Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PASIEN ARTRITIS GOUT DAN

TB PARU
Rumah Sakit Mitra Delima Malang

Kelompok 9 dan 10:

Anik Yulaikha (1930009)


Failul Afinda (1930017)
Nanang Eko Putra R (1930033)
Winda Setiowati (1930054)
Dita Ayuhana (1930015)
Lovella Meyga Rinosa (1930024)
Fiki (19300)
Yanis Sofi Handini (19300)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Dengan Tema artritis gout telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Disetujui oleh :

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING INSTITUSI

( .……………………… ) ( .……………………… )
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan
dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif.
Disebut penyakit degeneratif karena angka kejadiannya bersangkutan dengan
proses degenerasi pada usia lanjut yang berlangsung sesuai waktu dan umur.
Penyakit degeneratif pada umumnya menyerang sistem saraf, pembuluh
darah, otot, dan tulang manusia. Contoh penyakit yang menyerang pembuluh
darah, persendian, dan tulang salah satunya adalah asam urat. (Brunner &
suddath, 2015)
Asam urat disebut juga artritis gout termasuk suatu penyakit degeneratif
yang menyerang persendian, dan paling sering dijumpai di masyarakat
terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Namun tak jarang penyakit ini juga
ditemukan pada golongan pralansia (Brunner & suddath, 2015)
Di dunia prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita
hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2010. Pada orang dewasa di Amerika
Serikat penyakit gout mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta
(4%) orang Amerika. Sedangkan prevalensi hiperurisemia juga meningkat
dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat
(Rasjad, 2014)
Di Indonesia sendiri penyakit artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang
dokter Belanda yang bernama dr. van den Horst, pada tahun 1935. Ia
menemukan bahwa terdapat 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang
mampu di pulau Jawa. Hasil penelitian oleh Darmawan (1988) di Bandungan
Jawa Tengah menunjukkan bahwa diantara 4683 orang yang diteliti, 0.8%
menderita asam urat tinggi berusia antara 15-45 tahun. 1.7% pada pria dan
0.05% pada wanita, bahkan di antara mereka sudah sampai pada tahap gout
(Mansjoer, 2017)
Penyakit asam urat masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan,
dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti
gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh kurangnya kesadaran masyarakat yang kurang memperhatikan
kesehatannya seperti masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi
makanan tanpa memperhatikan kandungan dari makanan tersebut. Faktor
aktivitas yang berlebihan juga dapat memperburuk dan mendukung adanya
komplikasi penyakit asam urat tersebut (Brunner & suddath, 2015)

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan tentang penyakitn artritis gout mulai dari
pengertian, penyebab, tanda gejala, jenis, pencengahan sampai
penanganannya.
2. Tujuan Khusus
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan artritis gout

1.3 MANFAAT
Dari penyuluhan yang akan dilakukan, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perawat
Memberikan motivasi kepada perawat untuk dapat meningkatkan asuhan
keperawatan kepada pasien artritis gout sehingga dapat meningkatkan
kualitas dalam tindakan.
2. Bagi instansi terkait
Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dengan meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang penanganan
artritis gout pada pasien dan keluarga pasien Rumah Sakit Mitra Delima
Malang.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

2.1 TEMA
Artritis gout
2.2 WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat : Rumah Sakit Mitra Delima

2.3 SASARAN
Pasien dan Keluarga Pasien

2.4 PELAKSANA
Mahasiswa :
2.1 Anik Yulaikha (1930009)
2.2 Failul Afinda (1930017)
2.3 Nanang Eko Putra R (1930033)
2.4 Winda Setiowati (1930054)
2.5 Dita Ayuhana (1930015)
2.6 Lovella Meyga Rinosa (1930024)
2.7 Fiki (19300)
2.8 Yanis Sofi Handini (1930055)

2.9 METODE
Ceramah dan tanya jawab

2.10 MEDIA
Lembar balik, Leaflet
2.11 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
NO Materi Kegiatan

1. Persiapan (5 menit ) 1. Persiapan alat dan bahan

2. Persiapan peserta

2. Pembukaan (5 menit ) 1. Perkenalan

2. Meyampaikan maksut dan tujuan

3. Melakukan kontrak waktu

4. Menyebutkan materi penyuluhan

3. Diskusi ( 10 menit ) Meyampaikan materi :

a) Menjelaskan pengertian tentang


Artritis gout
b) Menjelaskan tentang penyebab
Artritis gout
c) Menjelaskan tentang klasifikasi
Artritis gout
d) Menjelaskan tanda gejala Artritis gout
e) Menjelaskan pencegahan Artritis gout
4. Tanya Jawab (10 1. Memberikan kesempatan kepada
menit) peserta untuk bertanya tentang materi.
2. Memberikan jawaban tentang
pertanyaan yang telah diberikan.
4. Evaluasi (5 menit ) 1. Mengucapkan terimakasih kepada

Peserta.

2. Berpamitan dan salam

3. Membersihkan alat – alat penyuluhan


2.8 PEMBAGIAN TUGAS
1. Moderator : Dita
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Menjaga kelancaran acara.
e. Memimpin diskusi.
2. Penyaji : Yanis, Nanang
Tugas :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Fasilitator : Winda
Tugas :
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.
4. Observer : Failul, Fiki
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
5. Notulen : Anik, Lovella
a. Mencatat dan merangkum hasil penyuluhan

2.9 SETTING TEMPAT


A. = Audien
C B
B. = Moderator
C. = Penyaji A A A

D. = Fasilitator E D
E. = Observer
2.10 EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaan
b. Peserta (Pasien dan Keluarga Pasien) berpartisipasi aktif dalam
kegiatan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
d. Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan
e. Keadaan dan suasana yang mendukung

2. Evaluasi Hasil
Diharapkan Peserta (Pasien dan Keluarga Pasien) dapat memahami materi
yang disampaikan dan ada timbal balik yang dibuktikan dengan
pertanyaan dari audien.
MATERI PENYULUHAN

2.1 Pengertian
Artritis gout adalah radang sendi yang disebabkan oleh timbunan
kristal asam urat dipersendian. Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan
metabolisme purin. Purin adalah protein yang mengalami
metabolisme didalam tubuh menjadi asam urat. Kadar asam urat normal
untuk laki-laki adalah 7 mg% sedang untuk wanita adalah 5,1 mg%. Kadar
asam urat dalam tubuh berasal dari makanan dan metabolisme
tubuh, sebagian besar akan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Kadar asam
urat dalam tubuh akan meningkat apabila : masukan (makan) purin banyak,
produksi meningkat dan pengeluarannya atau exkresinya terganggu (Brunner
& suddath, 2015)
2.2 KLASIFIKASI
Gout dibedakan atas :

1. Gout primer, adalah hiperurisemi yang disebabkan oleh pengeluaran asam


urat dari tubuh yang sedikit atau produksi asam urat yang berlebihan. Hal
ini terjadi karena : gangguan metabolisme asam urat, makan tinggi purin.
2. Gout sekunder, adalah hiperurisemi yang disebabkan oleh karena obat-
obatan atau penyakit lain misalnya kanker darah.

Sekarang kita kupas hanya tentang gout primer saja. Tidak semua orang akan
menderita gout, hanya mereka yang mempunayi faktor risiko yang akan
mendapatkan gout.

2.3 PENYEBAB
Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.

1. Jenis kelamin dan umur


Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam
urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
menopouse (50-60 tahun).
2. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau
kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
3. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena
alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
4. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk
gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo
dll.
5. Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat
jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.

2.4 TANDA GEJALA


Tanda dan gejala gout arthritis hampir selalu terjadi secara tiba-tiba, dan
sering terjadi di malam hari. Gejalanya termasuk:

1. Nyeri sendi yang sering


Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi,
seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak
tertahankan. Sendi membengkak dan kulit di atasnya tampak:
a. Merah atau keunguan
b. Kencang dan licin
c. Teraba hangat
Menyentuh kulit di atas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang
luar biasa.
2. Gout arthritis biasanya terjadi di kaki
Gout adalah penyakit yang paling sering menyerang sendi di
pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang
disebut podagra; tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan
kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut.
Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena
persendian lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat
cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga
dan jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya, gout jarang terjadi
pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu.
3. Mengalami demam hingga takikardia
Gejala lainnya dari gout arthritis adalah demam, menggigil,
perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat (takikardia).
Gout arthritis cenderung lebih berat pada penderita yang berusia di bawah
30 tahun. Biasanya, pada pria gout timbul di usia pertengahan, sedangkan
pada wanita muncul pada saat pasca-menopause.
4. Gout arthritis biasanya menyerang satu sendi
Serangan gout arthritis pertama biasanya hanya mengenai satu sendi
dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara
bertahap, di mana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai
terjadi serangan berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk,
maka serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih
sering terjadi dan mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa
mengalami kerusakan yang permanen.
5. Gout arthritis yang menahun
Artritis gout dapat menahun dan berat, yang menyebabkan
terjadinya kelainan bentuk sendi. Pengendapan kristal asam urat di dalam
sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan
membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal asam urat (tofi)
diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di
dalam ginjal dan organ lainnya, di bawah kulit telinga atau di sekitar sikut.
Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan
massa kristal yang menyerupai kapur.
2.5 Pencegahan
Beberapa faktor penyebab gout arhtitis bisa dihindari (misalnya
cedera, alkohol, makanan kaya protein). Berikut upaya mencegah
kekambuhan gout artritis yang dianjurkan:
a. Minum banyak air (sekitar 2-4 liter sehari)
b. Menghindari minuman beralkohol dan
c. Mengurangi makanan yang kaya akan protein
d. Turunkan berat badan. Banyak penderita gout yang memiliki
kelebihan berat badan. Jika berat badan mereka dikurangi, maka kadar
asam urat dalam darah biasanya akan kembali normal atau mendekati
normal.
e. Mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid secara rutin juga bisa
mencegah terjadinya serangan. Kadang kolkisin dan obat
antiinflamasi non-steroid diberikan dalam waktu yang bersamaan.
Tetapi kombinasi kedua obat ini tidak dapat mencegah maupun
memperbaiki kerusakan sendi karena pengendapan kristal, dan
berisiko bagi penderita yang memiliki penyakit ginjal atau hati.
PENUTUP

Demikian SAP “PASIEN ARHTITIS GOUT ” ini kami buat dengan


maksud memohon partisipasi dari semua pihak guna terlaksana dan suksesnya
kegiatan ini. Dan besar harapan kami SAP ini dapat ditindak lanjuti sebagai mana
mestinya.
Semoga acara ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait dalam kegiatan
penyuluhan ini, dan berjalan lancar seperti yang diharapkan serta mendapatkan
riddho dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath.2015. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 2017. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Mansjoer, Arif. 2017. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius
FKUI : Jakarta

Helmi, Zairin Helmi. 2018. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal.


Cetakan kedua. Jakarta : Salemba Medika.

Rasjad, Chairuddin. 2014. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan


kelima.Jakarta : Yarsif Watampone.

Anda mungkin juga menyukai