Oleh
Indah Febrialita Putri
1754131024
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
Ilmu tentang penyakit tanaman, sangat penting karena suatu tanaman akan
mengalami hambatan dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya
jika terjadi serangan penyakit pada tanaman itu yang akhirnya menjurus
pada kerugian secara kualitas, kuantitas maupun ekonomis. Dalam
praktikum kali ini akan dipelajari mengenai dasar pengetahuan tentang
penyakit tanaman.
1.2 Tujuan
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum pengenalan gejala dan
tanda penyakit tanaman pangan adalah sebagai berikut:
3.2 Pembahasan
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman itu sendiri akibat
adanya serangan penyakit (pathogen) dan dapat dilihat secara kasat mara
akibat virus, jamur, atau bakteri. Secara garis besar, gejala dapat dibagi
menjadi tiga macam :
1. Gejala Hipoplastis adalah gejala yang disebabkan oleh
terhambatnya pertumbuhan hingga terhentinya pertumbuhan pada
suatu sel.
2. Gejala nekrotis adalah gejala yang disebabkan adanya kerusakan
sel atau matinya sel.
3. Gejala Hiperplastis adalah gejala yang disebabkan karena
pertumbuhan sel yang berlebihan. (Matnawi, 2012).
1. Hawar daun bakteri pada padi : Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-
negara penghasil padi, termasuk di Indonesia. Apabila serangan terjadi
pada awal pertumbuhan, tanaman akan layu dan mati, gejala ini
disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang
timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman vegetatif.
Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala
hawa (blight). Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi
daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering Bila
serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak
sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa.
(Agrios, 2006)
2. Bulai pada Jagung : Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Perenosclerospora maydis. Ketika tanaman jagung berumur 2-3 minggu,
semua daun akan menguning, menjadi kaku, meruncing, dan akhirnya mati
pada umur muda. Serangan penyakit bulai terjadi pada jagung berumur 3-5
minggu, awalnya berkembang seperti biasa, namun pada daun yang baru
saja membuka akan berubah warna (menguning) dari pangkal daun.
Tanaman jagung pun tidak langsung mati tetapi pertumbuhannya sangat
lambat. Tongkol-tongkol yang terbentuk tidak normal, kelobot tidak
berkembang dengan baik, dan biji-biji pada tongkol sangat sedikit. Pada
tanaman tua, gejala dapat dilihat pada daun-daun tua, yakni garis-garis
klorotis yang terlihat jelas (Suryanto. 2014)
3. Bercak coklat pada singkong : Penyakit ini memiliki gejala yang timbul
berupa bercak tampak jelas pada kesua sisi daun. pada sisi atas bercak
tampak coklat merata dengan tepi gelap yang jelas. Pada sisi bawah daun
tepi bercak kurang jelas dan di tengah bercak coklat terdapat warna keabu-
abuan karena adanya konidiofor dan konidium jamur. Bercak berbentuk
bulat dengan garis tengah 3 – 12 mm. Jika berkembang bentuk bercak
dapat kurang teratur dan agak bersudut – sudut karena dibatasi oleh tepi
daun atau tulang – tulang daun. Jika penyakit berkembang dengan terus
menerus daun yang sakit menguning dan mengering dan dapat gugur. Pada
cuaca hujan dan panas jenis rentan dapat menjadi gundul.
(Sastrahidayat,. 2011)
4. Busuk pada Buah Kakao : Pada penyakit ini, buah kakao yang terserang
akan mengalami perubahan warna menjadi coklat-kehitaman, mulai dari
ujung buah atau pangkal buah dekat tangkai. Namun ada pula yang
dimulai dari tengah buah. Hal ini disebabkan oleh adanya pembusukan
jaringan pada buah yang diserang oleh pathogen. Bila keadaan lingkungan
mendukung perkembangan penyakit ini, maka akan cepat menyebar ke
seluruh bagian buah, sehingga buah menjadi warna hitam. Gejala tersebut
dapat dijumpai pada buah muda maupun buah yang sudah masak
(Susanto, 2011)
5. Karat daun pada Kopi : Pada tumbuhan yang terserang penyakit ini, sisi
bawah daun tedapat bercak-bercak yang mulanya warna kuning muda dan
berubah menjadi kuning tua. Mulanya bercak-bercak ini berbentuk bulatan
kecil, dan bercak-bercak yang berdekatan akan menjadi satu sehingga
menjadi besar dan tidak teratur. Pusat bercak akan mongering dan berubah
menjadi warna coklat. Bercak-bercak dapat dilihat pada daun bagian atas,
tetapi tepung-tepung yang berwarna oranye hanya dapat dilihat dari bagian
bawah. Penyakit ini menyebabkan daun gugur sebelum waktunya yang
lama-kelamaan pohon dapat menjadi gundul
(Aak, 2006)
6. Layu fusarium pada pisang : Penyakit ini memiliki gejala serangan
cendawan Fusarium oxysporum f.spcubense pada tanaman pisang terlihat
pada tepi daun-daun bawah berwarna kuning tua, yang lalu menjadi coklat
dan mengering. Tangkai daun patah di sekeliling batang palsu.
Gejala dalam yang dimiliki jamur ini adalah jika pangkal batang dibelah
membujur, maka akan terlihat garis-garis coklat atau hitam
menuju ke semua arah, dari batang ke atas melalui jaringan pembuluh ke
pangkal daun dan tangkai. Perubahan warna pada berkas pembuluh paling
jelas tampak dalam batang.
(Semangun, 2004)
7. Layu bakteri pada pisang : Penyakit ini memiliki gejala yaitu gejala
pada tajuk (mahkota) baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Mula-
mula satu atau dua daun (nomor 3 atau 4 dari daun termuda) berubah
warnanya tanpa menunjukkan perubahan-perubahan lain. Dari ibu tulang
daun keluarlah garis kekuningan ke tepi daun. Keadaan ini dapat
berlangsung lama sampai buah hampir menyelesaikan proses
pemasakannya. Tetapi mendadak keadaannya menjadi kritis. Dalam
jangka waktu satu minggu semua daun menguning dan dalam jangka
waktu beberapa hari daun-daun tadi menjadi coklat.
(Semangun, 2004).
8. Antraktosa pada cabai (Colletotrichum capsici) : Penyakit ini dapat
menginfeksi batang, cabang, ranting, daun dan buah. Infeksi pada buah
bisa terjadi pada buah muda hingga buah matang. Gejala awal serangan
ditandai dengan adanya bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-
hitaman dan sedikit melekuk. Selanjutnya buah yang terinfeksi mengerut,
membusuk dan rontok/gugur. Bercak berbentuk bundar cekung dengan
berbagai ukuran dan berkembang pada buah muda. Pada serangan parah
bercak akan bersatu dan merata hampir di seluruh permukaan kulit buah.
(Semangun,2006)
9. Antraktosa pada cabai (Colletotrichum gleosporidium) : Penyakit ini
menyebabkan buah yang terserang terlihat bintik-bintik kecil berwarna
kehitaman dan berlekuk. Bintik-bintik ini pada bagian tepi berwarna
kuning, membesar dan memanjang. Pada kondisi lembab, cendawan
memiliki lingkaran memusat berwarna merah jambu. Gejala serangan
penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna
kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah
yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat
menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah
dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat
menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun
dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-
hitaman.
(Semangun,2006)
10. Busuk buah nanas : Penyakit ini menimbulkan gejala pada busuk nya
buah nanas,yaitu pada daun terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-
belang kuning & ujungnya.nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut
bagian pangkalnya membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, &
akhirnya tanaman mati, pembusukan pada sistem perakaran.
(Daslintan,2012)
IV. KESIMPULAN