Anda di halaman 1dari 9

BEDSIDE TEACHING

ILMU PENYAKIT MATA


Subconjunctival Bleeding OS

Preseptor : Hj. Gilang Mutiara, dr., SpM

Oleh :

Shera Amalia Kholida


12100118181
Kelompok 16

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
STATUS PASIEN BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. M
 Usia : 55 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status : Menikah
 Pekerjaan :-
 Alamat : Mercury Raya, Buah Batu
 Tanggal Pemeriksaan : 4 Oktober 2018
 Ruangan : 206 (Klinik Mata)

KELUHAN UTAMA

Mata merah

ANAMNESIS

Pasien datang dengan keluhan mata merah pada mata kiri sejak 1 hari yang lalu
sebelum datang ke RS. Pasien mengatakan keluhan ini munculnya secara tiba-tiba dan terus-
menerus.

Keluhan tidak disertai dengan gatal, nyeri, mata berair, bengkak di kelopak mata,
penglihatan silau, penglihatan buram, pasien menyangkal adanya kotoran disekitar mata dan
pasien juga menyangkal merasakan adanya benda yang mengganjal di mata.

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes, hipertensi, riwayat meminum


obat-obatan dalam jangka waktu yang panjang. Pasien juga mengatakan tidak pernah
melakukan operasi mata dan tidak pernah mengalami cedera atau trauma pada matanya.
Pasien tidak memiliki alergi, obat ataupun makanan. Pasien mengatakan memiliki riwayat
penggunaan kacamata untuk membaca jauh. Pasien juga mengatakan memiliki riwayat gigi
bolong dan sedikit sulit untuk buang air besar.

Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien dan Keluhan ini pernah
diobati oleh pasien dengan menggunakan obat tetes mata.

I. PEMERIKSAAN UMUM
 Keadaan Umum : Sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 TB :-
 BB :-
 BP : 110/80 mmHg
 PR : 60 x/menit
 RR : 18 x/menit

II. PEMERIKSAAN VISUS DAN REFRAKSI

OD OS
Visus Dasar 4/60 0,1
Visus kacamata 0,8 1,0
Muscle Balance Ortotropia Ortotropia
Gerak Bola Mata
- Duksi Baik ke semua arah Baik ke semua arah
- Versi Baik ke semua arah Baik ke semua arah
Tekanan Intraokular Palpasi normal Palpasi normal

III. PEMERIKSAAN EKSTERNAL

OD OS
Palpebra Superior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
benjolan (-), massa (-) benjolan (-), massa (-)
Palpebra Inferior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
benjolan (-), massa (-) benjolan (-), massa (-)
Bulu Mata Trikiasis (-), distikiasis (-), Trikiasis (-), distikiasis (-),
madarosis (-) madarosis (-)
Ap. Lacrimalis Inversi (-), eversi (-), mukokel (-), Inversi (-), eversi (-), mukokel (-),
epifora (-), sekret (-) epifora (-), sekret (-)
Conjunctiva Tarsal
- Superior Hiperemis (-), folikel (-), papil (-) Hiperemis (-), folikel (-), papil (-)
- Inferior Hiperemis (-), folikel (-), papil (-) Hiperemis (-), folikel (-), papil (-)
Conjunctiva Bulbi Hiperemis (-), tidak ada kelainan Hiperemis (+), perdarahan
Cornea Jernih, infiltrate (-), ulkus (-), Jernih, infiltrate (-), ulkus (-),
sikatrik (-), corpus alienum (-) sikatrik (-), corpus alienum (-)
COA Sedang, jernih, tidak ada temuan Sedang, jernih, tidak ada temuan
Pupil
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter 3 mm 3 mm
- Refleks Direct (+) (+)
- Refleks (+) (+)
Konsensual
Iris Sinekia (-) Sinekia (-)
Lensa Jernih, shadow test (-) Jernih, shadow test (-)

RESUME

Tn. M, 55 tahun datang ke klinik mata RS Al Islam dengan keluhan mata merah pada
mata kiri sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan keluhan ini dirasakan muncul secara tiba-
tiba dan terus-menerus. Pasien mengatakan memiliki riwayat penggunaan kacamata untuk
melihat jauh. Keluhan seperti ini baru pertama kali dialami oleh pasien.

DIAGNOSIS KERJA

Subconjunctival Bleeding OS

RENCANA TERAPI

 Untuk mencegah perdarahan semakin meluas diberikan vasokonstriktor 4x1 tetes


pada mata kiri
 Air mata buatan (artificial tear drops)untuk mencegah iritasi pada mata kiri dan boleh
di gunakan juga untuk mata kanan
 Edukasi menghindari pemakaian obat-obatan seperti aspirin,ibuprofen atau beberapa
NSAID yang lain yang dapat meningkatkan perdarahan dan jangan menggosok mata
terutama yang sebelah kiri, supaya menghindari perdarahan yang semakin luas.

PROGNOSIS

 Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Bonam
 Ad sanationam : Sanam
PEMBAHASAN

Perdarahan Subkonjungtiva

 Definisi
Perdarahan akibat rapuhnya pembuluh darah konjungtiva. Darah terdapat
diantara konjungtiva dan sklera, sehingga mata akan mendadak merah dan biasanya
mengkhawatirkan bagi pasien.

