Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KE-4

PENDAHULUAN

Dalam pertemuan keempat ini mahasiswa membahas menegnai pengertian hubungan


bisnis, agen perusahaan/distributor, makelar, komisioner, franchising, sewa beli, jual beli
angsuran, hak tanggungan, gadai/Pand, fiducia Eingendom Overdracht.

DESKRIPSI MATERI:

Hubungan Bisnis :

1. Pengertian hubungan bisnis

2. Agen perusahaan/distributor

3. Makelar

4. Komisioner

5. Franchising

6. Sewa Beli

7. Jual beli angsuran

8. Hak tanggungan

9. Gadai/Pand

10. Fiducia Eingendom Overdracht

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Tujuan dari materi adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian
hubungan bisnis, agen perusahaan/distributor, makelar, komisioner, franchising, sewa beli,
jual beli angsuran, hak tanggungan, gadai/Pand, fiducia Eingendom Overdracht.
PENYAJIAN:

HUBUNGAN – HUBUNGAN BISNIS

A. Pendahuluan

Hubungan – hubungan bisnis dilakukan karena mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-
sendiri. Tujuan dari melakukan hubungan bisnis tersebut adalah antara lain :

 Saling mencari keuntungan satu sama lain.

 Mempercepat proses pemasaran produk ke masyarakat luas.

 Membantu pihak lain karena tidak mendapat izin memasarkan produknya secara
langsung di suatu negara.

 Ketidakmampuan berbisnis karena permodalan terbatas.


Untuk memperjelas arti hubungan bisnis dan beragamnya bentuk

hubungan bisnis, akan diuraikan beberapa hubungan bisnis berikut ini.

B. Agen Perusahaan/ Distributor

Latar belakang hubungan bisnis ini disebabkan adanya pihak luar negeri yang tidak
diperbolehkan untuk menjual barangnya (produknya) secara langsung ke Indonesia. Untuk itu
pihak asing (prinsipal) harus menunjuk agen-agennya atau perwakilannya di Indonesia untuk
memasarkan produknya.

Sebagai perantara yang melayani beberapa pengusaha sebagai penghubung dengan


pihak ketiga, maka agen/distributor memiliki ciri antara lain :

 Perwakilan untuk memasarkan produk.

 Perantara yang mempunyai hubungan tetap dengan pengusaha dan mewakilinya untuk
melaksanakan kontrak/perjanjian dengan pihak ketiga.
Keagenan dan distributor memiliki pebedaan berbeda. Namun dalam praktek bisnis
sehari-hari keduanya biasanya digabungkan. Agen bertindak untuk dan atas nama prinsipal,
sedangka distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri.

Dalam bisnis, keagenan biasanya diartikan sebagai suatu hubungan hukum di mana
seseorang/pihak agen diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/pihak prinsipal untuk
melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Prinsipal akan bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang agen, sepanjang dilakukan dalam batas-batas
wewenang yang diberikan. Sedangkan seorang distributor bertindak untuk dan atas nama
sendiri.

Seorang prinsipal dapat menunjuk seseorang menjadi agennya dengan hanya berisi
beberapa baris kalimat saja. Adakalanya antara prinsipal dan agen dibuat suatu
perjanjian/kontrak yang sederhana yang memuat pokok-pokok tentang apa-apa yang menjadi
hak dan kewajiban para pihak. Tetapi tidak sedikit yang membuat perjanjian secara terperinci.

Bila pihak asing ingin menunjuk seorang agen/distributor di Indonesia, maka menurut
SK Menteri Perdagangan Nomo 77/Kp/III/78, tanggal 9 Maret 1978 ditentukan lamanya
perjanjian harus dilakukan untuk jangka waktu 3 tahun.

Apabila agen/distributor ingin mengalihkan haknya kepada pihak lain baik sebagian
maupun seluruhnya, dibolehkan sesuai dengan isi Pasal 1338 KUH Perdata mengenai
kebebasan berkontrak.

Pada perjanjian, para pihak biasanya akan merumuskan secara jelas peristiwa-
peristiwa apa saja yang menjadi perselisihan (event of default) yang memberikan dasar bagi
masing-masing pihak untuk memutus perjanjian keagenan/distributor, yaitu antara lain :

1. Apabila agen/distributor lalai melaksanakan kewajibannya sebagaimana tercantum


pada perjanjian keagenan/distributor termasuk kewajiban melakukan pembayaran.

2. Apabila agen/distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.

3. Apabilaparapihakjatuhpailit.

4. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan apa
yang menjadi kewajiban-kewajibannya.

Ketentuan Pasal 1266 KUP Perdata, menyatakan bahwa pembatalan

suatu perjanjian hanya dapat dilakukan setelah adanya keputusan pengadilan. Oleh karena
sistem hukum perjanjian kita menganut sistem terbuka, maka dalam praktek Pasal 1266 KUH
Perdata dikesampingkan, para pihak dapat melakukan pemutusan perjanjian keagenan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang mereka perjanjikan dalam perjanjiannya.

C. Makelar
Sebagai perantara yang menghubungkan pengusaha dengan pihak ketiga untuk
mengadakan transaksi bisnis beberapa perjanjian/kontrak. Tidak mempunyai wewenang
untuk bertindak sendiri namun dia bertindak untuk dan atas nama pihak ( principal ).

Fungsi makelar adalah sebagai perantara atas nama principal untuk melakukan
beberapa kontrak. Makelar memiliki hubungan hukum dengan principal berupa pemberian
kuasa dan pelayanan berkala, tidak tetap.

Kewajiban makelar adalah sebagai berikut :

 harus memelihara pembukuan perusahaan apabila merugikan pihak lain , makelar


wajib menganti kerugian.

 Wajib menyimpan contoh, apabila perjanjian tersebut menghendaki sebuah contoh


dan harus menjamin keaslian tanda tangan penjual surat berharga kalu menggunakan
surat berharga.

Hak makelar adalah berhak atas upah.

Larangan bagi makelar menurut pasal 65 KUHDagang adalah dilarang berdagang


dalam perusahaan dimana dia diangkat dan dilarang menjadi penjamin dalam perjanjian yang
dibuat dengan perantaranya. Sanksi bagi pelanggarn menurut pasal 71 KUH Dagang
dibebastugskan dan tidak dianggkat kembali untuk selamanya.

D. Komisioner

Seseorang yang pekerjaannya bertindak sebagai perantara dalam transaksi bisnis


dengan memberikan kuasa kepada perantara untuk bertindak atas namanya
sendiri/tanggungjawab sendiri dengan menerima komisi.

Fungsi komisioner adalah perantara biasa, dan dasar hukum perjanjian.kontrak komisi
adalah kontrak pemberian kuasa khusu antara komisioner dengan komiten.

Syarat yang harus dipeuhi untuk seorang komisioner adalah menyelenggarakan


perusahaan, mengadakan perjanjian untuk kepentingan dan atas perhitungan komiten, walau
dalam mengadakan kontrak dengan pihak ketiga selalau atas nama sendirri dan berhak atas
upah/komisi.

Kewajiban bagi seorang komisioner adalah menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk


kepentingan komiten dan wajib memberikan catat- catat pada komitennnya tentang
perbuatan-perbuatan yang dialkukan dengan peerantaranya, kecuali adanya suatu kontrak
“del credere“

Sedangkan yang menjadi hak bagi komisioner adalah hak mendahului atas barang
yang diserahkan untuk dijual atas atas barang yang telah dibeli dan hak menahan barang
milik komiten ( hak retensi ).
Seperti halnya makelar komisionerpun memiliki hubungan hukum dengan komiten
berupa pemberian kuasa dan pelayanan berkala, tidak tetap.

E. Franchising

1. PengertianFranchise:

Sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa dimana sebuah perusahaan induk
(Franchisor) memberikan kepada individu/ perusahaan lain yang berskala kecil dan
menengah (Franchiesee) hak-hak istimewa untuk melaksanakan suatu sistem usaha tertentu
dengan cara tertentu, waktu tertentu, tempat tertentu.

Franchise merupakan kerjasama bisnis dan secara teknis dipahami sebagai metode
perluasan pasar yang digunakan perusahaan yang dianggap sukses dan berkehendak
meluaskan distribusi barang atau jasa melalui unit- unit bisnis eceran yang dijalankan oleh
pengusaha-pengusaha independen dengan menggunakan merek dagang atau merek jasa,
teknik pemasaran dan berada di bawah pengawasan dari perusahaan yang hendak meluaskan
pasarnya dengan imbalan pembayaran fees dan royalties.

Para pihak (franchisor dan franchiesee) yang bersepakat dalam suatu transaksi
Franchise selain mempermasalahan persoalan-persoalan yuridis, juga hal lain yang lebih
penting, yaitu adanya jaminan bahwa baik franchisor maupun franchisee adalah pihak-pihak
yang secara bisnis dapat diandalkan kerjasamanya, kemampuan manajerialnya dan
bonafiditasnya untuk bersama-sama membangun kerjasama bisnis.

2. Klausula-klausula Yang dimuat Dalam Kontrak Frchising

Tuntutan-tintutansperti yang diuraikan di atas sebenarnya menjadi ukuran dalam


menentukan unsur-unsur pokok kesepakatan, persyaratan, hak an kewajiban para pihak yang
pada akhirnya ditiangkan di dalam klausula- klausula suatu perjanjian franchise. Klausula-
klausula utama suatu perjanjian franchise, sebagai berikut :

 Objek yang di-franchise-kan

Biasanya dikemukakan di awal perjanjian franchising.

 Tempat Berbisnis

Franchisor biasanya turut menentukan dan atau memberikan persetujuan


kepada franchisee mengenai tempat yang akan dipakai dalam menjalankan bisnis
franchise.

Wilayah Franchise

Pemberian wilayah oleh franchisor kepada franchisee harus didasarkan pada strategi
pemasaran. Tidak ada persaingan usaha sejenis yang dilakukan oleh sesama franchisee
ataupun franchisor sendiri.
Sewa Guna

Apabila lokasi didapat dengan suatu sewa. Jangka waktu sewa paling tidak harus sama
dengan jangka waktu berlakunya perjanjian franchise.

Pelatihan dan Bantuan Teknik dari Franchisor

Pelatihan dan bantuan teknik merupakan hal yang penting karena suatu bisnis dengan
pola franchise mengandalkan kualitas produk baik barang/jasa dan kualitas pelayanan yang
baik dalam menjalankan bisnisnya.

Standar Operasional biasanya tertuang dalam buku petunjuk/operation manual.

Pertimbangan-pertimbangan Keuangan

Merupakan hal yang paling sensitif dalam perjanjian franchise. Biasnaya yang yang
dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor pada hakekatnya merupakan pengganti atas
pemberian hak-haknya dari franchisor kepada franchisee.

Beberapa jenis pembayaran yang menjadi kewajiban franchisee kepada franchisor,


yaitu : initial fee (imbalan jasa awal), continuing fee (pembayaran atas jasa terus-menerus
yang diberikan franchisor), royalti (imbalan atas pemakaian merek barang/jasa, logo, hak cipt
dan sebagainya yang merupakan milik franchisor).

Klausula-klausula Kerahasiaan

Perjanjian franchise selalu memuat klausula yang melarang para pihak untuk
memberitahukan rahasia dagang kepada pihak ketiga yang tidak mempunyai kepentingan
dengan bisnis.

Klausula-klausula yang Membatasi Persaingan

Setelah berakhirnya perjanjian maka pihak franchisee dibatasi untuk tidak berusaha
dalam bisnis yang sejenis dengan usaha franchise yang sebelumnya telah dijalani selama
periode tertentu.

Pertanggungjawaban

Pertanggung jawaban merupakan hal yang penting, karena memuat mengenai sampai
sejauh mana tanggung jawab yang dipikul baik oleh franchisor maupun franchisee.

Pengiklanan dan Strategi Pemasaran

Pengiklanan merupakan bagian yang penting dari strategi pemasaran, oleh karena itu
dalam suatu perjanjian franchise untuk kebijaksanaan pengiklanan ini biasanya ditetapkan
secara terpusat oleh franchisor.

Penetapan Harga
penetapan harga ditetapkan oleh franchisor dengan mempertimbangkan masukan dari
franchisee.

Status Badan Usaha/Perusahaan

Berkaitan erat dengan pertanggungjawaban baik dari pihak franchisor maupuan


franchisee. Status badan usaha/perusahaan akan menentukan seberapa besar tanggung jawab
yang dapat dituntut dari suatu pihak.

Hak untuk Menggunakan Nama dan Merek Dagang.Merek dagang, logo dan desain
perusahaan merupakan identitas dari franchise itu.

Suatu merek dari bisnis franchise untuk mendapatkan perlindungan di Indonesia harus
didaftarkan ke Kantor Merek, karena suatu mereka baru mendapat perlindungan setelah
didaftarkan.

Perjanjian franchise harus memuat pula mengenai pihak yang bertanggung jawab atas
pendaftaran tersebut, biasanya kewajiban mendaftarkan serta pembiayaannya ditanggung
oleh pihak franchise sesuai kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian.

Masa Berlaku dan Kemungkinan Pembaharuan/Perpanjangan perjanjian.

Prinsip dasar dalam mengatur jangka waktu perjanjian ini adalah bahwa hubungan
franchise harus dapat bertahan pada jangka waktu yang cukup lama. Hubungan franchise ini
merupakan hubungan bisnis yang memerlukan waktu cukup lama untuk dapat mencapai hasil
yang memadai.

Kesuksesan bisnis franchise bukan merupakan hal yang cukup mudah didapat
melainkan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Waktu yang ideal untuk sebuah
perjanjian franchise adalah 5-10 tahun.

Jangka waktu perjanjian biasanya dapat diperpanjang kembali. Franchise harus


berhati-hati apabila dalam perjanjian dikemukakan bahwa tidak ada kesempatan untuk
memperpanjang perjanjian. Franchisee harus memperhatikan serta mempertimbangkan
dengan seksama syarat- 0syarat apa saja yang ditetapkan oleh franchisor agar ia dapat
ditunjuk kembali menjadi franchisee.

Pengakhiran Perjanjian Pengakhiran perjanjian dapat terjadi karena :

 Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak.


Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu perjanjian.

 Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya peristiwa
tertentu maka perjanjian menjadi hapus.

 Dengan persetujuan para pihak. Penafsiran Terhadap Perjanjian

 Pernyataan menghentikan perjanjian oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu
pihak.
Para pihak dapat menyepakati masalah penafsiran ini, terutama apabila dalam bisnis
franchise terlibat 2 (dua) pihak yang berlainan bangsa, kewarganegaraan.

Pilihan Hukum dan Pilihan Forum Pilihan hukum merupakan hal yang penting dalam hal
terjadi perjanjian

franchise internasional.

Perjanjian harus benar-benar memperhatikan penetapan hukum mana yang akan


diterapkan dalam perjanjian, serta tempat hukum mana yang dipilih untuk menyelesaikan
perselisihan-perselisihan yang timbul.

Selain pilihan hukum terdapat pula pilihan forum, hal yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan forum apakah dimungkinkan pula untuk menyelesaikan perselisihan dengan
arbitrase ataukah penyelesaian hanya berdasarkan proses yudisial biasa yakni melalui
pengadilan.

Karakteristik dasar Franchise :

 Harus ada perjanjian tertulis. Franchisor harus memberikan pelatihan dan dukungan.

 Franchisee diperbolehkan beroperasi dengan menggunakan nama/merek dagang


franchisor.

 Perjanjian hapus karena putusan hakim. Tujuan perjanjian telah tercapai.

 sendiri/dukungan sumber dana lain.

 Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dana

 Franchisee berhak secara penuh mengelola bisnis sendiri.


Franchisee membayar fee dan atau royalti kepada franchisor.

 Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu.

 Transaksi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan transaksi antara


cabang dan induk.

Persyaratan Kontrak Franchising

Franchisor setuju untuk :

 Memberikan wilayah penjualan yang berdiri sendiri pada franchisee.

 Menyediakan pelatihan dan bantuan manajemen.

 Memberikan barang-barang dagangan kepada franchisee dengan harga yang bersaing.


 Memberikan nasihat kepada franchisee tentang lokasi perusahaan dan desain
bangunan.

 Memberikan bantuan finansial tertentu/nasihat finansial kepada franchisee.

Franchisee setuju untuk

 Menyelenggarakan perusahaan sesuai dengan peraturan yang diajukan franchisor.

 Mengivestasikan jumlah tertentu dalam perusahaan.

 Membayar pada franchisor suatu honorarium.

 Menyediakan fasilitas perusahaan yang disetujui franchissor (membangun atau tidak).

 Membeli persediaan dan materil standar lainnya dari franchisor/leveransir yang


disetujui.

Dasar Hukum Kontrak Franchising : Kontrak/perjanjian antara kedua belah pihak

Keuntungan Franchise:

 Diberikan latihan dan pengarahan oleh franchisor.

 Diberikan bantuan finansial oleh franchisor. (Apalagi bila prospek usaha dianggap
resiko baik)

 Diberikan penggunaan nama perdagangan/merek dikenal.

Kelemahan perlindungan bagi Franchisee:

 Program latihan yang diizinkan franchisor kadangkala jauh dari yang diinginkan.

 Perincian setiap hari tentang penyelenggaraan sering diabaikan.

 Sedikit sekali kebebasan yang diberikan pada franchisee untuk menjalankan akal budi
sendiri, misal membeli peralatan di tempat lain.

 Jarang mempunyai hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak ketiga tanpa
menawarkan pada franchisor.

F. Sewa Beli (Hire Purchase/Huur Koop) adalah :

Jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara
memperhitungkan setiap pembayaran pembeli, dengan pelunasan atau harga barang yang
telah disepakati bersama dan diikat dalam perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut
beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli
kepada penjual.

G. Jual Beli Angsuran/Credit of Betalingen

Jual beli dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara menerima
pelunasan pembayaran pembeli, dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah
disepakati bersama dan yang diikat dalam perjanjian, serta hak milik atas barang beralih dari
penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh penjual kepada pembeli.

H. Hak Tanggungan

1. Pengaturan hak tanggungan

Saat ini diatur dalam UU No. 4 Tahun 1996 mengatur tentang Hak Tanggungan atas
tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. LN 1996: 42 disebut UU Hak
Tanggungan. Ketentuan baru ini bertujuan menghapuskan ketentuan tentang : Hipotik (BK II
KUH Perdata) dan Crediet Verband (Stb 1908 : 542 Jo Stb 1909 : 586 Jo 1937 : 190 Jo 1937 :
191)

2. Pengertian Hak Tanggungan : (Ps. 1 butir 1 UUHT)

Hak Tanggungan adalah :

“Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah, berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu,
yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-
kreditur lain”.

3. Ciri-ciri dan sifat Hak Tanggungan.

Hak Tanggungan merupakan lembaga jaminan untuk pelunasan

utang yang kuat memliki cirri antar lain :

 Memberikan ked. diutamakan (Pasal. 1 UUHT)

 Selalu mengikuti objek yang dijaminkan (Pasal. 7 UUHT)

 Memenuhi asas spesialitas dan publisitas, agar mengikat pihak ketiga dan
memberikan kepastian bagi yang bersangkutan.

 Mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusi (Pasal. 14 Jo Pasal. 20 UUHT).


Sifat lain hak tanggungan :

Tidak dapat dibagi-bagi kecuali diperjanjikan lain dalam APHT . Dengan


demikian, walaupun hutang dilunasi sebagian, namun Hak Tanggungan tetap membebani
seluruh objek HT.

Objek Hak Tanggungan

1. HakMilik

2. HakGunaUsaha

3. Hak Guna Bangunan

4. HakPakaiatasTanahNegara

5. HakPakaiatasTanahHakMilik

Tata Cara Pemberian Hak Tanggungan :

1. Membuat perjanjian utang piutang/perjanjian pemberian kredit yang pelunasannya


dijamin dengan hak tanggungan.

2. Membuat perjanjian pemberian hak tanggungan yang dituangkan dalam Akta


Pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh Notaris/PPAT.

3. Melakukan pendaftaran hak tanggungan pada Kantor Pertanahan , maka lahirlah hak
tanggungan yang dibebankan.

I.Pand/Gadai ( KUH Perdata )


1. Pangaturan dan pengertian gadai .

Gadai atau pand diatur dalam Ps. 1150 KUHP, memiliki pengertian :

“Hak yang diperoleh kreditur atas benda bergerak dari orang lain atas nama debitur
untuk menjamin utang dan memberikan wewenang kepada kreditur untuk mendapat
pelunasan lebih dulu daripada kreditur lain“.

2. Ciri/Sifat gadai :

 Accesoir

 Jaminan pembayaran kembali

 Barang yang digadaikan harus pada pemegang gadai

 Tidak dapat dibagi-bagi

 Mempunyai hak didahulukan


 Pemegang gadai berhak menjual sendiri benda gadai, bila dianggap pailit/wanprestasi

 Penguasaan benda gadai bukan untuk dinikmati/dipakai/dipungut hasil oleh pemegang


gadai.

3. Obyek gadai

adalah berupa benda bergerak

4. Tata Cara mengadakan gadai :

1. Membuat perjanjian piutang antara debitur dan kreditur, dimana debitur sanggup
memberikan benda bergerak.

2. Membuatperjanjiangadai,bisadibuatlisanatautertulis.

3. Penyerahan benda yang digadaikan pada kreditur.

5. Perbedaan Gadai dengan Hak Tanggungan.

Hak Tanggungan Gadai

 Benda tak bergerak

 Penguasaaa phisik atas

 benda tak berpindah pada tangan kreditur

Benda bergerak

Pengusaan phisik atas benda berpindah pada tangan kreditur

Bebas : bisa lisan atau

 Akta otentik

 Dapat dijaminkan lebih dari tertulis satu kali

 Hanya dapat dijaminkan satu kali saja

J. Fiduciaire Eigendoms Overdracht/FEO/Fiducia :


1. Pengaturan

Fiduacia, diatur dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Fiducia. Semula
pengaturan Fiducia didasarkan pada Yurusprudensi. Tujuan undang-undang tersebut adalah
untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak. Oleh karena itu dianut asas
Spesialitas dalam pembebanan fiducia.

2. Pengertian Fiducia

Penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan dimana yang digadaikan adalah hak
miliknya, sedangkan bendanya tetap berada pada debitur.

3. Sifat hukum fiducia

Seperti halnya pada gadai, fiduciapun merupakan jaminan untuk benda bergerak ,
hanya pada fiducia ini benda secara fisik yang dijadikan jaminan tetap berada pada debitur,
sedangkan yang diserahkan sebagai jaminan hanya bukti-bukti kepemilikan saja.

4. Tata Cara Pemberian

Tujuan pemberian kepastian hukum, mendapat penjabaran dalam bentuk dianut asas
spesiallitas dalam tata cara pemberian fiducia. Tata Cara Pemberian Fiducia antara lain :

a. Membuat perjanjian utang piutang/perjanjian pemberian kredit yang


pelunasannya dijamin dengan hak fiducia.

b. Membuat perjanjian fiducia yang dituangkan dalam Akta Notaris. c.


Melakukan pendaftaran di kantor pendaftaran fiducia.

5. Kelemahan fiducia untuk benda bergerak :

 Tidak adanya pengumuman penyerahan benda jaminan.

 Umum tak dapat mengetahui dengan pasti apakah ia pemilik benda atau hanya
sebagai pemberi fiducia.

 Tidak dapat ditelusuri apakah pemberi fiducia itu benar-benar pemilik atau hanya
pemegang saja
Kesimpulan:

Hubungan bisnis di indonesia merupakan hal penting dalam menciptakan


hubungan yang baik antara para pihak, hubungan – hubungan bisnis dilakukan karena
mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri- sendiri,di dalam bisnis ada berbagai
macam pihak yang memiliki peranan yang berbeda salah satunya adalah keagenan
dan distributor memiliki pebedaan berbeda. Namun dalam praktek bisnis sehari-hari
keduanya biasanya digabungkan. Agen bertindak untuk dan atas nama prinsipal,
sedangka distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri.

Dalam bisnis, keagenan biasanya diartikan sebagai suatu hubungan hukum di


mana seseorang/pihak agen diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/pihak
prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Prinsipal akan
bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang agen,
sepanjang dilakukan dalam batas-batas wewenang yang diberikan. Sedangkan seorang
distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri.

Selain keagenan ada yang dinamakan dengan Franchise yang merupakan


kerjasama bisnis dan secara teknis dipahami sebagai metode perluasan pasar yang
digunakan perusahaan yang dianggap sukses dan berkehendak meluaskan distribusi
barang atau jasa melalui unit-unit bisnis eceran yang dijalankan oleh pengusaha-
pengusaha independen dengan menggunakan merek dagang atau merek jasa.

Teknik pemasaran dan berada di bawah pengawasan dari perusahaan yang


hendak meluaskan pasarnya dengan imbalan pembayaran fees dan royalties,kemudian
ada pula yang dinamakan Sewa Beli (Hire Purchase/Huur Koop) adalah Jual beli
barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara
memperhitungkan setiap pembayaran pembeli, dengan pelunasan atau harga barang
yang telah disepakati bersama dan diikat dalam perjanjian, serta hak milik atas barang
tersebut beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas
oleh pembeli kepada penjual. Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa hubungan
bisnis ini akan tercapai jika ada keselarasan didalam hubungan tersebut dengan
didasarkan pada aturan hukum yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, A, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan , jakrta, Pradnya


Pramitra, 1991: 150.

Burton Simatupang Richard, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta 1996

Depdikas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Balan Pustaka, Jakarta, 1994.

Friedman, Jack. P, Dictionary of Business Term. New York, USA, Baron’s Educational
Services, Inc, 1987:66

Fuadi Munir, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern Di Era Global, Citra Adytya
Bakti, Bandung 2002.

Nurani.nina, Hukum Bisnis Suatu Pengantar, Insan Mandiri, Bandung 2009

Anda mungkin juga menyukai