Resume Fika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Sel hidup, dalam melakukan aktivitasnya melibatkan enzim-enzim.Enzim-enzim tersebut

hanya dapat bekerja pada komposisi dan keadaan intraselular yang tertentu. Untuk dapat terus

beraktivitas, sel akan memelihara kondisi internal sel ada dalam kisaran tertentu yang sangat

sempit. Pemeliharaan keadaan internal tersebut antara lain pada pH, kadar ion-ion, banyaknya

mikro dan makromolekul. Jika kondisi internal dipelihara disekitar nilai konstan, tidak demikian

halnya dengan lingkungan sel (cairan ekstraselular). Keadaan ekstraselular senantiasa berubah,

tidak selalu sama dari waktu ke waktu.

Membran sel merupakan barrier terhadap perubahan lingkungan sekaligus penyeleksi lalu

lintas bahan dari dan ke luar sel. Membran sel dengan struktur dasar bilayer lipid hanya

permeabel terhadap bahan-bahan yang hidrofobik dan molekul-molekul hidrofilik berkuran kecil,

tetapi tidak permeabel terhadap molekul-molekul polar berukuran cukup besar, molekul-molekul

kompleks dan ion-ion. Molekul-molekul polar berukuran cukup besar, molekul-molekul

kompleks dan ion-ion dapat melintas membran melalui protein membran yang membentuk

saluran (protein channel) atau menggunakan protein carrier.

Stimulus tertentu dapat mengakibatkan perubahan potensial membran. Perubahan

potensial membran dapat menjadi stimulus bagi protein channel tertentu sehingga permeabilitas

membran terhadap ion tertentu meningkat. Peningkatan permeabilitas membran tersebut akan

mengakibatkan laju ion tertentu tersebut melintas membran meningkat. Perpindahan ini akan

mengubah beda potensial membran. Jika perpindahan ion tersebut mengakibatkan depolarisasi

membran hingga nilai potensial tertentu, akan menimbulkan lonjakan potensial yang kemudian

kembali ke potensial awal, yang disebut potensial aksi. Pada sel saraf (neuron), potensial aksi
dapat dijalarkan, sehingga stimulus yang diberikan, merupakan informasi yang dapat

ditransmisikan dari organ sensorik (penerima stimulus) ke sistem saraf pusat (untuk

diintegrasikan) dan kemudian ke organ/jaringan sasaran sehingga timbul respons individu

terhadap stimulus tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Membran Plasma

1. Pengertian

Membran sel sering juga disebut membran plasma.Membran sel merupakan bagian paling

luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih

terdapat dinding sel atau cell wall).

Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya.Tebalnya kira-kira 8 nm.Dibutuhkan 8000

membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.

Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat juga

merupakan unsur penting.Gabungan lipid dan protein dinamakan lipoprotein.Saat ini model yang

dapat diterima untuk penyusunan molekul-molekultersebut dalam membran ialah model mosaik

fluida.

Pada 1895, Charles Overton mempostuatkan bahwa membran terbuat dari lipid,

berdasarkan pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat dari

pada zat yang tidak larut dalam lipid.20 tahun kemudian, membran yang diisolasi dari sel darah

merah dianalisis secara kimiawi ternyata tersusun atas lipid dan protein, yang sekaligus

membenarkan postulat dari Overton.Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling

melimpah dalam sebagian besar membran.Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran


disebabkan oleh struktur molekularnya.Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang

berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik (menykai air) maupun daerah hidrofobik

(takut dengan air).

Kehidupan sel tergantung pada organisasi molekul di dalam sel. Adanya gangguan pada

kadar molekul-molekul tertentu di dalam sel atau kehadiran bahan yang tidak sesuai dapat

menyebabkan terganggunya aktivitas sel bahkan kematian sel. Kadar molekul dan ion dipelihara

dalam jenis dan jumlah tertentu oleh membran sel, yang mengatur semua bahan yang masuk dan

keluar sel dan antar kompartemen interior yang berbatas membran (antara lain : retikulum

endoplasma, aparatus Golgi, lisosom, membran inti dan mitokondria). Sebagai bagian dari

pemeliharaan, secara konstan bahan-bahan masuk dan keluar sel melalui membran sel.

Metabolit, termasuk bahan bakar, masuk ke dalam sel, dan bahan sisa dan produk sel yang

disekresikan ke luar sel. Ion-ion mengalir secara konstan ke kedua arah dan antara kompartemen

yang berbeda di dalam sel.

2. Sruktur Membran Plasma

Membran sel menyelubungi sel, memisahkan sel (intraselular) dengan lingkungannya

(ekstraselular). Membran sel merupakan barrier antara intraselular dan ekstraselular. Semua

membran biologis, termasuk membran sel dan membran kompartemen interior sel Eukariotik

mempunyai struktur umum sama, tersusun atas molekul-molekul lipid dan protein yang

umumnya berinteraksi secara nonkovalen. Membran sel –berdasar fluid mozaic model

merupakan struktur dinamis, berstruktur fluida, dan molekul-molekul protein dan lipid umumnya

yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain sepanjang membran. Struktur umum

membran sel –berdasar fluid mozaic model.


Bilayer lipid merupakan struktur dasar membran, tersusun terutama atas fosfolipid dan

sebagian kecil kolesterol dan glikolipid.Tiap molekul fosfolipid mempunyai bagian kepala

(head) yang bersifat polar, hidrofilik dan bagian ekor (tail) yang bersifat nonpolar,

hidrofobik.Bagian polar menghadap langsung dengan ekstraselular dan intraselular, yang

terutama tersusun atas air, sedangkan bagian hidrofobik berada di bagian tengah

membran.Dengan struktur fosfolipid yang demikian, menyebabkan sel tertutup membran, dan

mudah menutup kembali jika terjadi kerusakan kecil.

Kolesterol menyusun sekitar 20% lipid membran sel, fungsinya menstabilkan ikatan antar

fosfolipid.Bagian dalam dan luar membran berbeda pada kandungan lipid khasnya.Sekitar 10%

fosfolipid yang menghadap ke ekstraselular merupakan glikolipid.-lipid yang berikatan dengan

gugus gula. Adanya gugus gula menyebabkan ujung glikolipid bersifat polar. Istilah glikokaliks

menunjuk pada bagian permukaan luar membran sel yang kaya gugus gula (glikokaliks=sugar

covering). Bagian glikokaliks berperan dalam pengenalan antar sel, karena tiap-tiap jenis sel

memiliki glikokaliks khas (sebagai contoh, sperma mengenal sel telur karena sel telur

mempunyai glikokaliks khas).

Protein yang menyusun membran tersusun seperti mozaik (Gambar 1).Protein membran

sel dapat dibedakan menjadi protein integral dan protein periferal. Protein integral terbenam

dalam bilayer lipid, dan beberapa diantaranya hanya tersisip pada satu permukaan membran,

dengan satu ujung menghadap ke ekstraselular atau intraselular, tetapi yang terbanyak adalah

yang merupakan protein transmembran menyisip mulai bagian yang menghadap ekstraselular

sampai intraselular.
Protein integral mempunyai bagian yang hidrofilik, dan hidrofobik. Bagian hidrofobik

diperlukan saat melintasi bagian tengah membran yang hidrofobik. Sedangkan protein periferal ,

tidak terbenam pada bilayer lipid, tetapi hanya berikatan longgar pada permukaan protein

integral atau lipid pada bagian membran yang menghadap ekstraselular atau intraselular.

Protein membran dapat berperan dalam reaksi enzimatik, yang merupakan bagian dari

tahap-tahap berantai reaksi metabolisme sel. Protein yang permukaannya hanya menghadap ke

ekstraselular berfungsi sebagai reseptor hormon atau duta kimia (chemical messenger) yang lain

dan berperan dalam mengirim isyarat dari luar sel ke intraselular (proses pengiriman ini

disebut dengan signal transduction).

B. POTENSIAL MEMBRAN SEL

Potensial membran (bahasa Inggris: membrane potential, ΔΨ) adalah beda potensial

elektrik antara dinding sebelah luar dan sebelah dalam dari suatu membran sel yang berkisar dari

sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif

dibandingkan dengan di luarnya). Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya,

di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma

sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusi anion

dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama. Potensial membran bertindak

seperti baterai, suatu sumber energi yang memengaruhi lalulintas semua substansi bermuatan

yang melintasi membran. Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan dengan di luarnya,

potensial membran ni mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.

Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi suatu membran: gaya kimiawi
(gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan ion).

Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebut gradien elektrokimiawi.Perubahan

lingkungan dapat memengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai conthnya,

depolarisasi dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram).

Potensial membran adalah.Potensial membran merupakan hasil dari perbedaan

konsentrasi potasium dan sodium antar membran sel yang dipelihara dengan asupan

ion.Sebagian besar pengeluaran energi tubuh saat beristirahat dikhususkan untuk

mempertahankan potensial membran, yang sangat penting untuk transmisi impuls saraf,

kontraksi otot, fungsi jantung, dan transportasi nutrisi dan metabolit ke dalam dan keluar sel.

Fenomena transpor ion-ion melintas membran dan upaya pemeliharaan kadar ion-ion

tertentu di dalam sel berbeda dengan di luar sel, mengakibatkan perbedaan distribusi muatan

antara bagian dalam membran yang berbatasan dengan cairan intraselular dan bagian luar yang

berhadapan dengan cairan ekstraselular. Besarnya beda potensial membran dapat diukur dengan

jalan menyisipkan satu elektroda di dalam sel dan satu elektroda di luar sel dan

menghubungkannya dengan recorder.

2. Potensial Membran Istirahat

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda

potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini

berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Berikut ini akan diuraikan

bagaimana terjadinya potensial istirahat sel tersebut.Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan

luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi

yang berbeda. Gambar 2 mengilustrasikan komposisi ion di kedua sisi membran sel. Konsentrasi
ion potasium (K+) di sisi dalam membran sekitar 35 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi

di sisi luar. Sebaliknya, konsentrasi ion sodium (Na+)di sisi luar membran sel sekitar 10 kali

lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi dalam. Adanya perbedaan konsentrasi ion di sisi

dalam dan luar membran ini mendorong terjadinya difusi ion-ion tersebut menembus membran

sel.

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi

potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut

pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara

sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara

bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

3. Potensial Membran Aktif

Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua

sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam

keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka

sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif,

potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif

di sisi dalam.Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi.Depolarisasi ini dimulai

dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan membran.Bila

seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel disebut dalam

keadaan depolarisasi sempurna.

Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan

repolarisasi.Dalam keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam

menuju kembali ke negatif di sisi dalam.Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke
seluruh permukaan membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi

dalam, maka dikatakan sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk

menerima rangsangan berikutnya.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke

polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel.

Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian

kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut

potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel

lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial

aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi,

repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar dibawh ini. Perubahan potensial

tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi

tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

III. PENUTUP
Membran sel sering juga disebut membran plasma.Membran sel merupakan bagian

paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya

masih terdapat dinding sel atau cell wall).

Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya.Tebalnya kira-kira 8 nm.Dibutuhkan 8000

membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis.

Membran sel menyelubungi sel, memisahkan sel (intraselular) dengan lingkungannya

(ekstraselular). Membran sel merupakan barrier antara intraselular dan ekstraselular. Semua

membran biologis, termasuk membran sel dan membran kompartemen interior sel Eukariotik
mempunyai struktur umum sama, tersusun atas molekul-molekul lipid dan protein yang

umumnya berinteraksi secara nonkovalen.

Potensial membran (bahasa Inggris: membrane potential, ΔΨ) adalah beda potensial

elektrik antara dinding sebelah luar dan sebelah dalam dari suatu membran sel yang berkisar dari

sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif

dibandingkan dengan di luarnya). Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya,

di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan. Sitoplasma

sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusi anion

dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama. Potensial membran bertindak

seperti baterai, suatu sumber energi yang memengaruhi lalulintas semua substansi bermuatan

yang melintasi membran.

Infolinks In Text Ads

Pengertian depolarisasi
Juni
24 undefined
den ger
Depolarisasi adalah perubahan muatan ion didalam sel dari negatif menjadi positif
Perubahan ion tsb akibat permiabilitas Na masuk kedalam sel yang meningkat
Permiabilitas Na yang meningkat akibat adanya rangsangan pada sel (listrik, zat kimia)
Potensial positif didalam sel disebut: Potensial Reversal

Impuls saraf (Potensial aksi)


14.54.00
Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif,
sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif.
Mekanisme kerja neuron dalam sistem saraf sangat rumit. Menurut
Sherwood (2011: 96) sebelum dapat memahami apa yang dimaksud dengan
sinyal listrik dan bagaimana sinyal tersebut tercipta, akan membantu bila
kita terbiasa dengan istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan
perubahan potensial aksi, yaitu:

1. Polarisasi : Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi membran sehingga


membran memiliki potensial. Di sel saraf, pada potensial istirahat, membran
mengalami polarisasi pada -70 mV.
2. Depolarisasi: Penurunan besar potensial membran negatif, membran
menjadi kurang terpolarisasi dibandingkan dengan potensial istirahat.
Selama depolarisasi potensial membran bergerak mendekati 0 mV, menjadi
kurang negatif (sebagai contoh, perubahan dari -70 mV menjadi -60 mV)
muatan yang dipisahkan lebih sedikit dibandingkan dengan potensial
istirahat.
3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahatnya setelah
mengalami depolarisasi.
4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran negatif,
membran menjadi lebih terpolarisasi dibandingkan pada potensial istirahat.
Selama hiperpolarisasi potensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi
Iebih negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi -80 mV) lebih
banyak muatan yang dipisahkan dibandingkan dengan potensial istirahat.

Grafik Tipe-tipe Perubahan dalam Potensial Aksi


(Sumber: Campbell, et al., 2011: 1068)

Untuk dapat memulai suatu potensial aksi diperlukan suatu kejadian yang
memicu depolarisasi pada membran. Depolarisasi hanya bisa terjadi jika
mencapai suatu tingkat potensial tertentu yang disebut potensial ambang
(threshold potential) berkisar antara -50 mV sampai -55 mV.
Pada saat membran mengalami depolarisasi potensial membrannya akan
naik tajam sampai mencapai potensial puncak terukur +30 mV.
Setelah mencapai potensial puncak dengan cepat potensial akan turun
kembali ke arah potensial istirahat. Perubahan ini dikenal dengan
repolarisasi membran.
Repolarisasi biasanya akan mendorong terlalu jauh, sehingga menyebabkan
hiperpolarisasi.

Keseluruhan perubahan potensial yang cepat dari ambang ke puncak dan


kembali ke potensial istirahat inilah yang disebut potensial aksi.

Potensial Istirahat Sel


Posted on January 16, 2012 by Ponco Siwindarto — No Comments ↓

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial
yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas
negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Berikut ini akan diuraikan bagaimana
terjadinya potensial istirahat sel tersebut.

Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion
potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda. Gambar 2 mengilustrasikan
komposisi ion di kedua sisi membran sel. Konsentrasi ion potasium (K+) di sisi dalam membran
sekitar 35 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi luar. Sebaliknya, konsentrasi ion
sodium (Na+)di sisi luar membran sel sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi
dalam. Adanya perbedaan konsentrasi ion di sisi dalam dan luar membran ini mendorong
terjadinya difusi ion-ion tersebut menembus membran sel.
Gambar 2. Ion potasium berdifusi ke luar membran sel

Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di
sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial
membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri
terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu
akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

Misalkan membran sel hanya permeabel terhadap ion potasium. Karena konsentrasi ion potasium
lebih tinggi di sisi dalam sel maka menurut Hukum Fick untuk difusi, ion potasium akan
bergerak menembus keluar membran sel. Gerakan ion potasium keluar membran sel ini
menimbulkan arus listrik, yang karena terjadinya melalui peristiwa difusi, maka disebut arus
difusi. Densitas (density) arus difusi bergantung pada gradien konsentrasi, yang secara matematis
dinyatakan oleh Persamaan 1.

(1)

dengan : J = kerapatan arus (A/m2)


D = konstanta difusi [(l.A/(mol.m)]
[C] = konsentrasi ion (mol/l)
X = posisi (m)

Tanda + dalam Persamaan 1 berlaku untuk ion negatif, dan tanda – berlaku untuk ion positif.
Keluarnya ion positif potasium dari dalam sel akan meninggalkan muatan negatif (anion) yang
sama besar di dalam sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya beda potensial antara sisi dalam dan
sisi luar sel, dengan sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar. Adanya beda potensial ini akan
menimbulkan medan listrik dengan arah dari luar ke dalam sel. Medan listrik yang mengarah
dari luar ke dalam sel menimbulkan gaya elektrostatik yang mempengaruhi ion-ion yang ada di
sekitar membran sel. Ion potasium, karena bermuatan positif, didorong oleh gaya elektrostatik ke
arah dalam membran sel. Aliran ion potasium dari sisi luar ke sisi dalam membran sel
menimbulkan arus listrik yang disebut arus drift (drift current). Densitas arus drift bergantung
pada besarnya gradien potensial (medan listrik) di antara kedua sisi membran dan konsentrasi
ion, yang berdasarkan hukum particle drift, dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

(2)

dengan : µ= mobilitas [(l.A)/(V.m.mol)]


Z = valensi ion
E = dV/dx = intensitas medan listrik (V/m)
[C] = konsentrasi ion (mol/l)

Gaya elektrostatik ini akan melawan gaya difusi pada ion potasium. Interaksi kedua gaya ini
suatu saat akan mencapai kesetimbangan, yaitu besarnya gaya elektrostatik yang ditimbulkan
oleh adanya beda potensial antara kedua sisi membran sama dengan besarnya gaya difusi (atau
dengan kata lain besarnya arus drift sama dengan besarnya arus difusi). Keadaan setimbang ini
akan menghasilkan beda potensial antara kedua sisi membran bernilai konstan. Besarnya beda
potensial membran pada saat dicapai kesetimbangan dapat diperoleh dengan menyamakan
Persamaan 1 dengan Persamaan 2 dan dengan mengingat Hubungan Einstein (Einstein
Relationship):

(3)

dengan : k = konstansta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/K


T = suhu absolut (K)
q = muatan elementer = 1,602 x 10-19 C

Dari ketiga persamaan di atas, kalau diselesaikan untuk mendapatkan beda potensial membran
maka akan diperoleh suatu pernyataan matematis yang diberikan dalam Persamaan 4, dan
dikenal dengan Persamaan Nernst. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa besarnya beda
potensial bergantung pada besarnya perbandingan konsentrasi ion potasium antara sisi dalam dan
sisi luar membran sel.
(4)

Untuk komposisi ion potasium seperti dalam Tabel 1 dan suhu tubuh 310 K (37oC), maka
diperoleh potensial membran sekitar -94 mV (sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar
membran).

Dalam kenyataannya, yang mempengaruhi nilai potensial membran tidak hanya ion potasium
saja, tetapi juga ion sodium. Pengaruh ion sodium pada potensial membran dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan Nernst. Jika dimisalkan hanya terdapat ion sodium saja, maka
akan diperoleh potensial membran sebesar +61 mV.

Ion potasium dan ion sodium secara serentak mempengaruhi besarnya potensial membran sel.
Meskipun demikian, pengaruh keduanya bukan merupakan penjumlahan secara langsung kedua
potensial membran yang diperoleh secara sendiri-sendiri tersebut. Untuk jenis ion lebih dari satu,
ada parameter lain yang juga berpengaruh pada besarnya potensial membran sel, yaitu perbedaan
permeabilitas membran terhadap masing-masing ion.

Permeabilitas membran sel terhadap ion potasium jauh lebih besar (sekitar 100 kali)
dibandingkan permeabilitas terhadap ion sodium. Hal ini mengakibatkan pengaruh ion potasium
lebih dominan dibandingkan ion sodium. Interaksi kedua jenis ion ini dalam menghasilkan
potensial membran dinyatakan dalam persamaan Goldman sebagai berikut:

(5)

dengan subscript i menyatakan sisi dalam membran, o menyatakan sisi luar membran,

dan : PK = permeabilitas membran terhadap ion potasium

PNa = permeabilitas membran terhadap ion sodium

[K+] = konsentrasi ion potassium


[Na+] = konsentrasi ion sodium

Penerapan Persamaan 5 akan menghasilkan beda potensial membran sel sekitar -86 mV.

Disamping transportasi ion secara difusi, terdapat juga transportasi ion secara aktif yang juga
mempengaruhi besarnya membran potensial sel. Transportasi ion tersebut adalah Pompa Na+-K+
( Na+-K+ Pump), seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 3. Transport ini secara kontinyu
memompa 3Na+ keluar sel dan 2K+ ke dalam sel. Karena lebih banyak ion positif yang dipompa
ke luar sel, maka hal ini akan mengakibatkan tambahan potensial sekitar -4 mV, sehingga
potensial akhir membran sel menjadi -90 mV. Potensial membran sel tersebut terdapat pada sel
yang sedang istirahat, karena itu disebut sebagai potensial istirahat sel.
Potensial membran disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ion antara isi sel dengan cairan ekstra
seluler. Permeabilitas selektif membran plasma mempertahankan perbedaan ionik tersebut.

 Prinsip potensial membran pada umumnya adalah :


- Cairan intraseluler dan ekstraseluler mempunyai komposisi ionik yang berbeda. Ion tersebut
adalah kalium, natrium dan klorida. K+ berdifusi keluar sel menuruni gradien konsentrasinya,
akan tetapi anion A- tidak dapat mengikutinya, sehingga bagian dalam sel meningkatkan muatan
neto negatifnya.
- Terdapat difusi K+ yang stabik keluar dari sel dan difusi Na+ yang stabil ke dalam sel
- Sejalan dengan waktu difusi menyebabkan gradien ionik menjadi hilang. Kehilangan gradien
dicegah oleh pompa natrium- kalium dengan m sel.
 Potensial aksi adalah peristiwa elektris (listrik) yang terlokalisir menggunakan ATP secara aktif
untuk mengangkut Na+ keluar dari sel dan K+ masuk ke dalam, yaitu depolarisasi membran pada
titik perangsangan yang spesifik.
 Potensial aksi timbul karena membran plasma sel- sel yang dapat dirangsang, mempnyai saluran
ion bergerbang voltase, mempunyai gerbang yang membuka dan menutup sebagai respon
terhadap perubahan potensial membran serta adanya peningkatan permeabilitas membran
terhadap ion Na secara transien (dalam rentang fraksi dari satu milidetik) kemudian diikuti oleh
peningkatan permeabilitas membran terhadap ion K secara transien serta penurunan drastis pada
permeabilitas membran terhadap ion Na.
 Mekanisme perambatan potensial aksi :
- Potensial aksi pertama : Potensial aksi dibangkitkan ketika ion natrium mengalir ke dalam
melintasi membran pada satu lokasi, membran mengalami repolarisasi ketika K+ mengalir keluar
- Potensial aksi kedua : Depolarisasi potensial aksi pertama telah menyebar ke wilayah yang
bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah itu dn memulai potensial aksi
kedua
- Potensial aksi ketiga : Merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui
mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan menghasilakan impuls saraf
yang meeambat di sepanjang akson itu.
 Besarnya potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi yang
menyebabkan potensial aksi tersebut. Selama fase depolarisasi, polaritas membran berbalik
sebentar, bagian dalam sel lebih positif dibandingkann bagian luar. Depolarisasi yang kuat dari
suatu potensial aksi akan menyebabkan daerah disekitar titik membran yang mengalami
depolarisasi itu jug aterdepolarisasi di atas harga ambang, yang memicu potensiakl aksi baru
pada posisi tersebut dan demikian seterusnya sampai ke ujung akson.

Anda mungkin juga menyukai