Keasaman Tanah
Keasaman Tanah
Konsep Kemasaman Tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang mengindikasikan
reaksi tanah. Tanah bereaksi netral jika ber pH 7,0. Jika pH tanah > 7,0 merupakan tanah bereaksi basa
atau disebut tanah alkali. jika pH tanah lebih rendah dari 7,0 disebut tanah masam.
Kedua kondisi ekstrem, yaitu: terlalu asam dan terlalu basa merupakan kondisi yang sangat
merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi, ada beberapa reaksi kimia di
alam yang terjadi dalam kondisi pH netral.
Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan terhadap sifat kimia tanah
lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam enam kategori berikut:
1. Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5
2. Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5
3. Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 s/d 6,5
4. Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5
5. Agak Alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5
6. Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
Ada kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah ber pH rendah (asam).
Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah air distilasi. Air hujan ini
yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH sekitar 5,6 karena pelarutan karbon
dioksida di dalam air.
Ketika air hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi
ion hidrogen yang dihasilkan menyebabkan pH 5,6.
b. Respirasi Akar
Tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar, dan selama periode
pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah yang konsentrasinya lebih tinggi
beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air
tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau pH menjadi lebih rendah.
c. Pupuk
Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun. Pada tanah yang
dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen.
Pupuk modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi
ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen sehingga menyebabkan pengasaman tanah.
Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan setiap molekul ammonium teroksidasi.
Asam fosfat terdisosiasi sangat cepat seiring dengan peningkatan pH dari 3,0 menjadi lebih dari
7.0.
Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga tersebut akan terlarut pada pH di atas netral, sehingga
tidak termasuk faktor penyebab pengasaman tanah. Akan tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah
terlarut dalam kisaran pH tanah asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah.
Ketika pupuk fosfor diberikan dalam lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah
sehingga terjadi nilai pH yang sangat rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara
bertahap menyebar ke dalam tanah sekitar lokasi pupuk. Menurut
Lindsay dan Stephenson (1959), nilai pH 1,5 dapat ditemukan segera di zona sekitar pupuk tersebut.
Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat menyebabkan
terjadinya pengasaman tanah.
Salah satu reaksi pengasaman paling efektif adalah oksidasi sulfur anorganik. Belerang biasanya
digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan, sehingga diperlukan upaya penurunan
pH tanah.
Misalnya, Reaksi oksidasi pirit yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi
oksidasi dari pirit tanah tersebut.
e. Bahan Organik
Berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan pengasamkan tanah. Kemampuan
pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai sumber bahan organik tersebut.
Beberapa tanaman mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat berbeda dengan
tanaman lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan organik menyebabkan pengasaman tanah.
Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa rendah juga
menyebabkan terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan
kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia pendekomposernya, menyebabkan
mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari sistem tanah, sehingga basa-basa tanah
seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
f. Tanaman
Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses penyerapan hara
utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran dengan ion hidrogen sehingga
menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
Jenis Tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya adalah tanaman
Legumninosa. Selama masa pertumbuhan tanaman Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation
dengan perbandingan yang tidak seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa
menyerap hara nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-
leguminosa menyerap nitrogen dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang
dengan penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion hidrogen, maka
sedikit menyebabkan pengasaman tanah.
g. Hujan Asam
Hujan asam juga memberikan kontribusi dalam proses pengasaman tanah. Dalam sistem tanah
kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan pengaruh dari pasir sesquioxida yang
bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat
peka terhadap pengaruh dari hujan asam.
1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk
bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona
perakaran.
5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.