 Epidemiologi
Perdarahan konjungtiva dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun hal
ini dapat meningkat sesuai dengan bertambahnya umur seseorang. Menurut hasil
penelitian rata-rata usia yang mengalami perdarahan subkonjungtiva adalah 30,7
tahun. Perdarahan kongjungtiva sebagian besar terjadi pada satu mata saja atau
disebut unilateral sekitar 90%.

 Penyebab :
- Idiopatik
- Manuver valsava sperti bersin, muntah-muntah,tegang,batuk.
- Trauma
- Hipertensi
- Gangguan perdarahan, jika terjadi perdarahan pada pasien usia muda tanpa adanya
riwayat trauma atau infeksi, termasuk penyakit hati, DM, SLE, parasit dan
defisiensi vitamin C
- Berbagai antibiotik, obat NSAID, steroid, kontrasepsi, vitamin A dan D, yang
telah mempunyai hubungan dengan terjadinya perdarahan subkonjungtiva adalah
penggunaan warfarin.
- Penggunaan lensa kontak
- Beberapa infeksi sistemik febril dapat menyebabkan perdarahan subkonjungtiva,
termasuk septicemia meningokok, demam scarlet,demam tifoid, riketsia, malaria,
yellow fever.
 Patofisiologi

Konjungtiva adalah selaput tipis transparan yang melapisi bagian putih dari
bola mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata. Konjungtiva merupakan lapisan
pelindung terluar bola mata. Konjungtiva mengandung serabut saraf dan banyak
pembuluh darah yang halus. Pembuluh darah ini pada umumnya tidak akan terlihat
secara kasat mata, kecuali jika mata mengalami suatu peradangan.pembuluh darah di
konjungtiva cukup rapuh dan dindingnya mudah pecah sehingga mengakibatkan
terjadinya perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan di subkonjungtiva tampak bercak
berwarna merah terang di bagian sklera. Karena struktur pembuluh darah di
konjungtiva halus, sedikit darah dapat menyebar secara difus di jaringan ikat
subkonjungtiva dan menyebabkan eritema difus, Perdarahan berkembang secara akut,
dan biasanya menyebabkan kekhawatiran pasien meskipun tidak berbahaya. Apabila
tidak ada kondisi trauma mata terkait, ketajaman visus tidak berubah karena terjadi
murni secara ekstraokuler dan juga tidak disertai dengan rasa sakit.

Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma,


ataupun infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau
episklera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.

Berdasarkan mekanismenya, perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan


Perdarahannya terjadi secara tiba-tiba (spontan). Perdarah tipe spontan
biasanya diakibatkan oleh oleh penurunan fungsi endotel sehingga pembuluh
darah rapuh dan mudah pecah. Adapun keadaan yang dapat menyebabkan
pembuluh darah menjadi rapuh adalah umur, hipertensi, arteriosclerosis,
konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian anti koagulan dan batuk rejan.
Perdarahan subkonjungtiva spontan ini biasanya terjadi unilateral atau hanya pada
satu mata saja. Untuk kasus ini kemungkinan adanya kelainan darah harus
disingkirkan lewat anamnesis pada pasien.
b. Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya mengalami trauma di
mata baik langsung ataupun tidak langsungyang mengenai kepala daerah orbita.
 Gejala :
1. Sebagian besar tidak ada gejala simptomatis yang berhubungan dengan
perdarahan subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera.
2. Sangat jarang mengalami nyeri ketika terjadi perdarahan subkonjungtiva pada
permulaan.ketika perdarahan terjadi pertama kali, akan terasa tidak nyaman terasa
ada yang mengganjal dan penuh dimata.
3. Tampak adanya perdarahan di sclera dengan warna merah terang (tipis) dan merah
tua (tebal).
4. Tidak ada tanda peradangan, kalau ada biasanya peradangan yang ringan.
5. Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu kemudian akan
berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi.

 Penatalaksanaan :
Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan
dini pada perdarahan adalah dengan kompres dingin. Perdarahan subkonjungtiva akan
hilang atau diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati. Pada bentuk-bentuk
perdarahan berat yang dapat menyebabkan kelainan kornea, dapat dilakukan sayatan
dari konjungtiva untuk drainase perdarahan. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
dicari penyebab utamanya, kemudian terapi dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Terapi untuk menurangi perdarah yang semakin meluas, bisa diberikan
vasokonstriktor dan multivitamin, dan dapat diberikan artificial tear drop atau air
mata buatan untuk melembabkan mata, mencegah iritasi dan mencegah risiko
perdarahan berulang.
Perdarahan pada subkonjungtiva harus segera dirujuk ke spesialis mata jika
ditemukan hal-hal berikut ini:
1. Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan
2. Terdapat riwayat gangguan perdarahan
3. Riwayat hipertensi
4. Riwayat trauma pada mata
5. Terdapat pnurunan tajam penglihatan seperti pandangan kabur, penglihatan ganda
atau kesulitan untuk melihat.
 Edukasi
Menghindari pemakaian obat-obatan seperti aspirin,ibuprofen atau beberapa
NSAID yang lain yang dapat meningkatkan perdarahan dan jangan menggosok mata
terutama yang sebelah kiri, supaya menghindari perdarahan yang semakin luas.

 Prognosis
Secara umum prognosis perdarahan subkonjungtiva adalah baik, karena
sifatnya dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubu. Namun jika sering mengalami
kekambuhan, persisten atau disertai dengan gangguan penglihatan maka dianjurkan
untuk dievaluasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai