Pendahuluan Oleh: H. M. Ridwan Hasbi, Lc, MA Penyembahan Allah berupa shalat Shalat jum‘at sebelum direkontruksi oleh merupakan kewajiban setiap orang Islam, ulama Mazahib seperti sekarang ini, baik laki-laki ataupun perempuan, terdapat fenomenal jika dirujuk kepada pelaksanaannya dengan perbuatan, riwayat-riwayat yang menjelaskannya. perkataan dan berdasarkan syarat-syarat dan Sebab ayat yang menjelaskan tentang rukun yang tertentu dengan dimulai “takbir” shalat jum‘at turun di Madinah, tapi dan diakhiri dengan “salam”.1 Urgensi shalat pelaksanaannya sudah ada sebelum hijrah dalam Islam berkaitan dengan sendi Agama, dan saat Nabi SAW hijrah sebelum sampai sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, ke Madinah. Penulis menemukan bahwa “Sholat itu adalah sendi agama, barang siapa shalat jum‘at sebelum hijrah yang sudah mengerjakannya berarti ia telah menegakkan tiang dilaksanakan di Madinah dan saat Nabi agama. Dan barang siapa yang meninggalkan SAW di Quba adalah shalat zuhur plus berarti ia telah merobohkan agama”.2 khutbah. Pada awalnya khutbah setelah Ibadah shalat merupakan sebuah shalat, tapi saat terjadi orang-orang ibadah yang pertama kali dihisab pada hari meninggalkan Nabi saat khutbah dan turun akhirat, sehingga jika ia sempurna maka ayat, maka diubah menjadi khutbah dulu ibadah yang lain akan ikut, baru shalat, lalu terkontruksi shalat dua Dari Anas ibn Hakim bahwasanya ia rakaat. Waktu pelaksanaannya terdapat takut sama Zaman Ziyad atau Ibnu Ziyad, perbedaan riwayat dengan ungkapan waktu maka ia datangi Madinah, lalu berjumpa dhuha, sebelum tengah hari, saat tengah dengan Abu Hurairah, maka ia masukkan hari dan setelah matahari tergelincir, saya pada nasabnya lalu saya bernasab dengan esensial shalat jum‘at sama padanya, kemudian ia berkata: “Hai pemuda, dengan shalat ‘id (hari raya). Jumlah maukah aku sampaikan sesuatu padamu semoga jamaah yang menjadi wajibnya shalat tidak Allah memberi kamu manfaat dengannya”, Maka terdapat kesepakatan dan kewajiban bagi berkata: “Ya, semoga Allah merahmatimu”. mukallaf sebab riwayat-riwayatnya bersifat Ia berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali umum dan berbeda satu dengan lainnya. dihisab pada hari akhirat kelak adalah shalat”, lalu berkata: “Allah berfirman pada Malaikat Keyword: Paradigma, Jum’at dan Hadits dan Dia Maha Tahu: Lihatlah pada shalat hamba-Ku, apakah sudah sempurna atau kurang?, jika sudah sempurna maka dituliskan pada orang muslim dengan orang kafir, sempurna, jika kurang darinya, lalu lihat shalat Dari Abdullah ibn Buraidah dari sunatnya, jika ada maka sempurnakanlah bapaknya berkata: Rasulullah SAW fardhunya dengan sunat, kemudian semua amal bersabda: “Perjanjian antara kita dengan diambil atas hal tersebut”.3 mereka adalah shalat, maka barang siapa Mendirikan shalat pembeda antara yang meninggalkannya, sungguh ia telah
70 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
kafir”.4 pada Allah dalamnya atau sebagaimana Diantara shalat yang wajib itu dikatakan mereka”. Maka mereka berkata: adalah shalat jum’at yang hukumnya fardhu “Hari sabtu milik orang Yahudi, hati ahad ‘ain bagi tiap-tiap orang muslim mukalaf, milik orang Nashrani, maka jadikanlah hari laki-laki, berakal dan sehat. Allah ‘Arubah”, dimana mereka namakan hari mensyari’atkan bagi umat Islam dengan jum‘at adalah hari ‘arubah, lalu mereka jama’ah untuk menguatkan hubungan dan berkumpul pada As‘ad ibn Zurarah, menjalin keakraban di antara mereka. Ibarat maka dilakukan shalat bersama mereka dalam melakukannya berjama’ah dengan serta mengingat Allah. Sehingga mereka perumpamaan pertemuan desa, yaitu shalat namakan hari jum‘at sampai mereka lima waktu, ada pertemuan kota, yaitu shalat berkumpul pada sehingga As‘ad ibn jum’at dan dua hari raya, dan ada pertemuan Zurarah menyembelih binatang ternak internasional, di waktu haji di mekah, inilah untuk itu.7 pertemuan umat islam, pertemuan kecil, sedang, dan besar. Ibnu Katsir menjelaskan dinamakan Jum‘at menjadi suatu hari yang sangat hari jum‘at karena hari itu merupakan “saat spesial bagi orang Islam, sebab shalat yang berkumpul”.8 Disebutkan dalam bahasa orang didirikan memiliki nilai mulia disisi Allah zaman jahilyah dengan hari ‘arubah dimana SWT, disamping fadhilah harinya. Shalat umat-umat sebelum Islam telah Jum’at yang harus dilakukan secara diperintahkan untuk mengadakan hari berjamaah atau bersama-sama dan tidak berkumpul tiap pekannya, Yahudi pada hari boleh sendiri-sendiri seperti yang boleh sabtu dan Nashrani pada hari ahad, dan dilakukan pada jenis shalat wajib yang lain. Allah memilih hari jum‘at untuk umat Islam Penamaan shalat jum‘at berkaitan dengan sebagaimana terdapat dalam riwayat Abu nama hari jum‘at, dimana hari itu punya asal Hurairah, usul yang tidak terpisahkan dari masa Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kami jahiliyah sebelum Islam. adalah umat yang terakhir tapi pertama kali Pada masa sebelum Islam hari jum‘at itu masuk surga pada hari akhirat, hanya saja dinamakan hari ‘arubah5 yang berarti hari mereka diberi kitab sebelum kami. Kemudian rahmah (kasih sayang), dan yang pertama kali hari ini diwajibkan Allah atas mereka tapi mengganti nama hari itu dengan jumu‘ah mereka berselisih. Lalu Allah beri petunjuk (jum‘at) adalah Ka‘ab ibn Luai. 6 Sebab pada kami dan orang-orang dibelakang kami penamaan hari itu dengan jum‘at terdapat mengikuti, dimana Yahudi esok pagi dan dalam sebuah riwayat, Nashrani lusa”.9 Dari Ma‘mar dari Ayyub dari Ibnu Sirin berkata: “Penduduk Madinah berkumpul Sejarah Shalat Jum’at sebelum Rasulullah SAW datang , dan Shalat Jumat punya kisah dan perjalanan sebelum turun perintah jum‘ah, dan mereka sejarah yang panjang, permulaan shalat menamakannya hari jum’at”, Kaum Jumat pertama kali adalah ketika muncul Anshar berkata: “Orang yahudi mempunyai perintah dari Allah SWT kepada Nabi satu hari berkumpul pada setiap seminggu, Muhammad ketika beliau masih berada di orang Nashrani juga demikian, maka mari kota Mekkah dan sedang dalam persiapan kita buat satu hari berkumpul lalu kita untuk melakukan hijrah ke kota Madinah. melakukan zikrullah, shalat dan bersyukur Antara Umat Islam dengan kafir Quraisy
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 71
tidak hidup damai dan kaum Quraisy Muhammad memutuskan untuk ikut melakukan permusuhan sehingga perintah melakukan shalat Jumat sekaligus berkhutbah tersebut tidak bisa dilakukan. Mengumpulkan sebelum pelaksanaan shalat. Inilah khutbah umat Islam secara bersama-sama di dalam pertama yang dilakukan oleh Rasul ketika satu tempat dan pada waktu yang sama tidak berada di kota Madinah.12 mungkin dilakukan Rasulullah SAW, namun Bila kita perhatikan tentang shalat jum‘at mengutus salah seorang sahabatnya yang “kapan disyariatkan?” dari beberapa versi bernama Mush’ab ibn Umair bin Hasyim periwayatan diatas dapat disimpulkan bahwa yang tinggal di kota Madinah agar dia shalat jum‘at yang malakukannya di Madinah mengajarkan Al-Qur’an pada penduduk kota sebelum Rasulullah SAW hijrah antara itu. Maka pada saat inilah sejarah shalat Jumat sahabat Mush‘ab ibn Umair dan As‘ad ibn dimulai. Selain mengajarkan Al-Qur’an, Zararah. Namun apakah sudah ada syariat sahabat setia Nabi tersebut juga meminta ijin shalat jum‘at waktu dengan alasan bahwa pada beliau untuk menyelenggarakan ibadah Rasulullah SAW tidak melaksanakannya di shalat Jumat. Rasul dengan senang hati Makkah sebab tidak memungkinkan mengijinkannya. Jadi Mush’ab bin Umair bin mengumpulkan orang Islam dengan tekanan Hasyim adalah orang yang pertama kali rintangan yang dilakukan kafir Quraisy. melakukannya.10 Analisa penulis dalam hal ini merujuk pada Tapi dalam riwayat Muhammad ibn pendapat Ibnu Hajar yang mengatakan: Sirin diatas menjelaskan bahwa umat Islam Dan terjadi perbedaan dalam menentukan yang tinggal di Madinah berkumpul di kapan diwajibkan shalat jum‘at, kebanyakan rumah As‘ad ibn Zurarah dan mengadakan Ulama mengatakan bahwa kewajibannya shalat dua rakaat pada hari itu. Sedangkan (pensyariatan) di Madinah sesuai dengan As’ad bin Zurarah pada hari itu memotong kandungan (ayat 9 surat al-Jumu‘ah) tentang kambing untuk makan bersama setelah turun di Madinah. Berkata syaekh Abu shalat.11 Inilah versi lain yang menyatakan Hamid: diwajibkan shalat jum‘at di Makkah, shalat Jum’at pertama dalam Islam yang dan ini pendapat gharib (aneh).13 tidak dihadiri oleh Rasulullah. Sementara Nabi Muhammad sendiri Dengan demikian shalat jum‘at yang baru bisa melakukah shalat Jumat ketika dia dilakukan sahabat di Madinah sebelum sudah berada di kota Madinah. Pada waktu Rasulullah SAW hijrah dan juga yang itu beliau ada di suatu daerah yang bernama dilakukan Rasulullah SAW saat perjalanan Quba’ dan menemui sahabat dekatnya yang hijrah di Quba‘, bukanlah shalat jum‘at lain yang bernama Bani ‘Amr bin ‘Auf. seperti sekarang ini, tetapi shalat zuhur Peristiwa ini terjadi pada hari Senin pada 12 dengan tambahan khutbah. bulan Rabi’ul Awwal. Kemudian tiga hari sesudahnya, yaitu hari Kamis, Nabi Waktu Pelaksanaan Shalat Jumat mendirikan sebuah masjid. Esoknya pada hari Wujud dari kewajiban mendirikan shalat Jumat, Nabi Muhammad bertemu lagi jum‘at sama dengan mendirikan shalat fardu dengan sahabatnya itu di kota Madinnah yang lainnya, yakni menunaikan kewajiban pada akan mengadakan Shalat Jumat di sebuah waktunya. Pendapat mayoritas Ulama bahwa lembah yang telah dijadikan masjid dan waktu shalat jum‘at berkaitan dengan waktu tempatnya tidak begitu jauh dari mereka shalat zuhur, dan tenggang waktunya pun berdua. Mengetahui hal tersebut maka Nabi sama. Maka waktu sholat Jum’at adalah sama
72 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
dengan waktu sholat Zhuhur, yaitu dari dari Syu‘bah dari ‘Amru ibn Murrah dari tergelincirnya matahari hingga ukuran Abdullah ibn Salimah berkata: “Abdulllah bayangan sesuatu sama dengannya. Tapi (anak Umar ibn Khattab) shalat jum‘at terdapat juga beberapa riwayat bahwa waktu bersama kami waktu dhuha”, dan ia pelaksanaan shalat jum‘at yang pernah berkata: “Saya takut kalian kepanasan”.15 dilakukan oleh khalifah Abu Bakar, Umar, dan Usman terdapat perbedaan antara Telah meriwayatkan pada kami Abu mereka, diantaranya, Mu‘awiyah dari al-A‘masy dari ‘Amru Dari Abdullah ibn Saidan al-Sulami ibn Murrah dari Sa‘id ibn Suwaid berkata: “Saya menyaksikan jum`ah berkata: “Telah shalat jum‘at bersama kami bersama Abu Bakar maka waktu shalat dan Mu‘awiyah pada waktu dhuha”.16 khutbahnya sebelum pertengahan siang, Saya menyaksikannya bersama Umar maka waktu Sedangkan dalil mengenai ketentuan shalat dan khutbahnya dapat saya nyatakan waktu sholat Jum’at sama dengan shalat pertengahan siang, kemudian saya juga saksi zuhur adalah, pada masa Usman maka shalat dan Dari Ja‘far ibn Muhammad dari khutbahnya dapat saya nyatakan sudah bapaknya dari Jabir ibn Abdullah tergelincir siang , sung guh saya tidak berkata: “Kami shalat jum‘at bersama mendapatkan seorang pun yang mencela Rasulullah SAW, kemudian kami pulang, tersebut dan tidak ada yang maka kami mengistirahatkan unta-unta mengingkarinya”.14 kami”. Hasan berkata, “Aku bertanya kepada Ja’far: “Waktunya kapan itu?” Realita pelaksanaan shalat jum‘at yang Ja’far menjawab: “Saat matahari terjadi pada tiga masa kepemimpinan umat tergelincir”.17 terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa pelaksaan khutbah dan shalat jum‘at antara Dari Usman ibn Abdurrahman al-Taimi satu dengan lain terindikasi berbeda. saya mendengar Anas ibn Malik berkata: Penyebab yang kuat dalam analisa penulis “Rasulullah SAW melaksanakan shalat adalah waktu sebelum tengah siang dan saat jum`at apabila matahari telah tergelincir”.18 pertengahan siang apakah sudah masuk waktu zuhur atau belum, sedangkan apa Dari Usman ibn Abdurrahman al-Taimi yang terjadi pada masa Usman yakni setelah dari Anas ibn Malik bahwasanya Nabi SAW tergelincir adalah kesepakatan pendapat melaksanakan shalat jum‘at saat matahari sudah masuk shalat zuhur. tergelincir.19 Jika kenyataan demikian yang terjadi Dalam hal waktu shalat jum‘at adalah antara tiga masa, dimana tidak ada satupun waktu shalat zuhur yaitu setelah matahari para Sahabat yang mengingkari atau tergelincir sampai waktu ashar menjadi mengkritik kebijakan khalifah, maka ini kemufakatan jumhur Ulama. Waktu shalat menunjukkan bahwa waktu shalat dan jum’at yang paling utama adalah: setelah khutbah jum‘at dinamis, sebab terdapat tergelincirnya matahari hingga akhir waktu riwayat yang menyatakan bahwa ada sahabat shalat zuhur. Sebagian Ulama berpendapat yang melaksanakan shalat jum‘at waktu bahwa shalat jum‘at boleh dilakukan dhuha, sebelum zawal (matahari tergelincir), yaitu Telah meriwayatkan pada kami Gundar Ahmad ibn Hanbal dengan melandaskan
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 73
argumentasinya pada riwayat yang boleh bergantian melaksanakan shalat jum‘at menjelaskan perbedaan masa Abu Bakar, dengan melakukan dua putaran atau tiga, Umar dan Usman. tapi tetap dengan imam dan khatib yang Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab berbeda serta belum mendirikan shalat Fathul Bari menjelaskan bahwa hadits jum‘at sebelumnya. Dengan syarat, waktu tentang shalat jum‘at sebelum zawal, bahwa pelaksanaan putaran demi putaran shalat jika matahari tergelincir maka akan ada Jum’ at tersebut masih dalam batas waktu bayangan, tapi tidak adanya bayangan tidak Zhuhur. Semua pelaksanaan shalat Jum’at dimaknai secara mutlak dengan melihat tersebut dinilai sah sehingga tidak perlu kadar bayangan yang berbeda pada musin dilakukan pengulangan shalat zuhur. panas dan dingin. Sehingga waktu shalat Ulama Lajnah Daimah Wa al-Ifta jum‘at adalah waktu shalat zuhur.20 memfatwakan tidak boleh menegakkan Menurut Ibnu Rusyd, sebab terjadinya sholat Jum’at dua kali dalam satu masjid, perbedaan adalah pemahaman atsar yang yang kedua setelah selesai yang pertama, menjelaskan shalat jum‘at dapat disegerakan tetapi apabila ada uzur syar‘i dibolehkan. sebagaimana yang diriwayatkan al-Bukhari Fatwa ini diungkapkan setelah ada “Bahwa sahabat pulang dari selesai shalat jum‘at pertanyaan dari kaum Muslimin di Perancis, dan tembok-tembok belum ada bayangan”. sebagai berikut: “Jumlah masjid yang mengadakan Sehingga ada yang memahami bahwa shalat sholat Jum’at di kota Paris dan kota-kota lain sedikit jum‘at boleh didirikan sebelum zawal, dan ditambah lagi masjid menjadi sempit karena ada juga yang memahami bahwa hadits itu banyaknya jama’ah. Sebagai jalan keluar dari menunjukkan bersegera pergi kemesjid. permasalahan ini dimana kebanyakan jama’ah Namun hadits yang mu‘tamad bahwa shalat sholat tidak dapat mengerjakan kewajiban Jum’at jum‘at setelah zawal, maka tidak boleh terjadi di Prancis, maka salah seorang mengusulkan supaya ta‘arud dalam hal ini. Menggabungkan sholat Jum’at dikerjakan dalam satu masjid dua keduanya adalah sangat utama, bahwa sesi, setiap kali dengan imam dan khatib berbeda. kedudukan shalat jum‘at sama dengan shalat Maka apa hukum syar’i masalah itu?” zuhur, sehingga waktu pelaksanaannnya Jawaban dari Lajnah Daimah Wa al-Ifta‘ sama, lalu hadits yang diriwayatkan al- adalah : Menegakkan dua kali Jum’at dalam Bukhari dipahami bermakna tabkir satu masjid tidak dibolehkan secara syari, (bersegera berangkat).21 dan kami tidak mengetahui ada dasarnya Karena waktu shalat jum‘at sama dalam agama Allah, karena aslinya Jum’at dengan waktu shalat zuhur, sehingga ditegakkan satu kali di satu negeri, dan tidak rentang waktunya cukup lama sekitar 3 jam, boleh dikerjakan beberapa sholat Jum’at dimana shalat zuhur dapat didirikan pada kecuali karena uzur syar’i, seperti jauhnya awal waktu atau pertengahan waktu, atau jarak bagi sebagian yang diwajibkan Jum’at, akhir waktu, begitu juga sebenarnya shalat atau masjid pertama sesak tidak muat untuk jumat. Tapi yang afdhal adalah awal waktu seluruh jama’ah sholat, atau uzur sesuai dengan kesepakatan jumhur ulama. semacamnya yang membolehkan ditegakkan Seandainya sekelompok umat Islam Jum’at kedua, ketika itu Jum’at lain boleh yang berkewajiban melaksanakan shalat dikerjakan dimana tujuan Jum’at dapat Jum’at tidak dapat melaksanakannya dalam terealisasi.22 waktu bersamaan karena tugas-tugas Mendirikan shalat jum‘at dalam satu penting yang tidak dapat ditinggalkan, maka masjid bergiliran atau dengan beberapa
74 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
putaran pada dasar hukumnya tidak Dari Nafi‘ dari Ibnu Umar berkata: Saya dibolehkan, walaupun waktu shalat jum‘at bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, berwudhu sama dengan waktu shalat zuhur, tapi dari bejana baru yang bekas tuak yang paling kau kesatuan jamaah dalam pelaksanaannya sukai atau dari yang suci?”, Maka Beliau menjadi sebuah acuan ketetapan untuk bersabda: “Tidak, tapi dari yang suci, sesungguhnya pelaksanaan shalat jum‘at sekali saja. agama Allah itu al-Hanifiyah al-Samhah”.27 Kontek persoalan yang dibolehkannya mendirikan shalat jum‘at bergiliran atau Dari Anas ibn Malik RA dari Nabi SAW dilakukan dengan beberapa putaran dengan bersabda: “Permudahlah dan jangan dipersulit, imam dan khatib yang berbeda pada berilah kabar gembira dan janganlah dasarnya darurat yang disebabkan adanya menjauhkan”. 