Anda di halaman 1dari 3

Dimensi Motivasi

Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangangan antara apa yang mereka
miliki dengan apa yang mereka harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental
yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang
berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti daripada motivasi.1

1. Kebutuhan
Teori motivasi berdasarkan Kebutuhan dikemukakan oleh, menyatakan bahwa ada tiga
hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:2
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial)

c. Need for Power (dorongan untuk mengatur)


2. Dorongan
a. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berprestasi akan tampak
sebagai berikut:
1) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru
2) Mencari umpan balik tentang perbuatannya
3) Mengambil tanggung jawab atas perbuatannya
b. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan persahabatan akan tampak
sebagai berikut:
1) Lebih memerhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaan
2) Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila bekerjasama
3) Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain
4) Lebih suka dengan orang lain daripada sendirian
c. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berkuasa akan tampak sebagai
berikut:
1) Berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta
2) Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi
3) Sangat peka terhadap struktur pengaruh antarpribadi
3. Tujuan
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh seseorang atau individu dalam suatu
organisasi. Tujuan tersebut mengarahkan semua perilaku seseorang, dalam hal ini perilaku
belajar individu untuk dapat memahami dan mengerti tentang perilaku seks berisiko pada
remaja.3
Sumber:

1. Dimyati, Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta; 2002.

2. Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2006.

4. Sutrisno E. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Kencana; 2010.

Manfaat Koordinasi

1. Menciptakan keseimbangan tugas maupun hak antara setiap bagian dalam organisasi
maupun antara setiap anggota dalam bagian-bagian tersebut.
2. Mengingatkan setiap anggota bahwa mereka bekerja untuk tujuan bersama, sehingga
tujuan-tujuan individu yang bertentangan dengan tujuan bersama tersebut dapat
dihilangkan.
3. Menciptakan efisiensi yang tinggi. Pekerjaan-pekerjaan yang terkoordinasi akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari pada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukakan
tanpa koordinasi
4. Menciptakan suasana kerja yang rukun, damai, dan menyenangkan. Para anggota saling
menghargai satu sama lain karena mereka sadar bahwa mereka bekerja sama untuk
kepentingan bersama.

Sumber: Diana, Wijayanti IS. Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2008.

6. Bagaimana batasan pemimpin dalam melakukan pendelegasian wewenang?

a. Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang
hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
b. Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung
jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal).
c. Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa
kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
d. Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut" adanya hasil
kerja yang pasti dari bawahan.
e. Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga
bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam
pelaksanaan kerja

Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memahami dan
mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian tersebut. Sikap yang sebaiknya
diterapkan pemimpin adalah sebagai berikut.

a. Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab
penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada
bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
b. Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada
setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
c. Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses
atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh
setiap bawahannya

Sumber: Tomatala Y. Kepemimpinan yang dinamis. Malang: Gandum Mas; 1997.

Anda mungkin juga menyukai