Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi
yang baik adalah mencapai tumbuh kembang anak yang adekuat. Pada bayi dan anak,
kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
apabila tidak diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan
merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dimasa
inilah periode tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi
maupun fisiknya. Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi
sesuai dengan kebutuhannya secara optimal

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.450/MenKes


SK/IV tanggal 7 April 2004, yang mengacu pada resolusi World HealthAssembly
(WHO,2001) menyatakan bahwa untukmencapai pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan yang optimal bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.Hasil
survei menunjukkan salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi
dan anak usia 12-24 bulan di Indonesia adalah rendahnya mutu MP-ASI.Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak yang berusia lebih dari 6
bulan guna memenuhi kebutuhan zat gizi selain dari ASI. Hal ini dikarenakan ASI
hanya mampu memenuhi duapertiga kebutuhan bayi pada usia 6-9 bulan, dan pada
usia 9-12 bulan memenuhi setengah dari kebutuhan bayi.Dalam pemberian MP-ASI,
yang perlu diperhatikan adalah usia pemberian MP-ASI, jenis MP-ASI, frekuensi
dalam pemberian MP-ASI, porsi pemberian MP-ASI, dan cara pemberian MP-ASI
pada tahap awal.

Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi


kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang percaya diri pada bayi. Pemberian

1
makanan tambahan harus bervariasi dari bentuk bubur kental, sari buah segar,
makanan lunak atau lembik, dan akhirnya padat.

b. Rumusan masalah
1. Apa tujuan pembuatan formula bayi ?
2. Siapa sasaran dari pembuatan formula bayi?
3. Apa persyaratan formula untuk bayi ?
4. Berapa anjuran kebutuhan sehari bayi ?
5. Apa resep yang modifikasi ?
6. Apa unsur yang dimodifikasi ?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan pembuatan formula bayi
2. Untuk mengetahui sasaran dari pembuatan formula bayi
3. Untuk mengetahui persyaratan formula untuk bayi
4. Untuk mengetahui anjuran kebutuhan sehari bayi
5. Untuk mengetahui resep yang dimodifikasi
6. Untul mengetahui unsur apa saja yang dimodifikasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Formula Bayi

2
Setiap bayi berhak mendapat ASI ekskludif sejak lahir sampai dengan 6
bulan kecuali atas indikasi medis (UU RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan).
Dalam keadaan tertentu ibu tidak dapat atau memilihi tidak memberikan ASI
sehingga memerlukan satu formula khusus sebagai pengganti ASI yang dikenal
dengan Formula bayi1.

Formula bayi adalah pengganti ASI buatan/ artficial yang ditujukan untuk
konsumsi bayi. Bila dengan alasan tertentu bayi memerlukan formula selain ASI,
maka dapat diberikan formula bayi yang dibuat dari susu sapi dengan
modifikasi/mengubah komposisi zat gizi sehingga mendekati ASI. Walaupun
demikian ASI tetap menunjukkan manfaat lebih banyak dibandingkan dengan
susu formula.

Menurut BPOM, Formula Bayi adalah formula sebagai pengganti air susu
ibu (ASI) untuk bayi (sampai umur 6 bulan) yang secara khusus diformulasikan
untuk menjadi satusatunya sumber gizi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya
sampai bayi diperkenalkan dengan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)2.

B. Komposisi Formula Bayi

Perbandingan antara Komposisi Nutrisi Susu Kambing, Susu Sapi dan ASI (per
100 ml)

Komponen ASI Sapi Kambing


Protein (g) 1.2 3.3 3.3
kasein (g) 0.4 2.8 2.5
Laktalbumin (g) 0.3 0.4 0.4
Lemak (g) 3.8 3.7 4.1
Laktosa (g) 7.0 4.8 4.7
Nilai-Kalori (Kcal) 71 69 76
Mineral (g) 0.21 0.72 0.77
Kalsium (mg) 33 125 130
Fosfor (mg) 43 103 159
Mg (mg) 4 12 16
K (mg) 55 138 181
Na (mg) 15 58 41

3
Fe (mg) 0.15 0.10 0.05
Cu (mg) 0.04 0.03 0.04
I (mg) - 0.007 0.021
Mn (mg) 0.07 2 8
Zn (mg) - 0.53 0.38

Formula Bayi merupakan produk yang berbahan dasar susu sapi atau
susu hewan lain atau campuran kedua susu tersebut dan atau bahan-bahan lain
yang telah terbukti sesuai untuk makanan bayi. Keamanan dan kecukupan
kandungan zat gizi Formula Bayi harus terbukti secara ilmiah dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Semua bahan harus bebas
gluten. Formula Bayi siap konsumsi harus mengandung energi tidak kurang
dari 60 kkal dan tidak lebih dari 70 kkal per 100 ml produk, yang dibuat
sesuai dengan petunjuk penyiapan. Kandungan zat gizi Formula Bayi siap
konsumsi per 100 kkal harus memenuhi ketentuan nilai minimum,
maksimum, atau ABA.
Acuan Batas Atas (ABA) digunakan untuk zat gizi yang tidak
mempunyai informasi cukup tentang kajian risiko berbasis ilmiah. Kandungan
zat gizi Formula Bayi biasanya tidak boleh melebihi ABA kecuali jika tidak
dapat dihindari sehubungan dengan keragaman kandungan formula atau
karena alasan teknologi.
Untuk nilai energi Formula Bayi yang sama dengan ASI, formula
harus mengandung asam amino esensial dan asam amino semi-esensial
sekurang-kurangnya sama dengan kandungan pada protein acuan ASI.
Meskipun demikian untuk keperluan perhitungan, konsentrasi tirosin dan
fenilalanin dapat dijumlahkan. Demikian juga konsentrasi metionin dan sistein
bila rasionya kurang dari 2:1. Bila rasio diantara 2:1 dan 3:1, maka kelayakan
formula harus dibuktikan dengan uji klinis. Asam amino semi-
esensial/esensial kondisional adalah asam amino yang pada kondisi tertentu
tidak dapat diproduksi oleh tubuh.

4
Formula Bayi harus diproduksi sesuai dengan Cara Produksi Makanan
yang Baik sehingga residu pestisida yang digunakan dalam proses produksi,
penyimpanan atau pengolahan bahan baku, tidak tersisa dalam produk akhir,
atau bila secara teknis tidak dapat dihindarkan, telah dikurangi sampai
serendah mungkin.
Formula yang mengandung cukup zat gizi akan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan yang konsisten dengan standar kajian ilmiah.
Bila diberikan sebagai satu-satunya sumber zat gizi, formula dapat memenuhi
kecukupan gizi bayi pada beberapa bulan pertama kehidupan sampai
mendapat makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang cukup.
Penentuan nilai minimum dan maksimum juga mempertimbangkan
faktor keamanan kandungan tersebut. Nilai batas atas (upper levels) zat-zat
gizi yang diketahui memiliki risiko efek samping, ditentukan dengan
pendekatan ilmiah kajian risiko. Jika bukti ilmiah kajian risiko tidak cukup,
pertimbangan dilakukan dengan memperhatikan riwayat keamanan
penggunaan zat gizi tersebut pada bayi, nilai batas yang diperoleh tersebut
bersifat sementara. Pendekatan penentuan nilai maksimum dan nilai batas atas
harus transparan dan dapat ditelusuri dari berbagai aspek (comprehensible).
Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan nilai minimum dan maksimum:
a) Bioavailabilitas, kehilangan saat produksi serta stabilitas zat gizi selama masa
penyimpanan dan matriks formula.
b) Total kandungan suatu zat gizi pada formula mencakup yang terdapat secara
alami dan yang ditambahkan.
c) Variasi zat gizi dalam bahan formula dan dalam air yang mungkin
ditambahkan pada saat proses produksi.
Hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan nilai minimum dan
maksimum zat gizi per 100 kkal formula berdasarkan nilai acuan zat gizi
dalam unit asupan per hari atau per kg berat badan untuk bayi usia 0 sampai 6
bulan adalah:
a) Rata-rata asupan formula 750 ml per hari, dan
b) berat badan bayi yang dijadikan acuan 5 kg, dan

5
c) nilai asupan energi yang dijadikan acuan 500 kkal per hari (atau 100 kkal/kg
berat badan /hari)

C. Jenis Formula Bayi


Europan society for Paediatric Gastroenterology and Nutrition
(ESPGAN) Comittee on Nutrition dalam publikasinya membagi formula bayi
menjadi 3 :
a. Formula Awal (Starting formula)
Formula awal harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi
esensial bagi bayi sampai umur 1 tahun.
b. Formula lanjutan (follow-up formula)
Formula lanjutan dapat diberikan umur 6 bulan dan bersama-sama
dengan makanan tambahan misalnya buah, bubur susu dan nasi tim sampai
umur 1 tahun.
c. Formula untuk tujuan khusus medis
Formula untuk tujuan khusus medis meliputi formula untuk bayi prematur,
alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan dan formula khusus gangguan
saluran cerna.
Modifikasi dapat dilakukan jika ada satu atau lebih penyimpangan dari
kondisi diatas yang berhubungan dengan produk formula tertentu atau kelompok
populasi bayi tertentu.

D. Makanan yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia 4-6 bulan
Jika memang harus memberikan makanan selain asi, mungkin beberapa daftar
dibawah ini dapat dijadikan acuan dalam memberikan makanan jika memang
pemberian asi tidak bisa tercukupi. Makanan pertama bayi usia 6 bulan memanglah
tidak boleh asal kita berikan begitu saja. Beberapa makanan teresebut diantaranya :
1. Pemberian bubur tepung beras / beras merah yang dimasak dengan campuran
ASI / Kaldu daging / susu formula / sayuran.

6
2. Pure buah atau buah yang sudah dihaluskan dan yang mudah untuk dikunyah
misalnya Buah Pisang, pepaya, atau avokado.

3. Pure sayuran, pure sayuran adalah sayuran yang direbus dan kemudian
dihaluskan menggunakan blender. Beberapa sayuran yang dianjurkan untuk
membuat pure sayuran adalah beberapa jenis kacang polong, wortel, tomat,
kentang, labu kuning. Selama proses memblender sayuran, sebaiknya
ditambahkan dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lebih
lembut.

4. Daging, pilihlah daging yang tidak berlemak.

5. Ayam, sebaiknya dalam memasak ayam, pilihlah ayam kampung ambil


dagingnya saja tanpa kulit dan tulang, usahakan ayam kampung yang masih
muda.

6. Ikan, sebaiknya pilihlah ikan yang mengandung banyak omega 3 agar


perkembangan otak si bayi lebih optimal.

E. Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk diberikan kepada bagi usia 4-6
bulan
Jika diatas adalah bebrapa makanan yang dianjurkan untuk diberikan
kepada si bayi, namun beberapa daftar makanan dibawah ini adalah makanan
tidak dianjurkan untuk diberikan kepada si bayi. Beberapa makanan yang tidak
dianjurkan untuk diberikan kepada si bayi diantaranya :
1. Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten. Protein jenis ini
biasanya banyak terkandung dalam tepung terigu, barley, biji gandum, cookies
dari tepung terigu dan havermut. Protein Gluten yang terkandung dalam

7
makanan ini biasanya dapat menyebabkan perut si bayi menjadi kembung,
mual dan diare (Reaksi Gluten Intoleran).
2. Makanan yang terlalu banyak mengandung lemak.

3. Buah yang terlalu asam, seperti jeruk atau sirsak.

4. Makanan yang terlalu pedas dan berbumbu tajam.

5. Khusus bagi bayi yang memiliki alergi terhadap laktosa, hindari pemberian
susu sapi dan beberapa jenis olahannya.

6. Buah yang memiliki kandungan gas jika dikonsumsi, misal durian dan
cempedak yang memicu perut kembung dan sembelit.

7. Sayuran yang juga memiliki kandungan gas jika dikonsumsi, misal kol,
kembang kol dan lobak.

8. Hindari pemberian kacang tanah. Pemberian kacang tanah dapat memicu


pembengkakan pada tenggorokan yang menyebabkan bayi susah untuk
bernafas.

9. Telur. Jika memang ingin memberikan telur, berikanlah dengan porsi kecil dan
liat reaksi yang ditimbulkan. Karena pada umumnya telur dapat memicu
alergi. Jika tidak timbul tanda-tanda alergi anda dapat memberikannya lagi
namun tetap dengan mengatur porsi yang akan diberikan.

F. Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi


Bayi yang baru lahir atau yang masih dalam usia 0-6 bulan, pada
umumnya belum memiliki jadwal makan yang pasti. Karena waktu istirahat dan
makan Bayi yang masih berusia 0-6 bulan belum teratur seperti orang dewasa.
Karenanya gunakan pola makan sehari yang sudah kita tentukan sendiri.

8
Khusus untuk ASI, berikanlah ASI sesuai dengan kehendak bayi,
kapanpun si bayi meminta ASI maka berikanlah. Namun bagi yang bermasalah
dengan ASI dan terpaksa menggantinya dengan susu formula, maka berikanlah 5
kali sehari dengan takaran yang sudah disesuaikan dengan usia si bayi.

BAB III

PENGEMBANGAN FORMULA

a. Tujuan pembuatan formula bayi

9
Formula bayi diberikan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
dibutuhkan oleh bay pada bulan bulan pertama kelahiran, karena ada alasan
tertentu contohnya ibu meninggal, dan lain sebagainya .
b. Sasaran
Bayi berumur 0-6 bulan.
c. Persyaratan formula untuk bayi
1. Mengadung energy tidak kurang dari 60 kkal dan tidak lebih dari 70
kkal/ 100 ml.
2. Mengandung asam amino esensial dan asam amino semi esensial
sekurrang kurang nya sama dengan acuan protein pada ASI.
3. Bahan harus terhindar dari pestisida.
d. Kebutuhan Gizi
Menurut Angka Kecukupan Gizi bayi 0-6 bulan:
Energi 550 kkal

Protein 12 gr

Lemak 34 gr

Karbhidrat 58 gr

Vitamin A 375 mcg

Vitamin D 5 mcg

Vitamin E 4 mcg

Vitamin K 5 mcg

Vitamin C 40 mg

e. Pengembangan resep
a. Resep awal

10
Susu Kedele ( 1 L cup )

Bahan :
 Kedele 100 gr
 Air 800 ml ( perbandingan kedele dengan air 1:8)
 Gula ½ kg
Cara membuat :
1. Cuci bersih biji kedelai lalu rendam biji kedelai dengan air selama 8 jam. Cuci
lagi dan buang kulitnya.
2. Blender biji kedelai yang sudah direndam dengan 800 ml air mineral. Lalu
saring dengan kain katun bersih sebelum direbus.
3. Rebus susu kedelai dengan api sedang. Masukkan pula gula. Aduk terus
hingga mendidih.
4. Saring susu kedelai menggunakan kain katun bersih.
5. Susu kedelai siap disajikan.
Nilai Gizi
Untuk 100 ml kacang kedele
Bahan Berat Energi P (gr) L (gr ) KH ( gr )
(kal)
Kedele 10 41,5 3,7 2,0 3,0
Gula pasir 5 19,4
TOTAL 60,9 3,7 2,0 3,0

Analisis harga
Bahan Berat Harga satuan Harga
sebenarnya
Kedele 10 Rp.10.000/kg Rp.100
Gula pasir 5 Rp. 8.000/kg Rp.40
TOTAL Rp.140

11
Resep Modifikasi
Susu kedele rasa buah

Bahan :
 Kedele 100 gr
 Air 800 ml ( perbandingan kedele dengan air 1:8)
 Gula 50 gr
 Papaya 100 gr
Cara membuat :
1. Cuci bersih biji kedelai lalu rendam biji kedelai dengan air selama 8 jam. Cuci
lagi dan buang kulitnya.
2. Blender biji kedelai yang sudah direndam dengan 800 ml air mineral. Lalu
saring dengan kain katun bersih sebelum direbus.
3. Rebus susu kedelai dengan api sedang. Masukkan pula gula. Aduk terus
hingga mendidih.
4. Saring susu kedelai menggunakan kain katun bersih.
5. Timbang 100 ml susu kedele yang sudah jadi.
6. Kemudian masukkan ke blender dengan ditambahkan buah pepaya.
7. Kemudian dan saring.
8. Siap untuk disajikan.
Nilai Gizi
Untuk 100 ml susu kedele rasa cokelat
Bahan Berat Energi P (gr) L (gr ) KH ( gr )
(kal)
Kedele 10 41,5 3,7 2,0 3,0
Gula pasir 5 19,4
Papaya 10 3,9 0,1 1

12
TOTAL 64,8 3,8 2,0 4

Analisis harga
Bahan Berat Harga satuan Harga
sebenarnya
Kedele 10 Rp.10.000/kg Rp.100
Gula pasir 5 Rp. 8.000/kg Rp.40
Papaya 10 Rp. 5000/kg Rp. 5
TOTAL Rp.145

Unsur Yang di Modifikasi


1. Bahan
Pada resep yang di modifikasi ada penambahan buah pepeya, hal ini
dilakukan karena buah papaya bermanfaat untuk :
1. Memperlancar system pencernaan
2. Meningkatkan imunitas tubuh
3. Mencegah masalah usus
4. Mengatasi konstipasi
2. Penampilan
Penampilan susu kedele pada resep yang dimodifikasi berubah wara yaitu
yang awalnya hanya berwarna putih saja setelah ditambahkan buah papaya
warna berubah menjadi warna orange.

3. Pengolahan
Untuk pengolahan sendiri pada resep yang di modifkasi ada penambahan
cara pengolahan yaitu dengan memblender buah pepaya dengan susu
kedele.

b. Bubur Sumsum

13
Bahan:

 5 gram tepung beras


 30 ml air

 10 gr Santan

 10 gr gula merah

 1 lmbr daun pandan

Cara Membuat :

1. Larutkan tepung beras dengan air yang telah dicampur dengan santan. Aduk
sampai rata dan tercampur.
2. Panaskan diatas api sambil diaduk hingga mengental dan matang. Angkat dan
diamkan.

3. Masak gula dengan air matang hingga benar-benar larut.

4. Siramkan air gula tersebut ke atas bubur.

5. Sajikan dengan segera pada bayi selagi hangat.

Zat Gizi :

Bahan Berat E P (gr) L (gr) KH


(gr) (kkal) (gr)
Tepung beras 5 18 0,3 - 4,0
Santan 10 10,6 0,1 1,0 0,5
Gula merah 10 37,6 - - 9,7
Total 66,2 0,4 1,0 14,2

Analisa Biaya :

14
Bahan Berat (gr) Harga Satuan Harga Sebenarnya
Tepung beras 5 Rp. 8.000/bks Rp. 40
Santan 10 Rp. 12.000/kg Rp. 120
Gula merah 10 Rp. 20.000/kg Rp. 200
Total Rp. 360

Resep Modifikasi

Bubur Sumsum Sayur Wortel

 5 gr tepung beras
 30 ml air matang
 10 gr Susu formula
 1 lbr daun pandan
 20 gr wortel

Cara Membuat :

1. Rebus wortel hingga lunak, kemudian blender sampai halus.


2. Larutkan tepung beras dengan air yang telah dicampur dengan susu formula.
Aduk sampai rata dan tercampur.

3. Masukkan wortel yang sudah diblender tadi dan daun pandan. Masak di atas
api kecil sambil di aduk-aduk hingga mengental dan meletup-letup

15
4. Tuang di atas piring saji, sajikan.

Nilai Gizi :

Bahan Berat E P (gr) L (gr) KH


(gr) (kkal) (gr)
Tepung beras 5 18 0,3 - 4,0
Tepung susu 10 46,4 2,2 1,9 5,2
Wortel 20 2,0 0,2 0,1 1,9
Total 66,4 2,7 2,0 11,1

Analisa Biaya :

Bahan Berat (gr) Harga Satuan Harga Sebenarnya


Tepung beras 5 Rp. 8.000/bks Rp. 40
Susu 10 Rp. 3.000/ 20gr Rp. 1.500
Jeruk 20 Rp. 16.000/kg Rp. 400
Total Rp. 1.940

A. Unsur Yang Dimodifikasi :

1. Nilai gizi

Resep awal bubur sumsum hanya terdapat karbohidrat, lemak. Sedangkan resep
setelah modifikasi mengandung zat gizi karbohidrat, protein dan vitamin salah
satunya yaitu vitamin A dalam wortel.

2. Bahan

Resep awal bubur sumsum menggunakan santan dan gula merah. Sedangkan pada
resep yang dimodifikasi santan diganti dengan susu formula dan ditambah dengan
wortel. Dimana wortel bermanfaat sebagai menjaga kesehatan mata dan sebagai
sumber vitamin dan mineral terbaik.

16
c. Bubur Susu Kentang

Bahan:

 25 gr kentang
 75 ml air matang

 10 gr susu formula

Cara membuat:

1. Kentang rebus dibersihkan dari kulitnya dan dihaluskan menggunakan


blender.
2. Campurkan dengan air dan susu formula.

3. Aduk sampai semua bahan benar-benar tercampur.

4. Panaskan diatas api sambil diaduk sampai bubur matang dan kental.

5. Setelah matang, aduk sampai asapnya hilang dan tidak terlalu panas.

17
6. Tuangkan ke dalam mangkuk dan sajikan selagi hangat.

Nilai Gizi :

Bahan Berat E P (gr) L (gr) KH


(gr) (kkal) (gr)
Kentang 25 23,2 0,5 - 5,4
Tepung susu 10 46,4 2,2 1,9 5,2
Total 69,6 2,7 1,9 10,6

Analisa Biaya :

Bahan Berat (gr) Harga Satuan Harga Sebenarnya


Kentang 25 Rp. 12.000/kg Rp. 300
Susu 10 Rp. 3.000/ 20gr Rp. 1.500
Total Rp. 2.180

Resep Modifikasi

Bubur Susu Kentang Bayam

18
Bahan :

 25 gr kentang
 10 gr bayam
 10 gr Susu formula

Cara memasak :

1. Rebus kentang dalam air tanpa garam hingga lunak.


2. Angkat kentang dari air rebusan, lalu lumatkan sambil dicampur dengan susu
yang biasa dikonsumsi bayi.
3. Kukuslah bayam dan blender.
4. Campurkan kentang yang sudah dilumatkan dengan bayam, lalu aduk-aduk
hingga tercampur rata dan bayam ikut lumat.
5. Panaskan diatas api sambil diaduk sampai bubur matang dan kental.
6. Setelah matang, aduk sampai asapnya hilang dan tidak terlalu panas.

7. Tuangkan ke dalam mangkuk dan sajikan selagi hangat.

8. Sajikan untuk bayi.

Nilai Gizi :

Bahan Berat E P (gr) L (gr) KH


(gr) (kkal) (gr)
Kentang 25 23,2 0,5 - 5,4
Tepung susu 10 46,4 2,2 1,9 5,2
Bayam 10 3,7 0,4 - 0,7
Total 73,3 3,1 1,9 11,3

Analisa Biaya :

Bahan Berat (gr) Harga Satuan Harga Sebenarnya


Kentang 25 Rp. 12.000/kg Rp. 300
Susu 10 Rp. 3.000/ 20gr Rp. 1.500
Bayam 10 Rp. 3.000/ ikat Rp. 200
Total Rp. 2.000

19
Unsur Yang Dimodifikasi :

1. Nilai gizi

Resep awal bubur susu kentang hanya terdapat karbohidrat, protein. Sedangkan resep
setelah modifikasi mengandung zat gizi karbohidrat, protein, serat, vitamin dan zat
besi.

2. Bahan

Resep awal bubur susu kentang bayam menggunakan susu dan kentang. Sedangkan
pada resep yang dimodifikasi terjadi penambahan bahan yaitu sayur bayam.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Formula bayi adalah pengganti ASI buatan/ artficial yang ditujukan untuk
konsumsi bayi. Bila dengan alasan tertentu bayi memerlukan formula selain ASI,
maka dapat diberikan formula bayi yang dibuat dari susu sapi dengan
modifikasi/mengubah komposisi zat gizi sehingga mendekati ASI. Walaupun
demikian ASI tetap menunjukkan manfaat lebih banyak dibandingkan dengan susu
formula.

Menurut BPOM, Formula Bayi adalah formula sebagai pengganti air susu ibu
(ASI) untuk bayi (sampai umur 6 bulan) yang secara khusus diformulasikan untuk
menjadi satusatunya sumber gizi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sampai
bayi diperkenalkan dengan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

21
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. Pengawasan formula
bayi dan formula untuk keperluan medis khusus. Peraturan Ketua
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2009.
Setiavani, gusti. 2012. Inovasi Pembuatan Susu Kedele Tanpa Rasa Langau. STTP
Medan
http://polbangtanmedan.ac.id/pdf/inovasisusukedele.pdf
Ningrum, Dedah, dkk. 2009. Penuntun Diet Anak Edisi 2.Jakarta.
https://id.wikibooks.org/wiki/Resep:Bubur_Sumsum
https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/kesehatan/keunggulan-formula-asam-
amino-untuk-bayi-alergi-susu-sapi/
https://www.firdaus45.com/2014/10/tips-memberikan-nutrisi-pada-bayi-usia.html

22

Anda mungkin juga menyukai