Anda di halaman 1dari 3

A.

PEMBAHASAAN
Dari hasil uji yang telah dilakukan mendapatkan hasil waktu alir 0,86 detik
sehingga dapat disimpulkan tidak memenuhi syarat karena syarat laju alir yang baik yaitu
10 gram/detik atau 100 gram/10 detik. Waktu alir merupakan waktu yang dibutuhkan
sejumlah granul untuk mengalir melewati corong, yang dinyatakan sebagai banyaknya
serbuk yang mengalir tiap satuan waktu (Banker and Anderson, 1986). Sifat aliran
dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran vartikel dan kohesivitas antarpartikel. Granul
yang baik ialah granul yang dapat mengalir bebas sehingga dapat kemudian dikempa
menjadi sediaan tablet. Semakin kecil konsentrasi bahan pengikat, maka ukuran,
viskositas, dan massa jenis semakin kecil, sehingga meningkatkan gaya kohesi antar
partikel granul atau serbuk. Gaya kohesi yang tinggi menyebabkan granul sulit mengalir
bebas. Massa jenis yang kecil berarti bobot molekul juga kecil, menyebabkan kurangnya
pengaruh gaya gravitasi pada massa tersebut, karena gaya kohesivitas lebuh tinggi dari
gaya gravitasi sehingga granul tidak dapat mengalir bebas (Anshory et al, 2007).
Kompresibilitas merupakan kemampuan granul untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan tertentu, kompresibilitas digunakan untuk menentukan sifat alir. Semakin
besar nilai kompresibilitas menunjukkan granul memiliki sifat alir yang kurang baik.
Syarat kompresibilitas yang baik yaitu kurang dari 20%. Adapun kriteria kompresibilitas
menuru Farmakope Edisi IV tahun 1995 :
% kompresibilitas Kategori
5 – 12 Istimewa
12 – 16 Baik
18 – 21 Sedang
23 – 35 Kurang baik
33 – 38 Sangan buruk
>40 Sangat-sangat buruk

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap granul parasetamol dengan berat 10 gram
dengan 50 kali ketukan menunjukkan hasil 3% yang dapat dikatakan bahwa uji
kompresibilitasnya memenuhi syarat.
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat
kedalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat pengting artinya bagi ketersediaan suatu
obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut kedalam media pelarut sebelum
diserap kedalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi
padat, seperti kapsul, tablet atau salep (Ansel, 1985).

Pada pengujian kali ini yaitu tentang uji kelembaban granul dimana granul yang sudah di
dilakukan pengovenan di amati dan di timbang,sesuai hasil dari pengamatan didapat bahwa
granul kami menjadi kental atau mencair,tidak berbentuk granul seperti sebelum pengovenan, hal
tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain formula sediaan, setelah dilakukan
pengovenan granul tersebut tidak bisa mempertahankan bentuknya, melainkan granul tersebut
berubah menjadi mencair dan kental, dengan demikian perlu dilakukan perombakan pada
preformulasi untuk memperbaiki hasil dari uji kelembaban. Adapun syarat kandungan lembab
granul adalah 2-5% (wiliam and allen 2007).

Uji kerapuhan (friabilitas) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur


ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator prinsipnya yaitu menetapkan bobot yang hilang
dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waku tetentu, selama proses
kerapuhan alat diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit waktu yang digunakan 4 menit.

Tablet yang diuji sebanyak 20 tablet yang sudah dibersihkan dan timbang dengan
sesama,tablet tersebut dimasukan kedalam friabilator diputar sebanyak 100 kali putaran. Setelah
selesai keluarkan tablet dari alat bersihkan debu dan timbang lagi secara sesama, lalu dihitung
persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan.

Hasil dari uji friabilitas yang didapat dianggap baik karena kerapuhan tidak lebih dari 1
% . uji kerapuhan ini berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada
permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan maka semakin besar massa tablet
yang hilang.

Pada pengujian bobot jenis nyata dilakukan untuk menjamin aliran granul yang baik.
Bobot jenis nyata merupakan bobot sampel dibagi dengan volume sampel, termasuk didalamnya
ruang antar partikel dan ruang intra partikel. Didapatkan hasil pada uji bobot jenis nyata 0,45
g/ml. Pengujian bobot jenis nyata berpengaruh terhadap laju alir serbuk, dimana semakin besar
nilai BJ nyata maka laju alir semakin baik. Nilai BJ nyata berbanding lurus dengan massa
partikel, semakin besar ukuran partikel maka akan meningkatkan massa sehingga nilai BJ nyata
menjadi lebih besar. Ketika ukuran partikel semakin besar maka laju alir akan meningkat karena
berkurangnya gaya kohesi antar partikel.

Setelah dilakukan evaluasi granul meliputi BJ mampat dan didapatkan hasilnya


ditentukan perbandingan Haussner. Berdasarkan literatur apabila perbandingan mendekati 1 atau
lebih dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa serbuk mempunyai sifat yang baik untuk dijadikan
tablet. Pada pengujian ini perbandingan Haussner adalah 0,46 berdasarkan dari data tersebut
granul yang dibuat mempunyai sifat yang baik untuk dijadikan tablet.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, H., et al.2007. Jurnal Ilmiah Farmasi. Formulasi tablet effervescent dari Ekstrak
Gingseng Jawa (Talinum paniculatum) dengan Variasi Kadar Pemanis Aspartam. Vol. 4,
No.1.

Ansel, H.C., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 112-155, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Edisi Keempat, UI Press, Jakarta.

Banker, G. S. and Anderson, N. R. 1986. Tablet in the Theory and Practice of Industrial
Pharmacy by Lachman, L., et al 3rd edition. Philadelphia: Lea and Ferbinger.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771, 1000.

Anda mungkin juga menyukai