28 uzur yang dibolehkan syariat, sebagaimana Dari Abu Qatadah dari al-A‘rabi yang uzur tersebut diatas. Shalat jum‘at dapat mendengar Rasulullah SAW bersabda: didirikan dengan beberapa putaran pada satu “Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah masjid dimana khatib dan imamnya berbeda, yang paling mudah darinya, sesungguhnya sebaik- pada kontek realitasnya untuk kemaslahatan baik agama kalian adalah yang paling mudah disaat adanya uzur syar‘i. Diantara landasan darinya”.29 yang digunakan adalah: Prinsif dasar dari ajaran Islam tidak Bahwa dasar-dasar penetapan hukum mempersulit umat manusia, sebagaimana selalu dikembalikan pada kaidah-kaidah terdapat dalam firman Allah, ushuliyah dan fiqhiyah yang menjadi ilustrasi “...Allah menghendaki kemudahan bagimu, atas prinsif ajaran Islam, diantaranya dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...”23 “...dan Dia sekali-kali tidak menjadikan “Kesulitan mendorong pencarian kemudahan”30 untuk kamu dalam agama suatu kesempitan...”24 “Apabila suatu perintah itu sempit, maka ia Bahwa Islam adalah agama yang dapat melebar”31 Hanifiyah Samhah (penuh teleransi) dan mudah dapat direalisasikan dalam kehidupan umat, sebagaimana terdapat dari hadits Nabawi diantaranya, “Kebutuhan: didudukkan pada posisi darurat, Dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas berkata: baik bersifat umum atau khusus”32 Seseorang berkata pada Rasulullah SAW: “Apa agama yang paling dicintai oleh Paradigma pelaksanaan shalat jum‘at Allah?”, Rasulullah bersabda: “al- pada masa Rasulullah SAW, langsung Hanifiyah al-Samhah”.25 dipimpin dan dikomandoi beliau sehingga pendirian shalat jum‘at sangat tergantung Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW sama beliau dan pada masa itu kerasulan berkata: “Sesungguhnya itu mudah dan menjadi standar dari perintah. Pada masa janganlah salah seorang memperketat sahabat (khulafar rasyidin) sudah ada agama”26 kontruksi ulang pada masa Usman ibn Affan dengan azan dua kali, tapi dalam banyak hal
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 75
tetap mengacu pada masa Rasulullah SAW. yang dimaksud hadits, sebab terdapat beberapa Lain halnya pada masa Aimmatul Mazhab riwayat yang berbeda dalam menjelaskan pelaksanaan shalat jum‘at disusun ulang oleh jumlah dari sebuah kelompok orang shalat mereka dengan meletakkan syarat dan jum‘at yang disebut dengan jamaah. rukunnya. Sebab pelaksanaan shalat jum‘at Jika kita perhatikan pendapat Aimmatul sudah menyebar seantero pelosok dimana Mazahib tentang maksud jamaah dalam hadits, umat Islam ada, sehingga tidak terfokus lagi ditemukan perselisihan pendapat tentang pelaksanaannya di Madinah. Persyaratan dan jumlah jamaah yang sah untuk sholat Jum’at, rukun yang diletak oleh aimmatul mazhab sebab tidak ada ketetapan yang jelas dalam belum sampai pada tahap pelaksanaan shalat nash al-Quran dan hadits Nabawi tentang jum‘at bergiliran, sehingga kontek yang jumlah orang yang disebut jamaah untuk penulis angkat disini adalah maslahah umat shalat jum‘at. dengan perkembangan dan posisi umat Terdapat beberapa pendapat dalam antara satu negara dengan negara lain menetapkan jumlah orang yang dapat berbeda, begitu juga antara daerah yang disebut jamaah untuk dapat sah menunaikan membuka peluang bahwa kewajiban shalat shalat jum‘at, sebagai berikut: jum‘at waktu pelasanaannya cukup panjang 1. Jumlah jamaah yang dapat sehingga dibolehkannya bergiliran dengan melaksanakan shalat jum‘at adalah syarat imam dan khatib berbeda dalam setiap minimal dua orang shif. 2. Abu Yusuf berpendapat jumlah itu minimal tiga orang34 Jumlah Jamaah Shalat Jum’at 3. Abu Hanifah berkata: shalat jum‘at sudah dapat ditunaikan dengan empat Tidak terdapat perbedaan antara para orang, sebab hadits Nabi SAW: Ulama tentang konsekuensi jamaah dalam persyaratan sahnya pelaksanaan shalat jum‘at, sebagaimana didasarkan pada hadits33, “(Shalat Jum’at adalah haq yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim dengan berjama’ah, kecuali empat), kata empat ini dijadikannya sebagai standar. Shalat Jum’at adalah haq yang wajib 4. Rabi‘ah berpendapat bahwa shalat dilaksanakan bagi setiap muslim dengan jum‘at dapat dilaksanakan dengan 12 berjama’ah, kecuali empat golongan: hamba orang laki-laki, sebagaimana diriwayatkan sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang- oleh Mush‘ab ibn ‘Umair bahwa Nabi orang sakit. SAW mengutusnya ke Madinah dan dia berhenti di rumah Sa‘ad ibn Mu‘az, Paradigma pelaksanaan shalat jum‘at maka ia kumpulkan mereka sedangkan dengan adanya sebuah jamaah yang terdapat jumlahnya 12 laki-laki, lalu ia sembelih dalam hadits diatas, merupakan penentu dari seekor kambing. keabsahan sebuah ibadah. Tanpa ada 5. Imam Syafi‘i dan Ahmad ibn Hanbal35 jamaah, maka shalat jum‘at tidak wajib. berpendapat bahwa bentuk jamaah yang Masalah yang timbul adalah kontek jamaah sah shalat jum‘at mencakup jumlah yang
76 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
banyak dan minimalnya 40 orang, dasar hitungan jamaah, yang terpenting shalat yang dipakai mereka dalam ketetapan ini jum‘at itu dilaksanakan pada sebuah adalah hadits yang diriwayatkan Dar al- masjid jami‘ yang beratap. Tetapi bentuk Quthni dari Jabir ibn Abdullah RA dari masjid tersebut dikembalikan pada berkata: urf (kebiasaan).38 Disaat Rasulullah SAW berkhutbah pada kami pada shalat jum‘at, datanglah Kontruksi Kewajiban Shalat Jum’at kumpulan unta yang membawa makanan sampai berhenti dekat baqi‘, sehingga Kewajiban shalat jum‘at tidak dapat berpalinglah sejumlah orang padanya dan terpisah dari al-Quran yang memposisikan pergi kepadanya, lalu meninggalkan hari itu dengan sangat istimewa, yakni nama Nabi SAW sedang khutbah, dan kami salah satu suratnya (al-Jumu‘ah) surat nomor tidak lebih dari 40 orang laki-laki dan ke-62 yang turun sesudah hijrah (surah al- saya bersama mereka. Selanjutnya ia madaniyah), terdiri dari 11 ayat dan 180 berkata: Allah turunkan atas Nabi kalimat. Perintah yang berkaitan langsung SAW ayat kesembilan surat al- dengan shalat jum‘at terdapat pada ayat Jumu‘ah.36 kesembilan,39 yaitu: “Hai orang yang beriman, apabila diseru Dari Abdurrahman bin Ka’ab bin untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, Malik Ra. – Dan ia yang biasa maka bersegeralah kamu kepada mengingat menuntun ayahnya sesudah ayahnya Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian buta – dari ayahnya yaitu Ka’ab Ra., itu lebih baik bagimu jika kamu Bahwa apabila mendengar adzan mengetahuinya”.40 pada hari jum’at maka ia (Ka’ab) memintakan rahmat kepada Allah Shalat jum‘at dalam pelaksanaannya untuk As’ad bin Zurarah, ia sama dengan shalat fardhu lima kali sehari (abdurahman) berkata: Aku berkata pada rukun, syarat dan adabnya. Namun kepada ayah: “kenapa engkau apabila terdapat kekhususan pada syarat wajibnya mendengar adzan maka engkau dan syarat sahnya. Sebelum penulis paparkan memintakan rahmat untuk As’ad bin syarat wajib dan sah shalat jum‘at, alangkah Zurarah?. Jawab Ka’ab : “Karena ialah baiknya kita tela‘ah kalimat “ ” orang yang pertama shalat jum’at bersama (maka bersegeralah kamu kepada mengingat kami di Hazmin nabiit, salah satu Allah) untuk melihat sejauhnya mana hukum kampug dari bani Bayadlah di Naqi’ shalat jum‘at tersebut. yang disebut Naiqiul khadlimat”. Aku Perintah “ ” berarti “ ” yakni (Abdurrahman) bertanya : “Berapa bersegera dalam berjalan, maksudnya adalah Jumlahmu pada waktu itu?”, Ia agar melakukan perjalanan dengan cepat (Ka’ab) menjawab : “40 orang”.37 menuju ketempat shalat tanpa melalaikannya.41 6. Imam Malik berpendapat bahwa tidak Dalam hadits riwayat Ibnu Majah terdapat disyaratkan jumlah tertentu tapi bentuk pemahaman dari makna kata “sa`yu”, jamaah yang bertempat tinggal pada Dari Abu salmah dari Abu Hurairah suatu tempat dan terjadi transaksi jual bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: beli antara mereka sebagai syaratnya. “Apabila shalat sudah ditegakkan maka Tidak ada batas tertentu jumlah janganlah kamu datanginya dan kalian
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 77
bersegera dalam berjalan serta datangilah dilaksanakan dengan dua rakaat, dengan berjalan dan hendaklah tenang dalam sebagaimana Umar Ibn Khattab RA berkata: berjalan lalu berapa kalian dapat dari shalat “Kewajiban shalat jum‘at dua rakaat bukan jamaah maka lakukan sedangkan yang qashar dari lisan Nabi kalian SAW”. tertinggal sempurnakan”.42 Kewajiban shalat jum‘at bukan pengganti shalat zuhur, tapi jika tidak dapat Wahbah al-Zuhaili menjelaskan bahwa menunaikannya maka atas orang tersebut “ ” adalah berjalan untuk tujuan dan shalat zuhur empat rakaat. Ketetapan arah yang mulia dengan mencari pahala wajibnya berdasarkan ayat diatas dan juga akhirat, maka berjalan untuk melaksanakan sunnah,44 diantaranya: shalat jum`at adalah wajib sebagaimana Dari Abdullah bahwasanya Nabi SAW wajibnya shalat jum`at. Datang dengan bersabda untuk orang-orang yang segera merupakan suatu keutamaan dan meninggalkan shalat jum‘at dengan meninggalkan kesibukan baik jual beli atau sengaja: “Sungguh aku ingin perintahkan lainnya dari ur usan dunia menjadi seseorang shalat bersama jamaah, kemudian kelaziman.43 akau bakar rumah orang yang tidak shalat Ketentuan shalat jum‘at wajib selalu jum’at”. dikaitkan dengan kata “fas‘au” dalam ayat, namun penulis tidak menemukan tafsir yang Perintah untuk jalan bersegera menuju menjelaskan kalimat awalnya tempat pelaksanaan shalat jum‘at juga (apabila diserukan untuk menunaikan shalat dikaitkan dengan keutamaan dan ganjaran jum‘at), maka realisasi dari pelaksanaan shalat yang didapatkan dalam datang jauh sebelum jum‘at adalah jika ada seruan dengan masuk ditunaikannya. Hal itu dapat kita lihat dari waktu shalat sebagai syarat wajib sebelum hadits dibawah ini: mendirikannya. Maka shalat jum‘at tidak Dari Abi Shaleh dari Abu Hurairah RA menjadi wajib bila tidak ada seruan, yang bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, menyuruhnya adalah hakim (pemimpin), “Barangsiapa yang mandi hari jum`at seperti sehingga diantara para ulama ada yang mandi junub, kemudian datang ke (masjid mengatakan bahwa shalat jum‘at harus untuk) shalat jum’at pada jam pertama maka didirikan pada satu wilayah/ kota adalah satu ia mendapat pahala seperti berkorban dengan tempat dan bukan seperti sekarang ini. unta, dan yang datang pada jam kedua seperti Paradigma pada masa Rasulullah SAW berkorban seekor sapi, dan yang dating pada hidup, shalat jum‘at hanya dikerjakan di kota jam ketiga seperti berkorban dengan kambing, Madinah saja, sedangkan di Makkah setelah dan yang dating pada keempat seperti fathu Makkah belum ada perintah dari berkorban dengan seekor ayam dan yang dating Rasulullah SAW. Madinah sebagai rujukan pada jam kelima seperti berkorban dengan untuk penduduk yang bertempat tinggal dan sebutir telur, maka jika imam sudah keluar tidak wajib bagi musafir ke Madinah. Orang- lalu para malaikat mendengarkan zikir.” 45 orang Islam yang tinggal sekitar Madinah dengan jarak tempuh perjalanan yang cukup Hubungan perintah menegakkan shalat jauh, jika datang ke Madinah dikatakan jum‘at sebagai kewajiban yang harus sebagai musafir. dilakukan dengan syarat yang harus dipenuhi Shalat jum‘at merupakan ketetapan untuk keabsahannya. Seruan untuk wajib bagi yang memenuhi syaratnya dan menunaikan shalat jum‘at dan bersegera
78 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
melakukannya jika waktu shalat sudah Sholat Idul Adha tidaklah dilaksanakan kecuali masuk, tidak terpenuhi kewajiban itu kecuali di negeri yang luas atau kota besar”.49 Ada izin dengan apa yang diungkapkan Rasulullah dari penguasa (pemimpin) atau wakilnya SAW, yang dipercayakan. Masuk waktu, maka Dari Tharik ibn Syihab dari Nabi SAW sholat Jum’at tidak sah kecuali apabila waktu bersabda: “ Shalat Jum’at adalah haq yang zhuhur telah masuk, Berkhutbah dan wajib dilaksanakan bagi setiap muslim dengan berjamaah, maka sholat Jum’at itu tidak sah berjama’ah, kecuali empat golongan : hamba apabila dilaksanakan sendirian serta sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang- diperkenankan untuk masyarakat umum orang sakit”.46 oleh Imam (penguasa). Kedua; Malikiyah 50 : Mereka Abdullah ibn Nafi‘ dari bapaknya dari berpendapat bahwa syarat Jum’at itu dibagi Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib dan bersabda: “Musafir tidak wajib syarat sah. Syarat wajibnya yaitu : Laki-laki melaksanakan shalat Jum’at.”.47 dan merdeka, Tidak ada uzur yang membolehkan untuk meninggalkan sholat Menunaikan shalat jum‘at suatu Jum’at, Orang tersebut dapat melihat dan kewajiban setiap mukallaf dengan sholat Jum’at tidak diwajibkan kepada orang pengecualian yang terdapat dalam hadits buta, Bukan seorang tua bangka yang sulit diatas, yakni; hamba sahaya, kaum baginya untuk hadir, Bukan pada waktu panas perempuan, anak kecil yang belum balig dan membakar atau dingin mencekam, Ia tidak berakal, orang-orang yang sakit, serta orang khawatir ada seorang zalim memenjarakannya yang sedang melakukan perjalanan. atau memukulnya untuk aniaya, Ia tidak Realita tentang syarat wajib dan sahnya mengkhawatirkan hartanya, kehormatannya, shalat jum‘at terdapat perbedaan antara atau jiwanya. Ia bermukim di suatu kota atau mazahab dalam menetapkannya secara desa yang di sana didirikan sholat Jum’at terperinci. Untuk memahami demikian serta hendaknya ia berada di negeri tempat dapat penulis paparkan sebagai berikut: tinggalnya, bukan dalam musafir. Pertama; Hanafiyah 48 : Mereka Sedangkan syarat sah sholat Jum’at ada berpendapat bahwa syarat-syarat sholat lima perkara, yaitu : Tinggal di suatu kota Jum’at yang tidak termasuk dalam syarat- atau daerah yang aman, Dihadiri dua belas syarat sholat lainnya dapat dibagi menjadi orang selain imam, Ada imam dengan syarat dua bagian, yaitu syarat wajib dan syarat sah. seorang yang mukim atau musafir yang Syarat wajib sholat Jum’at menurut mereka berniat mukim selama empat hari dan ada enam: Laki-laki dan merdeka, Sehat menjadi imam adalah orang yang menjadi jasmani, Bermukim di daerah tempat khatibm ada dua khutbah serta dilakukan didirikannya sholat Jum’at atau dekat pada masjid jami‘ dengannya, Berakal serta Baligh Ketiga; Syafi‘iyah51: Mereka berpendapat Sedangkan syarat sahnya sholat Jum’at bahwa syarat-syarat sholat Jum’at itu dibagi ada tujuh, yaitu : Bermastautin dalam dalam menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib atau kota, maka sholat Jum’at itu tidak diwajibkan syarat sah. Adapun syarat-syarat wajibnya kepada orang yang ting gal di desa, sama dengan syarat wajib yang 10 berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Sholat sebagaimana pendapat Malikiyah. Namun Jum’at, Sholat Tasyriq, Sholat Idul Fitri dan Syafi’iyah menganggap sah sholat Jum’atnya
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 79
wanita dan hamba sahaya. Sementara itu Agama Islam dan mengaplikasikan Syafi’iyah juga mensyaratkan hendaklah hukumnya, juga mengatur kemaslahatan dapat mendengar seruan azan bagi orang umat.53 yang bermukim atau dekat tempat Pimpinan pemerintahan, dalam konsepsi didirikannya. Adapun syarat sahnya sholat Islam, dipilih berdasarkan kualifikasi dan Jum’at menurut Syafi’iyah ada 6 perkara spesifikasi tertentu. Syarat-syarat dan yakni: Saat waktu zuhur pada keseluruhan kualifikasi pokok bagi suatu jabatan publik sholat Jum’at dan kedua khutbahnya, tersebut, selain memiliki syarat moral dan Dilaksanakan dalam suatu bangunan yang intelektual, adalah kejujuran (amanah); luas (memadai), Berjamaah mencapai empat kecakapan atau mempunyai otorisasi dalam puluh orang, Sholat Jum’at itu hendaknya mengelola pemerintahan dengan dilakukan terlebih dahulu dari sholat lainnya pengawasan-pengawasan dari kelompok di tempat sholat Jum’at itu dilaksanakan pemerintahannya (quwwah); dan keadilan serta Mendahulukan dua khutbah lengkap (‘adalah) sebagai manifestasi kesalehan. dengan rukun dan syaratnya. Pemimpin negara dalam Islam Keempat; Hanabilah52: Mereka juga merupakan seorang wali, wakil, dan agen berpendapat sama dengan tiga mazhab otoritas, sama sekali bukan pemilik. Inilah sebelumnya tentang adanya syarat wajib dan maksud bahwa pemimpin adalah syarat sah sholat Jum’at. Syarat wajibnya juga penggembala, yang tidak memiliki hewan hampir sama dengan mazhab lainnya yaitu : gembalaannya; kedudukannya seperti wali Orang yang merdeka, Laki-laki, Tidak ada uzur bagi anak yatim. Otoritas pemimpin, yang membolehkan untuk meninggalkan sesungguhnya berasal dari Tuhan; namun hal sholat Jum’at, Hendaklah orang itu dapat ini berarti bahwa kepentingan-kepentingan melihat, Bukan pada waktu panas membakar yang wajib ia upayakan sesungguhnya atau dingin mencekam, Tidak takut merupakan kepentingan-kepentingan dipenjarakan dan lain sebagainya karena rakyatnya. Otoritas pengaturan urusan dizalimi, Tidak khawatir akan kehilangan harta manusia merupakan kewajiban Agama yang atau mengkhawatirkan kehormatan atau sangat agung, sebab agama tidak akan tegak jiwanyam dan Sholat Jum’at itu didirikan di kecuali dengannya.54 sebuah bangunan yang cukup untuk jamaah. Tanggung jawab dan otoritas dari Adapun syarat sahnya sholat Jum’at ada empat pemimpin dalam Islam sangatlah luas, dan yaitu : Masuk waktu shalat zuhur, Hendaknya tidak terpokus pada sisi yang kecil termasuk berukim di suatu kota atau desa, Dihadiri dalamnya mendirikan shalat jum‘at. Shalat empat puluh orang atau lebih termasuk jum‘at sudah suatu kewajiban yang harus imamnya, dan Dua khutbah lengkap dengan ditunaikan jika terpenuhi syarat-syaratnya. syarat-syarat dan hukum-hukumnya Disaat syarat-syarat untuk menegakkan shalat jum‘at sudah cukup, maka mendirikan Kehadiran Pejabat (Pemimpin) saat shalat jum’at di suatu kota tidak disyaratkan Shalat Jum’at mendapat izin pemimpin, maka shalat jum’at didirikan baik pemimpin mengizinkan atau Pemimpin dalam syiyasah syar‘iyah tidak, juga baik pemimpin itu hadir atau disebut dengan imam atau khalifah, dan tidak. Sebab mendirikan shalat jum‘at sangat istilah kekinian “rais al-Daulah” (pemimpin berkaitan dengan menunaikan kewajiban negara). Fungsi pemimpin mendirikan yang sudah tetap secara syariah.
80 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
Namun bila terdapat pada suatu daerah menurut penulis bahwa pelaksanaannya di atau kota yang mendirikan fardhu jum‘at Bahrain tidak dihadiri oleh pemimpin. dengan beberapa tempat shalat jum’at, maka Konotasi masalah ini dapat dikaitkan tidak boleh kecuali ada keperluan dan dengan riwayat dibawah ini: darurat setelah mendapat izin pemerintah, Dari Ibnu Umar RA bahwasanya dan shalat jum’at didirikan di kota-kota dan Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu desa, sedang di luar kampung tidak wajib. adalah pemimpin...”, ditambah al-Laits berkata Kontek shalat jum‘at pada masa Yunus bahwa Ruzaiq ibn Hukaim menulis Rasulullah SAW hidup, hanya didirikan di surat ke Ibnu Syihab dan saya bersamanya kota Madinah saja, sedangkan di Makkah waktu itu di sebuah wadi perkampungan, setelah fathulmakkah atau luar Madinah bagaimana pendapatmu atas saya seperti Quba‘, Khaibar dan lainnya tidak ada mengumpulkan jamaah (untuk mendirikan pelaksanaan shalat jum‘ah, serta Rasulullah shalat jum`at) sedangkan Ruzaiq bekerja tidak menyuruhnya sebab wahyu turun dan disuatu bidang tanah dan disitu ada tidak ada suruhan untuk itu diluar Madinah. sekelompok jamaah dari Sudan dan juga Sampai pada masa khulafar Rasyidin tidak yang lain, dan Ruzaiq pada posisi penghulu. ada riwayat yang jelas pelaksanaan shalat Maka Ibnu Syihab menulis dan saya jum‘at diluar Madinah. Wujud dari riwayat mendengar bahwa ia menyuruh untuk yang menjelaskan shalat jum‘at pertama mengumpulkan serta mengabarkan bahwa diluar Madinah adalah di Bahrain yang Salim meriwayatkan bahwa Abdullah ibn merupakan sebuah pulau luar dari jazirah Umar berkata saya mendengar Rasulullah Arab, sedangkan di Makkah atau daerah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin lainnya tidak ada penjelasan, maka penulis dan bertang gung jawab atas yang berpendapat bahwa daerah diluar Madinah dipimpinnya.....”.56 mendirikan shalat jum‘at secara nyata Jawaban Ibnu Syihab terhadap kondisi terdapat pada perkampungan dan kota yang terjadi pada Ruzaiq adalah logis dan setelah dinasti Umayyah dan pusat melandaskan argementasinya pada pemerintahan Islam pindah ke Syiria. umumnya hadits “Setiap kamu adalah Aplikasi dari dinamisasinya hukum pemimpin...” sebab posisi seseorang sebagai mendirikan shalat jum‘at tanpa harus ada seorang pemimpin bertingkat-tingkat dan izin atau kehadiran pemimpin diaktualkan yang terpenting adalah terpenuhinya syarat dari riwayat dibawah ini: untuk mendirikan shalat jum`at. Dari Abu Jamrah al-Dhaba‘I dari Ibnu Dapat kita perhatikan, bagaimana Abbas RA berkata: “Sesungguhnya shalat sahabat Nabi yang bernama Anas ibn Malik jum‘at yang pertama kali dilakukan setelah RA kadang-kadang mengumpulkan jama‘ah jum‘at di masjid Rasulullah SAW adalah di rumahnya untuk mendirikan shalat jum‘at. masjid Abdul Qais di Juwatsi Bahrain”.55 Ungkapan ini dijelaskan oleh ‘Atha disaat menggambarkan akan keharusan menjawab Dalam riwayat Ibnu Abbas ini tampak panggilan shalat jum‘at jika diserukan, dengan jelas bahwa Bahrain merupakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas shalat jum‘at pertama kali yang dilakukan RA.5757. Shaheh al-Bukhari, jilid, 3, hal. 423 dilaur madinah, namun Ibnu Abbas tidak H.M. Ridwan Hasbi, Lahir di Dalu-Dalu menjelaskan apakah mendapat izin Tambusai (Kab. Rokan Hulu), 17 Juni 1970. pemerintahan di Madinah atau tidak. Tapi Menyelesaikan pendidikan dasar dan
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 81
menengah pertama di Dalu-dalu Tambusai, Penutup serta Pondok Modern Gontor Jawa Timur 1991. Pada tahun 1992 melanjutkan Perintah mendirikan shalat jum‘at turun pendidikan kejenjang S1 di Fakultas Syariah di Makkah dengan ketentuan pelaksanaannya wa al-Qanun dalam bidang Syariah belum terperinci, sebab Rasulullah SAW UNIVERSITAS AL-AZHAR Kairo Mesir belum mendirikannya, dengan alasannya dan tamat pada tahun 1997. Dan pada tahun tidak memungkinkan mengumpulkan umat 1998 melanjutkan pendidikan S2 di IAIN Islam dalam suasana tekanan kafir Quraisy. Susqa Riau dengan konsentrasi Pemikiran Pelaksanaan shalat jum‘at di Madinah Modern Dalam Islam (PMDI) dan sebelum hijrah Nabi sudah ada dilaksanakan diselesaikan pada tahun 2000, sedang oleh umat Islam yang tinggal disana, namun menyelesaikan studi strata 3 dalam bidang terdapat perbedaan, ada riwayat mengatakan hukum Islam di UIN SUSKA Riau. Pada As‘ad ibn Zurarah dan ada juga Mush‘ab ibn saat ini bekerja sebagai Dosen Tafsir Hadits Umair. Sedangkan Rasulullah mendirikannya pada Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA di Quba‘ pada saat perjalanan hijrah ke Riau dan aktif di MUI Kota Pekanbaru Madinah. sebagai Ketua II dan juga aktif diberbagai Shalat jum‘at pada awalnya adalah shalat organisasi: MDI, Ittihadul Muballighin Riau, zuhur plus khutbah, dengan pelaksanaan FKUB Kota Pekanbaru, Tafaqquh Studi shalat dahulu baru khutbah, tapi pernah Club dan lainnya. terjadi ketika Rasulullah SAW sedang Kontek shalat jum‘at harus ada izin khutbah ditinggalkan, lalu turun ayat, maka dari pemerintah, bila dilihat dari realisasinya diubah kontruksinya, yaitu khutbah dahulu hanya pada pelaksanaan di Bahraen, baru shalat dua rakaat. sedangkan setelah pusat pemerintahan Persoalan syarat wajib dan sahnya pindah ke Syria, para ulama berijtihad untuk pelaksanaan shalat jum‘at terdapat perbedaan pelaksanaannya dapat dilakukan dimana saja antara ulama dalam menetapkannya dengan syarat jumlah jama‘ah terpenuhi. disebabkan tidak adanya nash yang qath‘i. Apa yang dilakukan oleh Anas ibn Malik Begitu juga kehadiran pemimpin tidaklah yang kadang-kadang ia ajak kaum muslimin menjadi keharusan dalam pelaksanaan shalat shalat jum‘at di rumahnya dan saat ia sedang jum‘at dan yang terpenting adalah adanya diluar kota atau musafir, maka shalat jum‘at izin atau sepengatahuan pemimpin. tidak dilaksanakan.
82 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012
Catatan: 331 20 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, (Maktabah al- Syamilah), juz.11, hal.493 1 Wahbah al-Zuhaili, DR, al-Fiqh al-Islami wa 21 Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd al-Qurthabi al- Adillatuhu, (Bairut: Dar al-fikr, 1997), jilid.1 ,hal. Andalusi, Op.cit., jilid. 1, hal. 114. 497 22 Fatwa Lajnah Daiman No.8/262 dapat dilihat pada 2 Hadits Riwayat al-Baihaqi dari Umar RA, dalam situs: www .alifta.net/fatawa/fatawa Details.aspx Takhrij Ahadist al-Ihya’ (1/368) oleh Imam al-‘Iraqi 23 QS. al-Baqarah:185 menyatakan bahwa hadist di atas terdapat dalam 24 QS. al-Haj:78 asy-Syu’ab (al-Iman) dengan sanad (jalur) dhaif/ 25 Musnad Imam Ahmad, hadits no. 2003, jilid. 5, lemah dari hadist Umar. Al-Hakim berkata: hal. 35 ‘Ikrimah tidak mendengar dari ‘Umar. 26 Shaheh al-Bukhari, hadits no. 38, jilid. 1, hal. 69. 3 Musnad Ahmad ibn Hanbal, hadits no. 9494, 27 Al-mu‘jam al-kabir al-thabrani, hadits no. 235, (Bairut: Muassasah al-Risalah, 1999), jilid. 15, hal. juz.11, hal.168 299, Sunan al-Tirmizi hadits no. 413, (Bairut: Ihya 28 Shaheh al-Bukhari, hadits no. 67, jilid.1, hal. 122 al-Turats al-Arabi, tt), Jilid. 2, hal. 269. 29 Musnad Imam Ahmad, hadits no. 15371, jilid. 32, 4 Hadits dalam sunan al-Tirmizi, bab Tarkisshalat, hal. 119. hadits no. 2621, jilid. 5, hal. 13. 30 Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthi, al- 5 Pada masa jahiliyah tujuh hari tersebut mempunyai Asybah wa al-Nazair, (Bairut: Dar al-Kutub al- nama: Awal, Ahwan , Jubar, Dubar, Mu‘nis, Arubah Ilmiyah, 1990), hal. 76. dan Siar. Dirubah dengan nama-nama sekarang 31 Ibid. hal. 83 yang identik dengan Islami. Lihat; Ibnu Hajar al- 32 Ibid. hal. 88 Asqalani, Fathul Bari, (al-Maktabah al-Syamilah, 33 Dalam Sunan Abu Daud, hadits no. 1069, bab al- edisi kedua). jilid. 3, hal. 275. Jumu‘ah, jilid. 1, hal. 412 6 Mahmud Abdullah al-Makazi, DR, Adwa‘ al-bayan 34 Mahmud Abdullah al-Makazi, Op.cit., hal. 176 fi Ahkam al-Quran, (Kairo: Kulliyah al-Syariah Wa 35 Wahbah al-Zuhaili, al-fiqh al-Islami, Op.cit., jlid.2, al-Qanun, 1996), hal. 158, dan Ibnu Hajar, Ibid,. hal 276 7 Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim 36 Sunan Dar al-Quthni, jilid. 4, hal. 275, hadits no. 8 Abu al-Fida‘ Ismail Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al- 1602 A‘zim, (Bairut: Muassasah al-Kutub al-Tsaqafiyah, 37 Hadits terdapat dalam kitab Abu Daud, pada bab 1993), jilid.4 , hal. 365 ÇáúÌõãõÚóÉö Ýöì ÇáúÞõÑóì, jilid III, hlm. 433, atau 9 HR al-Bukhari dan Muslim juga bisa ditemukan dalam kitab hadits Terdapat 10 Ali ibn Ahmad ibn Hazam al-Zhohiri, Jawami‘ al- juga dalam kitab Nailul authar hadits No. 1554 Sirah wa Khamsa Rasail Ukhra libni Hazam, (Mesir: 38 Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd al-Qurthabi al- Dar al-Ma‘arif, 1900), jilid. 1, hal. 72. Andalusi, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al- 11 Mahmud Abdullah al-Makazi, Op.cit., hal. 163 Muqtashid, (Bairut: Dar al-Fikr, 1990), jilid. 1, hal. 12 Abd al-Salam Harun, Tahzib Sirah Ibnu Hisyam, 115. (Bairut: Muassasah al-Risalah, 1993), hal. 98 39 Wahbah al-Zuhaili, Dr, al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah 13 Ibnu Hajar al-Asqalani, Op.cit., jilid. 3, hal. 276. wa al-Syariah wa al-Manhaj, (Damaskus: Dar al-Fikr 14 Jalaluddin al-Suyuthi, Jami‘ al-Ahadits, (Maktabah al-Mu‘ashir, 1418 H), jilid. 28, hal. 181. al-Syamilah), jilid. 25, hal. 76, Hadits no. 27657, 40 QS. Al-Jumuah: 9 dapat dilihat dalam Abdur Razzak, hadits no. 5210, 41 Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, al-Jami‘ al-Bayan jilid.3 hal 175, Dar al-Quthni hadits no.1, jilid. 2, Fi Takwil al-Quran, (Bairut: Muassasah al-Risalah, hal. 17, dan juga Ibnu Hajar al-Asqalani 2000), Jilid. 23,hal. 380 menyebutnya dalam Fathul Bari jilid. 2, hal 387. 42 HR Ibnu Majah hadits no.767, juz.2 hal. 493 15 Abu Bakar Abdullah ibn Muhammad ibn Abu 43 Wahbah al-Zulaili, Op.cit., juz. ,hal. Syaibah al-Kufy, Mushannif Ibnu Abi Syaibah, 44 Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala al-Mazahib al- (Saudi: Dar al-Salafiyah, tt), Hadits no. 5176, jilid. Arbaah, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990), 2, hal. 107. jilid. 1, hal. 341. 16 Ibid., hadits no. 5177. 45 Muwaththa‘ Imam Malik, hadits no. 209, jilid. 1, 17 Shaheh muslim, hadits no.1420, (Maktabah al- hal. 304 Syamilah), juz.4, hal.340 46 Lihat dalam Shahih Abu Daud no: 942, Shahih 18 Sunan Abu Daud, hadits no. 916, (Maktabah al- Jami’us Shaghir 3111, ‘Aunul Ma’bud 394 no: 1054, Syamilah), jilid.3, hal.289 Baihaqi III: 172, Mustadrak Hakim I: 288, 19 Op.cit., Sunan al-Tirmizi, hadits no. 462, jilid.2, hal.
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 83
Daruquthni :3 no:2 47 Al-Thabrani, al-Mu‘jam al-Kabir, hadits no. 237, Tentang Penulis jilid. 11, hal. 169 48 . Abdul Rahman al-Jaziri, al-fiqh ala al-Mazahib al- H.M. Ridwan Hasbi, Lahir di Dalu-Dalu Arba‘ah, Op.cit., jilid. 1, hal. 344-345. Tambusai (Kab. Rokan Hulu), 17 Juni 1970. 49 HR. Ibnu Abi Syaibah dengan sanadnya Mauquf Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pada Ali RA. pertama di Dalu-dalu Tambusai, serta Pondok 50 Ibid., jilid. 1, hal. 346-347. 51 Ibid., jilid. 1, hal. 347-348 Modern Gontor Jawa Timur 1991. Pada tahun 52 Ibid., jilid.1, hal. 348-349. 1992 melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di 53 Abdul Qadir Audah, al-A‘mal al-Kamilah lilqadi al- Fakultas Syariah wa al-Qanun dalam bidang syahid abdul qadir audah, (Kairo: al-Mukhtar al-Slami, Syariah UNIVERSITAS AL-AZHAR Kairo Mesir 1994), hal. 259 dan tamat pada tahun 1997. Dan pada tahun 54 Ibnu Taimiyah, al-Siyasah al-Syar‘iyah fi islah al-ra‘I 1998 melanjutkan pendidikan S2 di IAIN Susqa wa al-Ra‘iyah, (Bairut: Dar al-Fikri al-Lubnani, Riau dengan konsentrasi Pemikiran Modern 1992), Ibid., hal. 114 Dalam Islam (PMDI) dan diselesaikan pada 55 Shaheh al-Bukhari, jilid.3, hal. 413, hadits no. 843. tahun 2000. Pada saat ini bekerja sebagai Dosen 56 Sheheh al-bukhari, jilid.3, hal. 414, hadits no. 844 Tafsir Hadits pada Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA Riau dan aktif di MUI Kota Pekanbaru sebagai Sekretaris Umum dan juga aktif diberbagai organisasi: MDI, Ittihadul Muballighin Riau, FKUB Kota Pekanbaru, Tafaqquh Studi Club dan lainnya.
84 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012