Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks pendidikan, masih banyak ditemukan kontroversi dalam


penggunaan istilah manajemen. Di salah satu pihak ada yang tetap cenderung
menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen
pendidikan. Di lain pihak terdapat pula yang menggunakan istilah administrasi,
sehingga dikenal dengan istilah administrasi pendidikan.
Dalam pandangan persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki
peranan yang amat penting. Sebab sekolah merupakan suatu sistem yang di
dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu
dikelola secara baik dan tertib.
Dengan demikian setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki
perencanaan yang jelas dan realistis. Pengorganisasian yang efektif dan efisien,
pengerahan, dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya dan pengawasan secara berkelanjutan. Maka,
akan dirumuskan ruang lingkup Manajemen Pendidikan Islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Menjelaskan maksud Manajemen Pendidikan Islam.
2. Menjelaskan ruang lingkup Manajemen Pendidikan Islam.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Secara sederhana, manajemen pendidikan merupakan proses


manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan
segala sumber secara efisienuntuk mencapai tujuansecara efektif. Dan
penjelesannya, Manajemen Pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh disertai pembinaan secara kontinyu untuk mencapai
tujuan pendidikan yang ditetapkan, agar efektif dan efisien dengan
memanfaatkan dan mendayagunakan segala sumber Material dan non material
secara efektif dan efisien dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) khususnya,
dan dalam proses pendidikan pada umumnya. Sumber daya organisasi = 7 M :
man (manusia), money (biaya), material (bahan), machines (mesin), methods
(metode), market (pasar), dan minutes (waktu).

TIM Dosen Administrasi UPI (2009:87) Manajemen pada dasarnya


merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri


mulia (noble industry) karena mengembangkan misi ganda. Pertama, Misi Profit
Untuk mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektifitas
dana bisa tercapai sehingga pemasukan (income) lebih besar daipada biaya
operasional). Kedua, Misi Sosial Bertujuan untuk mewariskan dan
menginternalisasikan nilai luhur. Ini dapat dicapai secara maksimal apabila
lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan social-

2
3

capital yang memadai dan juga memiliki tingkat keefektifan dan efisien yang
tinggi.
Oleh karena itu, mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya
dibutuhkan profesionalisme yang tinggi, tetapi niat suci. Sumber daya
pendidikan Islam itu setidaknya menyangkut peserta didik, pendidik, dari
tenaga kependidikan (termasuk didalamnya tenaga administrasi), kurikulum,
sarana dan prasarana, biaya, informasi, proses belajar mengajar, lingkungan,
output dan outcome, serta hubungan kerjasama dengan stakeholders dari lain-
lain. Muhaimin dkk (2010: 5).
Dalam membicarakan ruang lingkup Manajemen Pendidikan ini akan
dilihat dar 4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, obyek garapan,
fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.

1. Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja


a. Manajemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan
untuk urusan nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya
pelaksanaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan di luar
sekolah, pendiidkan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian,
pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi pula
kebudayaan dan kesenian.
b. Manajemen Pendidikan Satu Propinsi, yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wailayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya
dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten
dan kecamatan.
c. Manajemen Pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi
semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis.
d. Manajemen Pendidikan Satu Unit Kerja. Pengertian dalam
manajemen unit ini lebih menitik beratkan pada suatu unit kerja yang
langsung menangani pekerjaab mendidik, misalnya; Sekolah, Pusat
Latihan, Pusat Pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan demikian,
4

maka ciri dari unit ini adalah adanya (1) pemberi pelajaran, (2) bahan
yang diajarkan, (3) penerima pelajaran, ditambah semua sarana
penunjangnya.
e. Manajemen Kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam
usaha pendidikan yang justru merupakan ”dapur inti” dari seluruh
jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah kemudia
terdapat istilah ”pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional
maupun manajerial.

2. Ruang Lingkup Menurut Objek Garapan


Semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik di sekolah.
a. Manajemen siswa
b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun
tenaga manajemen)
c. Manajemen kurikulum
d. Manajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
Penjelasan lebih lanjut Ruang Lingkup MP Menurut Objek
Garapan adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
(PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan
kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka
meninggalkan sekolah (eksit), karena telah tamat, meninggal dunia,
5

putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar


lagi sebagai peserta didik sekolah.
Ria Sita Ariska (2015: 828) Manajemen kesiswaan adalah
suatu penataan atau pengaturan segala aspek aktivitas yang berkaitan
dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik (siswa)
sampai keluarnya peserta didik (siswa) tersebut dari suatu sekolah
atau suatu lembaga pendidikan. Manajemen peserta didik (kesiswaan)
keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa
merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan
ketrampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan
sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.Manajemen
peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi
meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya
pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.

Arikunto dan Yuliana (2008: 57) dengan melihat pada proses


memasuki sekolah sampai sampai meninggalkannya terdapat 4
kelompok pemanajemenan, yaitu:

1) Penerimaan siswa baru


Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu
sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang
menentukan kelancaran tugas sesuatu sekolah. Maka menjelang
tahun ajaran baru proses penerimaan siswa baru harus sudah
selesai. Untuk itu penunjukkan panitia penerimaan siswa baru telah
dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir.
Tugas panitia penerimaan:
a) Menentukkan banyaknya siswa yang diterima
b) Menentukkan syarat-syarat penerimaan siswa baru
c) Melaksakan penyaringan
d) Mengadakan pengumuman penerimaan
e) Mendaftar kembali calon yang sudah diterima
f) Melaporkan hasil pekerjaannya kepada pimpinan sekolah.
6

b. Manajemen Personel
Manajemen Personel merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diuahakaan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehinggga
mereka dapat memabntu/menunjang kegiaatan-kegiatan sekolah
(khususnya PBM) secara efektif dan eisien demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan
baik agar mereka senantiasa aktif dan bergairaah dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari.
Garry Dassler (1997: 2) Manajemen sumber daya manusia
merujuk kepada praktik ini dan kebijakan yang meliputi:
1) Melakukan analisis jabatan (menetapkan sifat dari pekerjaan masing-
masing karyawan) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan
merekrut para calon pegawai;
2) Menyeleksi para calon pekerja;
3) Memberikan Orientasi dan pelatihan bagi karyawan baru;
4) Menata olah upah dan gaji (cara mengkompensasi karyawan);
5) Menyediakan insentif dan kesejahteraan;
6) Menilai kinerja
7) Mengkomunikasikan (wawancara, penyuluhan, pendisiplinan);
8) Pelatihan dan pengembangan;
9) Membangun komitmen karyawan;
10) Peluang yang adil dan tindakan afirmatif;
11) Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan;
12) Keluhan dan hubungan (relasi) kerja tenaga kerja.
c. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara komntinu terhadap situasi belajar mengajar
secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang etalah ditetapkan. Secara operasional kegiatan
manajemen kurikulum meiputi 3 pokok kegiatan, yakni kegiatan yang
7

behubungan dengan guru, peserta didik, dan seluruh civitas


Akademika (warga sekolah).
Arikunto dan Yuliana (2008: 233) Manajemen kurikulum
adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan
kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit
adalah jadwal pelajaran. Kurikulum dalam arti luas adalah semua
pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak
didik selama pmengikuti pendidikan.
Dengan pengertian ini maka pengaturan halaman sekolah,
penempatan keranjang sampah atau ketatnya disiplin sekolah
dijalankan ikut termasuk dalam cakupan kurikulum karena semuanya
itu akan menghasilkan suatu yang tercermin pada lulusan.
d. Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh
proseskegiatan yang direncanakan dn diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu tehadap benda-
benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready or user) dalam
PBM sehingga PBM semakin efektif dan efisein guna membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
e. Manajemen biaya perndidikan merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksnakan/diusahakan secar sengaja dan
besungguh-sungguh, serta pembinaan scar kontinu terhadap beya
operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional
pendidikan smakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatannya meliputi
pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana utun, SPP, sumbangan
BP3, donasi, dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana, dan
pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkaityang berwenang.
f. Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah/pendidikan merupakan
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara
sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan
8

yang bersifat tulis-menulis (clerical work) dis ekolah, agar PBM


semakin efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan
epndidikan yang tealah ditetapkan. Manajemen tata laksana
merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan,
menggandakan, menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda
trertulis serta warkat yang pada hakikatnya menunjang seluruh
garapan manajemen sekolah.
g. Manajemen Organisasi Pendidikan merupakan seluruh proseskegitan
yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap
pembagian kerja dan tata kerja sekolah, sehingga kegiatan operasional
pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Kurniadin dan Machali (2004: 239) Organisasi secara
etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat.
Sedangkan dalam bahasa Inggris organize berarti mengorganisasikan
yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Jika
dikaitkan dengan pendidikan, organisasi adalah tempat untuk
melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.
Pidarta (2004: 56) Struktur adalah mekanisme organisasi, yang
mana pada struktur itulah ditentukan apa yang harus dikerjakan oleh
setiap personalia organisasi dan akan tampak pula pekerjaan-pekerjaan
mana yang bisa digabungkan dibawah satu ketua. Salah satu fungsi
atau tugas manajemen adalah mengorganisasi. Dalam tugas ini tidak
dimaksud manajer membuat organisasi atau menggerakkan para
anggota organisasi, akan tetapi membuat struktur atau merumuskan
mekanisme kerja bagi organisasinya.
h. Manajemen Hubungan Masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk
9

mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta


publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional
sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan.

3. Ruang Lingkup Menurut Fungsi Atau Urutan Kegiatan


a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan.
d. Mengkoordinasikan.
e. Mengkomunikasikan, dan
f. Mengawasi atau mengevaluasi.
Usman dan Husaini (2011: 15) Substansi yang menjadi garapan
manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi
manajemen adalah:
1) Perencanaan;
2) Pengorganisasian;
3) Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan
keputusan, komunikasi, koordinasi, negosiasi, manajemen konflik,
perubahan organisasi, keterampilan interpersonal, membangun
kepercayaan, penilaian kinerja, dan kepuasan kerja);
4) Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian, dan
pelaporan. Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau Monev.

4. Menurut Pelaksana
Kepala sekolah, staf tata usaha, guru dan orang-orang yang
bekerja di kantor-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan atau kursus.
Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan mempunyai peranan dan
tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan manajemen di
kantor-kantor pendidikan agak berbeda dengan manajemen di sekolah.
Pelaksana manajemen di kantor-kantor pendidikan merupakan pelayanan
10

tidak langsung terhadap kegiatan belajar mengajar. Kegiatannya adalah


mengurus kurkulum, sarana, personil, siswa, biaya kegiatan yang bersifat
memperlancar pekerjaan guru dan siswa yang terlibat langsung dalam
kegiatan mendidik.

Nasrul Abidin dkk (2016) Banyak orang mengira bahwa


bertanggungjawab melaksanakan manjemen pendidikan hanyalah kepala
sekolah dan staf tata usha. Pandangan seperti itu keliru. Manajemen
adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan belajar
mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses
tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar
diperoleh hasil yang efektif dan efisien.

Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Gutu harus


melaksakan kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala sekolah
adalah administrator. Dengan pengertian bahwa manjemen adalah
pengelolaan, manjemen, maka kepala sekolah bertindak sebagai manajer
di sekolah yang dipimpinnya.

Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana


manjemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kanto-kantor
pendidikan dan pusat-pusat latihan atau di kursus-kursus mempunyai
peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah.

***
11

BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
Lembaga pendidikan Islam bisa dikategorikan sebagai lembaga industri
mulia (noble industry) karena mengembangkan misi ganda.
1. Misi Profit
2. Misi Sosial
Ruang lingkup Manajemen Pendidikan Islam meliputi wilayah, objek
garapan, kegiatan dan pelaksanaa. Pada lingkup wilayah terdiri dari: 1)
Manajemen satu wilayah Negara, 2) Satu Wilayah Propinsi, 3) Satu Wilayah
Kabupaten/Kota, 4) Satu Unit kerja. Pada lingkup garapan : 1) Manajemen
Peserta didik, 2) Manajemen Personel, 3) Manajemen Kurikulum, 4) Sarana
prasaran, 5) Manajemen Pembiyaan, 6) Manajemen tata laksana, 7)
Manajemen Organisasi, 8) Manajemen Humas. Pada lingkup Fungsi Atau
Urutan Kegiatan: 1) Merencanakan, 2) Mengorganisasikan, 3) Mengarahkan,
4) Mengkoordinasikan, 5) Mengkomunikasikan, dan 6) Mengawasi atau
mengevaluasi. Pada lingkup pelaksana adalah setiap warga sekolah adalah
bagian pelaksana secara terpisah oleh struktur jabatan dan wawenang.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta:


Aditya Media.

Ariska, Ria Sita, Manajemen Kesiswaan, Jurnal Mananajer Pendidikan Vol. 9, No 6,


November 2015.

Dessler, Garry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Prenhallindo.

Kurniadin, Didin dan Imam Machali, 2014, Manajemen Pendidikan: Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhalimin, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan. Kencana : Jakarta.

Nasrul Abidin dkk, 2016, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, Semarang: UIN


Walisongo.

Pidarta, Made, 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

TIM Dosen AdministrasicUPI, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung :


Alfabeta.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.,


Jakarta: Bumi Aksara.
13

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Mata Kuliah : Sejarah Kepemimpinan Islam


Dosen Pengampu : Dr. Tutut Sholihah, M.Pd

Pemakalah:

Ahmad Syarif : 18 0132 28

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
1440 H/2019 M
14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam ...............................................1
B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Islam .......................................1
1. Ruang Lingkup Wilayah Kerja ..........................................................3
2. Ruang Lingkup Wilayah Garapan .....................................................4
3. Ruang Lingkup Menurut Fungsi atau Urutan Kegiatan ....................9
4. Ruang Lingkup Menurut Pelaksana ..................................................9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................11
Daftar Pustaka .................................................................................................12

i
15

KATA PENGANTAR

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan limpahan Taufiq
dan HidayahNya kepada kita sekalian, Sholawat selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw yang membawa risalahnya hingga kita dapat
menikmati indahnya Iman dan Islam. Kesyukuran tiada henti itu menjadi
perwujudan takjub akan Ilmu pengetahuan yang semakin dinamis. Al Qur`an
sebagai sumber ilmu pengetahuan memberi ruang untuk kita dalam memahami
segala fenomena yang ada.
Kemampuan manajerial adalah sebuah pemahaman tentang konsep
mengelola sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan Islam yang menjadi salah
satu objek manajemen pendidikan Islam yang secara naluriah adalah sebuah ruang
pelaksanaan teraplikasinya komponen-komponen manajemen dalam lingkupnya.
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba mengangkat sebuah makalah
dengan tema Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Islam, yang diampu oleh
Dr. Tutut Sholihah, M.Pd.
Segenap pemikian telah penyusun curahkan untuk penyelesaian makalah
ini hingga makalah ini dapat disajikan, pemakalah menyadari masih terdapat
kelemahan dan kekurangan pada pencarian substansi masalah dan juga
metodologinya, hingga semua itu kembali pada pribadi pemakalah sebagai bahan
koreksi.
Akhirnya dengan mengharap Ridho Allah Swt, semoga makalah ini
mampu mengkonstruksi pemikiran kita dalam tantangan dunia pendidikan, serta
membawa manfaat untuk kita sekalian. Aamiin Yaa Rabbal `alamiin.
Wassalamu `alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, Maret 2019

Ahmad Syarif

ii

Anda mungkin juga menyukai