ASKEP ANAK DENGAN ENSEFALITIS Rep
ASKEP ANAK DENGAN ENSEFALITIS Rep
I. Pengertian
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang
disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non
purulent.
Penyebab Ensefalitis:
Penyebab terbanyak : adalah virus
Sering : - Herpes simplex
- Arbo virus
Jarang : - Entero virus
- Mumps
- Adeno virus
Post Infeksi : - Measles
- Influenza
- Varisella
Post Vaksinasi : - Pertusis
Ensefalitis virus:
Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus
Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus
denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes
Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.
Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 – 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta
terhadap diri sendiri) dan egoistik.
Tugas utama anak : Latihan kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa meniru
dan mengulang kata sederhana,hubungan interrpersonal anak sangat
terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan anak lain.
III. PENGKAJIAN
1. Identitas
Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok
umur.
2. Keluhan utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran
menurun.
3. Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah
,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit
kepala.
4. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang
lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes,
penyakit infeksi pada hidung,telinga dan
tenggorokan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh virus contoh : Herpes dll. Bakteri
contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus , E ,
Coli ,dll.
6. Imunisasi
Kapan terakhir diberi imunisasi DTP
Karena ensefalitis dapat terjadi post imunisasi
pertusis.
IV. POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
a. Kebiasaan
sumber air yang dipergunakan dari PAM atau
sumur ,kebiasaan buang air besar di
WC,lingkungan penduduk yang berdesaan
(daerah kumuh)
b. Status Ekonomi
Biasanya menyerang klien dengan status
ekonomi rendah.
3. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan Defekasi sehari-hari
Biasanya pada klien Ensefalitis karena klien tidak
dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi
obstivasi.
b. Kebiasaan BAK sehari-hari
Biasanya pada klien Ensefalitis kebiasaan miksi
normal frekuensi normal.
Jika kebutuhan cairan terpenuhi.
Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka
produksi irine akan menurun ,konsentrasi urine
pekat.
5. Pola Aktivitas
a Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi
gangguan karena klien Ensefalitis mengalami
kelemahan penurunan kesadaran.
b Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi
kelemahan maka latihan gerak dilakukan latihan
positif.
Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi
otot pada klien gizi buruk maka dilakukan latihan
pasif sesuai ROM
DIAGNOSA KEPERAWATAN I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Tujuan:
- tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
- Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen
Intervensi
1. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau
pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung.
R/. menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol penyebaran
Sumber infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi
saluran nafas atas.
2. Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan
Meningkosamia .
3. Berikan antibiotika sesuai indikasi
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum
Tujuan :
- Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :
- Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
Intervensi :
1. Berikan pengamanan pada klien dengan memberi bantalan,penghalang tempat
tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap
bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak
Tergigit.
Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.
2. Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
R/. Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
3. Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.
4. Abservasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Tujuan :
- Tidak terjadi kontraktur
Ktiteria hasil :
- Tidak terjadi kekakuan sendi
- Dapat menggerakkan anggota tubuh
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : .An.A
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tgl.lahir : Lamongan, 4 Desember 1999
Umur : 18 Bulan
Anak ke : I (Pertama)
Nama ayah : Tn.T
Nama Ibu : Ny. U
Pendidikan ayah : SMP
Pendidikan ibu : SMP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Geger Turi,Lamongan
MRS : 10 Juli 2001
Diagnosa medis : Encephalitis
Sumber informasi : ayah, Ibu dan status rekam medis klien
II.Riwayat Keperawatan
1.Keluhan Utama : Kejang-kejang
2.Riwayat penyakit sekarang :
Anak demam (suhu 40oC) disertai muntah-muntah sering,2 hari
sebelumnya di-rawat rumah sakit Muhamadiyah Lamongan,selama
dirumah sakit Muhamadi-yah anak mengalami kejang sebanyak 5
kali dengan lama kejang ± 10 menit setiap kali kejang serta mata
melihat terus keatas,kedua telapak kaki kaku setalah kejang, anak
tidak sadarkan diri selama 4 hari dirawat diRS.Muhamadiyah panas
terus tinggi (> 38oC) selama 7 hari kemudian berangsur turun, anak
kemudian dirujuk keRSDS setelah dirawat selama 14 hari di
RS.Muhamadiyah,lamongan.
3.Riwayat penyakit dahulu :
Anak sudah 4 kali sebelum dirawat diRS dengan keluhan muntah-
muntah disertai badan panas. Sejak umur 1 bulan anak sering sakit
flu/batuk dan pilek juga sering muntah
4.Riwayat penyakit keluarga :
Tak ada keluarga yang menderita sakit paru,jantung,hipertensi,DM
atau seperti yang dialami klien.
5.Riwayat kehamilan :
Kehamilan/prenatal :
Ibu tidak prnah sakit selama kehamilan,kontrol teratur kePuskesmas
serta men-dapat vitamin,tidak menggunakan obat-obatan dan jamu.
Kelahiran/Natal :
Kehmilan 9 bulan/aterm,BB= 3 kg,lahir spontan ditolong oleh bidan
dipoliklinik RS,langsung menangis.
Pasca kelahiran/post natal :
ASI terus diberikan didampingi PASI sampai sebelum anak sakit.anak
diasuh oleh ayah dan ibunya, anak sering sakit flu,pilek dan batuk.
6.Luka operasi : Tidak ada
7.Alergi : Tidak ada
8.Tumbuh kembang :
Pertumbuhan :
LK= 45 cm,LD= 50 cm,LLA= 18 cm(kiri),BB= 10 kg,TB= 82 cm
Perkembangan :
Sebelum sakit anak dapat bermain dan berjalan,berbicara
memanggil,meminta sesuatu pada orang tua,BAB/BAK bilang
9 Imunisasi : Lengkap
- Kontraktur
- Resiko Trauma
Data Obyektif :
- Terpasang Sonde Asupan Nutrisi per-oral kurang
- Diet 3x100 cc tim
sonde
- Susu Dancow 6x100cc Nutrisi kurang
Data Subyektif:
Ibu klien mengatakan Daya Tahan Terhadap Infeksi Resiko Gannguan Integritas
anaknya tidak bisa menurun Kulit
menggerakkan seluruh
tubuhnya
Mudah Infeksi
Tujuan :
Tidak terjadi kontraktur (2minggu)
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi kotraktur
- Klien dapat menggerakkan anggota gerak
Intervensi :
1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya
spastik dan terjadinya kekakuan sendi
R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan
mau mambantu rencana tindakan yang akan diberikan
2. Lakukan latihan pasif secara bertahap mulai dari ujung jari secara
bertahap.
R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktur.
3. Lakukan perubahan posisi setiap 2jam
R/ Dengan melakukan perubahan posisi di harapkan melatih otot-
otot.
Intervensi
1.Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi, pentingnya nutrisi bagi tubuh dan
cara mengatasinya
R/ Dengan diberi penjelasan keluarga diharapkan mengerti,dapat
mendukung program perawatan yang diberikan
2.Berikan makan personde
3x100cc tim sonde
1x100cc juice buah
5x100cc susu dancow dengan rincian :
Jam 0800 tim sonde 100cc
Jam 1000 juice buah 100cc
Jam 1200 tim sonde 100cc
Jam 1500 susu 100cc
Jam 1800 tim sonde 100cc
Jam 2000 susu 100cc
Jam 2300 susu 100cc
Jam 0200 susu 100cc
Jam 0600 susu 100cc
R/ Dengan diberi makanan pen sonde diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi