Anda di halaman 1dari 15

Paradigma Shalat Jum’at

dalam Hadits Nabi


Pendahuluan
Oleh: H. M. Ridwan Hasbi, Lc, MA
Penyembahan Allah berupa shalat Shalat jum‘at sebelum direkontruksi oleh
merupakan kewajiban setiap orang Islam, ulama Mazahib seperti sekarang ini,
baik laki-laki ataupun perempuan, terdapat fenomenal jika dirujuk kepada
pelaksanaannya dengan perbuatan, riwayat-riwayat yang menjelaskannya.
perkataan dan berdasarkan syarat-syarat dan Sebab ayat yang menjelaskan tentang
rukun yang tertentu dengan dimulai “takbir” shalat jum‘at turun di Madinah, tapi
dan diakhiri dengan “salam”.1 Urgensi shalat pelaksanaannya sudah ada sebelum hijrah
dalam Islam berkaitan dengan sendi Agama, dan saat Nabi SAW hijrah sebelum sampai
sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, ke Madinah. Penulis menemukan bahwa
“Sholat itu adalah sendi agama, barang siapa shalat jum‘at sebelum hijrah yang sudah
mengerjakannya berarti ia telah menegakkan tiang dilaksanakan di Madinah dan saat Nabi
agama. Dan barang siapa yang meninggalkan SAW di Quba adalah shalat zuhur plus
berarti ia telah merobohkan agama”.2 khutbah. Pada awalnya khutbah setelah
Ibadah shalat merupakan sebuah shalat, tapi saat terjadi orang-orang
ibadah yang pertama kali dihisab pada hari meninggalkan Nabi saat khutbah dan turun
akhirat, sehingga jika ia sempurna maka ayat, maka diubah menjadi khutbah dulu
ibadah yang lain akan ikut, baru shalat, lalu terkontruksi shalat dua
Dari Anas ibn Hakim bahwasanya ia rakaat. Waktu pelaksanaannya terdapat
takut sama Zaman Ziyad atau Ibnu Ziyad, perbedaan riwayat dengan ungkapan waktu
maka ia datangi Madinah, lalu berjumpa dhuha, sebelum tengah hari, saat tengah
dengan Abu Hurairah, maka ia masukkan hari dan setelah matahari tergelincir,
saya pada nasabnya lalu saya bernasab dengan esensial shalat jum‘at sama
padanya, kemudian ia berkata: “Hai pemuda, dengan shalat ‘id (hari raya). Jumlah
maukah aku sampaikan sesuatu padamu semoga jamaah yang menjadi wajibnya shalat tidak
Allah memberi kamu manfaat dengannya”, Maka terdapat kesepakatan dan kewajiban bagi
berkata: “Ya, semoga Allah merahmatimu”. mukallaf sebab riwayat-riwayatnya bersifat
Ia berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali umum dan berbeda satu dengan lainnya.
dihisab pada hari akhirat kelak adalah shalat”,
lalu berkata: “Allah berfirman pada Malaikat Keyword: Paradigma, Jum’at dan Hadits
dan Dia Maha Tahu: Lihatlah pada shalat
hamba-Ku, apakah sudah sempurna atau kurang?,
jika sudah sempurna maka dituliskan pada orang muslim dengan orang kafir,
sempurna, jika kurang darinya, lalu lihat shalat Dari Abdullah ibn Buraidah dari
sunatnya, jika ada maka sempurnakanlah bapaknya berkata: Rasulullah SAW
fardhunya dengan sunat, kemudian semua amal bersabda: “Perjanjian antara kita dengan
diambil atas hal tersebut”.3 mereka adalah shalat, maka barang siapa
Mendirikan shalat pembeda antara yang meninggalkannya, sungguh ia telah

70 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


kafir”.4 pada Allah dalamnya atau sebagaimana
Diantara shalat yang wajib itu dikatakan mereka”. Maka mereka berkata:
adalah shalat jum’at yang hukumnya fardhu “Hari sabtu milik orang Yahudi, hati ahad
‘ain bagi tiap-tiap orang muslim mukalaf, milik orang Nashrani, maka jadikanlah hari
laki-laki, berakal dan sehat. Allah ‘Arubah”, dimana mereka namakan hari
mensyari’atkan bagi umat Islam dengan jum‘at adalah hari ‘arubah, lalu mereka
jama’ah untuk menguatkan hubungan dan berkumpul pada As‘ad ibn Zurarah,
menjalin keakraban di antara mereka. Ibarat maka dilakukan shalat bersama mereka
dalam melakukannya berjama’ah dengan serta mengingat Allah. Sehingga mereka
perumpamaan pertemuan desa, yaitu shalat namakan hari jum‘at sampai mereka
lima waktu, ada pertemuan kota, yaitu shalat berkumpul pada sehingga As‘ad ibn
jum’at dan dua hari raya, dan ada pertemuan Zurarah menyembelih binatang ternak
internasional, di waktu haji di mekah, inilah untuk itu.7
pertemuan umat islam, pertemuan kecil,
sedang, dan besar. Ibnu Katsir menjelaskan dinamakan
Jum‘at menjadi suatu hari yang sangat hari jum‘at karena hari itu merupakan “saat
spesial bagi orang Islam, sebab shalat yang berkumpul”.8 Disebutkan dalam bahasa orang
didirikan memiliki nilai mulia disisi Allah zaman jahilyah dengan hari ‘arubah dimana
SWT, disamping fadhilah harinya. Shalat umat-umat sebelum Islam telah
Jum’at yang harus dilakukan secara diperintahkan untuk mengadakan hari
berjamaah atau bersama-sama dan tidak berkumpul tiap pekannya, Yahudi pada hari
boleh sendiri-sendiri seperti yang boleh sabtu dan Nashrani pada hari ahad, dan
dilakukan pada jenis shalat wajib yang lain. Allah memilih hari jum‘at untuk umat Islam
Penamaan shalat jum‘at berkaitan dengan sebagaimana terdapat dalam riwayat Abu
nama hari jum‘at, dimana hari itu punya asal Hurairah,
usul yang tidak terpisahkan dari masa Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kami
jahiliyah sebelum Islam. adalah umat yang terakhir tapi pertama kali
Pada masa sebelum Islam hari jum‘at itu masuk surga pada hari akhirat, hanya saja
dinamakan hari ‘arubah5 yang berarti hari mereka diberi kitab sebelum kami. Kemudian
rahmah (kasih sayang), dan yang pertama kali hari ini diwajibkan Allah atas mereka tapi
mengganti nama hari itu dengan jumu‘ah mereka berselisih. Lalu Allah beri petunjuk
(jum‘at) adalah Ka‘ab ibn Luai. 6 Sebab pada kami dan orang-orang dibelakang kami
penamaan hari itu dengan jum‘at terdapat mengikuti, dimana Yahudi esok pagi dan
dalam sebuah riwayat, Nashrani lusa”.9
Dari Ma‘mar dari Ayyub dari Ibnu Sirin
berkata: “Penduduk Madinah berkumpul Sejarah Shalat Jum’at
sebelum Rasulullah SAW datang , dan Shalat Jumat punya kisah dan perjalanan
sebelum turun perintah jum‘ah, dan mereka sejarah yang panjang, permulaan shalat
menamakannya hari jum’at”, Kaum Jumat pertama kali adalah ketika muncul
Anshar berkata: “Orang yahudi mempunyai perintah dari Allah SWT kepada Nabi
satu hari berkumpul pada setiap seminggu, Muhammad ketika beliau masih berada di
orang Nashrani juga demikian, maka mari kota Mekkah dan sedang dalam persiapan
kita buat satu hari berkumpul lalu kita untuk melakukan hijrah ke kota Madinah.
melakukan zikrullah, shalat dan bersyukur Antara Umat Islam dengan kafir Quraisy

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 71


tidak hidup damai dan kaum Quraisy Muhammad memutuskan untuk ikut
melakukan permusuhan sehingga perintah melakukan shalat Jumat sekaligus berkhutbah
tersebut tidak bisa dilakukan. Mengumpulkan sebelum pelaksanaan shalat. Inilah khutbah
umat Islam secara bersama-sama di dalam pertama yang dilakukan oleh Rasul ketika
satu tempat dan pada waktu yang sama tidak berada di kota Madinah.12
mungkin dilakukan Rasulullah SAW, namun Bila kita perhatikan tentang shalat jum‘at
mengutus salah seorang sahabatnya yang “kapan disyariatkan?” dari beberapa versi
bernama Mush’ab ibn Umair bin Hasyim periwayatan diatas dapat disimpulkan bahwa
yang tinggal di kota Madinah agar dia shalat jum‘at yang malakukannya di Madinah
mengajarkan Al-Qur’an pada penduduk kota sebelum Rasulullah SAW hijrah antara
itu. Maka pada saat inilah sejarah shalat Jumat sahabat Mush‘ab ibn Umair dan As‘ad ibn
dimulai. Selain mengajarkan Al-Qur’an, Zararah. Namun apakah sudah ada syariat
sahabat setia Nabi tersebut juga meminta ijin shalat jum‘at waktu dengan alasan bahwa
pada beliau untuk menyelenggarakan ibadah Rasulullah SAW tidak melaksanakannya di
shalat Jumat. Rasul dengan senang hati Makkah sebab tidak memungkinkan
mengijinkannya. Jadi Mush’ab bin Umair bin mengumpulkan orang Islam dengan tekanan
Hasyim adalah orang yang pertama kali rintangan yang dilakukan kafir Quraisy.
melakukannya.10 Analisa penulis dalam hal ini merujuk pada
Tapi dalam riwayat Muhammad ibn pendapat Ibnu Hajar yang mengatakan:
Sirin diatas menjelaskan bahwa umat Islam Dan terjadi perbedaan dalam menentukan
yang tinggal di Madinah berkumpul di kapan diwajibkan shalat jum‘at, kebanyakan
rumah As‘ad ibn Zurarah dan mengadakan Ulama mengatakan bahwa kewajibannya
shalat dua rakaat pada hari itu. Sedangkan (pensyariatan) di Madinah sesuai dengan
As’ad bin Zurarah pada hari itu memotong kandungan (ayat 9 surat al-Jumu‘ah) tentang
kambing untuk makan bersama setelah turun di Madinah. Berkata syaekh Abu
shalat.11 Inilah versi lain yang menyatakan Hamid: diwajibkan shalat jum‘at di Makkah,
shalat Jum’at pertama dalam Islam yang dan ini pendapat gharib (aneh).13
tidak dihadiri oleh Rasulullah.
Sementara Nabi Muhammad sendiri Dengan demikian shalat jum‘at yang
baru bisa melakukah shalat Jumat ketika dia dilakukan sahabat di Madinah sebelum
sudah berada di kota Madinah. Pada waktu Rasulullah SAW hijrah dan juga yang
itu beliau ada di suatu daerah yang bernama dilakukan Rasulullah SAW saat perjalanan
Quba’ dan menemui sahabat dekatnya yang hijrah di Quba‘, bukanlah shalat jum‘at
lain yang bernama Bani ‘Amr bin ‘Auf. seperti sekarang ini, tetapi shalat zuhur
Peristiwa ini terjadi pada hari Senin pada 12 dengan tambahan khutbah.
bulan Rabi’ul Awwal. Kemudian tiga hari
sesudahnya, yaitu hari Kamis, Nabi Waktu Pelaksanaan Shalat Jumat
mendirikan sebuah masjid. Esoknya pada hari Wujud dari kewajiban mendirikan shalat
Jumat, Nabi Muhammad bertemu lagi jum‘at sama dengan mendirikan shalat fardu
dengan sahabatnya itu di kota Madinnah yang lainnya, yakni menunaikan kewajiban pada
akan mengadakan Shalat Jumat di sebuah waktunya. Pendapat mayoritas Ulama bahwa
lembah yang telah dijadikan masjid dan waktu shalat jum‘at berkaitan dengan waktu
tempatnya tidak begitu jauh dari mereka shalat zuhur, dan tenggang waktunya pun
berdua. Mengetahui hal tersebut maka Nabi sama. Maka waktu sholat Jum’at adalah sama

72 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


dengan waktu sholat Zhuhur, yaitu dari dari Syu‘bah dari ‘Amru ibn Murrah dari
tergelincirnya matahari hingga ukuran Abdullah ibn Salimah berkata: “Abdulllah
bayangan sesuatu sama dengannya. Tapi (anak Umar ibn Khattab) shalat jum‘at
terdapat juga beberapa riwayat bahwa waktu bersama kami waktu dhuha”, dan ia
pelaksanaan shalat jum‘at yang pernah berkata: “Saya takut kalian kepanasan”.15
dilakukan oleh khalifah Abu Bakar, Umar,
dan Usman terdapat perbedaan antara Telah meriwayatkan pada kami Abu
mereka, diantaranya, Mu‘awiyah dari al-A‘masy dari ‘Amru
Dari Abdullah ibn Saidan al-Sulami ibn Murrah dari Sa‘id ibn Suwaid
berkata: “Saya menyaksikan jum`ah berkata: “Telah shalat jum‘at bersama kami
bersama Abu Bakar maka waktu shalat dan Mu‘awiyah pada waktu dhuha”.16
khutbahnya sebelum pertengahan siang, Saya
menyaksikannya bersama Umar maka waktu Sedangkan dalil mengenai ketentuan
shalat dan khutbahnya dapat saya nyatakan waktu sholat Jum’at sama dengan shalat
pertengahan siang, kemudian saya juga saksi zuhur adalah,
pada masa Usman maka shalat dan Dari Ja‘far ibn Muhammad dari
khutbahnya dapat saya nyatakan sudah bapaknya dari Jabir ibn Abdullah
tergelincir siang , sung guh saya tidak berkata: “Kami shalat jum‘at bersama
mendapatkan seorang pun yang mencela Rasulullah SAW, kemudian kami pulang,
tersebut dan tidak ada yang maka kami mengistirahatkan unta-unta
mengingkarinya”.14 kami”. Hasan berkata, “Aku bertanya
kepada Ja’far: “Waktunya kapan itu?”
Realita pelaksanaan shalat jum‘at yang Ja’far menjawab: “Saat matahari
terjadi pada tiga masa kepemimpinan umat tergelincir”.17
terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa
pelaksaan khutbah dan shalat jum‘at antara Dari Usman ibn Abdurrahman al-Taimi
satu dengan lain terindikasi berbeda. saya mendengar Anas ibn Malik berkata:
Penyebab yang kuat dalam analisa penulis “Rasulullah SAW melaksanakan shalat
adalah waktu sebelum tengah siang dan saat jum`at apabila matahari telah tergelincir”.18
pertengahan siang apakah sudah masuk
waktu zuhur atau belum, sedangkan apa Dari Usman ibn Abdurrahman al-Taimi
yang terjadi pada masa Usman yakni setelah dari Anas ibn Malik bahwasanya Nabi SAW
tergelincir adalah kesepakatan pendapat melaksanakan shalat jum‘at saat matahari
sudah masuk shalat zuhur. tergelincir.19
Jika kenyataan demikian yang terjadi Dalam hal waktu shalat jum‘at adalah
antara tiga masa, dimana tidak ada satupun waktu shalat zuhur yaitu setelah matahari
para Sahabat yang mengingkari atau tergelincir sampai waktu ashar menjadi
mengkritik kebijakan khalifah, maka ini kemufakatan jumhur Ulama. Waktu shalat
menunjukkan bahwa waktu shalat dan jum’at yang paling utama adalah: setelah
khutbah jum‘at dinamis, sebab terdapat tergelincirnya matahari hingga akhir waktu
riwayat yang menyatakan bahwa ada sahabat shalat zuhur. Sebagian Ulama berpendapat
yang melaksanakan shalat jum‘at waktu bahwa shalat jum‘at boleh dilakukan
dhuha, sebelum zawal (matahari tergelincir), yaitu
Telah meriwayatkan pada kami Gundar Ahmad ibn Hanbal dengan melandaskan

