Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS DESKRIPTIF SISWA

MELALUI MODEL MIND MAPPING


DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN
Irma Pusparini
SMP Negeri 13 Banjarmasin
Jl. Komplek Persada No. 128, Banjarmasin, Indonesia
e-mail: irmapusparini@gmail.com

Abstract. The research was intended to find out the increased reading comprehension of
Students of SMP Negeri 13 Banjarmasin on descriptive text by applying mind-mapping
model. There were 30 participants in the research. The research was conducted in two
cycles. The data was collected through observation, learning test and students’ responds,
then it is analysed descriptively and qualitatively. The result showed that the average of the
students’ score in the observation was 58.81, and the average increased in Cycle I Action1
(61.81), in the cycle I action 2 was 67.98, and in the cycle 2 action 1 was 73.54. The students’
respond showed that 79% of the students agree that the application of mind mapping model
help them to understand the material better, while 21% disagree of it.

Keywords: reading, descriptive text, mind mapping

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan


pemahaman reading siswa SMP Negeri 13 Banjarmasin terhadap teks deskriptif dengan
penerapan model pembelajaran mind mapping didalam kegiatan belajar mengajar didalam
kelas. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 30 siswa sebagai partisipan dan dilakukan
dalam dua siklus. Data penelitian diperoleh dari observasi, tes hasil belajar dan respon siswa
yang kemudian dianalisa secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan adanya
peningkatan kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan hasil tes dari tahap observasi awal,
yakni 58,81, setelah penerapan model mind mapping, hasil tes siswa naik menjadi 61,81
pada siklus 1 tindakan 1, sedangkan pada siklus 1 tindakan 2 naik menjadi 67,98, dan
menjadi 73,54 pada siklus II tindakan 1. Respon siswa menunjukkan bahwa 79% responden
setuju dan 21% tidak setuju bahwa model min mapping membantu mereka memahami
materi pelajaran lebih baik

Kata Kunci: membaca, mind mapping, teks deskriptif

PENDAHULUAN Membaca merupakan sebuah proses


Dalam proses belajar mengajar, ketika si pembaca belajar sesuatu dari apa
khususnya pembelajaran bahasa Inggris di yang mereka baca and terlibat didalamnya
kelas, siswa tidak hanya mempelajari satu dalam konteks akademis sebagai bagian dari
keterampilan berbahasa saja, melainkan empat pendidikan (Grabe, 2009:5). Dalam proses
keterampilan berbahasa yang saling terkait pembelajaran didalam kelas, guru lebih
antara satu dengan yang lainnya dan harus cenderung menggunakan buku atau teks
dikuasai oleh siswa. Keterampilan- sebagai media untuk menyampaikan materi
keterampilan tersebut adalah keterampilan yang diajarkan. Terlebih lagi lagi, guru
menyimak (listening), keterampilan membaca meminta siswa untuk membaca teks ataupun
(reading), keterampilan berbicara (speaking) buku tersebut untuk memperoleh informasi
dan keterampilan menulis (writing). agar mereka dapat memahami materi atau isi
dari buku atau teks tersebut.

158
IRMA PUSPARINI│ MENINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS ...

Pada proses pembelajaran membaca kemampuan mereka dalam menjawab


(reading), guru dihadapkan pada sebuah tugas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dan tanggung jawab untuk dapat membuat dengan teks deskriptif, meskipun pemberian
siswa mengerti dan memahami tentang apa strategi scanning dan skimming telah diberikan
dan bagaimana isi atau tujuan dari sebuah teks kepada siswa.
bacaan. Hal ini bukanlah sesuatu yang dapat Penelitian ini bertujuan untuk
dikatakan mudah dikarenakan beberapa faktor meningkatkan kemampuan pemahaman
yang mempengaruhi penguasaan siswa, antara reading siswa SMP Negeri 13 Banjarmasin
lain: jenis-jenis teks yang berbeda dan terhadap teks deskriptif. Masalah rendahnya
metode/strategi dalam mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami teks
keterampilan membaca itu sendiri. Di antara deskriptif diatasi dengan menggunakan model
beberapa metode yang dikenal dalam pembelajaran mind mapping. Beberapa
pembelajaran keterampilan membaca adalah penelitian yang menghubungkan mind
scanning dan skimming. mapping dan penggunaannya didalam proses
Pada kenyataan di lapangan, pemberian pembelajaran didalam kelas, antara lain
metode scanning ataupun skimming kadang dilakukan oleh Wirda, Sulaiman dan
tidak memberikan hasil seperti yang Wahyudin (2014). Penelitian mereka
diharapkan oleh guru. Hal ini terlihat ketika menunjukkan bahwa penggunaan model mind
siswa dihadapkan pada teks-teks bacaan yang mapping dapat meningkatkan kemampuan dan
berbeda. Selain harus mampu untuk pemahaman siswa terhadap kemampuan
mengidentifikasi jenis teks bacaan, siswa juga membaca siswa kelas 2 menjadi lebih baik.
diharapkan dapat mengidentifikasi isi dan Kenaikan kemampuan dan pemahaman siswa
makna dari teks bacaan tersebut. Hal ini diikuti oleh minat siswa yang semakin naik
bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam terhadap pelajaran yang diberikan.
memahami apa yang menjadi pesan atau
informasi dari teks bacaan tersebut. METODE PENELITIAN
Permasalahan dalam konteks membaca Untuk mengatasi permasalahan yang telah
yang muncul pada saat proses pembelajaran dirumuskan di atas, ada beberapa faktor yang
Bahasa Inggris yang terjadi di SMP Negeri 13 perlu diselidiki, yaitu faktor siswa, faktor guru,
Banjarmasin bersumber dari 3 faktor yakni dan faktor sumber belajar. Faktor siswa; untuk
siswa, materi dan guru itu sendiri. Namun menyelidiki sejauh mana siswa dapat
yang terpenting adalah adanya strategi atau meningkatkan pemahaman terhadap
model pembelajaran yang digunakan oleh guru keterampilan membaca, khususnya teks
dalam menghubungkan antara pengetahuan deskriptif dengan menerapkan model
yang sudah dimiliki oleh siswa dan pembelajaran mind mapping. Faktor guru;
menghubungkannya dengan yang akan untuk melihat bagaimana peran guru dalam
dipelajari dari teks bacaan tersebut. mempersiapkan materi, mempresentasikan
Dalam proses pembelajaran bahasa materi dan menerapkan teknik pembelajaran
Inggris di SMP Negeri 13 Banjarmasin, yang akan diterapkan dalam kegiatan
sebagian besar siswa, khususnya kelas VII E, pembelajaran keterampilan membaca (teks
masih mempunyai masalah dalam memahami deskriptif). Selanjutnya, faktor sumber belajar;
isi dari sebuah teks bacaan, khususnya teks untuk melihat bagaimana penggunaan buku
deskriptif. Ketika dihadapkan pada sebuah teks pelajaran dengan bahan ajar lainnya. Apakah
deskriptif, masih banyak siswa tidak mampu sesuai dengan pesan kurikulum dan konsep
memahami isi teks deskriptif tersebut. Tentu materi yang akan disampaikan serta tujuan
saja hal ini akan berpengaruh pada pembelajaran yang ingin dicapai.
159
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

Partisipan penelitian melibatkan 30 siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang


kelas VII E SMP Negeri 13 Banjarmasin yang telah dilaksanakan.
terdiri atas 17 siswa perempuan dan 13 siswa Refleksi (Reflection)
laki-laki. Lokasi penelitian adalah SMP Negeri Hasil yang diperoleh dalam tahap
13 Banjarmasin. observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tahap ini. Dari hasil tersebut, guru akan
dalam dua siklus Setiap siklus akan dilakukan merefleksikan dirinya dengan melihat data
dalam dua kali pertemuan tatap muka, hasil observasi; apakah kegiatan yang telah
sehingga untuk dua siklus terdapat empat kali dilakukan dapat meningkatkan pemahaman
pertemuan. Setiap siklus diakhiri dengan siswa tentang teks deskriptif. Hasil analisis
observasi dan evaluasi untuk mengetahui data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
keberhasilan proses pembelajaran yang dipergunakan sebagai acuan untuk
dilanjutkan dengan refleksi. Model melaksanakan siklus berikutnya.
pembelajaran yang dipilih untuk meningkatkan Instrumen penelitian ini terdiri atas;
kemampuan dan pemahaman siswa terhadap lembar observasi yang digunakan untuk
teks deskriptif adalah dengan penerapan mind mengetahui aktifitas siswa ketika proses
mapping. belajar mengajar dalam kelas, tes hasil belajar
Penelitian akan dilakukan dengan langkah- untuk mengukur kemampuan siswa menyerap
langkah sebagai berikut: materi pelajaran, serta angket respon untuk
Perencanaan (planning) mengetahui respon siswa terhadap
Kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran teks deskriptif menggunakan
tahap perencanaan meliputi: (a) membuat teknik mind mapping.
skenario pembelajaran dengan menggunakan Pengamatan proses kegiatan belajar
model pembelajaran mind mapping, (b) mengajar dilakukan menggunakan instrumen
menyusun lembar observasi untuk melihat observasi dengan dibantu oleh seorang
respon siswa terhadap proses pembelajaran observer dari teman sejawat yang mengetahui
dengan menggunakan model pembelajaran cara mengajar materi teks deskriptif dengan
mind mapping, dan (c) merancang instrumen- menggunakan teknik mind mapping.
instrumen evaluasi untuk mengetahui aktivitas Sumber data dalam penelitian ini adalah
guru dan siswa dan mengukur kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 13 Banjarmasin
siswa terhadap pemahaman mereka tentang yang seluruhnya berjumlah 30 orang. Jenis
teks deskriptif. data yaitu aktifitas siswa dan data hasil belajar
Pelaksanaan Tindakan siswa. Kemampuan siswa dapat dilihat dari
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini hasil evaluasi yang dilakukan dan observasi
adalah melaksanakan skenario pembelajaran kegiatan, yaitu kemajuan dari hasil hasil
dengan menerapkan teknik mind mapping observasi dan evaluasi mengenai pemahaman
sesuai perencanaan sebelumnya, yaitu dengan siswa akan teks deskriptif dengan
melakukan kegiatan: (a) pemberian konsep membandingkan dengan hasil yang diperoleh
mind mapping, (b) Pemberian tugas (teks dari setiap siklus pembelajaran. Pada observasi
deskriptif) sesuai dengan konsep mind awal dilakukan observasi terhadap data
mapping yang telah diberikan, dan (c) kemampuan membaca siswa mereka pada teks
melakukan evaluasi. deskriptif.
Observasi dan Evaluasi Data yang terkumpul akan dianalisis
Observasi dan evaluasi dilakukan selama secara deskriptif-kualitatif. Indikator
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan Keberhasilan Tindakan adalah terjadinya
lembar observasi yang telah dibuat serta peningkatan kemampuan siswa kelas VII E
160
IRMA PUSPARINI│ MENINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS ...

SMP Negeri 13 Banjarmasin dalam pengalaman siswa yang telah dimiliki


memahami teks deskriptif setelah sebelumnya yang berkaitan dengan materi
menggunakan teknik mind mapping. yang akan diberikan. Guru memberikan materi
Kemampuan siswa dikatakan meningkat yang harus dipahami oleh siswa, dan
apabila secara perorangan telah mencapai nilai kemudian menugaskan mereka untuk
70 dan secara klasikal telah mencapai nilai mendapatkan informasi yang diminta. Siswa
rata-rata 70. Pada tahap refleksi dilakukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
pengkajian data yang didapat oleh peneliti dan berhubungan dengan teks deskriptif yang
observer, serta membandingkannya dengna diberikan oleh guru secara lisan. Hasil dari tes
pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan lisan ini selanjutnya akan dianalisis untuk
teori tertentu dan selanjutnya ditarik mengetahui tingkat pemahaman siswa
kesimpulan. Bila pada tindakan pertama dan mengenai teks deskriptif. Pada tahap ini guru
kedua pada siklus satu belum mencapai hasil belum mempergunakan teknik mind mapping
yang diharapkan, maka selanjutnya akan materi.
dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Pada kegiatan inti, siswa diberikan sebuah
teks deskriptif dimana siswa harus memahami
HASIL DAN PEMBAHASAN isi dari teks deskriptif tersebut. kemudian
Refleksi Tahap Observasi siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-
Hasil penelitian pada tahap observasi pertanyaan mengenai teks deskriptif tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas secera tertulis. Hasil dari pekerjaaan mereka
VII E SMP Negeri 13 Banjarmasin dalam akan dikumpulkan dan digunakan sebagai
memahami teks bacaan masih berada di bawah salah satu bahan evaluasi.
rata-rata. Ketuntasan hanya berada pada level Setelah kegiatan inti selesai, guru akan
36,67% (11 siswa), sementara 63,33% (19 melakukan evaluasi terhadap kerja siswa
siswa) masih belum tuntas. Ketuntasan berdasarkan lembar penilaian siswa dan guru.
klasikal juga belum tercapai. Perbandingan Kemudian guru dan siswa bersama-sama
siswa tuntas dan tidak tuntas pada tahap membuat kesimpulan tentang bagaimana
observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: caranya untuk memahami teks deskriptif
20 dengan menggunakan teknik mind mapping
19 agar siswa lebih memahami tentang informasi
15 yang ada didalam teks deskriptif tersebut. Dari
hasil kerja siswa berupa jawaban-jawaban atas
10
11 pertanyaan tentang isi teks deskriptif, guru
5 dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan
proses belajar mengajar yang baru diselesaikan.
0
Pembelajaran materi teks deskriptif
Tuntas Tidak Tuntas
menggunakan teknik mind mapping baru
Gambar 1. Perbandingan Tingkat Ketuntasan dilaksanakan pada tindakan kedua dalam satu
Siswa pada Tahap Observasi kali tatap muka. Kegiatan pembelajaran
Berdasarkan data rendahnya kemampuan dimulai dengan mengadakan apersepsi dengan
siswa pada tahap observasi maka direncanakan menanyakan hal-hal yang berkaitan atau
pembelajaran tindakan 1 siklus 1 dengan berhubungan dengan teks yang akan dibaca
langkah-langkah sebagai berikut. oleh siswa.
Pelaksanaan Tindakan Siswa menuliskan jawaban mereka di
Pada tindakan 1 siklus 1 kegiatan awal papan tulis dengan menggunakan teknik mind
pembelajaran dimulai dengan menggali mapping. Apabila jawaban dianggap terlalu
161
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

menyimpang dari apa yang diharapkan oleh belum tercapai. Terlihat adanya peningkatan
guru, maka guru dapat mengarahkan siswa siswa dalam memahami teks deskriptif yang
ataupun memberikan feedback sehingga siswa ditandai dengan naiknya jumlah siswa yang
dapat memberikan respon seperti yang tuntas.
diharapkan ole siswa. Refleksi Tindakan 2 Siklus 1
Setelah semua jawaban siswa dianggap Kemampuan siswa memahami teks
memadai untuk membuat hubungan antara berbentuk deskriptif dengan menggunakan
pengetahuan yang dimiliki siswa dengan apa teknik mind mapping belum menunjukkan
yang akan dibaca oleh siswa, siswa diminta peningkatan yang lebih baik dibandingkan
sekali lagi untuk melihat apa yang telah dengan tindakan 1.
mereka jawab dan telah dituliskan dalam
20
bentuk mind mapping. Selanjutnya siswa 20
diberikan tugas untuk membaca teks deskriptif 15
yang diberikan secara individu. Kegiatan ini
dipantau oleh observer. 10
10
Siswa ditugaskan menjawab pertanyaan
5
mengenai teks deskriptif yang diberikan secara
individu. Apabila siswa mengalami kesulitan 0
memahami isi teks bacaan, maka guru dapat Tuntas Tidak Tuntas
membantu siswa tersebut dengan
Gambar 3. Perbandingan Tingkat Ketuntasan
mengingatkan kembali apa saja yang telah
Siswa Setelah Tindakan 2 Siklus 1
dilakukan dan dituliskan pada saat
menggunakan teknik mind mapping dalam Hasil tes individu menunjukkan bahwa
memahami teks bacaan. Untuk mengetahui yang tuntas hanya mencapai 66,67%, dan nilai
sejauh mana kemampuan siswa dalam rata-rata kelas hanya 67,98 yang berarti
memahami teks bacaan deskriptif dengan ketuntasan klasikal juga belum tercapai.
menggunakan teknik mind mapping, guru Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
memberikan evaluasi berdasarkan penilaian evaluasi dan observasi pada siklus I tindakan 1
guru pada lembar penilaian. dan 2, dapat ditarik kesimpulan sementara
Refleksi Tindakan 1 Siklus 1 bahwa belum ada peningkatan signifikan
terhadap pemahaman siswa terhadap teks
20 deskriptif dengan metode mind mapping.
15 Siswa nampaknya belum terbiasa
16 menggunakan metode ini untuk. Padahal mind
14
10 mapping dapat digunakan sebagai pengganti
cara mencatat secara tradisional dan
5
mengoptimalkan penggunaan representasi dari
0 kata dan gambar untuk menggantikan
Tuntas Tidak Tuntas informasi yang diperoleh (Buzan, 2006). Mind
mapping juga dapat digunakan untuk
Gambar 2. Perbandingan Tingkat Ketuntasan
Siswa Setelah Tindakan 1 Siklus 1 meringkas informasi, mengkonsolidasi
informasi dari berbagai sumber, berpikir
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tentang masalah kompleks serta cara
ketuntasan belajar individu meningkat menjadi penyampaian struktur subjek secara
53,33% (16 siswa) sementara 46,67% (14 keseluruhan.
siswa) masih belum. Ketuntasan klasikal

