Metarilisasi
Metarilisasi
KELAS : 1C
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi.[1] Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena adalah hasil interaksi material.[1] Materi adalah satu-satunya substansi.[1] Sebagai
teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik.[1] Akan tetapi, materialisme berbeda
dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualismeatau pluralisme.[1] Dalam memberikan
penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.[2]
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial
seperti roh, hantu, setan dan malaikat.[2] Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.[2] Tidak
ada Tuhan atau dunia adikodrati.[2] Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi.[2]Materi dan aktivitasnya bersifat abadi.[2] Tidak ada
penggerak pertama atau sebab pertama.[2] Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang
kekal.[2] Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke
dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
Definisi materialisme
Kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme".[1] "Materi" dapat dipahami sebagai
"bahan; benda; segala sesuatu yang tampak".[3] "Materialisme" adalah pandangan hidup yang
mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan
semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.[3]Sementara itu,
orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis".[3] Orang-
orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang
mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).[3]
Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).[2]
Tidak meyakini adanya alam ghaib.[2]
Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.[2]
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.[2]
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.[2]
adalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga
sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama.[1]
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu.[2] Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.[2]
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal
ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.[3]. Banyak
suatu negara yang tidak mematuhi peraturan tersebut
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah
ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri terpisah
dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan
kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral
dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia,
terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti
konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.
Pluralisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
→ Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (=beragam)
dan isme (=paham) yang berarti paham atas keberagaman. Definisi dari pluralisme seringkali
disalahartikan menjadi keberagaman paham yang pada akhirnya memicu ambiguitas.