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 73


argumentasinya pada riwayat yang boleh bergantian melaksanakan shalat jum‘at
menjelaskan perbedaan masa Abu Bakar, dengan melakukan dua putaran atau tiga,
Umar dan Usman. tapi tetap dengan imam dan khatib yang
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab berbeda serta belum mendirikan shalat
Fathul Bari menjelaskan bahwa hadits jum‘at sebelumnya. Dengan syarat, waktu
tentang shalat jum‘at sebelum zawal, bahwa pelaksanaan putaran demi putaran shalat
jika matahari tergelincir maka akan ada Jum’ at tersebut masih dalam batas waktu
bayangan, tapi tidak adanya bayangan tidak Zhuhur. Semua pelaksanaan shalat Jum’at
dimaknai secara mutlak dengan melihat tersebut dinilai sah sehingga tidak perlu
kadar bayangan yang berbeda pada musin dilakukan pengulangan shalat zuhur.
panas dan dingin. Sehingga waktu shalat Ulama Lajnah Daimah Wa al-Ifta
jum‘at adalah waktu shalat zuhur.20 memfatwakan tidak boleh menegakkan
Menurut Ibnu Rusyd, sebab terjadinya sholat Jum’at dua kali dalam satu masjid,
perbedaan adalah pemahaman atsar yang yang kedua setelah selesai yang pertama,
menjelaskan shalat jum‘at dapat disegerakan tetapi apabila ada uzur syar‘i dibolehkan.
sebagaimana yang diriwayatkan al-Bukhari Fatwa ini diungkapkan setelah ada
“Bahwa sahabat pulang dari selesai shalat jum‘at pertanyaan dari kaum Muslimin di Perancis,
dan tembok-tembok belum ada bayangan”. sebagai berikut: “Jumlah masjid yang mengadakan
Sehingga ada yang memahami bahwa shalat sholat Jum’at di kota Paris dan kota-kota lain sedikit
jum‘at boleh didirikan sebelum zawal, dan ditambah lagi masjid menjadi sempit karena
ada juga yang memahami bahwa hadits itu banyaknya jama’ah. Sebagai jalan keluar dari
menunjukkan bersegera pergi kemesjid. permasalahan ini dimana kebanyakan jama’ah
Namun hadits yang mu‘tamad bahwa shalat sholat tidak dapat mengerjakan kewajiban Jum’at
jum‘at setelah zawal, maka tidak boleh terjadi di Prancis, maka salah seorang mengusulkan supaya
ta‘arud dalam hal ini. Menggabungkan sholat Jum’at dikerjakan dalam satu masjid dua
keduanya adalah sangat utama, bahwa sesi, setiap kali dengan imam dan khatib berbeda.
kedudukan shalat jum‘at sama dengan shalat Maka apa hukum syar’i masalah itu?”
zuhur, sehingga waktu pelaksanaannnya Jawaban dari Lajnah Daimah Wa al-Ifta‘
sama, lalu hadits yang diriwayatkan al- adalah : Menegakkan dua kali Jum’at dalam
Bukhari dipahami bermakna tabkir satu masjid tidak dibolehkan secara syari,
(bersegera berangkat).21 dan kami tidak mengetahui ada dasarnya
Karena waktu shalat jum‘at sama dalam agama Allah, karena aslinya Jum’at
dengan waktu shalat zuhur, sehingga ditegakkan satu kali di satu negeri, dan tidak
rentang waktunya cukup lama sekitar 3 jam, boleh dikerjakan beberapa sholat Jum’at
dimana shalat zuhur dapat didirikan pada kecuali karena uzur syar’i, seperti jauhnya
awal waktu atau pertengahan waktu, atau jarak bagi sebagian yang diwajibkan Jum’at,
akhir waktu, begitu juga sebenarnya shalat atau masjid pertama sesak tidak muat untuk
jumat. Tapi yang afdhal adalah awal waktu seluruh jama’ah sholat, atau uzur
sesuai dengan kesepakatan jumhur ulama. semacamnya yang membolehkan ditegakkan
Seandainya sekelompok umat Islam Jum’at kedua, ketika itu Jum’at lain boleh
yang berkewajiban melaksanakan shalat dikerjakan dimana tujuan Jum’at dapat
Jum’at tidak dapat melaksanakannya dalam terealisasi.22
waktu bersamaan karena tugas-tugas Mendirikan shalat jum‘at dalam satu
penting yang tidak dapat ditinggalkan, maka masjid bergiliran atau dengan beberapa

74 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


putaran pada dasar hukumnya tidak Dari Nafi‘ dari Ibnu Umar berkata: Saya
dibolehkan, walaupun waktu shalat jum‘at bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, berwudhu
sama dengan waktu shalat zuhur, tapi dari bejana baru yang bekas tuak yang paling kau
kesatuan jamaah dalam pelaksanaannya sukai atau dari yang suci?”, Maka Beliau
menjadi sebuah acuan ketetapan untuk bersabda: “Tidak, tapi dari yang suci, sesungguhnya
pelaksanaan shalat jum‘at sekali saja. agama Allah itu al-Hanifiyah al-Samhah”.27
Kontek persoalan yang dibolehkannya
mendirikan shalat jum‘at bergiliran atau Dari Anas ibn Malik RA dari Nabi SAW
dilakukan dengan beberapa putaran dengan bersabda: “Permudahlah dan jangan dipersulit,
imam dan khatib yang berbeda pada berilah kabar gembira dan janganlah
dasarnya darurat yang disebabkan adanya menjauhkan”. 28
uzur yang dibolehkan syariat, sebagaimana Dari Abu Qatadah dari al-A‘rabi yang
uzur tersebut diatas. Shalat jum‘at dapat mendengar Rasulullah SAW bersabda:
didirikan dengan beberapa putaran pada satu “Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah
masjid dimana khatib dan imamnya berbeda, yang paling mudah darinya, sesungguhnya sebaik-
pada kontek realitasnya untuk kemaslahatan baik agama kalian adalah yang paling mudah
disaat adanya uzur syar‘i. Diantara landasan darinya”.29
yang digunakan adalah:
Prinsif dasar dari ajaran Islam tidak Bahwa dasar-dasar penetapan hukum
mempersulit umat manusia, sebagaimana selalu dikembalikan pada kaidah-kaidah
terdapat dalam firman Allah, ushuliyah dan fiqhiyah yang menjadi ilustrasi
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, atas prinsif ajaran Islam, diantaranya
dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu...”23
“...dan Dia sekali-kali tidak menjadikan “Kesulitan mendorong pencarian kemudahan”30
untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan...”24
“Apabila suatu perintah itu sempit, maka ia
Bahwa Islam adalah agama yang dapat melebar”31
Hanifiyah Samhah (penuh teleransi) dan
mudah dapat direalisasikan dalam kehidupan
umat, sebagaimana terdapat dari hadits
Nabawi diantaranya, “Kebutuhan: didudukkan pada posisi darurat,
Dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas berkata: baik bersifat umum atau khusus”32
Seseorang berkata pada Rasulullah SAW:
“Apa agama yang paling dicintai oleh Paradigma pelaksanaan shalat jum‘at
Allah?”, Rasulullah bersabda: “al- pada masa Rasulullah SAW, langsung
Hanifiyah al-Samhah”.25 dipimpin dan dikomandoi beliau sehingga
pendirian shalat jum‘at sangat tergantung
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW sama beliau dan pada masa itu kerasulan
berkata: “Sesungguhnya itu mudah dan menjadi standar dari perintah. Pada masa
janganlah salah seorang memperketat sahabat (khulafar rasyidin) sudah ada
agama”26 kontruksi ulang pada masa Usman ibn Affan
dengan azan dua kali, tapi dalam banyak hal

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 75


tetap mengacu pada masa Rasulullah SAW. yang dimaksud hadits, sebab terdapat beberapa
Lain halnya pada masa Aimmatul Mazhab riwayat yang berbeda dalam menjelaskan
pelaksanaan shalat jum‘at disusun ulang oleh jumlah dari sebuah kelompok orang shalat
mereka dengan meletakkan syarat dan jum‘at yang disebut dengan jamaah.
rukunnya. Sebab pelaksanaan shalat jum‘at Jika kita perhatikan pendapat Aimmatul
sudah menyebar seantero pelosok dimana Mazahib tentang maksud jamaah dalam hadits,
umat Islam ada, sehingga tidak terfokus lagi ditemukan perselisihan pendapat tentang
pelaksanaannya di Madinah. Persyaratan dan jumlah jamaah yang sah untuk sholat Jum’at,
rukun yang diletak oleh aimmatul mazhab sebab tidak ada ketetapan yang jelas dalam
belum sampai pada tahap pelaksanaan shalat nash al-Quran dan hadits Nabawi tentang
jum‘at bergiliran, sehingga kontek yang jumlah orang yang disebut jamaah untuk
penulis angkat disini adalah maslahah umat shalat jum‘at.
dengan perkembangan dan posisi umat Terdapat beberapa pendapat dalam
antara satu negara dengan negara lain menetapkan jumlah orang yang dapat
berbeda, begitu juga antara daerah yang disebut jamaah untuk dapat sah menunaikan
membuka peluang bahwa kewajiban shalat shalat jum‘at, sebagai berikut:
jum‘at waktu pelasanaannya cukup panjang 1. Jumlah jamaah yang dapat
sehingga dibolehkannya bergiliran dengan melaksanakan shalat jum‘at adalah
syarat imam dan khatib berbeda dalam setiap minimal dua orang
shif. 2. Abu Yusuf berpendapat jumlah itu
minimal tiga orang34
Jumlah Jamaah Shalat Jum’at 3. Abu Hanifah berkata: shalat jum‘at
sudah dapat ditunaikan dengan empat
Tidak terdapat perbedaan antara para orang, sebab hadits Nabi SAW:
Ulama tentang konsekuensi jamaah dalam
persyaratan sahnya pelaksanaan shalat
jum‘at, sebagaimana didasarkan pada
hadits33,
“(Shalat Jum’at adalah haq yang wajib
dilaksanakan bagi setiap muslim dengan
berjama’ah, kecuali empat), kata empat
ini dijadikannya sebagai standar.
Shalat Jum’at adalah haq yang wajib 4. Rabi‘ah berpendapat bahwa shalat
dilaksanakan bagi setiap muslim dengan jum‘at dapat dilaksanakan dengan 12
berjama’ah, kecuali empat golongan: hamba orang laki-laki, sebagaimana diriwayatkan
sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang- oleh Mush‘ab ibn ‘Umair bahwa Nabi
orang sakit. SAW mengutusnya ke Madinah dan dia
berhenti di rumah Sa‘ad ibn Mu‘az,
Paradigma pelaksanaan shalat jum‘at maka ia kumpulkan mereka sedangkan
dengan adanya sebuah jamaah yang terdapat jumlahnya 12 laki-laki, lalu ia sembelih
dalam hadits diatas, merupakan penentu dari seekor kambing.
keabsahan sebuah ibadah. Tanpa ada 5. Imam Syafi‘i dan Ahmad ibn Hanbal35
jamaah, maka shalat jum‘at tidak wajib. berpendapat bahwa bentuk jamaah yang
Masalah yang timbul adalah kontek jamaah sah shalat jum‘at mencakup jumlah yang

76 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


banyak dan minimalnya 40 orang, dasar hitungan jamaah, yang terpenting shalat
yang dipakai mereka dalam ketetapan ini jum‘at itu dilaksanakan pada sebuah
adalah hadits yang diriwayatkan Dar al- masjid jami‘ yang beratap. Tetapi bentuk
Quthni dari Jabir ibn Abdullah RA dari masjid tersebut dikembalikan pada
berkata: urf (kebiasaan).38
Disaat Rasulullah SAW berkhutbah
pada kami pada shalat jum‘at, datanglah Kontruksi Kewajiban Shalat Jum’at
kumpulan unta yang membawa makanan
sampai berhenti dekat baqi‘, sehingga Kewajiban shalat jum‘at tidak dapat
berpalinglah sejumlah orang padanya dan terpisah dari al-Quran yang memposisikan
pergi kepadanya, lalu meninggalkan hari itu dengan sangat istimewa, yakni nama
Nabi SAW sedang khutbah, dan kami salah satu suratnya (al-Jumu‘ah) surat nomor
tidak lebih dari 40 orang laki-laki dan ke-62 yang turun sesudah hijrah (surah al-
saya bersama mereka. Selanjutnya ia madaniyah), terdiri dari 11 ayat dan 180
berkata: Allah turunkan atas Nabi kalimat. Perintah yang berkaitan langsung
SAW ayat kesembilan surat al- dengan shalat jum‘at terdapat pada ayat
Jumu‘ah.36 kesembilan,39 yaitu:
“Hai orang yang beriman, apabila diseru
Dari Abdurrahman bin Ka’ab bin untuk menunaikan shalat pada hari jum’at,
Malik Ra. – Dan ia yang biasa maka bersegeralah kamu kepada mengingat
menuntun ayahnya sesudah ayahnya Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian
buta – dari ayahnya yaitu Ka’ab Ra., itu lebih baik bagimu jika kamu
Bahwa apabila mendengar adzan mengetahuinya”.40
pada hari jum’at maka ia (Ka’ab)
memintakan rahmat kepada Allah Shalat jum‘at dalam pelaksanaannya
untuk As’ad bin Zurarah, ia sama dengan shalat fardhu lima kali sehari
(abdurahman) berkata: Aku berkata pada rukun, syarat dan adabnya. Namun
kepada ayah: “kenapa engkau apabila terdapat kekhususan pada syarat wajibnya
mendengar adzan maka engkau dan syarat sahnya. Sebelum penulis paparkan
memintakan rahmat untuk As’ad bin syarat wajib dan sah shalat jum‘at, alangkah
Zurarah?. Jawab Ka’ab : “Karena ialah baiknya kita tela‘ah kalimat “ ”
orang yang pertama shalat jum’at bersama (maka bersegeralah kamu kepada mengingat
kami di Hazmin nabiit, salah satu Allah) untuk melihat sejauhnya mana hukum
kampug dari bani Bayadlah di Naqi’ shalat jum‘at tersebut.
yang disebut Naiqiul khadlimat”. Aku Perintah “ ” berarti “ ” yakni
(Abdurrahman) bertanya : “Berapa bersegera dalam berjalan, maksudnya adalah
Jumlahmu pada waktu itu?”, Ia agar melakukan perjalanan dengan cepat
(Ka’ab) menjawab : “40 orang”.37 menuju ketempat shalat tanpa melalaikannya.41
6. Imam Malik berpendapat bahwa tidak Dalam hadits riwayat Ibnu Majah terdapat
disyaratkan jumlah tertentu tapi bentuk pemahaman dari makna kata “sa`yu”,
jamaah yang bertempat tinggal pada Dari Abu salmah dari Abu Hurairah
suatu tempat dan terjadi transaksi jual bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
beli antara mereka sebagai syaratnya. “Apabila shalat sudah ditegakkan maka
Tidak ada batas tertentu jumlah janganlah kamu datanginya dan kalian

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 77


bersegera dalam berjalan serta datangilah dilaksanakan dengan dua rakaat,
dengan berjalan dan hendaklah tenang dalam sebagaimana Umar Ibn Khattab RA berkata:
berjalan lalu berapa kalian dapat dari shalat “Kewajiban shalat jum‘at dua rakaat bukan
jamaah maka lakukan sedangkan yang qashar dari lisan Nabi kalian SAW”.
tertinggal sempurnakan”.42 Kewajiban shalat jum‘at bukan pengganti
shalat zuhur, tapi jika tidak dapat
Wahbah al-Zuhaili menjelaskan bahwa menunaikannya maka atas orang tersebut
“ ” adalah berjalan untuk tujuan dan shalat zuhur empat rakaat. Ketetapan
arah yang mulia dengan mencari pahala wajibnya berdasarkan ayat diatas dan juga
akhirat, maka berjalan untuk melaksanakan sunnah,44 diantaranya:
shalat jum`at adalah wajib sebagaimana Dari Abdullah bahwasanya Nabi SAW
wajibnya shalat jum`at. Datang dengan bersabda untuk orang-orang yang
segera merupakan suatu keutamaan dan meninggalkan shalat jum‘at dengan
meninggalkan kesibukan baik jual beli atau sengaja: “Sungguh aku ingin perintahkan
lainnya dari ur usan dunia menjadi seseorang shalat bersama jamaah, kemudian
kelaziman.43 akau bakar rumah orang yang tidak shalat
Ketentuan shalat jum‘at wajib selalu jum’at”.
dikaitkan dengan kata “fas‘au” dalam ayat,
namun penulis tidak menemukan tafsir yang Perintah untuk jalan bersegera menuju
menjelaskan kalimat awalnya tempat pelaksanaan shalat jum‘at juga
(apabila diserukan untuk menunaikan shalat dikaitkan dengan keutamaan dan ganjaran
jum‘at), maka realisasi dari pelaksanaan shalat yang didapatkan dalam datang jauh sebelum
jum‘at adalah jika ada seruan dengan masuk ditunaikannya. Hal itu dapat kita lihat dari
waktu shalat sebagai syarat wajib sebelum hadits dibawah ini:
mendirikannya. Maka shalat jum‘at tidak Dari Abi Shaleh dari Abu Hurairah RA
menjadi wajib bila tidak ada seruan, yang bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
menyuruhnya adalah hakim (pemimpin), “Barangsiapa yang mandi hari jum`at seperti
sehingga diantara para ulama ada yang mandi junub, kemudian datang ke (masjid
mengatakan bahwa shalat jum‘at harus untuk) shalat jum’at pada jam pertama maka
didirikan pada satu wilayah/ kota adalah satu ia mendapat pahala seperti berkorban dengan
tempat dan bukan seperti sekarang ini. unta, dan yang datang pada jam kedua seperti
Paradigma pada masa Rasulullah SAW berkorban seekor sapi, dan yang dating pada
hidup, shalat jum‘at hanya dikerjakan di kota jam ketiga seperti berkorban dengan kambing,
Madinah saja, sedangkan di Makkah setelah dan yang dating pada keempat seperti
fathu Makkah belum ada perintah dari berkorban dengan seekor ayam dan yang dating
Rasulullah SAW. Madinah sebagai rujukan pada jam kelima seperti berkorban dengan
untuk penduduk yang bertempat tinggal dan sebutir telur, maka jika imam sudah keluar
tidak wajib bagi musafir ke Madinah. Orang- lalu para malaikat mendengarkan zikir.” 45
orang Islam yang tinggal sekitar Madinah
dengan jarak tempuh perjalanan yang cukup Hubungan perintah menegakkan shalat
jauh, jika datang ke Madinah dikatakan jum‘at sebagai kewajiban yang harus
sebagai musafir. dilakukan dengan syarat yang harus dipenuhi
Shalat jum‘at merupakan ketetapan untuk keabsahannya. Seruan untuk
wajib bagi yang memenuhi syaratnya dan menunaikan shalat jum‘at dan bersegera

78 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


melakukannya jika waktu shalat sudah Sholat Idul Adha tidaklah dilaksanakan kecuali
masuk, tidak terpenuhi kewajiban itu kecuali di negeri yang luas atau kota besar”.49 Ada izin
dengan apa yang diungkapkan Rasulullah dari penguasa (pemimpin) atau wakilnya
SAW, yang dipercayakan. Masuk waktu, maka
Dari Tharik ibn Syihab dari Nabi SAW sholat Jum’at tidak sah kecuali apabila waktu
bersabda: “ Shalat Jum’at adalah haq yang zhuhur telah masuk, Berkhutbah dan
wajib dilaksanakan bagi setiap muslim dengan berjamaah, maka sholat Jum’at itu tidak sah
berjama’ah, kecuali empat golongan : hamba apabila dilaksanakan sendirian serta
sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang- diperkenankan untuk masyarakat umum
orang sakit”.46 oleh Imam (penguasa).
Kedua; Malikiyah 50 : Mereka
Abdullah ibn Nafi‘ dari bapaknya dari berpendapat bahwa syarat Jum’at itu dibagi
Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib dan
bersabda: “Musafir tidak wajib syarat sah. Syarat wajibnya yaitu : Laki-laki
melaksanakan shalat Jum’at.”.47 dan merdeka, Tidak ada uzur yang
membolehkan untuk meninggalkan sholat
Menunaikan shalat jum‘at suatu Jum’at, Orang tersebut dapat melihat dan
kewajiban setiap mukallaf dengan sholat Jum’at tidak diwajibkan kepada orang
pengecualian yang terdapat dalam hadits buta, Bukan seorang tua bangka yang sulit
diatas, yakni; hamba sahaya, kaum baginya untuk hadir, Bukan pada waktu panas
perempuan, anak kecil yang belum balig dan membakar atau dingin mencekam, Ia tidak
berakal, orang-orang yang sakit, serta orang khawatir ada seorang zalim memenjarakannya
yang sedang melakukan perjalanan. atau memukulnya untuk aniaya, Ia tidak
Realita tentang syarat wajib dan sahnya mengkhawatirkan hartanya, kehormatannya,
shalat jum‘at terdapat perbedaan antara atau jiwanya. Ia bermukim di suatu kota atau
mazahab dalam menetapkannya secara desa yang di sana didirikan sholat Jum’at
terperinci. Untuk memahami demikian serta hendaknya ia berada di negeri tempat
dapat penulis paparkan sebagai berikut: tinggalnya, bukan dalam musafir.
Pertama; Hanafiyah 48 : Mereka Sedangkan syarat sah sholat Jum’at ada
berpendapat bahwa syarat-syarat sholat lima perkara, yaitu : Tinggal di suatu kota
Jum’at yang tidak termasuk dalam syarat- atau daerah yang aman, Dihadiri dua belas
syarat sholat lainnya dapat dibagi menjadi orang selain imam, Ada imam dengan syarat
dua bagian, yaitu syarat wajib dan syarat sah. seorang yang mukim atau musafir yang
Syarat wajib sholat Jum’at menurut mereka berniat mukim selama empat hari dan
ada enam: Laki-laki dan merdeka, Sehat menjadi imam adalah orang yang menjadi
jasmani, Bermukim di daerah tempat khatibm ada dua khutbah serta dilakukan
didirikannya sholat Jum’at atau dekat pada masjid jami‘
dengannya, Berakal serta Baligh Ketiga; Syafi‘iyah51: Mereka berpendapat
Sedangkan syarat sahnya sholat Jum’at bahwa syarat-syarat sholat Jum’at itu dibagi
ada tujuh, yaitu : Bermastautin dalam dalam menjadi dua bagian, yaitu syarat wajib atau
kota, maka sholat Jum’at itu tidak diwajibkan syarat sah. Adapun syarat-syarat wajibnya
kepada orang yang ting gal di desa, sama dengan syarat wajib yang 10
berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Sholat sebagaimana pendapat Malikiyah. Namun
Jum’at, Sholat Tasyriq, Sholat Idul Fitri dan Syafi’iyah menganggap sah sholat Jum’atnya

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 79


wanita dan hamba sahaya. Sementara itu Agama Islam dan mengaplikasikan
Syafi’iyah juga mensyaratkan hendaklah hukumnya, juga mengatur kemaslahatan
dapat mendengar seruan azan bagi orang umat.53
yang bermukim atau dekat tempat Pimpinan pemerintahan, dalam konsepsi
didirikannya. Adapun syarat sahnya sholat Islam, dipilih berdasarkan kualifikasi dan
Jum’at menurut Syafi’iyah ada 6 perkara spesifikasi tertentu. Syarat-syarat dan
yakni: Saat waktu zuhur pada keseluruhan kualifikasi pokok bagi suatu jabatan publik
sholat Jum’at dan kedua khutbahnya, tersebut, selain memiliki syarat moral dan
Dilaksanakan dalam suatu bangunan yang intelektual, adalah kejujuran (amanah);
luas (memadai), Berjamaah mencapai empat kecakapan atau mempunyai otorisasi dalam
puluh orang, Sholat Jum’at itu hendaknya mengelola pemerintahan dengan
dilakukan terlebih dahulu dari sholat lainnya pengawasan-pengawasan dari kelompok
di tempat sholat Jum’at itu dilaksanakan pemerintahannya (quwwah); dan keadilan
serta Mendahulukan dua khutbah lengkap (‘adalah) sebagai manifestasi kesalehan.
dengan rukun dan syaratnya. Pemimpin negara dalam Islam
Keempat; Hanabilah52: Mereka juga merupakan seorang wali, wakil, dan agen
berpendapat sama dengan tiga mazhab otoritas, sama sekali bukan pemilik. Inilah
sebelumnya tentang adanya syarat wajib dan maksud bahwa pemimpin adalah
syarat sah sholat Jum’at. Syarat wajibnya juga penggembala, yang tidak memiliki hewan
hampir sama dengan mazhab lainnya yaitu : gembalaannya; kedudukannya seperti wali
Orang yang merdeka, Laki-laki, Tidak ada uzur bagi anak yatim. Otoritas pemimpin,
yang membolehkan untuk meninggalkan sesungguhnya berasal dari Tuhan; namun hal
sholat Jum’at, Hendaklah orang itu dapat ini berarti bahwa kepentingan-kepentingan
melihat, Bukan pada waktu panas membakar yang wajib ia upayakan sesungguhnya
atau dingin mencekam, Tidak takut merupakan kepentingan-kepentingan
dipenjarakan dan lain sebagainya karena rakyatnya. Otoritas pengaturan urusan
dizalimi, Tidak khawatir akan kehilangan harta manusia merupakan kewajiban Agama yang
atau mengkhawatirkan kehormatan atau sangat agung, sebab agama tidak akan tegak
jiwanyam dan Sholat Jum’at itu didirikan di kecuali dengannya.54
sebuah bangunan yang cukup untuk jamaah. Tanggung jawab dan otoritas dari
Adapun syarat sahnya sholat Jum’at ada empat pemimpin dalam Islam sangatlah luas, dan
yaitu : Masuk waktu shalat zuhur, Hendaknya tidak terpokus pada sisi yang kecil termasuk
berukim di suatu kota atau desa, Dihadiri dalamnya mendirikan shalat jum‘at. Shalat
empat puluh orang atau lebih termasuk jum‘at sudah suatu kewajiban yang harus
imamnya, dan Dua khutbah lengkap dengan ditunaikan jika terpenuhi syarat-syaratnya.
syarat-syarat dan hukum-hukumnya Disaat syarat-syarat untuk menegakkan
shalat jum‘at sudah cukup, maka mendirikan
Kehadiran Pejabat (Pemimpin) saat shalat jum’at di suatu kota tidak disyaratkan
Shalat Jum’at mendapat izin pemimpin, maka shalat jum’at
didirikan baik pemimpin mengizinkan atau
Pemimpin dalam syiyasah syar‘iyah tidak, juga baik pemimpin itu hadir atau
disebut dengan imam atau khalifah, dan tidak. Sebab mendirikan shalat jum‘at sangat
istilah kekinian “rais al-Daulah” (pemimpin berkaitan dengan menunaikan kewajiban
negara). Fungsi pemimpin mendirikan yang sudah tetap secara syariah.

80 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


Namun bila terdapat pada suatu daerah menurut penulis bahwa pelaksanaannya di
atau kota yang mendirikan fardhu jum‘at Bahrain tidak dihadiri oleh pemimpin.
dengan beberapa tempat shalat jum’at, maka Konotasi masalah ini dapat dikaitkan
tidak boleh kecuali ada keperluan dan dengan riwayat dibawah ini:
darurat setelah mendapat izin pemerintah, Dari Ibnu Umar RA bahwasanya
dan shalat jum’at didirikan di kota-kota dan Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu
desa, sedang di luar kampung tidak wajib. adalah pemimpin...”, ditambah al-Laits berkata
Kontek shalat jum‘at pada masa Yunus bahwa Ruzaiq ibn Hukaim menulis
Rasulullah SAW hidup, hanya didirikan di surat ke Ibnu Syihab dan saya bersamanya
kota Madinah saja, sedangkan di Makkah waktu itu di sebuah wadi perkampungan,
setelah fathulmakkah atau luar Madinah bagaimana pendapatmu atas saya
seperti Quba‘, Khaibar dan lainnya tidak ada mengumpulkan jamaah (untuk mendirikan
pelaksanaan shalat jum‘ah, serta Rasulullah shalat jum`at) sedangkan Ruzaiq bekerja
tidak menyuruhnya sebab wahyu turun dan disuatu bidang tanah dan disitu ada
tidak ada suruhan untuk itu diluar Madinah. sekelompok jamaah dari Sudan dan juga
Sampai pada masa khulafar Rasyidin tidak yang lain, dan Ruzaiq pada posisi penghulu.
ada riwayat yang jelas pelaksanaan shalat Maka Ibnu Syihab menulis dan saya
jum‘at diluar Madinah. Wujud dari riwayat mendengar bahwa ia menyuruh untuk
yang menjelaskan shalat jum‘at pertama mengumpulkan serta mengabarkan bahwa
diluar Madinah adalah di Bahrain yang Salim meriwayatkan bahwa Abdullah ibn
merupakan sebuah pulau luar dari jazirah Umar berkata saya mendengar Rasulullah
Arab, sedangkan di Makkah atau daerah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin
lainnya tidak ada penjelasan, maka penulis dan bertang gung jawab atas yang
berpendapat bahwa daerah diluar Madinah dipimpinnya.....”.56
mendirikan shalat jum‘at secara nyata Jawaban Ibnu Syihab terhadap kondisi
terdapat pada perkampungan dan kota yang terjadi pada Ruzaiq adalah logis dan
setelah dinasti Umayyah dan pusat melandaskan argementasinya pada
pemerintahan Islam pindah ke Syiria. umumnya hadits “Setiap kamu adalah
Aplikasi dari dinamisasinya hukum pemimpin...” sebab posisi seseorang sebagai
mendirikan shalat jum‘at tanpa harus ada seorang pemimpin bertingkat-tingkat dan
izin atau kehadiran pemimpin diaktualkan yang terpenting adalah terpenuhinya syarat
dari riwayat dibawah ini: untuk mendirikan shalat jum`at.
Dari Abu Jamrah al-Dhaba‘I dari Ibnu Dapat kita perhatikan, bagaimana
Abbas RA berkata: “Sesungguhnya shalat sahabat Nabi yang bernama Anas ibn Malik
jum‘at yang pertama kali dilakukan setelah RA kadang-kadang mengumpulkan jama‘ah
jum‘at di masjid Rasulullah SAW adalah di rumahnya untuk mendirikan shalat jum‘at.
masjid Abdul Qais di Juwatsi Bahrain”.55 Ungkapan ini dijelaskan oleh ‘Atha disaat
menggambarkan akan keharusan menjawab
Dalam riwayat Ibnu Abbas ini tampak panggilan shalat jum‘at jika diserukan,
dengan jelas bahwa Bahrain merupakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas
shalat jum‘at pertama kali yang dilakukan RA.5757. Shaheh al-Bukhari, jilid, 3, hal. 423
dilaur madinah, namun Ibnu Abbas tidak H.M. Ridwan Hasbi, Lahir di Dalu-Dalu
menjelaskan apakah mendapat izin Tambusai (Kab. Rokan Hulu), 17 Juni 1970.
pemerintahan di Madinah atau tidak. Tapi Menyelesaikan pendidikan dasar dan

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 81


menengah pertama di Dalu-dalu Tambusai, Penutup
serta Pondok Modern Gontor Jawa Timur
1991. Pada tahun 1992 melanjutkan Perintah mendirikan shalat jum‘at turun
pendidikan kejenjang S1 di Fakultas Syariah di Makkah dengan ketentuan pelaksanaannya
wa al-Qanun dalam bidang Syariah belum terperinci, sebab Rasulullah SAW
UNIVERSITAS AL-AZHAR Kairo Mesir belum mendirikannya, dengan alasannya
dan tamat pada tahun 1997. Dan pada tahun tidak memungkinkan mengumpulkan umat
1998 melanjutkan pendidikan S2 di IAIN Islam dalam suasana tekanan kafir Quraisy.
Susqa Riau dengan konsentrasi Pemikiran Pelaksanaan shalat jum‘at di Madinah
Modern Dalam Islam (PMDI) dan sebelum hijrah Nabi sudah ada dilaksanakan
diselesaikan pada tahun 2000, sedang oleh umat Islam yang tinggal disana, namun
menyelesaikan studi strata 3 dalam bidang terdapat perbedaan, ada riwayat mengatakan
hukum Islam di UIN SUSKA Riau. Pada As‘ad ibn Zurarah dan ada juga Mush‘ab ibn
saat ini bekerja sebagai Dosen Tafsir Hadits Umair. Sedangkan Rasulullah mendirikannya
pada Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA di Quba‘ pada saat perjalanan hijrah ke
Riau dan aktif di MUI Kota Pekanbaru Madinah.
sebagai Ketua II dan juga aktif diberbagai Shalat jum‘at pada awalnya adalah shalat
organisasi: MDI, Ittihadul Muballighin Riau, zuhur plus khutbah, dengan pelaksanaan
FKUB Kota Pekanbaru, Tafaqquh Studi shalat dahulu baru khutbah, tapi pernah
Club dan lainnya. terjadi ketika Rasulullah SAW sedang
Kontek shalat jum‘at harus ada izin khutbah ditinggalkan, lalu turun ayat, maka
dari pemerintah, bila dilihat dari realisasinya diubah kontruksinya, yaitu khutbah dahulu
hanya pada pelaksanaan di Bahraen, baru shalat dua rakaat.
sedangkan setelah pusat pemerintahan Persoalan syarat wajib dan sahnya
pindah ke Syria, para ulama berijtihad untuk pelaksanaan shalat jum‘at terdapat perbedaan
pelaksanaannya dapat dilakukan dimana saja antara ulama dalam menetapkannya
dengan syarat jumlah jama‘ah terpenuhi. disebabkan tidak adanya nash yang qath‘i.
Apa yang dilakukan oleh Anas ibn Malik Begitu juga kehadiran pemimpin tidaklah
yang kadang-kadang ia ajak kaum muslimin menjadi keharusan dalam pelaksanaan shalat
shalat jum‘at di rumahnya dan saat ia sedang jum‘at dan yang terpenting adalah adanya
diluar kota atau musafir, maka shalat jum‘at izin atau sepengatahuan pemimpin.
tidak dilaksanakan.

82 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012


Catatan: 331
20
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, (Maktabah al-
Syamilah), juz.11, hal.493
1
Wahbah al-Zuhaili, DR, al-Fiqh al-Islami wa 21
Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd al-Qurthabi al-
Adillatuhu, (Bairut: Dar al-fikr, 1997), jilid.1 ,hal.
Andalusi, Op.cit., jilid. 1, hal. 114.
497 22
Fatwa Lajnah Daiman No.8/262 dapat dilihat pada
2
Hadits Riwayat al-Baihaqi dari Umar RA, dalam
situs: www .alifta.net/fatawa/fatawa Details.aspx
Takhrij Ahadist al-Ihya’ (1/368) oleh Imam al-‘Iraqi 23
QS. al-Baqarah:185
menyatakan bahwa hadist di atas terdapat dalam 24
QS. al-Haj:78
asy-Syu’ab (al-Iman) dengan sanad (jalur) dhaif/ 25
Musnad Imam Ahmad, hadits no. 2003, jilid. 5,
lemah dari hadist Umar. Al-Hakim berkata:
hal. 35
‘Ikrimah tidak mendengar dari ‘Umar. 26
Shaheh al-Bukhari, hadits no. 38, jilid. 1, hal. 69.
3
Musnad Ahmad ibn Hanbal, hadits no. 9494, 27
Al-mu‘jam al-kabir al-thabrani, hadits no. 235,
(Bairut: Muassasah al-Risalah, 1999), jilid. 15, hal.
juz.11, hal.168
299, Sunan al-Tirmizi hadits no. 413, (Bairut: Ihya 28
Shaheh al-Bukhari, hadits no. 67, jilid.1, hal. 122
al-Turats al-Arabi, tt), Jilid. 2, hal. 269. 29
Musnad Imam Ahmad, hadits no. 15371, jilid. 32,
4
Hadits dalam sunan al-Tirmizi, bab Tarkisshalat,
hal. 119.
hadits no. 2621, jilid. 5, hal. 13. 30
Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthi, al-
5
Pada masa jahiliyah tujuh hari tersebut mempunyai
Asybah wa al-Nazair, (Bairut: Dar al-Kutub al-
nama: Awal, Ahwan , Jubar, Dubar, Mu‘nis, Arubah
Ilmiyah, 1990), hal. 76.
dan Siar. Dirubah dengan nama-nama sekarang 31
Ibid. hal. 83
yang identik dengan Islami. Lihat; Ibnu Hajar al- 32
Ibid. hal. 88
Asqalani, Fathul Bari, (al-Maktabah al-Syamilah, 33
Dalam Sunan Abu Daud, hadits no. 1069, bab al-
edisi kedua). jilid. 3, hal. 275.
Jumu‘ah, jilid. 1, hal. 412
6
Mahmud Abdullah al-Makazi, DR, Adwa‘ al-bayan 34
Mahmud Abdullah al-Makazi, Op.cit., hal. 176
fi Ahkam al-Quran, (Kairo: Kulliyah al-Syariah Wa 35
Wahbah al-Zuhaili, al-fiqh al-Islami, Op.cit., jlid.2,
al-Qanun, 1996), hal. 158, dan Ibnu Hajar, Ibid,.
hal 276
7
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim 36
Sunan Dar al-Quthni, jilid. 4, hal. 275, hadits no.
8
Abu al-Fida‘ Ismail Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-
1602
A‘zim, (Bairut: Muassasah al-Kutub al-Tsaqafiyah, 37
Hadits terdapat dalam kitab Abu Daud, pada bab
1993), jilid.4 , hal. 365
ÇáúÌõãõÚóÉö Ýöì ÇáúÞõÑóì, jilid III, hlm. 433, atau
9
HR al-Bukhari dan Muslim
juga bisa ditemukan dalam kitab hadits Terdapat
10
Ali ibn Ahmad ibn Hazam al-Zhohiri, Jawami‘ al-
juga dalam kitab Nailul authar hadits No. 1554
Sirah wa Khamsa Rasail Ukhra libni Hazam, (Mesir: 38
Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd al-Qurthabi al-
Dar al-Ma‘arif, 1900), jilid. 1, hal. 72.
Andalusi, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-
11
Mahmud Abdullah al-Makazi, Op.cit., hal. 163
Muqtashid, (Bairut: Dar al-Fikr, 1990), jilid. 1, hal.
12
Abd al-Salam Harun, Tahzib Sirah Ibnu Hisyam,
115.
(Bairut: Muassasah al-Risalah, 1993), hal. 98 39
Wahbah al-Zuhaili, Dr, al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah
13
Ibnu Hajar al-Asqalani, Op.cit., jilid. 3, hal. 276.
wa al-Syariah wa al-Manhaj, (Damaskus: Dar al-Fikr
14
Jalaluddin al-Suyuthi, Jami‘ al-Ahadits, (Maktabah
al-Mu‘ashir, 1418 H), jilid. 28, hal. 181.
al-Syamilah), jilid. 25, hal. 76, Hadits no. 27657, 40
QS. Al-Jumuah: 9
dapat dilihat dalam Abdur Razzak, hadits no. 5210, 41
Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, al-Jami‘ al-Bayan
jilid.3 hal 175, Dar al-Quthni hadits no.1, jilid. 2,
Fi Takwil al-Quran, (Bairut: Muassasah al-Risalah,
hal. 17, dan juga Ibnu Hajar al-Asqalani
2000), Jilid. 23,hal. 380
menyebutnya dalam Fathul Bari jilid. 2, hal 387. 42
HR Ibnu Majah hadits no.767, juz.2 hal. 493
15
Abu Bakar Abdullah ibn Muhammad ibn Abu 43
Wahbah al-Zulaili, Op.cit., juz. ,hal.
Syaibah al-Kufy, Mushannif Ibnu Abi Syaibah, 44
Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala al-Mazahib al-
(Saudi: Dar al-Salafiyah, tt), Hadits no. 5176, jilid.
Arbaah, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990),
2, hal. 107.
jilid. 1, hal. 341.
16
Ibid., hadits no. 5177. 45
Muwaththa‘ Imam Malik, hadits no. 209, jilid. 1,
17
Shaheh muslim, hadits no.1420, (Maktabah al-
hal. 304
Syamilah), juz.4, hal.340 46
Lihat dalam Shahih Abu Daud no: 942, Shahih
18
Sunan Abu Daud, hadits no. 916, (Maktabah al-
Jami’us Shaghir 3111, ‘Aunul Ma’bud 394 no: 1054,
Syamilah), jilid.3, hal.289
Baihaqi III: 172, Mustadrak Hakim I: 288,
19
Op.cit., Sunan al-Tirmizi, hadits no. 462, jilid.2, hal.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012 83


Daruquthni :3 no:2
47
Al-Thabrani, al-Mu‘jam al-Kabir, hadits no. 237, Tentang Penulis
jilid. 11, hal. 169
48
. Abdul Rahman al-Jaziri, al-fiqh ala al-Mazahib al- H.M. Ridwan Hasbi, Lahir di Dalu-Dalu
Arba‘ah, Op.cit., jilid. 1, hal. 344-345. Tambusai (Kab. Rokan Hulu), 17 Juni 1970.
49
HR. Ibnu Abi Syaibah dengan sanadnya Mauquf Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
pada Ali RA.
pertama di Dalu-dalu Tambusai, serta Pondok
50
Ibid., jilid. 1, hal. 346-347.
51
Ibid., jilid. 1, hal. 347-348
Modern Gontor Jawa Timur 1991. Pada tahun
52
Ibid., jilid.1, hal. 348-349. 1992 melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di
53
Abdul Qadir Audah, al-A‘mal al-Kamilah lilqadi al- Fakultas Syariah wa al-Qanun dalam bidang
syahid abdul qadir audah, (Kairo: al-Mukhtar al-Slami, Syariah UNIVERSITAS AL-AZHAR Kairo Mesir
1994), hal. 259 dan tamat pada tahun 1997. Dan pada tahun
54
Ibnu Taimiyah, al-Siyasah al-Syar‘iyah fi islah al-ra‘I 1998 melanjutkan pendidikan S2 di IAIN Susqa
wa al-Ra‘iyah, (Bairut: Dar al-Fikri al-Lubnani, Riau dengan konsentrasi Pemikiran Modern
1992), Ibid., hal. 114 Dalam Islam (PMDI) dan diselesaikan pada
55
Shaheh al-Bukhari, jilid.3, hal. 413, hadits no. 843.
tahun 2000. Pada saat ini bekerja sebagai Dosen
56
Sheheh al-bukhari, jilid.3, hal. 414, hadits no. 844 Tafsir Hadits pada Fakultas Ushuluddin UIN
SUSKA Riau dan aktif di MUI Kota Pekanbaru
sebagai Sekretaris Umum dan juga aktif
diberbagai organisasi: MDI, Ittihadul Muballighin
Riau, FKUB Kota Pekanbaru, Tafaqquh Studi
Club dan lainnya.

84 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 1, Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai