LP, Renpra, SP Waham
LP, Renpra, SP Waham
Tanda dan gejala klien dengan waham yaitu menolak makan, tidak ada perhartian
merawat diri, ekspresi sedih/gembira/takut, gerakan tiidak terkontrol, mudah
tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan, menghindari orang lain,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara
berlebihan.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan proses pikir: Waham
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Harga diri rendah
VI. Referensi
Keliat, B.A., Akemat., Helena, N., Nurhaeni. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (Basic Nurse). Jakarta: EGC.
Stuart, G.W., Sundeen, S.J. (1998)> Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC
.
TUK 2: Klien menceritakan ide-ide dan 2.1.1. Bantu klien untuk mengungkapkan Mengidentifikasi hubungan klien
Klien dapat perasaan yang muncul secara perasaan dan pikirannya dengan lingkungan sekitar.
mengidentifikasi berulang dalam perasaannya - Diskusikan pengalaman yang
perasaan yang dialami selama ini termasuk
muncul secara hubungan dengan orang yang
berulang dalam berarti, lingkungan dan kerja.
pikiran klien -
- Dengarkan pernyataan klien Menunjukkan perhatian.
dengan empati tanpa
mendukung atau menentang
waham. Menunjukkan kepedulian
- Katakan perawat dapat
memahami apa yang diceritakan
klien.
TUK 3: 3.1. Dapat menyebutkan kejadian- 3.1.1. Bantu klien untuk Mengidentifikasi stresor waham.
Klien dapat kejadian sesuai urutan waktu mengidentifikasi kebutuhan yang
mengidentifikasi serta harapan atau kebutuhan tidak terpenuhi serta faktor
stressor atau dasar yang tidak terpenuhi. pencetus waham.
pencetus 3.2. Dapat menyebutkan hubungan - Diskusikan tentang kejadian
wahamnya antara kejadian traumatis atau traumatik yang menimbulkan
kebutuhan tidak terpenuhi rasa takut, ansietas maupun
dengan wahamnya. perasaan tidak dihargai. Mengidentifikasi kebtuhan/harapan yg
- Diskusikan kebutuhan atau blm terpenuhi.
harapan yang belum terpenuhi.
- Diskusikan cara mengatasi Klien bisa koping terhadap
kebutuhan yang tidak tepenuhi
.
STRATEGI PELAKSANAAN
WAHAM
A. Kondisi Klien :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan. Takut, kadang panik.
Tidak tepat menilai lingkungan / realitas. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
C. Tujuan
- Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
- Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
- Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
D. Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam
rangka membina hubungan saling percaya adalah:
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
- Bantu orientasi realita
Tidak mendukung atau membantah waham pasien
Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien
Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
.
E. Strategi Tindakan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung, saya
mahasiswa keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang akan praktek di
ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya
yang akan merawat Bapak pagi ini.”
“Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?”
Kerja:
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang…., tapi yang Bapak rasakan tidak
dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri abang sendiri?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan
kalau di rumah terus ya”
.
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudak 15 menit, apakah Bapak mau kita berbincang-bincang lagi atau
sampai disini saja?”
“Jadi Bapak, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Bapak rasakan, Bapak
ingin seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat”
“Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Bapak?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”
Kerja :
“Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley seperti
itu lho Pak”
“Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu
mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”
“Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali sehari/seminggu Bapak
mau bermain volley?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain volley?”
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini atau mau
dilanjutkan?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan
Bapak?”
“Setelah ini coba Bapak lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus Bapak minum, setuju?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan
tentang obat yang Bapak minum?”
Kerja :
“Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat diminum?”
“Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya
abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar
nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Bapak tidak menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 30 menit, apakah percakapan ini mau kita akhiri atau lanjut?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang B minum?
Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak? Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat
makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Pak!”
.
“Pak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi”
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta