Hots Sejarah
Hots Sejarah
Masih mirip dengan pengertian soal HOTS dari Fanny dan Ivan, pada dasarnya definisi soal
HOTS itu adalah soal yang menguji kemampuan bernalar tingkat tinggi. Gue juga sering
menggunakan istilah ‘berpikir kritis’ untuk menggambarkan apa yang diujikan dari soal
berbentuk HOTS. Kalau secara definitif, gue bisa bilang bahwa soal HOTS adalah soal
yang meminta lo untuk menggabungkan pengetahuan dasar (LOTS) yang ada untuk
dibentuk menjadi hasil yang memiliki makna (HOTS). Selain itu, keterampilan HOTS
juga menuntut kita untuk menguasai proses transfer antar tingkatan berpikir. Jadi, dalam satu
soal itu lo bisa aja misalnya dituntut untuk bisa mengingat (LOTS), menganalisis (HOTS),
menerapkan (LOTS), lalu mengevaluasi (HOTS) informasi awal tadi untuk memilih jawaban
yang tepat.
Definisi yang ini bakal kerasa kena banget aplikasinya di pelajaran sejarah. Kenapa? Karena
selama ini sejarah hanya menuntuk kita untuk ingat, paham, dan menerapkan pengetahuan
(LOTS). Sekarang, kita akan diminta untuk bisa mengolah pengetahuan berbentuk LOTS tadi
untuk diolah di tahap yang lebih canggih. Buat apaan sih? Seperti yang gue bilang tadi: buat
dicari maknanya. Jadi, walaupun IPS itu tampaknya lebih ‘abstrak’ ketimbang IPA, bakal
tetep ada acuan yang menjadi pijakan dalam belajar apalagi menjawab soal-soal HOTS. Apa
pijakannya? Ya konsep-konsep dasar, prinsip investigasi, lalu hubungan antar konsep untuk
diciptakan maknanya. Gitu ya kira-kira.
Kalo lo udah baca blog gue tentang tips belajar sejarah secara umum, pasti lo akan “ting!”
bahwa di situ ada esensi HOTS. Inget kan, esensi belajar sejarah sebagai latihan keterampilan
investigasi? Nah, soal HOTS dalam sejarah ini hakekatnya adalah menguji:
Selama ini, soal-soal sejarah hanya seringkali mengetes poin nomor 1 tadi. Sekarang, lo harus
bisa menguasai poin nomor 1 DAN nomor 2. Nah, yuk kita lihat contoh soal HOTS sejarah
berikut ini.
Soal di atas tadi itu adalah contoh soal tentang penelitian ilmu sejarah. Apanya yang HOTS
ya? Perasaan itu soal cuma nanya “tempat” yang bagus untuk melakukan proses historiografi.
Nah, soal di atas masuk ke kategori HOTS karena proses transfer antar konsep yang
menharuskan lo menganalisis tahapan berikut:
Susah ga sih? Engga kok. Coba, sekarang gue mau kasih contoh soal yang sifatnya LOTS
gampang dan LOTS yang susah. Misalnya:
soal 1
soal 2
Soal nomor 1 di atas adalah soal LOTS karena hanya ingin menguji ingatan lo tentang nama
tokoh pemuda yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok. Demikian pula soal LOTS
nomor 2 yang ingin menguji kemampuan lo dalam mengklasifikasikan organisasi pergerakan
nasional. Gimana, susah atau gampang? Tergantung. Kalo lo lagi hoki ingetnya nama tokoh
pemuda, ya itu gampang. Kalo lo inget Perhimpunan Indonesia itu apa, ya itulah yang
gampang. Eits, soal nomor 2 ga hanya menuntut lo untuk mengingat apa itu Perhimpunan
Indonesia, tapi lo harus tau dulu periode-periode dalam pergerakan nasional dan lo cocokin
deh mana yang sesuai sama PI. Syukur-syukur kalo lo hafal langsung di periode mana sih,
Perhimpunan Indonesia berlangsung. Kalo lupa, ya lo harus mengaplikasikan pengetahuan
yang ada untuk melengkapi pengetahuan yang kurang supaya pas saat mau
mengklasifikasikan. Jadi inget ya: HOTS belum berarti susah, LOTS belum berarti
gampang. Dua-duanya bisa susah dan bisa gampang.
Satu lagi. Tidak semua materi sejarah bisa dibuat soal HOTS. Coba aja, masa iya anak
sekolah disuruh menciptakan penjelasan lain mengenai peristiwa G30S-PKI? Masa anak
sekolah disuruh mengkritik mengenai proses penyebaran Islam di Indonesia? Masa anak
sekolah disuruh menganalisis dampak penyederhanaan partai politik era orde baru terhadap
kondisi partai politik era reformasi? Ada batasan-batasan materi dan lingkup yang dijadikan
HOTS agar materi yang diujikan tidak terlalu jauh melebar dan tidak terlalu jatuh ke dalam.
Jadi tenang aja, soal HOTS dalam sejarah gakan jauh-jauh dari apa yang ada di buku teks.
Nah, ini berita baik dan juga berita buruk. Berita baiknya, ya lo tinggal terapin saran gue
tentang belajar sejarah secara investigatif untuk menguasai semua materi sejarah. Berita
buruknya, lo harus semakin waspada untuk ga percaya dari satu sumber buku. Untuk
keselamatan pikiran dari hoax, miskonsepsi, dan paham yang aneh-aneh, lo tetap harus
banyak baca sumber di luar buku teks ya.
Cara jawab soal macem begini bisa lo temukan di sini: Pembahasan Soal SBMPTN 2018
Sejarah Kode 640 – nomor 1. Kalo lo udah liat pembahasannya, sekarang yuk kita ngobrol
gimana cara paling top menghadapi soal HOTS khususnya di sejarah.
Yups. HOTS ga bisa jalan kalo kita ga nguasain LOTS. Alias: kita tetap harus menghafal
dulu, lalu memahami hafalan tadi, dan menerapkan pemahaman yang kita pelajarin. Ya jelas
sih; mana ada belajar tanpa menghafal? Dari lahir kita juga ngafalin satu-satu kok. Entah
itu menghafal huruf alphabet, menghafal angka, menghafal nama panggilan, dan lain-lain.
Gitu seterusnya. Ibarat bikin kue aja, kalo ga ada bahan sama bumbunya ya gimana mau
dibikin? Lo mau menganalisis fakta sejarah, tapi gatau ceritanya kayak apa. Gimana mau
dikerjain? Lo mau tau doi kayak apa orangnya, tapi lo gatau gimana cerita kehidupan
keseharian dia. Iki piye.
Di Zenius secara umum (dan di pelajaran sejarah secara khusus), kita sih udah selesai
belajar LOTS. Dengan memahami konsep-konsep dasar, gue bisa bilang kalau kita disini
sudah menguasai LOTS. Nah, sekarang giliran kita menghubungkan antar konsep-konsep
dasar tadi untuk membentuk konsep baru supaya bisa menghasilkan makna. Itu dia
esensi lainnya dari HOTS.
Seringkali, soal HOTS hanya berisi sedikit informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan. Misalnya begini:
Coba, Kelihatannya susah, tapi kalo lo perhatikan kata kunci di warna kuning dan
dihubungkan dengan warna biru, akan ketemu bahwa jawabannya… E. Gimana caranya?
Kata kunci warna biru muda itu meminta penjawab soal untuk membuka ingatan dan
pemahamannya mengenai semua informasi tentang era kolonial; terutama kolonialisme di
Indonesia. Ada apa aja sih waktu itu? Oh ya, ada penjajahan, ada rempah-rempah, ada tanam
paksa, ada…perusahaan dagang! Nah, ada VOC kan!
Mana pilihan jawaban yang paling mungkin menggambarkan tindakan dalam memberikan
uang amplop? Apakah:
1. Saat orang disuruh tanam paksa, orang nyogok pejabat untuk ga maksa nanem?
2. Saat sultan dan bangsawan di pulau Jawa dimintain bayar pajak tapi mereka malah
nyogok supaya ga diminta pajak? (Lah keluar-keluar duit juga sama aja boong.)
3. Politik Etis? Ini udah keluar konteks dari kata kunci yang ada.
4. Saat golongan Pribumi atau Timur Jauh nyogok pemerintah kolonial supaya bisa
masuk golongan Eropa? Helooow Meneernya ada.
5. Saat pejabat VOC saling sogok menyogok pake amplop supaya bisa jual rempah-
rempah atau nilep stok barang? Nah!
Gitu ya cara brainstorming-nya. Periksa segala kemungkinan berdasarkan kata kunci yang
ada. Dari informasi yang seiprit itu, lo dituntut untuk menggali informasi yang lo punya di
dalem otak untuk diolah dan diterapkan dalam bentuk pilihan jawaban yang tepat.
“Apaan nih? Ribet bener!” Sebenernya engga kok. Jadi gini: akan ada soal yang super tricky
karena pilihan jawabannya mirip-mirip semua. Udah gitu, sistem penilaiannya ranking pula.
Alias: pilihan ABCDE semua benar, cuma masing-masing ada nilainya dari skala 1-5.
Waduh?
Di sinilah nalar lo bermain untuk memilih solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan
masalah sempitnya lahan di Jakarta. Semua konsepnya sih bener, ya gak? Intensifikasi,
ekstentifikasi, diversifikasi; semua bisa dilakukan. Masalahnya, mana yang paling tepat
dengan KONTEKS SEMPITNYA LAHAN?
Apakah:
1. Nanem taneman cepat tumbuh? Terus kenapa? Kalo udah panen, tanahnya mau
dibikin bedeng?
2. Tanam hidroponik bertingkat? Nanem tanpa tanah yang disusun ke atas?
3. Menggunakan dan memperbanyak bidang datar di atap bangunan buat bercocok
tanam?
4. Menanam sambil mengolah hasil panen?
5. Beli tanah baru di Jakarta cuma buat nanem sawi sama bawang? Heloow, lo anak
sultan??
Semua jawaban di atas tetap benar dan bisa dipilih, masalahnya ada yang bernilai 5 dan ada
yang cuma 1. Skor masing-masing pilihan tadi adalah sebagai berikut:
1. 3
2. 5
3. 4
4. 2
5. 1
Serupa dengan contoh soal dalam strategi nomor 2 sebelumnya tadi, kira-kira begitu caranya
dalam menghadapi soal HOTS. Cek dengan teliti kecocokan dari jawaban dengan konteks
yang diminta soal. Mudah, kan? Dengan menguasai 3 poin strategi yang sudah disebutkan di
atas, diharapkan lo akan siap menghadapi soal HOTS dan tidak tertipu dalam ilusi bahwa
“waduh, soal susah begini mah cuma nyuruh kita nebak keinginan si pembuat soal.” Soal
HOTS yang baik selalu bisa dibongkar dan memiliki unsur dari 3 strategi di atas.
Apakah:
Jawaban yang paling tepat adalah: D. Mengapa? Karena pilihan ini sesuai dengan konsep
keberlanjutan dalam sejarah. Coba perhatiin: ketika orang asing menyebarkan Hindu-
Buddha. Diterima, kan? Apa cuma Hindu aja agama resmi kerajaan yang ada di Indo? Ada
Buddha juga, kan? Bahkan, selagi masih ada beberapa kerajaan Hindu-Buddha, masuklah
penyebar agama Islam. Diterima juga, kan? Begitu seterusnya. Di sini, lo mungkin terkecoh
dengan kata kunci ‘Hindu-Buddha’, padahal tadi lo harusnya fokus ke ‘peradaban Hindu-
Buddha di Indonesia’. Di situ lo harus ingat kembali kondisi masyarakat Indonesia yang
MEMUNGKINKAN munculnya peradaban Hindu-Buddha di Indonesia, yaitu toleransi.
Maka, D adalah jawaban yang tepat.