162
IRMA PUSPARINI│ MENINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS ...

Masih rendahnya tingkat hasil belajar dari tahap observasi sampai dengan Tindakan
siswa pada siklus 1 menunjukkan agar 1 Siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 5.
bimbingan guru terhadap siswa pada saat
memahami isi teks bacaan harus lebih 30
ditingkatkan pada siklus 2agar pemahaman 25
siswa jadi lebih baik. Untuk itu kegiatan 20
25
belajar harus dibuat lebih nyaman dan 15
menyenangkan siswa. Ini sesuai dengan 10
pendapat Weaver (2009) bahwa membaca 5
5
merupakan sebuah proses yang sangat 0
ditentukan oleh otak dan emosi dari si Tuntas Tidak Tuntas
pembaca itu sendiri, pengetahuan atau Gambar 4. Perbandingan Tingkat Ketuntasan
informasi (kesalahan informasi ataupun Siswa Setelah Tindakan 1 Siklus 2
ketiadaan informasi), strategi memproses teks,
moods, rasa takut, kesenangan – semuanya. Hasil penelitian ini relevan dengan
Kesemuanya tersebut membuat si pembaca penelitian yang dilakukan oleh Suryani,
dapat memahami dengan baik apa yg ditulis Sauqani, dan Meutia (2017) yang
oleh sipenulis. Pada saat membaca pembaca menyimpulkan bahwa penggunaan model
akan menggunakan otak, emosi, dan mind mapping efektif untuk membantu siswa
keyakinan untuk memahami isi bacaan. dalam meningkatkan kemampuan reading
Aktivitas dan respon siswa terhadap comprehension mereka dalam pembelajaran
pembelajaran siklus 1 masih menghadapi didalam kelas.
kendala, yakni: Demikian pula penelitian yang dilakukan
1. Pada kegiatan awal menerapkan teknik oleh Bahrunsyah, et al (2013) juga
mind mapping, siswa belum terlalu aktif menunjukkan bahwa teknik atau model mind
bertanya sehingga guru masih banyak mapping mampu membantu siswa
memberikan penjelasan. meningkatkan kemampuan dan pemahaman
2. Didalam mengerjakan tugas, siswa masih mereka terhadap teks deskriptif.
terpengaruh dengan teman karena merasa Penggunaan warna, symbol dan gambar
tidak mampu/mengerti apa yang saat membuat mind map membuat siswa
ditanyakan dalam teks. tertarik untuk mempelajari dan mempermudah
3. Siswa masih belum terbiasa menggunakan siswa menghubungkan antar konsep sehingga
mind mapping sehingga belum dapat meningkatkan pemahaman (Buzan, 2006).
menggunakannya secara maksimal. Pada saat yang bersamaan cara mencatat
Oleh karena itu tindakan 2 siklus 1 akan seperti ini membuat siswa jadi lebih kreatif
diperbaiki dengan memotivasi siswa untuk dan imajinatif (Bahrunsyah, et al, 2013)
banyak bertanya dan meningkatkan Refleksi Aktifitas Siswa
intensitas bimbingan pada saat siswa Ada beberapa hal yang perlu dicatat
memahami teks bacaan. mengenai aktifitas siswa selama proses
Refleksi Tindakan 1 Siklus 2 pembelajaran mind mapping dilakukan dalam
Terlihat adanya peningkatan pada kelas, yakni:
pemahaman siswa, dimana ketuntasan sudah 1. Guru lebih banyak berperan sebagai
mencapai 83,33% dan ketuntasan klasikal juga fasilitator didalam proses pembelajaran
terpenuhi dengan nilai rata-rata 73,54. didalam kelas.
Keseluruhan perbandingan ketuntasan siswa

163
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

30

25
25
20
20
19
15 16
14
10 11
10
5
5
0
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Tahap Observasi Tindakan 1 Siklus 1 Tindakan 1 Siklus 1 Tindakan 1 Siklus 1

Gambar 5. Perbandingan Tingkat Ketuntasan Siswa

2. Mind mapping mampu membuat Secara sederhana, daya ingat terkait


pemahaman siswa terhadap materi (teks dengan persepsi dan perhatian yang diberikan
deskriptif) menjadi lebih baik. oleh siswa (attention) dan proses berpikir atau
3. Kemampuan siswa untuk dapat memahami mereka (reasoning). Informasi
memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diterima oleh siswa akan dikaitkan dan
atau pendapat temannya harus lebih saling terhubung dengan informasi
dikembangkan dengan cara memberikan sebelumnya telah diketahui atau dialami.
kesempatan sebanyak mungkin kepada Dengan kata lain, secara alamiah siswa akan
mereka untuk terus berlatih memberikan memilih informasi apa yang disukainya untuk
tanggapan atau pendapatnya. diingat dan informasi apa yang tidak ingin
Meningkatnya pemahaman materi siswa disimpan. Proses memanggil kembali
juga diakibatkan siswa lebih termotivasi dalam informasi ini bergantung pada asosisasi yang
belajar setelah menggunakan mind mapping. dibentuk. Pada teknik ini, siswa akan mencatat
Ini serupa dengan penelitian Jones et al. (2012) dengan menggunakan kata kunci (keyword)
yang mengujicobakan 3 macam mind mapping, dan gambar (jika diperlukan). Perpaduan dua
yaitu mind map yang dibuat secara individu di hal tersebut akan membentuk sebuah asosiasi
dalam kelas, mind map yang dibuat secara dikepala siswa, dan ketika siswa melihat
individu di rumah, dan mind map yang dibuat gambar tersebut maka akan terjelaskanlah apa
bersama-sama dengan siswa lain. Ketiganya yang diwakili oleh kata kunci dan gambar tadi.
sama-sama mampu meningkatkan motivasi Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
belajar siswa meskipun dibuat dengan cara dalam mind mapping, siswa cukup menuliskan
yang berbeda. Meningkatnya pemahaman kata kunci yang mewakili dan gambar yang
karena penggunaan mind mapping ini paling sesuai dengan asosiasi dan preferensi
dijelaskan oleh Buzan (2006) sebagai akibat siswa. Berbeda dengan catatan konvensional
dari penggunaan simbol dan desain saat yang dilukis dalam bentuk daftar panjang
membuat mind mapping membuat pengguna kebawah, maka mind mapping akan mengajak
akan mampu menciptakan hubungan visual siswa untuk dapat dan mampu membayangkan
antar ide sehingga juga akan membantu suatu subjek sebagai satu kesatuan yang saling
ingatan dan pemahaman. berhubungan.

164
IRMA PUSPARINI│ MENINGKATKAN PEMAHAMAN TEKS ...

PENUTUP Compehension through Mind Mapping.


Simpulan Prosiding Seminar Nasional Multi
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, Disiplin (SEMDI) Unaya, 1(1), 315-
dapat diperoleh simpulan bahwa penerapan 318.
teknik mind mapping dapat meningkatkan Wirda, Hanafie, S., Wahyudin. (2014). Using
kemampuan dan pemahaman siswa dalam Mind Mapping Technique to Improve
keterampilan membaca, khususnya teks Reading Comprehension of The
Second Year Student. e-Journal of
deskriptif pada siswa kelas VII E SMP Negeri
English Language Teaching Society
13 Banjarmasin. Hasil respon siswa terhadap
(ELTS), 2(3), 1-14.
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
secara keseluruhan disukai siswa, yaitu sebesar Weaver, C. (2009). Reading Process: Brief
Edition of Reeading Process
80%.
and Practice. Ohio: Miami University,
Saran Oxford.
Penggunaan metode atau teknik dalam
proses pembelajaran didalam kelas seharusnya
bervariatif dan tidak bersifat monoton
sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa
untuk belajar. Salah satu dari metode tersebut
adalah mind mapping. Dengan menggunakan
mind mapping, siswa belajar tidak hanya
untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman mereka tetapi juga mind mapping
dapat digunakan untuk kehidupan mereka
sehari-hari.

DAFTAR RUJUKAN
Bahrunsyah, C., Simanjuntak, E. G.,
Kadaryanto, B. (2013). The Use of
Mind Mapping Technique to Increase
Students’ Reading Comprehension In
Descriptive Text. Unila Journal of
English Teaching, 2(7), 1-11.
Buzan, T. (2006). Buku Pintar Mind Map.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Grabe, W. (2009) .Reading in a Second
Language (Moving from Theory to
Practice). New York: Cambridge
University Press.
Jones, B. D., Ruff, C., Snyder, J. D., Petrich,
B., Koonce, C. (2012). The Effects of
Mind Mapping Activities on Students'
Motivation. International Journal for
the Scholarship of Teaching and
Learning, 6(1), 1-21
Suryani, Syauqi, M., Meutia, P. D. (2017).
Improving Students’ Reading
165

Anda mungkin juga menyukai