilakukan dengan cara melakukan uji
coba pada produk dan mengamati warna serta kilap batang hasil pernis.

Finalisasi Produksi

Finalisasi produksi adalah kegiatan penyempurnaan proses produksi.


Finalisasi produksi dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dari semua aspek yang
terlibat dalam proses produksi tersebut.
10

PEMASARAN DAN BISNIS

Batang singkong merupakan bahan yang belum dimaanfaatkan secara


optimal. Pemanfaatan batang singkong diperlukan untuk menangani permasalahan
lingkungan yang berhubungan dengan limbah tersebut. Batang singkong dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku lampu tidur aromaterapi. Lampu tersebut juga
berfungsi sekaligus sebagai pengusir nyamuk. Obat nyamuk elektrik baik yang
cair maupun kertas mulai berkembang di Indonesia. Selain itu juga ada alat yang
digunakan untuk membunuh nyamuk dengan aliran listrik. Banyaknya jenis obat
anti nyamuk di Indonesia disebabkan oleh semakin meluasnya wabah demam
berdarah. Selain itu adanya faktor ketidakcocokan konsumen terhadap suatu
produk dan kurang efisiennya penggunaan obat anti nyamuk juga mengakibatkan
bervariasinya produk anti nyamuk tersebut. Dewasa ini konsumen menginginkan
produk rumah tangga yang praktis dan sehat dengan berbagai kegunaan
didalamnya. Produk rumah tangga yang praktis dan murah inilah yang sangat
diminati oleh konsumen. Pemasaran produk lampu tidur aromaterapi ini
dijabarkan dalam STDP.

Segmentation

Secara geografis konsumen yang dituju oleh produk ini adalah masyarakat
perkotaan yang banyak terdapat hotel, rumah sakit, dan perkantoran. Tempat
tersebut memiliki potensi untuk membeli lampu tidur aromaterapi dalam jumlah
besar karena kedua tersebut memiliki kebutuhan yang ditawarkan pada fungsi
lampu tidur aromaterapi ini. Produk ini memiliki peluang strategis pada saat
musim penghujan di mana populasi nyamuk meningkat dan adanya berbagai
masalah bau ruangan sehingga banyak masyarakat yang membutuhkan produk ini.
Secara demografis konsumen lampu tidur aromaterapi merupakan pria dan
wanita yang memiliki pendapatan menengah ke atas. Sedangkan secara
psikografis konsumen lampu tidur aromaterapi merupakan masyarakat yang
peduli terhadap lingkungan dan kesehatan, terutama perempuan yang menyukai
wewangian atau hal-hal yang beraroma harum.

Targetting

Target pasar dari lampu tidur aromaterapi merupakan pria dan wanita
terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Masyarakat perkotaan menyukai
produk yang praktis dengan berbagai macam fungsi. Lampu tidur aromaterapi
dapat digunakan sebagai pengharum ruangan ketika tidur sekaligun pengusir
nyamuk. Selain itu lampu tidur aromaterapi ini juga diperuntukkan untuk
masyarakat yang menyukai gaya hidup sehat dan ramah lingkungan. Produuk
lampu tidur aromaterapi dibuat dari bahan yang ramah lingkungan yaitu batang
singkong. Sementara aroma lampu tidur aromaterapi didapatkan dari minyak atsiri
murni yang tidak dicampur dengan bahan kimia berbahaya sehingga cocok juga
untuk konsumen yang menyukai wangi-wangian. Aroma yang dikeluarkan dari
lampu tidur aromaterapi ini akan merelaksasi tubuh sehingga konsumen bisa
11

mendapatkan tidur yang lebih nyaman. Aroma dari lampu tidur aromaterapi juga
dapat membantu menghilangkan stress bagi penggunanya.

Diferentiating and Positioning

Sebagai produk lampu tidur aromaterapi pertama di Indonesia, produk ini


memiliki perbedaan dengan produk-produk lain yang sejenis. Lampu tidur
aromaterapi memiliki tiga fungsi sekaligus, yaitu sumber cahaya, pengusir
nyamuk, dan penghilang stress.

Bauran Pemasaran

Strategi pemasaran lebih lanjut lampu tidur aromaterapi dijelaskan dalam


bauran pemasaran 6P berikut ini:
1. Produk
Produk lampu tidur aromaterapi ini memiliki lebih banyak keunggulan
dibanding produk yang lebih dulu beredar. Salah satu keunggulannya adalah
dari segi fungsi yaitu sebagai alat anti nyamuk, pengharum, penerang ruangan
dan aromaterapi. Keunggulan multi fungsi ini menyebabkan alat ini merupakan
produk yang hemat listrik. Selain itu bahan dasar pembuatan lampu tidur
aromaterapi merupakan bahan alami yang ramah lingkungan. Untuk strategi
pemasaran, produk lampu tidur aromaterapi akan dibuat sebagai produk yang
exclusive sehingga orang yang membeli terkesan pembeli yang exclusive.
Ekslusivitas ini diciptakan dengan membuat suatu produk yang limited edition
dengan bentuk yang baru dan unik. Kemudian pada produk tersebut juga
diberikan label exclusive.
2. Price
Untuk bersaing di pasaran, lampu tidur aromaterapi dijual dengan harga yang
lebih murah dari produk anti nyamuk lain yang telah beredar. Harga lampu
tidur aromaterapi kurang lebih berkisar Rp 35.000,-. Dengan produk yang
multifungsi, multi keuntungan, pembeli juga mendapatkan pelayanan yang
baik, yaitu harga terjangkau.
3. Place
Tempat penjualan lampu tidur aromaterapi berada di daerah Bogor Jawa Barat.
Lampu tidur aromaterapi akan dijual pada tempat yang langsung tepat seperti
rumah sakit dan hotel. Hal ini untuk menjaga kesan kualitas produk yang tinggi
pada pembeli. Namun, produk ini juga dipasarkan dan dijual saat mengikuti
pameran-pameran produk inovasi.
4. Promosi
Promosi produk lampu tidur aromaterapi dilakukan dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan seperti berikut :
1. Event-event social seperti kegiatan pencegahan wabah demam berdarah.
2. Melakukan system promosi door to door
3. Melakukan promosi melalui brosur yang diselipkan dalam Koran
4. Promosi Langsung Coba
5. Mengadakan promosi di restoran dan hotel
12

5. People
Perusahaan ini mempunyai karyawan yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
bidang produksi, pemasaran dan managemen. Bidang produksi terdiri dari 3
karyawan yang melakukan kegiatan pembuatan produk lampu tidur
aromaterapi dan lampu tidur aromaterapi. Bagian pemasaran terdiri dari 2
orang yang bertugas sebagai distributor produk ke tempat penjualan. Setiap
bagian akan dikontrol oleh seorang manager yang bertugas untuk memastikan
semua tugas yang diberikan sudah berjalan dengan baik.
6. Proses
Proses pemasaran dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pemasaran secara langsung dapat dilakukan di toko produk sementara
pemasaran tidak langsung dilakukan secara online melalui akun media social
produk.

ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan


untuk menentukan suatu industri yang dibangun telah layak atau tidak apabila
dilihat dari sisi lingkungannya. Aspek ini akan menganalisis mengenai sistem
manajemen lingkungan berupa sistem sanitasi dari aspek-aspek produksi dan
pendukungnya, proses produksi penghasil limbah, dan kemungkinan pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh limbah tersebut, serta penanganan dari limbah
tersebut. Hal tersebut ditujukan untuk memenuhi peraturan-peraturan mengenai
masalah lingkungan dan ekoefisiensi.
Analisis dalam aspek lingkungan akan dikaji dalam Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan
untuk memperoleh perizinan selain aspek teknis dan ekonomis. Langkah awal tim
AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan perundangan
yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL
dilakukan. Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional mengenai
AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian-perjanjian bilateral maupun
multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut Declaration
of the United Nations Conference on the Human Environment oleh semua negara
anggota PBB tahun 1972. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 17 Tahun
2001 yang mengatur jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL, diantaranya sektor pariwisata, perhubungan, perindustrian,
pertanian, prasarana wilayah, perumahan, serta sarana kesehatan seperti Rumah
Sakit dan Puskesmas.
13

Peraturan pemerintah tentang AMDAL menegaskan bahwa AMDAL


adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin
usaha/kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. 1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL, dan RPL) diajukan secara bersama-sama untuk
dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian ini akan menentukan apakah
rencana usaha dan/atau kegatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan
apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak (Kementerian
Lingkungan Hidup RI 2009).
Agar pelaksanaan AMDAL dapat berjalan efektif dan dapat mencapai
sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan.
Peraturan pemerintah tentang AMDAL menegaskan bahwa AMDAL adalah salah
satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan
hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. Dokumen AMDAL
terdiri dari :Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL), Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), dan Dokumen Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Tiga dokumen (ANDAL, RKL, dan RPL)
diajukan secara bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL.
Kriteria industri yang harus memiliki amdal antara lain industri yang memiliki
dampak besar dan penting bagi masyarakat akibat aktifitas produksinya, luas
wilayah yang menjadi jangkauan penyebaran dampak lingkungan, intensitas dan
lamanya dampak berlangsung serta banyaknya komponen lingkungan yang
terkena dampak. Walaupun industri tersebut telah memiliki teknologi yang
mampu menangani dampak limbah yang dihasilkan, industri tersebut juga perlu
dilengkapi dengan dokumen amdal.
Limbah atau hasil samping yang dihasilkan dari produksi lampu tidur
aromaterapi adalah limbah padat berupa sisa batang dan kulit batang singkong.
Limbah yang teridentifikasi semuanya merupakan bahan organik yang apabila
dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan bau busuk dan menurunkan tingkat
estetika lingkungan. Penanggulangan limbah padat tersebut dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dengan bantuan EM4. Jadi sisa
btatang dan kulit batang tersebut dihancurkan terlebih dahulu lalu dicampurkan
dengan air, EM4 dan tetes tebu (sumber glukosa). Selanjutnya campuran tersebut
ditutup rapat dan didiamkan selama 4 hari. Limbah padat yang telah diolah dapat
dijadikan sebagai pupuk kompos untuk berbagai tanaman. Limbah padat (cake)
didedikasikan untuk mempermudah petani dalam memperoleh pupuk organik
untuk kesuburan lahan pertanian.
14

ASPEK MANAJEMEN

Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari


orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen,
sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau
berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer. Manajemen digunakan dalam
segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non profesi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat diklasifikasi dalam dua cara
yaitu tingkatan dalam organisasi dan lingkup kegiatan yang dilakukan. Beberapa
fungsi manajemen, seperti :

1. Perencanaan
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha
pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih
dahuludaripada fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Pada prinsipnya perencanaan ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta
digunakan untuk waktu yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan
fungsi dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen. Sebelum masuk kedalam
proses Perencanaan, ada baiknya memahami bagaimana bentuk-bentuk
perencanaan itu sendiri.

2. Pengorganisasian
Setiap organisasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu personalia, fungsi, dan
faktor-faktor fisik pengorganisasian merupakan sebuah proses menciptakan
hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua
pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan.

3. Identitas proyek
Indentitas atau merek (brand) adalah suatu identitas yang mengkomunikasikan
suatu janji dari manfaat yang diberikan suatu manajemen perusahaan. Identitas
merek diciptakan dari salah satu atau elemen-elemen berikut: nama, logo,
simbol, warna, jenis huruf, desain kemasan, dan desain atau penampakan
produk itu sendiri. Identitas produk adalah suatu identitas yang diciptakan
intuk individu produk atu lini produk. Marlboro, Tide, Jello adalah contoh dari
merek produk. Sebagian besar masyarakat mengenal uji rasa mata tertutup.
Coca-cola, Pepsi cola, dimana konsumen yang ditutup matanya menunjukkan
pilihan yang kuat atas produk Pepsi. Akan tetapi, ketika label merek yang
sebenarnmya ditunjukkan, 65 persen konsumen menyatakan dirinya
cenderung memilih Coca-cola. Ini merupakan indikasi yang jelas tentang nilai
dari sekitar produk. Tidak diragukan bahwa sekitar produk (product surround)
adalah penentu utama keberhasilan pengiklanan.

4. SDM
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut personil, tenaga
kerja, pekerja/karyawan); atau potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya; atau potensi yang merupakan
15

asset & berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi bisnis, yang
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non-fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi. Pada organisasi yang masih bersifat
tradisional, focus terhadap SDM belum sepenuhnya dilaksanakan. Organisasi
tersebut masih berkonsentrasi pada fungsi produksi, keuangan, dan pemasaran
yang cenderung berorientasi jangka pendek. Mengingat betapa pentingnya
peran SDM untuk kemajuan organisasi, maka organisasi dengan model yang
lebih moderat menekankan pada fungsi SDM dengan orientasi jangka panjang.

Perencanaan penggunaan SDM meliputi komunitas desa. Hal ini bertujuan


agar masyarakat desa dapat melakukan kegiatan produktif yang menjadi salah
satu mata pencaharian mereka. Pengaturan strategi dilakukan oleh pihak
manajemen dan bagian produksi yang dilakukan oleh masyarakat desa. Selain
itu, sistem finansial yang menerapkan sistem bagi hasil antara manajemen dan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta :


Alfhabeta.
Sujadi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Widodo LU, Sumada K, Pujiastuti C, dan Karaman N. 2013. PemisahanAlpha-
Selulosa dari Limbah Batang Ubi Kayu Menggunakan Larutan Natrium
Hidroksida. Jurnal Teknik Kimia. Vol 7(2): 43-47.
16

Work Breakdown Structure

Anda mungkin juga menyukai