Anda di halaman 1dari 21

BATUAN METAMORF

Disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Geologi Teknik


Dosen pengampuh : Dr. Indriati Martha Patuti S.T., M.Eng.

OLEH
KELOMPOK II
IRFANDI SOAMOLE
APRISUL HIDAYANA KAMARUDDIN
FITRI RAMADANI SULILA
INTAN NIA CAHAYA SARI MOKOAGOW
YULIANI ALIMUDIN DAUD

KELAS B
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1-TEKNIK SIPIL
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “BATUAN
METAMORF”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Pengantar Geologi Teknik. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu atau membimbing
kami dalam penyusunan makalaah ini.

Kami mengharapkan semoga makalah kami ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada
khususnya. Dan kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Gorontalo. 4 Februari 2019

Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Metamorf

2.2. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf

2.3. Ciri – Ciri dan Karakteristik Batuan Metamorf

2.4. Jenis – Jenis Batuan Metamorf

2.5. Mineral Penyusun Batuan Metamorf

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah


bentuk.Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan
temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma.
Namun saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan
tersebut berubah menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis.


Proses metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur
asal batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini
terjadi dalam solid state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian,
penting diingat bahwa fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam
proses metamorfosis.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

 Apa yang dimaksud dengan batuan metamorf?


 Bagaimanakah proses terbentuknya batuan metamorf?
 Bagaimanakah ciri – ciri dan karakteristik batuan metamorf?
 Apa sajakah jenis – jenis batuan metamorf?
 Apa sajakah mineral penyusun batuan metamorf?
1.3. Tujuan

Tujuan pembentukan makalaha ini adalah :

 Untung mengetahui apa itu batuan sedimen


 Untuk dapat mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen
 Untuk dapat mengetahui ciri – ciri dan karakteristik batuan metamorf
 Untuk dapat mengetahui jenis – jenis batuan sedimen
 Untuk dapat mengetahui mineral penyusun batuan sedimen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang
telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang
berarti "perubahan bentuk". Batuan asal atau protolith yang dikenai panas (lebih besar
dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500 bar), akan mengalami perubahan fisika
dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau
batuan metamorf lain yang lebih tua.

Batuan metamorf membentuk bagian yang cukup besar dari kerak bumi dan
diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain juga oleh susunan mineral dan susunan
kimianya (fasies metamorfik). Batuan jenis ini dapat terbentuk secara mudah akibat
berada dalam kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar dari
lapisan batuan di atasnya. Mereka dapat terbentuk dari proses tektonik seperti
tabrakan benua, yang menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Mereka
juga terbentuk ketika batuan terpanaskan oleh intrusi dari batuan cair dan panas yang
disebut magma dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf ( yang sekarang
tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan informasi
tentang suhu dan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang besar dalam kerak bumi.

2.2. Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Proses yang terjadi saat pembentukan batuan metamorf disebabkan oleh


beberapa faktor. Seperti perubahan tekanan, aktivitas kimia, dan temperatur batu
induknya. Di bawah ini dijelaskan mengenai faktor yang berpengaruh saat proses
pembentukan batuan malihan atau metamorf.

1) Perubahan Tekanan

Tekanan (pressure) adalah faktor yang berfungsi mengontrol proses


pembentukan batuan ini. Perubahan tekanan semakin tinggi bisa
menyebabkan rekristalisasi (pengkristalan ulang) pada mineral dalam
kandungan batuan induk sebelumnya. Tekanan yang terjadi kurang lebih
antara 1 – 10.000 bar (Jackson).

Perubahan tekanan ini juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Pada


umumnya, pengaruh utama berasal dari aktivitas tektonik dan vulkanik bumi.
Penumpukan endapan dari batuan – batuan juga dapat menyebabkan tekanan
berubah – ubah.

2) Aktivitas Kimia

Aktivitas kimia berpengaruh dalam pembentukan batuan malihan, yaitu


mengubah dan merekristalisasi batuan induk sebelumnya yang tidak perlu
melewati fase cair. Tempetur saat aktivitas kimia berlangsung sekitar 350˚C
sampai 1200˚C. Sedangkan tekanan yang terbentuk ada diantara 1 – 10.000
bar (Jackson).

Bentuk dari aktivitas kimia yang sering dijumpai adalah fluida dan gas
pada jaringan batuan induk. Aktivitas kimia berperan untuk mengubah
komposisi kimia dan mineral dalam batuan metamorf. Fluida yang mudah
ditemukan yaitu karbondioksida, asam hidroklorik, air, dan hidroflorik. Pada
umumnya zat kimia tersebut berguna sebagai katalis dalam reaksi kimia.
3) Perubahan Temperatur

Temperatur yang berubah bisa diakibatkan karena perubahan gradient


geothermal atau dapat disebut dengan intrusi magma. Selain hal tersebut,
gesekan antar massa batuan menyebabkan temperatur mudah berubah dan
akan berujung saat proses metamorfisme berlangsung.

Perubahan temperatur dapat terjadi dalam suhu sekitar 350-1.200˚C.


Suhu atau temperatur berfungsi sebagai pengontrol saat proses pembentukan
batuan berlangsung agar tidak memasuki fase cair terlebih dahulu. Sehingga
proses metamorfisme berjalan lancar dan menghasilkan batuan yang
sempurna.

2.3. Ciri – Ciri dan Karakterisitik Batuan Metamorf

1) Warna Batuan Metamorf

Warna batuan metamorf sangat bervariasi, tergantung kepada batuan


sebelumnya serta penyebab perubahannya, berdasarkan warnanya ada
beberapa batuan metamorf, yaitu :

 Kwarsa, berwarna putih jernih atau putih susu, tidak memiliki belahan.
 Mika, memiliki belahan, apabila berwarna puti diberi nama muskovit,
bila berwarna hitam diberi nama biotit.
 Feldspar, memiliki belahan dengan ciri tertentu, bila belahannya tegak
lurus dan berwarna merah daging disebut ortoklas, sedangkan bila
belahannya seperti kristal kembar berwarna putih atau abu-abu disebut
plagioklas.
2) Tekstur Batuan Metamorf

Penilaian tekstur batuan metamorf berhubungan dengan ukuran, bentuk,


dan susunan butir mineral batuan tersebut. Tekstur umum yang paling sering
dijumpai adalah :

 Kristaloblastik, mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi,


kemudian terjadi lagi proses kristalisasi ketika menjadi batuan
metamorf.
 Relik (sisa), tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur
batuan asalnya.

3) Struktur Batuan Metamorf


 BerFoliasi, Foliasi adalah lapisan-lapisan pada batuan metamorf yang
berbentuk seperti belahan. Merupakan penjajaran dari komposisi
mineralnya.
 Non-Foliasi, merupakan batuan metamorf yang tidak memiliki
lapisan-lapisan sehingga tidak terlihat penjajaran mineral-mineral
penyusun batuan tersebut.

4) Komposisi Mineral Pembentuk Batuan Metamorf

Mineral pembentuk batuan metamorf disebut mineral metamorfik.


Mineral ini hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa
mineral yang pasti terlibat dalam proses metamorfisme disebut mineral
indeks, antara lain termasuk silimanit, kyanit, stauroli, andalusi, dan beberapa
garnet. Mineral lainnya yang dapat ditemukan dalam batuan metamorf tetapi
belum tentu terlibat dalam proses metamorfisme adalah olivin, piroksen,
amphibol, mika, dan kwarsa.
5) Bentuk Kristal Batuan Metamorf
 Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh
bidang kristal yang ideal (tegas, jelas teratur).
 Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
begitu jelas, sebagian teratur, sebagian tidak.
 Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
teratur.

2.4. Jenis – Jenis Batuan Metamorf

Batuan Malihan atau Metamorf dapat dibedakan menjadi 3 jenis dalam proses
pembentukannya yang menyebabkan batuan ini terbentuk menjadi beraneka macam.
Berikut ini adalah tiga jenis batuan metamorf berdasarkan proses terbentuknya :

1) Batuan Metamorf Kontak

Batuan Malihan/Metamorf kontak atau thermal adalah batuan metamorf


yang terbentuk karena adanya sebuah peningkatan suhu atau pemanasan dan
perubahan kimia yang terjadi karena intrusi magma.

Contoh : Batu marmer yang terbentuk dari batu gamping atau batu kapur.

2) Batuan Metamorf Dinamo

Batuan Metamorf dinamo adalah suatu batuan yang terbentuk karena


terdapat tekanan yang cukup besar disertai dengan pemanasan serta tumbukan.
Tekanan tersebut bisa berasal dari lapisan bertumpuk yang terdapat di atas
batu dalam jangka waktu yang lama.
Contoh : Batu Sabak yang diketahui berasal dari tanah liat. Kemudian
Batubara yang terbentuk dari sisa-sisa jasad hewan serta tumbuhan di daerah
rawa.

3) Batuan Metamorf Thermal-Pneumatolik

Batuan Metamorf thermal-pneumatolik yaitu suatu batuan yang


terbentuk karena terdapat zat-zat tertentu memasuki batuan yang pada saat itu
sedang mengalami sebuah proses metamorfosis batuan.

Contoh : Batu Topaz, Zamrud dan Permata

Macam Contoh Batuan Metamorf

1) Batu Sabak (Slate)

Batu Sabak (Slate)Batu sabak memiliki warna hijau dan hitam. Batu ini
bisa dipecah-pecah menjadi beberapa lempeng tipis. Batu sabah dapat
digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan kerajinan yang berestetika
tinggi.

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone

Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite


Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)

Derajat metamorfisme : Rendah

Ukuran butir : Very fine grained

Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah

Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2) Batu Marmer (Marble)

Batu Marmer (Marble)Batu marmer bisa juga disebut batu pualam. Batu
ini berasal dari batu gamping atau batu kampur namun memiliki warna
berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan berbagai tekstur
terkandung dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi
sebagai bahan utama pembuatan ubin.

Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone

Komposisi : Kalsit atau Dolomit

Struktur : Non foliasi

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ukuran butir : Medium – Coarse Grained


Warna : Bervariasi

Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil,
bereaksi dengan HCl.

3) Batu Ganes (Gneiss)

Batu Ganes (Gneiss)Biasanya batu ganes memiliki warna putih dengan


sedikit campuran abu-abu. Ditemukan juga goresan yang terdiri dari beberapa
mineral yang mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan batu ganes
adalah untuk bahan kerajinan.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

Struktur : Foliated (Gneissic)

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ukuran butir : Medium – Coarse grained

Warna : Abu-abu

Ciri khas : Kuarsa dan feldspar tampak berselang-seling dengan lapisan tipis
kaya amphibole serta mika.
4) Batu Kuarsit (Quartzite)

Batu Kuarsit (Quartzite)Batu Kuarsit adalah batuan pasir yang berubah


karena terkena suhu tinggi. Batu ini berwarna coklat, merah, abu-abu, dan
kekuningan pada umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk bahan kerajinan
dan material konstruksi jalan raya.

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)

Komposisi : Kuarsa

Struktur : Non foliasi

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ukuran butir : Medium coarse

Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

5) Batu Sekis (Schist)

Batu Sekis (Schist)Warna batu sekis adalah ungu, hijau, dan hitam.
Batu sekis biasanya memiliki mineral yang terpisah dan berubah menjadi
berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu sekis dapat
digunakan untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam
industri elektronika.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt

Komposisi : Mika, grafit, hornblende

Struktur : Foliated (Schistose)

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ukuran butir : Fine – Medium Coarse

Warna : Hitam, hijau, ungu

Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal


garnet

6) Batu Milonit (Mylonite)

Batu Milonit (Mylonite)Batu milonit memiliki bentuk yang terdiri atas


butir - butir halus, berwarna abu-abu, biru, coklat, kehitaman, dan bisa
dibelah. Batu ini bermanfaat sebagai bahan kerajinan yang bernilai seni tinggi.
Asal : Metamorfisme dinamik

Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Struktur : Non foliasi

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ukuran butir : Fine grained

Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ciri khas : Dapat dibelah-belah

7) Batu Tanduk (Hornfels)

Batu Tanduk (Hornfels)Batu Tanduk terbentuk ketika shale dan


claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, batu ini
terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone

Komposisi : Kuarsa, mika

Struktur : Non foliasi

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ukuran butir : Fine grained

Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

8) Batu Filit (Phyllite)

Batu Filit (Phyllite)Batu Filit adalah batuan metamorf yang umumnya


tersusun atas sericite mica, kuarsa dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses
metamorfosisme dari Slate.
Asal : Metamorfisme Shale

Komposisi : Mika, kuarsa

Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)

Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate

Ukuran butir : Halus

Warna : Merah, kehijauan

Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

9) Serpentinit (Serpentinite)

Serpentinit (Serpentinite)Serpentinit adalah batuan yang terdiri atas satu


atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi merupakan proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit
silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air
menjadi serpentinit.
Asal : Batuan beku basa

Komposisi : Serpentine

Struktur : Non foliasi

Ukuran butir : Medium grained

Warna : Hijau terang / gelap

Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

1. Filonit

Gambar 1.1 Bat filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate.
Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip
dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit
dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan
filosilikat (klorit atau mika)

Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone


Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi

2.5. Mineral Penyusun Batuan Metamorf

1. Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal
yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman.Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
2. Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan
merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya
berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu
terang.Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
3. Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium.Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-
orthite.
4. Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase
feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium
dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
5. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi,
dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air
(H2O).
6. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan
belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih
transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat
dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.

Anda mungkin juga menyukai