Merujuk firman Allah surah Al-Syams ayat 7-10, terlihat bahwa manusia
memang diberi kecenderungan untuk berbuat baik di satu sisi dan buruk di sisi
lainnya. Namun jika dilihat dalam konteks lain terliat pula, bahwa manusia
memiliki kecenderungan pada kebenaran. Kecenderungan ini hanya akan terwujud
jika nilai-nilai itu dibangun diatas jiwa yang bersih yang dii dalamnya tidak
termuat kepentingan lain selain hanya untuk sebuah kata “kebenaran”.
Untuk melihat bagaimana teori pengembangan sumber daya manusia dalam islam
dapat diawali dengan menganalisis isyarat yang ditunjukkan Tuhan kepada kita
dalam firman-Nya surah An-Nahl ayat 78 yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”
Selain hal di atas, jika kita amati pula pengaksentuasian pencarian ilmu
melalui instrumen penglihatan, terlihat bahwa islam mengakui perkembangan
ilmu pengetahuan melalui empiris-eksprimentasi ataupun empiris-fenomenologis
yang menonjolkan observasi sebagai metodenya.