Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

"Ulumul Hadist "


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Karya Ilmiah

Disusun Oleh Kelompok I :


GIMAS MAEZA RAHMAT
NIM : 1910301027
MUNAWAROH
NIM : 1910301017

Dosen :
HELMINA , S.Ag, M. Sy

MAHASISWA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN


ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2019/14

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Ulumul Hadist” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang


telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Sungai Liuk, 18 September 2019

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUN
A. Latar belakang ................................................................................................
B. Rumusan masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar ...............................................


B. Struktur Hadits: Sanad, Matan dan Rawi .......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hadits merupakan sumber syariat islam yang kedua setelah Al-Qur’an yang
merupakan penjelas dari ayat-ayat umum yang ada di dalam Al-Qur’an. Karna itulah,
Kami menjelaskan pengertian-pengertian dari Hadits, Sunnah, khabar dan Atsar
Menurut istilah Muhaddisun,Ushuliyun dan Fuqoha secara mendalam yang tidak hanya
terpaku pada satu pengertian sehingga kita tidak cepat menyalahkan perbedaan. Hadits
mempunyai beberapa struktur yaitu Sanad, Matan, dan Rawi.
Pada mulanya, ilmu hadits memang merupakan beberapa ilmu yang masing-
masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang hadits nabi SAW dan pewarisnya, seperti
ilmu Al-Hadits Al-Shahih, ilmu Al-Mursal, ilmu Al-Asma’wa Al-Kuna dan lain-lain.
Pembahasan tentang sanad meliputi: (1) segi pembangunan sanad (istisha-alsanad), (2)
segi terpercayaan hadits (tsigat al-sanad), (3) segi keselamatannya dari kejanggalan
(syadz), (4)segi keselamatannya dari cacat (illat), dan (5) tinggi dan rendahnya
martabat suatu sanad. Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi
ke-ashahihan atau ke-dha’ifannya. Mempelajari hadits adalah salah satu bentuk
keimanan umat terhadap kenabian Muhammad SAW.
B.Rumusan Masalah
Dalam tugas ini akan di bahas beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian Hadits?
2. Apa pengertian Sunnah menurut?
3. Apa pengertian Khabar?
4. Apa pengertian Atsar?
5. Bagaimana Sanad, Matan dan Rawi dalam hadits?
C.Tujuan
Mempelajari hadits dan mendalaminya sekarang ini sangat penting bagi umat islam
agar tidak salah dalam memahami makna dari hadits tersebut. Tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memahami lebih mendalam pengertian Hadis, Sunnah, Khabar dan Atsar
2. Menambah rasa cinta kita kepada nabi Muhammad SAW
3. Mendekatkan diri kepada allah dan agama allah
4. Menambah wawasan tentang ilmu agama
5. Menjadikan ilmu yang di pelajari menjadi bekal di akhirat

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar
1. Pengertian hadits
Hadits secara etimologi berarti:al-jadid (baru) atau al-khabar (berita).
Menurut terminologi agama, pemakaian istilah hadits juga berbeda-beda
sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing pendefinisi. Hadits bisa
bermakna ucapan atau kalimat yang digunakan dalam percakapan, atau
informasi yang datang melalui wahyu.
Ketika menjadi istilah teknis, hadits kemudian didefinisikan secara
beragam oleh banyak ulama dari berbagai latar belakang keilmuan dan
aliran. Sebagian ulama hadits mendefinisikan hadits sebagai: segala
sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, persetujuan (pengukuhan), maupun sifat yang berupa
penampilan fisik dan budi pekerti.1
Hadis mempunyai beberapa sinonim menurut para pakar ilmu hadits,
yaitu sunnah, khabar, dan atsar. Masing-masing istilah ini akan di bicarakan
pada pembahasan berikutnya.pada bab ininakan di bicarakan terlebih
dahulu masalah hadits karena kata hadits adalah kata yang paling sering di
pakai oleh masyarakat umum. Dari segi etimologi kata hadits berasar dari
akar kata:
‫وحداثة‬-‫حدثا‬-‫يحدث‬-‫حدث‬
Hadits dari kata di atas memiliki beberapa makna, antara lain sebagai berikut.
1. ‫( الجدة‬al-jiddah=baru), dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada
atau sesuatu yang wujud setelah tidak ada, lawan dari kata al-
qadim=terdahulu.
2. ‫(اطري‬ath-thari=lunak, lembut, dan baru).
3. ‫(الجبروالكالم‬al-khaba =berita, pembicaraan dan al-kalam= perkataan).
Dari segi terminologi, banyak para ahli hadis (muhadditsin)
memberikan defenisi yang berbeda redaksi, tetapi makna ny sama, di
antaranya Mahmud Ath-Thahan (guru besar hadis di Fakultas Syari’ah dan
Dirasah Islamiah Universitas Kuwait) mendefenisikan:
‫ماجاءعن النبي صلى هللا عليه وسلم سواءكان قوال او فعال او تقريرا‬

