Anda di halaman 1dari 4

PARASITOLOGI II

Identifikasi Plasmodium malariae


Dosen Pengampu : Rifqoh, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh
Kelompok 4
Nama NIM
Ahmad Rizal Fauzi P07134118296
Annisa Ahla P07134118300
Avissa Naila Majdina Azalia P07134118304
Dina Mufida P07134118308
Havid Fatriantoro P07134118312
Maulidia Nurkhalida P07134118316
Muhammad Faris Rajana P07134118320
Nur Khalisyah P07134118325
Rahmawati P07134118329
Rizki Amalia Apriani P07134118333
Siti Aisa Mulandari P07134118337

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TLM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
Plasmodium malariae

A. Klasifikasi Plasmodium malariae


Kingdom : Protista
Phylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Species : Plasmodium malariae
Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12
sub genera tersebut, hanya 3 sub genera yang menyebabkan parasit pada
manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub
genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan sub
genera lainnya hidup pada burung (Aves). Plasmodium malariae biasa
ditemukan di Indonesia Bagian Timur.

B. Struktur Tubuh Plasmodium malariae


Plasmodium malariae termasuk dalam
phylum Apicomplexa atau Sporozoa. Sporozoa
merupakan golongan protista yang dapat
membentuk spora untuk menginfeksi inangnya.
Plasmodium malariae tidak memiliki alat gerak
khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan
mengubah kedudukan tubuhnya. Plasmodium
malariae merupakan parasit pada manusia
(penyebab penyakit malaria quartana, ia
mengambil makanan dengan menyerap dari tubuh
inangnya. Respirasi dan ekspirasi terjadi secara difusi. Plasmodium
memiliki struktur tubuh berbentuk bulat yang dapat mencapai 10 mm.
Tubuh terbentuk dari kumpulan tropozoit memanjang. Dibagian anterior
terdapat kompleks apikal berupa kait, penghisap, atau filamen sederhana
untuk melekatkan diri pada inang. Kompleks apikal hanya terlihat dengan
mikroskop elektron.
Plasmodium malariae memiliki morfologi yang berbeda-beda pada
setiap stadiumnya. Stadium – stadium tersebut meliputi :
a. Stadium Tropozoit
Tropozoit muda ditemukan sebagai cincin
kompak dalam sel-sel yang mengandung titik
James. Cincin trofozoit tetap kompak karena
mereka mengembangkan dan menunjukkan
sedikit bagian amoeboid secara umum. Butiran
kecil pigmen yang tersebar dapat dilihat dalam
mengembangkan trofozoit yang membubarkan sebagai trofozoit yang
telah jatuh. Akhir trofozoit bulat dan konsolidasi dengan peningkatan
sitoplasma.
b. Stadium Skizon
Stadium skizon dari sediaan darah
penderita merozoit 6-12 (rata-rata 8), tersusun
simetris, pigmen coklat kekuningan.

c. Staduim gametosit
Pada gametosit matang berbentuk bulat,
mengisi dua pertiga dari sel darah merah. Sel
merah sedikit diperbesar dan dan dibintiki dan
berisi pigmen yang memiliki pengaturan yang
berbeda rodlets konsentris, terutama di pinggiran.
DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2000). At a Glance Medicine. Jakarta: EMS.

Garna, d. H. (2010). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI.

Mandal, B. d. (2008). Infeksi Tropis dan Zoonosis Non Helmintik, Lecture Notes
Penyakit Infeks. Jakarta: Erlangga.

Ogi, N. (2009). Plasmodium sp. Jakarta: UI Press.

Soedarmo, S. S. (2010). Infeksi Tropis dan Pediatri Tropis. Jakarta: UI Press.

Sudoyo, A. W. (2006). Malaria, buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid III hal :
1732. Jakarta: FK UI.

Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar - Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta:
ECG.

W, A. S. (2009). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.

Zulfin. (2011, Mei 15). Malaria dan Bahayanya. Dipetik November 8, 2019, dari
medicastore.com: http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html.15
Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai