Anda di halaman 1dari 9

Terkait dengan aktivitas matematisasi dalam belajar matematika, Freudenthal (dalam

Panhuizen, 1996: 11) menyebutkan dua jenis matematisasi yaitu matematisasi horisontal dan
vertikal dengan penjelasan seperti berikut:
1. Matematisasi horisontal menyangkut proses transformasi masalah nyata atau sehari-hari ke
dalam bentuk simbol.
Contoh:
Matematisasi horisontal adalah pengidentifikasian, perumusan dan pemvisualisasian masalah
dengan cara-cara yang berbeda oleh siswa.
2. Matematisasi vertikal merupakan proses yang terjadi dalam lingkup simbol matematika itu
sendiri.
Contoh:
Matematisasi vertikal adalah presentasi hubungan-hubungan dalam rumus, menghaluskan
dan menyesuaikan model matematika, penggunaan model-model yang berbeda, perumusan
model matematika dan penggeneralisasian.
Berdasarkan matematisasi horisontal dan vertikal, pendekatan dalam pendidikan
matematika dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu pendekatan mekanistik, empiristik,
strukturalistik, dan realistik (dalam Depdiknas, 2005: 95).
1. Pendekatan Mekanistik
Pendekatan mekanistik merupakan pendekatan tradisional dan didasarkan pada apa yang
diketahui dari pengalaman sendiri (diawali dari yang sederhana ke yang lebih kompleks).
Dalam pendekatan ini manusia dianggap sebagai mesin. Jenis matematisasi ini tidak
digunakan.
2. Pendekatan Empiristik
Pendekatan empiristik adalah suatu pendekatan dimana konsep-konsep matematika tidak
diajarkan, dan diharapkan siswa dapat menemukan melalui matematisasi horisontal.
3. Pendekatan Strukturalistik
Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan sistem formal,
misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang perlu didahului dengan nilai tempat, sehingga
suatu konsep dicapai melalui matematisasi vertikal.
4. Pendekatan Realistic
Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah realistik sebagai
pangkal tolak pembelajaran. Melalui aktivitas matematisasi horisontal dan vertikal
diharapkan siswa dapat menemukan dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika.

 Pendekatan realistik dan pendekatan kontekstual (RME DAN CTL) yang sama-
sama berpengaruh terhadap pemahaman matematis siswa dan kedua pendekatan
tersebut tidak memiliki perbedaan peningkatan terhadap pemahaman matematis,
mengindikasikan bahwa kedua pendekatan tersebut sama baiknya. Hal tersebut
terjadi karena pendekatan realistik dan pendekatan kontekstual sama-sama
menyajikan masalah kontekstual untuk mengkonstruksi pemahaman siswa.
Menurut Wardhani (2004), pembelajaran yang kontekstual atau realistik
mendorong siswa untuk memunculkan atau mengajukan suatu cara matematis
sehingga diperoleh pemahaman tentang hal penting dari masalah kontekstual yang
dihadapinya.
 biar kamu jadi suka pelajaran matematika
 Jangan cuma menghafal
Penyebab utama kamu nggak suka pelajaran matematika adalah kamu susah
memahaminya. Hal itu dikarenakan kamu nggak paham sama pelajarannya, Loopers.
Pelajaran matematika itu harus dipahami dan dimengerti. Nggak bisa kalo cuma
dihafal saja. Makanya, biasakan untuk nggak menghafal rumus, tapi memahami
rumus. Oke? Tenang aja kok, memahami matematika nggak sesusah memahami doi.
Hehe
 Pelajari lagi materi yang diajarkan oleh guru
Karena kamu kesulitan memahami pelajaran matematika, makanya kamu nggak boleh
tuh cuma mempelajarinya di kelas aja, tapi juga pelajari lagi saat di rumah, Loopers.
 Sering-seringlah berlatih menyelesaikan soal matematika
Jangan malas buat berlatih menyelesaikan soal matematika, Loopers. Dengan sering
berlatih, tentunya kamu akan jadi terbiasa menghadapi soal-soal matematika dan
membuatmu jadi mudah dalam menemukan cara pemecahannya. Kalo sudah gampang
gitu, tentunya kamu nggak akan membenci matematika lagi. Bener nggak?
 Cari guru les yang bisa membawa suasana belajar matematika menjadi fun dan mudah
Salah satu penyebab kamu nggak suka pelajaran matematika bisa aja karena guru
yang mengajarkannya nggak asik atau mungkin gurunya killer abis. Hmm, kalo gitu,
kamu cari aja guru lain dengan mencari guru les yang bisa bikin pelajaran matematika
jadi mudah dipahami dan yang pasti jadi fun banget.
 Tanamkan pada dirimu sendiri kalo kamu suka matematika
 Pahamilah bahwa matematika itu selalu dipakai

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada
pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang
isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan
ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis
didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10
cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk.
Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata
lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
Teknik
Terdapat beberapa teknik metode pembelajaran kooperatif, yaitu:

A. Metode STAD (student Achievement Divisions)


Robert Slavin dkk telah mengembangkan metode ini. Metode ini digunakan oleh guru dalam
memberikan informasi setiap minggunya kepada siswa. Penilaian yang diberikan bisa verbal ataupun
secara tertulis. Langkah langkahnya sebagai berikut:

 Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 4- 5 orang. Anggota
kelompok terdiri dari bermacam – macam anggota.
 Setiap anggota mempelajari materi dan salin gmembantu menguasai bahan ajar.
 Secara individual masing masing anggota kelompok saling mengevaluasi satu sama lain untuk
mengetahui penguasaan materi akademik yang telah dipelajari.
 Siswa diberikan penilaian berdasarkan tingkat penguasaan materi dan juga skor yang tertinggi.
Terkadang penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.

B. Metode Jigsaw
Berikut langkah langkahnya:

 Siswa di dalam kelas dibagi dalam kelompok yang berisikan 4- 5 anggota dan heterogen atau
campuran.
 Bahan materi diberikan pada masing masing kelompok secara teks, dan mereka diminta untuk
mempelajari materi tersebut.
 Setiap kelompok mempelajari bahan yang sama dan kemudian dibahas dalam kelompok besar.
Setiap kelompok kecil membahas tentang materi yang dipelajarinya.
 Kemudian di akhir, dilakukan evaluasi setiap individu mengenai bahan yang dipelajari.

C. Metode G (Group Investigation)


Metode ini , guru melibatkan siswa dalam membuat perencanaan dan topik yang akan dipelajari.
Kemudian materi digunakan untuk mencoba menginvestigasi. Dalam metode ini, siswa dilatik dalam
berkomunikasi dan berfikir kritis dalam proses diskusi.

Langkah- langkahnya, yaitu:

 Seleksi topik
 Membuat perencanaan
 Implementasi
 Analisis dan sintesis
 Pelaporan hasil diskusi
 Evaluasi

D. Metode struktural
Metode ini dibentuk oleh Spencer Kagan, dengan tujuan mempengaruhi pola- pola interaksid alam
pembelajaran kelompok.
Metode struktural memiliki beberapa teknik pembelajaran, yaitu:

1. Make a Match

Larana Curran mengembangkan teknik ini, yaitu siswa mencari pasangan untuk belajar bersama
tentang suatu topik. Langkah- langkahnya:

 Guru menyiapkan kartu yang berisi topik dan akan dikocok nantinya.
 Setiap siswa akan mengambil satu kartu
 Kemudian siswa mencari kartu yang cocok dengan kartunya
 Siswa dengan kartu yang sama akan mempelajari topik yang sama
 Setelah belajar topik yang sama dan berdiskusi tentang tugas, kemudian di presentasikan hasilnya

2. Bertukar pasangan
Langkah- langkahnya sebagai berikut:

 Siswa pada awalnya dipagi berpasangan


 Kemudian mempelajari materi yang sama, namun pasangan lain mempelajari topik yang berbeda
 Kemudian siswa bertukar pasangan, dan salin gmempelajari topik pasangan lain.
 Setelah itu bertukar kembali ke pasangan semula dan memberikan informasi topik bahasan dari
pasangan lain dan mendiskusikannya

3. Berkirim salam dan soal


Langkah langkahnya sebagai berikut:

 Guru membagi kelompok siswa dalam kelompok kecil, kemudian kelompok ditugaskan untuk
membuat pertanyaan yang nantinya diajukan pada kelompok lain
 Kemudian masing masing kelompok mengirim perwakilan untuk mengucapkan salam dan
menyampaikan pertanyaannya
 Setiap kelompok mengerjakan soal atau pertanyaan dari kelompok lain
 Setelah jawaban selesai, dicocokkan dengan jawaban kelompok pemberi soal

4. Bercerita berpasangan

 Siswa dipasangkan.
 Guru membagi topik menjadi dua dan masing masing bagian diberikan pada masing masing siswa
yang berpasangan.
 Siswa disuruh membacakan topik yang dipegang masing masing.
 Kemudian setelah mencatat topik yang diberikan, siswa mengarang bagian lain yang belum terbaca.
 Saat siswa membaca, maka yang lain mendengarkan dan sebaliknya.
 Setelah tulisan lanjutan selesai, siswa disuruh untuk membacakannya lagi.
 Di akhir, evaluasi topik diskusi.

5. Think- Pair- Share


Langkah langkahnya yaitu:

 Guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi pembelajaran.


 Kemudian siswa berpasangan, dan berdiskusi.
 Hasil diskusi dari tiap pasangan disampaikan ke seluruh kelas dan memicu tanya jawab dari
kelompok lainnya.
6. Numbered heads Together
Langkah langkahnya yaitu:

 Guru membagi siswa menjadi kelompok kelompok kecil.


 Guru mengajukan pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab kelompok. Kelompok sebelum
menjawab akan berdiskusi terlebih dahulu.
 Kemudian guru memberikan kesempatan pada tiap tiap kelompok untuk menyampaikan jawaban.
 Kemudian guru dapat membawa topik bahasan yang lebih mendalam.

7. Bamboo Dancing
Langkah langkahnya yaitu:

 Guru memberikan sedikit penjelasan megenai topik sebagai awal pengenalan


 Kemudian guru membagi kelas menjadi dua kelompok dan pasangan
 Tugas diberikan pada masing masing pasangan untuk berdiskusi
 Hasil diskusi pasangan disampaian dengan teman dalam satu kelompok dengan sistem ganti
pasangan sehinga semuanya mendapat tambahan hasil diskusi yang baru dari pasangan lainnya.
 Hasil diskusi kelompok besar kemudian disampaikan di depan kelas

8. Point- Counter- Point


Langkah langkahnya yaitu:

 Guru memberikan kasus pemicu yang memiliki kontroversi.


 Kemudian kelas dibagi dua kubu atau dua kelompok yang saling berhadapan.
 Tiap kelompok diberikan kesemapatan untuk berargumentasia tau menyampaikan pendapat.
 Kelompok dapat memberikan bantahan, koreksi, ataupun pernyataan pada kelompok lainnya.
 Evaluasi akhir dibantu oleh guru dimana siswa mencari jawaban yan gmungkin sesuai dari argumen-
argumen yang dipaparkan saat diskusi tadi.

9. The Power of Two


Langkah langkahnya yaitu:

 Guru mengajukan pertanyaan kritis sebagai pemicu.


 Siswa mencoba menjawa pertanyaan secara individu.
 Kemudian siswa diminta mencari pasangan dan berdiskusi ulang, kemudian menyampaikan jawaban
hasil diskusi.
 Selanjutnya membandingkan jawaban itu dengan pasangan lainnya agar pandangan lebih luas.
 Buatlah ringkasan dari jawaban jawaban yang diberikan dan sebagai hasil dari perluasan
pengetahuan yang dikembangkan selama diskusi.

10. Listening team


Langkah langkahnya yaitu:

 Guru memberikan materi seperti biasa.


 Kemudian siswa dibagi menjadi kelompok yang memiliki peran masing masing, kelompok penanya,
kelompok penjawab 1, penjawab 2, dan kelompok review.
 Diskusi dilakukan dengan aktif sesuai peran peran tersebut, sehingga perbedaan pemikiran akan
muncul.
Metode- Metode Pendukung Metode Pembelajaran
Kooperatif
Berikut adalah metode pendukung dari mebelajaran kooperatif, diantaranya:

1. Preview- Question- Read- Reflect- Recite- Review

Preview: siswa menemukan ide dari bacaan.


Question: siswa membuat pertanyaan pertanyaan untuk diri sendiri setelah membaca bahan untuk
mengasah kemampuannya sendiri.
Read: setelah itu mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri dengan membaca pada lebih banyak
bahan dan sumber lainnya.
Reflect: memahami apa yang dicari dan dibaca.
Recite: merenungkan informasi atau pengetahuan yan gdidapatkan dan mampu merumuskan
konsep teori atau topik yang sedang dipelajari.
Review: membuat rangkuman atas apa yang dipelajari dengan menuliskan pokok pokok bahasannya
yang penting penting, dan mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan.

2. Guided Note Taking

Bertujuan sebagai pengarah bagi guru agar pemberian materi lebih menarik dan diperhatikan oleh
siswa:

 Bahan ajar dibagikan pada siswa


 Beberapa poin penting dikosongkan
 Bagian yang kosong bisa dibuat diskusi dengan siswa sebagai pancingan untuk slide selanjutnya,
dan dengan memberikan pertanyaan pemicu pada siswa
 Siswa akan mengisi bagian yang kosong dengan jawaban yang dijelaskan oleh guru
 Setelah selesai, siswa bisa membuat review hasil pengajaran

3. Snowball drilling

Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk memperkuat pengetahuan yang sudah di dapat
dari bahan bacaan yang dipelajari. Guru menyiapkan soal soal yang dalam kertas yang bisa diundi.
Langkah langkahnya, yaitu:

 Peserta didik mengambil undian soal dan menjawab pertanyaan yang diberikan
 Jika siswa sudah menjawab, kemudian siswa menunjuk teman yang lainnya untuk menjawab soal
berikutnya. Apabila jawabannya salah, maka akan diberikan soal lainnya sampai jawabannya benar.
 Diakhir pelajaran, guru menyampaikan kesimpulan yang sudah dipelajari bersama

4. Consept mapping

Langkah langkahnya:

 Guru menggunakan kartu yang bertuliskan topik utama


 Kemudian kartu bertuliskan topik utama tersebut dibagikan pada siswa
 Siswa diminta untuk menghubungkan tiap topik utama tersebut dengan membuat kalimat yang
menjelaskan hubungan antar topik/ konsep.
 Kemudian guru membandingkan hasil pengerjaan siswa dengan yang sebenarnya dan dibahas satu
persatu
 Evaluasi dilakukan bersama- sama untuk mengoreksi hasil pengerjaan apakah terdapat kekliruan dan
kemudian diambil kesimpulan.

5. Giving quetion and getting answer

Metode ini digunakan untuk melatih siswa dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

Langkah langkahnya:

 Menggunakan dua kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab


 Guru mengajukan pertanyaan yang ditulis pada kartu bertanya kemudian siswa diminta menuliskan
jawaban pada kartu menjawab
 Jika sudah, kartu diberikan pada guru
 Jika sampai akhir siswa masih memagang dua kartu, minta siswa untuk membuat resume dari proses
pembelajaran tersebut.

6. Question student have

Metode ini untuk melatih siswa dalam bertanya. Langkah langkahnya yaitu:

 Kelas dibagi menjadi empat kelompok


 Bagikan kartu pada setiap siswa dan minta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi terkait.
 Kartu berisi pertanyaan diputar dan berikan tanda cek untuk pertanyaan yang dianggap bagus dan
penting sampai kartu tersebut kembali pada pemiliknya.
 Pertanyaan yang mendapat cek paling banyak akan mewakili kelompok
 Kemudian pertanyaan diberikan pada guru, dan siswa menjawab secara mandiri ataupun kelompok

7. Talking stick

Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa lebih berani mengungkapkkan pendapatnya. Langkah
langkahnya:

 Terlebih dahulu, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari


 Siswa diminta membaca tentang materi tersebut
 Kemudian siswa diminta menutup bukunya dan guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan
terkait hal yang baru saja dipelajari.
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengulas materi yang sudah dipelajari dan
kemudian dirumuskan bersama- sama.

8. Everyone is teacher here

Metode ini bertujuan agar siswa mampu berpartisipasi terhadap proses pembelajaran secara
individual dan mampu berperan menjadi guru untuk teman- temannya. Langkah langkahnya yaitu:

 Guru membagikan kertas pada semua siswa.


 Siswa diminta menuliskan pertanyaan terkait materi pada kertas tersebut.
 Kumpulkan kertas pertanyaan dan bagikan kembali, pastikan tidak ada yang mendapatkan kertasnya
sendiri.
 Siswa diminta untuk membaca pertanyaan dalam hati dan memikirkan jawabannya.
 Kemudian siswa diminta membaca jawabannya, dan siswa lainnya bisa merevisi atau menambahkan
jawaban.

Langkah-langkah model pembelajaran


problem based learning
1. Orientasi siswa terhadap masalah
Model pembelajaran problem based learning diawali dengan yang namanya
tahap orientasi atau pengenalan. Didalamnya mencakup:
.:: Pencapaian akan tujuan yang hendak guru capai
.:: Pernjelasan akan logistik yang diperlukan
.:: Pemberian suatu masalah kepada siswa
.:: Pemberian motivasi agar siswa terlibat langsung dan berperan aktif

2. Mengorganisir peserta didik untuk belajar


Pada tahap ini guru dapat melakukan peranannya untuk membantu peserta
didik dalam mengorganisir tugas belajar yang terkait dengan permasalahan
yang diberikan.
3. Membimbing penyelidikan

Dalam hal ini guru melakukan sebuah bentuk usaha untuk mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melakukan eksperimen serta
memecahkan permasalahan yang sudah diberikan.
4. Menyajikan dan mengembangkan hasil karya

Guru memberikan bantuan kepada para peserta didik dalam hal perencanaan
dan penyajian karya misalkan laporan dan lain sebagainya. Selain itu guru
pun ikut membantu para siswa untuk berbagi tugas dalam kegiatan
berkelompoknya.

5. Mengevaluasi serta menganalisa proses pemecahan masalah


Guru melakukan sebuah usaha untuk membantu para siswa dalam
melakukan evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan selama kegiatan
pemecahan masalah.

Kelebihanan dan Kelemahan Model Problem Based


Learning
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana model
Problem Based Learning (PBL) juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu di
cermati untuk keberhasilan penggunaanya.
a. Kelebihan :

1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan


pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).

b. Kelemahan

Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya :

1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

Anda mungkin juga menyukai