1
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc. MA., STUDI HADIS KONTEMPORER (Jl.Sidobali UH II No 399
Yogyakarta, Aura Pustaka, 2014) 3-4

2
Sesuatu yang datang dari Nabi, baik berupa perkataan atau perbuatan
dan atau persetujuan.2
Disamping pengertian tersebut, M.M. Azami mendefinisikan bahwa
kata hadits secara etimologi (lughawiyah), berarti komunikasi, kisah,
religious atau secular, historis atau kontemporer.3

2. Pengertian sunnah
Sunnah mennurut Bahasa memiliki banyak arti, di antaranya: ‫السيرة‬
‫( المتبعة‬suatu perjalanan yang diikuti), baik dinilai perjalanan baik atau
perjalanan buruk. makna sunnah yang lain di artikan: ‫( العاة المستمرة‬tradisi
yang kontinu).
Sunnah menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para
ulama, di antaranya sebagai berikut.
a. Menurut ulama ahli hadits (muhadditsin), sunnah sinonim hadits sama
dengan definisi hadits di atas. Di antara ulama ada yang mendefinisikan
dengan ungkapan yang singkat:
‫اقوال النبي صلى هللا عليه وسلم وافعاله واحواله‬
Segala perkataan Nabi SAW, perbuatannya, dan segala tingkah lakunya.
b. Menurut ulama ushul fiqh (ushuliyun):
‫كل ما روي عن النبي صلى هللا عليه وسلم مما ليس قرانا من اقوال او افعال‬
‫او تقريرات مما يصالن يكون دليال لحكم شرعي‬
Segala sesuatu yang di riwayatkan dari Nabi SAW, yang bukan
alqur’an, baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang
patut di jadikan dalil hukum syara’.
c. Menurut ulama maw’izhah (Ulama Al-Wa’zhi wa Al-irsyad):
‫ما يفابل البدعة‬
Sesuatu yang menjadi lawan dari bid’ah.4

2
Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag., ULUMUL HADIS (Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220, AMZAH,
2012) 1-3
3
Drs. H. Mudasir , ILMU HADIS (Jl. BKR linkar selatan No. 162-164 bandung 40253, CV
PUSTAKA SETIA 1999) 13
4
Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag., ULUMUL HADIS (Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220, AMZAH,
2012) 5-7

3
Sunnah secara literal berarti jalan hidup (sirah) atau jalan (thariqah)
yang baik maupun yang buruk. Ibn Taimiyah mengungkapkan bahwa sunnah
adalah adat kebiasaan (al- ‘adah), atau cara (thariqah), yang terus di ulang-
ulang oleh beragam manusia, baik yang di anggap sebagai ibadah ataupun
yang di anggap bukan ibadah.
Ulama hadits pada umumnya menilai bahwa sunnah merupakan
sinonim dari kata hadits, khabar, dan atsar. Mereka mendefinisikan sunnah
sebagai sesuatu yang diriwayatkan atau di nukilkan dari Nabi SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, penampilan fisik dan budi pekerti,
sirah, ataupun maghaziy (peperangan atau perjuangan), baik yang terjadi
sebelum masa kenabian maupun setelahnya.
Adapun menurut ulama fiqih, sunnah berarti: perbuatan apabila di
kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan tidak mendapat sanksi
siksa.5
3. Pengetian khabar
Khabar secara etimologis berasal dari kata khabar, yang berarti berita,
dan lafazh atsar, artinya bekas sesuatu.6
Khabar menurut Bahasa adalah semua berita yang di sampaikan oleh
seseorang kepada orang lain, Menurut ulama ahli hadis, khabar sama
artinya dengan hadis. Keduanya dapat di pakai untuk sesuatu yang marfu’,
mauquf, dan maqtu’, dan mencangkup segala sesuatu yang datang dari nabi
Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in.7
Di antara ulama memberikan defenisi sebagai berikut:
‫ماجاء عن النبي صلى هللا عليه وسلم وغيرا من اصحا به او التابعين او تابع التابعين اومن دونهم‬
Sesuatu yang datang dari nabi dan dari yang lain seperti dari para
sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in atau setelahnya.8
4. Pengertian Atsar
Kata atsar dalam sudut kebahasaan mengandung arti sisa dari sesuatu,
selain itu kata atsar juga berarti khabar. Secara etimologi atsar di sebut

5
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc. MA., STUDI HADIS KONTEMPORER (Jl.Sidobali UH II No 399
Yogyakarta, Aura Pustaka, 2014) 7-9
6
Prof. Dr. H. Endang soetari Ad. M.Si, ULUM AL-HADIS ( Jl. BKR lingkar selatan No. 162-164
Bandung 40253, CV PUSTAKA SETIA, 2010) 67
7
Drs. M. Agus Solahudin, S.Ag & Agus Suryadi, Lc. M.Ag, ULUMUL HADIS ( Jl. BKR lingkar
selatan No. 162-164 Bandung 40253, CV PUSTAKA SETIA, 2008) 19
8
Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag., ULUMUL HADIS (Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220, AMZAH,
2012) 10

4
sebagai sinonim dengan hadis, khabar, dan sunnah. Jumhur ulama hadis
mengartikan atsar dengan sesuatu yang di sandarkan ke pada Nabi saw,
sahabat, dan tabi’in.9
Adapun atsar menurut istilah terdapat perbedaab pendapat di antara
para ulama. Jumhur ulama mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar,
yaitu sesuatu yang di sandarkan kepada nabi Muhammad SAW., sahabat,
dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama khurasan bahwa atsar di tunjukan
untuk yang mauquf, sedangkan khabar ditunjukan untuk yang marfu’.10
B. Struktur Hadits: Sanad, Matan dan Rawi
1. Sanad
Kata sanad menurut Bahasa adalah bentuk sandaran atau sesuatu
yang di jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap hadits
selalu bersandar kepadanya. Adapun tentang arti sanad menurut istilah,
terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jamaah dan At-
Tiby mengatakan bahwa sanad adalah:
‫االخبارعن طر يق المتن‬
Artinya:
“berita tentang jalan matan..”
Sebagaian ulama ada yang mendefinisikan:
‫سلسلة الرجال المو صلة للمتن‬
Artinya:
“silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadits), yang
menyampaikannya pada matan hadits.”11
Adapun tentang pengertian sanad menurut terminology, para
ahli hadis memberikan definisi yang beragam, di ataranya:
‫صلةُ اِلى ْالمتْ ِن‬
ِ ‫ط ِريْقةُ ْال ُم ْو‬
َّ ‫ال‬

Artinya
“Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis.”

9
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc. MA., STUDI HADIS KONTEMPORER (Jl.Sidobali UH II No 399
Yogyakarta, Aura Pustaka, 2014) 10
10
Drs. H. Mudasir , ILMU HADIS (Jl. BKR linkar selatan No. 162-164 bandung 40253, CV
PUSTAKA SETIA 1999) 32
11
Drs. H. Mudasir , ILMU HADIS (Jl. BKR linkar selatan No. 162-164 bandung 40253, CV
PUSTAKA SETIA 1999) 61

5
Yakni tangkaian para perawi yang memindahkan matan dari
sumber primernya. Jalur ini ada kalanya disebut sanad, adakalanya
karena periwayat bersandar kepadanya dalam menisbatkan matan
kepada sumbernya, dan adakalanya karena lafidz , bertumpu kepada
yang menyebutkan sanad dalam mengetahui sahih atau dhaif suatu
hadis.12
2. Matan
Secara etimologis, matan berarti segala sesuatu yang keras
bagian, punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi.
Adapun yang di sebut matan dalam ilmu hadits adalah, perkataan
yang di sebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW. yang di sesudah
habis di sebutkan sanadnya.13
3. Rawi
Kata rawi atau ar-rawi berarati orang yang meriwayatkan atau
memberikan hadits (Naqil Al-Hadits).
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah
yang hampir sama. Sanad-sanad hadis pada tiap-tiap thabaqah atau
tingkatannya juga di sebut rawi adalah orang yang meriwayatkan dan
memindahkan hadits. Begitu juga, setiap rawi pada tiap-tiap thabaqah-
nya merupakan sanad bagi thabaqah berikutnya.
Akan tetapi yang membedakan antara kedua istilah di atas, jika
di lihat lebih lanjut ada dua hal:pertama, dalam hal pembukuan hadits.
Orang yang menerima hadits-hadits, kemudian menghimpunnya dalam
suatu kitab tadwin, disebut dengan rawi. Adapun orang-orang yang
menerima hadits dan hanya menyampaikannya kepada orang lain, tanpa
membukukannya, disebut sanad hadits. Kedua, dalam penyebutan
silsilah hadits, untuk sanad, yang di sebut sanad pertama adalah orang
yang langsung menyampaikan hadits tersebut kepada penerimanya,
sedangkan para rawi, yang disebut rawi pertama, adalah para sahabat
Rasul SAW. Dengan demikian, penyebutan silsilah antara kedua istilah
ini merupakan sebaliknya. Artinya rawi pertama adalah sanad terakhir,
dan sanad pertama adalah rawi terakhir.14

12
Drs. M. Agus Solahudin, S.Ag & Agus Suryadi, Lc. M.Ag, ULUMUL HADIS ( Jl. BKR lingkar
selatan No. 162-164 Bandung 40253, CV PUSTAKA SETIA, 2008) 89
13
Drs. M. Agus Solahudin, S.Ag & Agus Suryadi, Lc. M.Ag, ULUMUL HADIS ( Jl. BKR lingkar
selatan No. 162-164 Bandung 40253, CV PUSTAKA SETIA, 2008) 97-98
14
Drs. M. Agus Solahudin, S.Ag & Agus Suryadi, Lc. M.Ag, ULUMUL HADIS ( Jl. BKR lingkar
selatan No. 162-164 Bandung 40253, CV PUSTAKA SETIA, 2008) 99-100

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai