Secara historis ada keterkaitan yang kuat antara bidang studi IPS dengan bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan. Dikatakan demikian karena sebelum menjadi bidang studi
menurut kurikulum 1994 diberi nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, bidang studi
pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Secara khusus dalam
kaitannya dengan pembelajaran siswa SD maka para mahasiswa S1 PGSD seharusnya
memahami dengan baik mengapa konsep pembelajaran terpadu sudah selayaknya diterapkan
dalam pengajaran di SD khususnya dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di S.
Tujuan tidak lain adalah agar melalui penerapan konsep pembelajaran terpadu membantu anak
untuk bekaerja berdasarkan kemampuan dan kebutuhannya. Adapun tantangannya dalam
mengimplementasikan pembelajaran terpadu adalah tuntutan profesional guru. Salah satu
kelemahannya adalah guru lebih senang dengan apa yang sudah sering dikerjakan dengan kata
lain para guru sulit menerima pembaharuan dan perubahan.
C. Hubungan pendidikan Kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
Dengan memperhatikan karakteristik anak SD maka pembelajaran yang menggunakan
pendekatan keterkaitan amatlah tepat karena hal itu akan membantu siswa memperoleh
pengetahuan secara utuh dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan pesan kurikulum pendidikan Kewarganegaraan 1994 yang
memungkinkan dikaitkannya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan mata
pelajaran yang lainnya. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya dengan IPS,
tetapi juga dengan mata pelajaran lainnya seperti Pendidikan Agama, Matematika, IPA,
Pendidikan Jasmani dan kesehatan, kerajinan tangan dan kesenian.
Untuk melaksanakan keterkaitan tersebut ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan
seperti pendekatan yang bersifat intra (connected) dan pendekatan yang bersifat antar, inter atau
lintas (webbed dan integrated). Dalam melaksanakannya harus dilakukan perancangan dan
penyusunan atau pengembangan satuan pelajaran sebagaimana lazimnya. Satuan pelajaran
tersebut mencakup nama mata pelajaran, kelas dan cawu, tema atau topik serta pokok bahasan
atau konsep, waktu pertemuan. Kemudian, dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian baik menyangkut proses maupun produk sebagaimana juga dilakukan dalam
pembelajaran lainnya.
D. Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional
Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia serta memiliki kepribadian nasional,
mengandung makna kita berbesar hati, berbahagia, dan puas secara mendalam sebagai bangsa
Indonesia yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, diantaranya adalah :
1. Bangga atas kebudayaan dan peradaban nenek moyang yang sudah mempunyai
nilai kebudayaan yang tinggi dan luhur
3. Bangga memiliki identitas bangsa dan negara yaitu lagu kebangsaan, dan
lambang burung Garuda
3. Bangasa Indonesia memiliki ideologi, dan bahasa nasional yang satu yaitu Pancasila dan
bahasa Indonesia.
4. Bangsa Indonesia memiliki sistem politik yang satu, yakni sistem politik yang
berdasarkan UUD 1945, dengan menekankan pada sistem politik demokrasi Pancasila.
8. Kurang percaya terhadap ketegasan peraturan dan peradilan hukum yang berlaku.
Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsa.
Cinta pada tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh penghidupan dan
mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta senantiasa berusaha
agar negerinya tersbut tetap aman sentosa dan sejahtera.
Warga negara dalam upaya bela negara diwujudkan dalam keikutsertaannya pada segala
usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Upaya
bela negara adalah sikap perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara
kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945 dalam menjamin kelangsungan
hidupbangsa dan negara.
Partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara lain melalui kegiatan
sistem keamanan lingkungan (siskamling), ikut serta menanggulangi bencana alam, kerusuhan
masal, dan konflik komunal.