Farmakologi Anti Inflamasi
Farmakologi Anti Inflamasi
tak tertahankan, rasa gatal yang berlebih, kemerahan dan METODE NEKROPSI KAMBING
► 2009 (40)
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 2/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 3/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 4/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 5/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 6/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 7/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 8/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yang masih dapat diterima oleh hewan uji dan besarnya volume
bergantung dari cara pemberian. Untuk praktikum ini, obat
dilakukan dengan pemberian secara per oral sehingga volume
maksimalnya adalah 1,0 mL.
Pertama-tama dilakukan pembagian 9 ekor tikus menjadi 3
kelompok. Tiap kelompok mendapat 3 tikus yang akan diberi
perlakuan yang berbeda. Tikus 1 sebagai kontrol, tikus 2
sebagai perlakuan indometasin dan tikus 3 sebagai perlakuan
diklofenak.
a. Tikus 1
Tikus 1 merupakan kontrol negatif. Fungsinya
yaitu untuk mengetahui apakah pelarut obat
memiliki efek. Pelarut obat adalah CMC Na
(Carboxyl Methyl Cellulose). CMC Na ini
diberikan secara per oral dengan volume
pemberian sebesar 2,5 mL. lalu dihitung volume
kaki tikus pada pletismograph. Setelah selang
waktu kurang lebih 1 jam, diberikan karagenin
secara subplantar sebanyak 0,1 ml. berat tikus yang
digunakan adalah sebesar 148,5 gram. Dari hasil
pengamatan volume udem pada kaki tikus
diperoleh data volume udem selama 0-90 menit
dengan selang waktu pengamatan 15 menit. Data
ini digunakan sebagai pembanding untuk
pemberian obat pada tikus setelah perlakuan.
Volume udem yang di dapat yaitu pada kelompok 1
pada menit ke-0,15,30,45,60,75,90 secara berturut-
turut adalah 0,00 ml; 0,08 ml;0,12 ml; 0,16 ml;
0,12 ml; 0,14 ml; 0,20 ml. Volume udem di ukur
setelah pengurangan dari volume kaki awal tikus
yaitu 0,52 ml.Volume udem yang di dapat yaitu
pada kelompok 2 pada menit ke-
0,15,30,45,60,75,90 secara berturut-turut adalah
0,00 ml; 0,02 ml;0,04 ml; 0,02 ml; -0,06 ml; 0,00
ml; 0,08 ml. Volume udem di ukur setelah
pengurangan dari volume kaki awal tikus yaitu 0,5
ml. Volume udem yang di dapat yaitu pada
kelompok 3 pada menit ke-0,15,30,45,60,75,90
secara berturut-turut adalah 0,00 ml; 0,04 ml;0,10
ml; 0,08 ml; 0,04 ml; 0,10 ml; 0,10 ml. Volume
udem di ukur setelah pengurangan dari volume
kaki awal tikus yaitu 0,36 ml.
b. Tikus 2
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 9/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 10/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 11/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
ml; 0,14 ml; 0,12 ml; 0,12 ml; 0,12 ml. Volume
udem di ukur setelah pengurangan dari volume
kaki awal tikus yaitu 0,38 ml.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada
kelompok 1 udem pada tikus mengalami
penurunan volume karena pemberian diklofenak.
Penurunan ini dimulai dari menit ke-15.Tetapi ada
satu data yang tidak sesuai yaitu pada menit ke-30
yang menunjukkan volume udem yang terjadi
lebih besar daripada volume udem pada kontrol.
Sedangkan dari kelompok 2, udem pada tikus
mengalami penurunan volume karena pemberian
diklofenak. Penurunan volume ini tidak terjadi.
Karena pada kelompok ini diketahui bahwa
volume udem yang terjadi banyak yang negatif.
Sehingga tidak dapat ditunjukkan sebagai
perbandingan.Tetapi ada 2 data yang tetap sama
dengan kontrol yaitu pada menit ke-15 dan 75
yang menunjukkan volume udem yang terjadi
sama dengan volume udem pada kontrol. Adanya
banyak nilai negatif mungkin di karenakan adanya
kesalahan praktikan ketrika mengukur volume
udem pada pletismograph.
Lalu pada kelompok 3 diketahui bahwa udem pada
tikus tidak mengalami penurunan volume udem
karena pemberian diklofenak. Hal ini mungkin di
karenakan adanya kesalahan praktikan saat
pengukuran volume udem dengan pletismograph.
Dan juga di mungkinkan saat pemberian obat, obat
tidak terinjeksisemua ke dalam kaki tikus.
Setelah mengetahui volume udem yang terjadi,
dilakukan pembuatan kurva hubungan antara waktu vs
volume udem. Dari kurva tersebut akan dihitung luas area di
bawah kurva (AUC). Nilai AUC dapat menunjukkan
perbedaan antara kontrol dan perlakuan. Dengan adanya nilai
AUC dapat dihitung daya antiinflamasi dari masing-masing
obat. Daya antiinflamasi (DAI) yang dimaksud adalah
kemampuan bahan uji untuk mengurangi pembengkakan kaki
hewan uji akibat adanya udem dari pemberian karagenin.
Semakin kecil nilai AUC, menyebabkan semakin besar nilai
DAI. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai
AUC akan semakin poten obat tersebut.
Pada kelompok 1 didapatkan data bahwa AUC yang di
dapat pada kontrol lebih besar dari pada pada perlakuan
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 12/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 13/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 14/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
mailhis!tterookrest
8 komentar:
Mau nanya,, kalo buat uji antiinflamasi tu baiknya pake tikus galur apa
ya?? Yang Wistar ato Sprague Dawley??
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 15/16
11/10/2019 Your Smille My Life: anti inflamasi
Balas
yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html 16/16