Anda di halaman 1dari 20

KEWIRAUSAHAAN

(ABKC 5605)
“Rabuk Ikan Haruan”

Dosen Pembimbing :

Monry Fraick N.G.R, M.Pd


Rizky Febriyani, M.Pd

Oleh :
Kelompok IX
Ilfa Najmiati 1610129320005

Nandha Rahmasari 1610129220008

Sri Agustini 1610129320015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
A. Ikan gabus (Ophiochepalus striatus ) ...................................................................... 4
B. Preferensi Konsumen .............................................................................................. 5
C. Strategi Produksi ..................................................................................................... 7
D. Strategi Pemasaran .................................................................................................. 8
E. Pendekatan Strategi Pemasaran ............................................................................... 9
F. Bauran Pemasaran ................................................................................................. 11
BAB III.............................................................................................................................. 15
PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Kewrirausahaan
dengan membahas sebuah ide kewirausahaan yaitu Rabuk Ikan Haruan. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan pertimbangan nilai.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapakan kritik serta sara yang membangun, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi lebih baik lagi. Sekian dan terima kasih.

Banjarmasin, 25 September 2019

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sber daya alam khususnya dalam bidang
pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan, sehingga memiliki banyak potensi
dan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan hasil alam yang dapat
meningkatkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya yaitu dengan
membuat suatu usaha kecil yang bisa menyokong kehidupan masyarakat agar tidak
bergantung pada bantuan pemerintah dan mengurangi jumlah pengangguran di
Indonesia. Perkembangan usaha kecil saat ini sangat penting karena dapat mendorong
kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi, di tambah lagi untuk mendapatkan pekerjaan
sangat kecil, sehingga memicu masyarakat berfikir kreatif untuk mendapatkan
penghasilan dalam memenuhi kebutuhannya.

Usaha kecil yang telah dibuat bergerak di bidang kuliner yang bahan dasarnya dari ikan
gabus atau dikenal ikan haruan. Ikan gabus di pilih menjadi salah satu usaha karena
melihat kenyataan yang ada, ikan gabus banyak di minati oleh masyarakat khususnya
di Kalimantan Selatan kota Banjarmasin. Hal ini sesuai dengan pendapat Arief (2004)
bahwa peningkatan pertumbuhan budidaya air tawar didasarkan pada potensi
sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia, salah satu komoditas air tawar yang
memiliki potensi untuk dikembangkan adalah ikan gabus. Hal ini didasarkan ikan gabus
memiliki tingkat perimintaan yang cukup tinggi yaitu sekitar ± 500.000 ekor/minggu.
Selain itu ikan ikan memiliki banyak manfaat yang dapat membantu pertumbuhan
tubuh manusia, sehingga dapat menjadi peluang untuk dikembangkan.

Ikan haruan atau ikan gabus adalah ikan yang banyak dijumpai di Indonesia khususnya
di Banjarmasin. Di Banjarmasin ikan haruan sudah banyak dikenal oleh orang-orang
tua terdahulu dan digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka khitan, luka
sehabis melahirkan, luka bakar, dan luka-luka lainnya, karena ikan haruan banyak
mengandung gizi dan protein albumin, yaitu jenis protein yang mempercepat
penyembuhan luka. Selain itu zat gizi yang terkandung dalam ikan haruan diperlukan
untuk memperkuat imunitas (sistem kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang
penyakit.

1
Konsumsi ikan haruan sebanyak 2 kg per hari dalam waktu 8 hari bisa meningkatkan
kadar albumin agar mencapai standar ideal yakni 3,5-5 g/dl. Cara lainnya adalah dengan
membuat ikan haruan menjadi abon haruan. Tetapi cara ini selain lama, juga bagi
kebanyakan orang sangat ribet dan susah. Lantas abon haruan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat juga dapat dimanfaatkan sebagai lauk untuk makan.

Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau dipisahkan dari seratnya.
Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-
3707-1995 disebutkan abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat
dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres.

Abon sebenarnya merupakan produk daging awet yang sudah lama dikenal masyarakat.
Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000) menunjukan bahwa abon merupakan produk
nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan ringan atau lauk yang siap
saji. Produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat umum sejak dulu. Abon dibuat dari
daging yang diolah sedemikian rupa sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan
gurih. Pada umumnya daging yang digunakan dalam pembuatan abon yaitu daging sapi
atau kerbau (Suryani et al, 2007).

Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi bumbu,
diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai
bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya simpan yang relatif lama.
Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang diberi
bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan.\

Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan
mempunyai daya simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982) menyatakan,
abon ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, melalui
kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan cara
menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap daging
ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari daging ternak, abon ikan cocok
dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.

Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas
dan umumnya abon diolah dari daging sapi. Selain daging sapi, ikan juga dapat

2
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan abon. Abon ikan adalah produk olahan
hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, melalui kombinasi dari proses
penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan cara menggoreng, serta penambahan
bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap daging ikan. Seperti halnya produk abon
yang terbuat dari daging ternak, abon ikan cocok pula dikonsumsi sebagai pelengkap
makan roti ataupun sebagai lauk-pauk.Salah satu jenis ikan yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan abon adalah ikan haruan atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan
gabus.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana preferensi konsumen abon ikan gabus?
2. Strategi apa yang baik digunakan dalam mengembangkan bisnis abon ikan gabus ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui preferensi konsumen abon ikan gabus?
2. Untuk Mengetahui apa yang baik digunakan dalam mengembangkan bisnis abon ikan
gabus ?

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ikan gabus (Ophiochepalus striatus )
Ikan gabus merupakan ikan karnivora yang suka memakan hewan lain yang lebih
kecil. Protein ikan gabus segar mencapai 25,1%sedangkan 6,224% dari protein tersebut
berupa albumin. Jumlah ini sangat tinggi dibandingkan sumber protein hewani lainnya.
Albumin merupakan jenis protein yang paling banyak dalam plasma darah yang
mencapai 60% dan bersinergi dengan mineral 0,001741% Zn yang dapat mempercepat
penyembuhan luka. Ikan gabus juga mengandung mineral lain seperti besi, kalsium dan
posfor. Selain itu kadar lemak ikan gabus lebih rendah dibandingkan dengan jenis ikan
lain seperti ikan tongkol memiliki 24,4% dan lele 11,2% lemak (Suprayitno, 2006).
Kandungan albumin dalam ikan gabus umumnya lebih tinggi dari ikan tawar
lainnya, bahkan tidak dimiliki pada ikan lainnya seperti ikan lele, ikan gurami, ikan
nila, ikan mas, dan sebagainya. Menurut (Suprayitno et,al, 2008), bahwa kandungan
asam amino essensial dan non essensial pada ikan gabus memiliki kualitas yang jauh
lebih baik dari albumin telur. Albumin merupakan protein yang mudah rusak oleh
panas. Albumin termasuk dalam golongan protein globuler yang umumnya berbentuk
bulat atau ellips dan terdiri dari rantai polipeptida yang berlipat. Protein umumnya
memiliki sifat dapat larut dalam air, larut dalam asam dan basa dan dalam etanol.
Albumin juga mempunyai sifat dapat dikoagulasi dengan pemanasan. Rentang suhu
pada saat terjadi denaturasi dan koagulasi protein sekitar 550C-750C. Jika protein
mengalami denaturasi tidak ada ikatan kovalen pada rantai polipeptida yang rusak
namun pada aktivitas biologi hampir semua protein rusak sehingga menyebabkan daya
kelarutannya berkurang.
Penurunan kadar protein diakibatkan adanya flokuasi yaitu penggumpalan dari
partikel yang tidak stabil menjadi partikel yang diendapkan. Flokuasi merupakan tahap
awal denaturasi. Pemanasan menyebabkan protein terdenaturasi. Pada saat pemanasan,
panas akan menembus daging dan menurunkan sifat fungsional protein. Menurut
penelitian (Rizkha, 2009) , bahwa pengeringan pada suhu 450C menghasilkan kadar
albumin sebesar 21,08%. Klasifikasi ilmiah ikan gabus, menurut (Anonim, 2012)
adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata

4
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perceformes
Famili : Channidae
Genus : Ophiocephalus
Spesies : Ophiocephalus striatus
Ada beberapa jenis gabus salah satunya Ophiocephalus striatus/Channa striata
merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif
kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus.
Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1
meter dengan berat 5 kg. Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng
mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas
kepala. Tubuh berbentuk bulat giling memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo.
Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari
kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah
tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata). Warna ini sering kali
menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Umumnya ikan memiliki bau amis, hal ini disebabkan karena pada bagian otot ikan
terbuat dari jenis protein yang berbeda dengan daging sapi dan ayam. Bau amis ikan
berasal dari hasil penguraian (dekomposisi), terutama amonia, berbagai senyawa
belerang dan bahan kimia bernama amina yang berasal dari penguraian asam-asam
amino.
Pada ikan juga terkandung senyawa-senyawa yang mengandung sulfur, aldehid,
keton dan alkohol yang tergolong komponen yang bersifat volatil sebagai komponen
pembentuk flavour (Anonim, 2013). Bentuk ikan gabus dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 1. Ikan gabus (Ophiochepalus striatus)


B. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferansi konsumen
5
menunjukan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi
digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Dalam konsep
penetapan pilihan tersebut, para ahli mengasumsikan bahwa dari berbagai macam
produk yang ada, konsumen akan memilih produk yang diminati, dapat
memaksimumkan kepuasannya, dan tentunya mempunyai karakteristik yang sesuai
dengan penilaian, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, karakteristik
produk tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen (Kotler, 2000).
Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi alternatif dalam proses
keputusan pembelian, dimana dalam tahap tersebut konsumen dihadapkan dengan
berbagai macam pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu
pilihan yang diambil dan dipilih konsumen dari berbagai macam pilihan yang tersedia
(Schiffman dan Kanuk, 2008:181). Dengan memahami preferensi konsumen,
perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi konsumen
dan menjadikan strategi differensiasi sebuah perusahaan tersebut dengan pesaingnya,
Menurut Kotler dan Keller (2007:296) ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai
konsumen membentuk preferensi :
1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut.
Konsumen yang berbeda memiliki atribut yang berbeda mengenai suatu produk
yang relevan.
2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda
dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya
besar akan mementingkan atribut harga yang paling utama.
3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada
setiap atribut.
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut.
5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui
prosedur evaluasi.
Analisis preferensi konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui
apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan
kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itusendiri. Dengan

6
menggunakan analisis preferensi ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik
produk seperti apa yang paling penting atau yang paling disukai (Oktaviani, 2013).
C. Strategi Produksi
Strategi produksi digunakan untuk mengatur kapan harus produksi kapan stop
produksi. Tanpa adanya sebuah strategi produksi, tentunya akan berakibat fatal bagi
industri itu sendiri. Jika Strategi Produksi yang di gunakan tidak tepat, maka
pengiriman hasil produksi dari sebuah industri akan terlambat (istilah dalam dunia
industri adalah DELAY). Dengan adanya keterlambatan dalam produksi dapat
membuat berkurangnya kepercayaan dari pelanggan (customer). Strategi Produksi
dalam dunia industri sudah banyak diterapkan hampir di semua industri yang ada. Ada
beberapa istilah Strategi produksi dalam dunia industri diantaranya :
1. Flowshop, yaitu adalah proses penentuan urutan pekerjaan yang memiliki lintasan
produk yang sama. Pada pola flowshop, operasi dari suatu job hanya dapat
bergerak satu arah, yaitu dari proses awal di mesin awal sampai proses akhir di
mesin akhir dan jumlah tahapan proses umumnya sama dengan jumlah jenis mesin
yang digunakan.
2. Batch Production, adalah proses produksi yang tidak berlangsung secara kontinu.
Proses produksi secara partaian pada umumnya dilakukan oleh industri proses
kimia dengan skala produksi kecil atau menengah dan industri manufaktur. Contoh
dari industri yang umumnya melakukan proses produksi secara partaian adalah
industri manufaktur seperti industri sepatu dan industri proses kimia seperti industri
farmasi, tinta, cat, dan perekat. Proses produksi secara partaian lebih tidak efisien
karena pada setiap akhir proses produksi partaian, peralatan proses harus
dihentikan, dikonfigurasi ulang, dan dilakukan pengecekan terhadap kualitas
produk sebelum partai selanjutnya diproduksi. Hal ini menyebabkan adanya waktu
jeda antar proses produksi. Cara ini cocok untuk produksi musiman.
3. Job Shop, adalah proses produksi berbagai jenis barang yang berbeda dengan
volume produksi yang rendah (beberapa unit saja) untuk tiap-tiap jenis barang.
Produksi ini memerlukan peralatan yang sangat fleksibel serta tenaga kerja dengan
kemampuan tingkat tinggi. Biasanya berproduksi berdasarkan pesanan.
4. Make To Stock adalah pola produksi yang bertujuan untuk disimpan. Untuk
mengantisipasi permintaan konsumen, perusahaan memproduksi produk dalam
jumlah yang besar. Strategi yang dilakukan dalam lingkungan manufaktur ini

7
adalah mengusahakan agar jumlah produk yang dihasilkan meningkat jumlahnya
dengan cara melakukan peramalan terhadap permintaan periode kedepan yang
digunakan sebagai perencanaan produksi.
5. Make To Order adalah pola produksi yang dilakukan berdasarkan jumlah pesanan
konsumen dan berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Strategi yang dilakukan
lingkungan produksi ini adalah menepati waktu akan pesanan dari konsumen
(Bakhtiyar, 2014).
D. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan suatu manajemen yang disusun untuk
mempercepat pemecahan persolalan pemasaran dan membuat keputusan-keputusan
yang bersifat strategis. Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada
saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang
memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya
memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu
pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Dalam konteks
penyusunan strategi, pemasaran memiliki 2 dimensi, yaitu dimensi saat ini dan dimensi
yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara
perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi masa yang akan datang
mencakup hubungan dimasa yang akan datang yang diharapkan akan dapat terjalin dan
program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Kotler, 2004; 92).
Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen
untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran, strategi
pemasaran mengandung keputusan dasar tentang pemasaran, bauran pemasaran, bauran
pemasaran dan alokasi pemasaran. (Kotler, 2004; 92).
Dari pengertian di atas struktur manajemen pemasaran strategis menggambarkan
masukan yang digunakan perusahaan untuk dapat mengidentifikasi dan memilih
strategi. Masukan tersebut diperoleh melalui analisis lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Kekuatan-kekuatan lingkungan makro yang utama meliputi
:demografi, teknologi, politik, hukum dan sosial budaya yang mempengaruhi bisnis.
Disamping itu perlu selalu memonitor pelaku-pelaku lingkungan mikro yang utama
yaitu : pelanggan pesaing, saluran distribusi, pemasok, pendatang baru dan produk
pengganti yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dipasar sasaran.

8
Menurut Fandy Tjiptono (2000; 6-7) Dalam Strategi pemasaran terdiri atas lima
elemen-elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah:
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan
pada faktor-faktor berikut ini.
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat
diproteksi dan didominasi;
b. Keterbatasan sumbar daya internal yang mendorong perlunya pemusatan
(fokus) yang sempit ;
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-aud-error di dalam
menanggapi peluang dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang
terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian
memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.
2. Perencanaan produk, meliputi spesifik yang terjual, pembentukan lini produk dan
desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri
menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan
pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk,
ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan teknis yang
disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara
pembeli dan penjual;
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan;
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk
hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya;
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing dan publick relations.
E. Pendekatan Strategi Pemasaran
Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan
analistis. Pendekatan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap
perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-
faktor berikut ini (Fandy, 2000;7)
1. Faktor lingkungan

9
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan
pemerintah sangat penting untuk mengetahui pangaruh yang ditimbulkannya pada
bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat
inflasi dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan
faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar
perusahaan;
2. Faktor pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangka faktor-
faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend
dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar
yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang
belum terpenuhi.
3. Faktor persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa
pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka,
kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapaistas produksi
pesaing;
4. Faktor analisis kemampuan internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahan dibandingkan para
pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
tekhnologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan
pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki;
5. Faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat
bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran
distribusi dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat
dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode
survai;
6. Faktor analisis ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap
peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi
terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break even
point), penilaian resiko/laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing.

10
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan
eksternal dan internal perusahaan. Masing-masing faktor lingkungan dapat
menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman bagi pemasaran produk suatu
perusahaan, yaitu terdiri atas: keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi, sosial
budaya, hukum dan peraturan. Sedangkan faktor-faktor internal perusahaan
menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan perusahaan, meliputi keuangan,
produksi, personalia, dan khususnya bidang pemasaran yang terdiri atas produk, harga,
promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik. Analisa tersebut merupakan penilaian
apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan keadaan
saat ini. Hasil penilaian tersebutdigunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah
strategi yang sedang dijalankan perlu diubah, dan untuk menyusun atau menentukan
strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan dating (Fandy, 2000;7).
Strategi pemasaran tidak terlepas dari strategi perusahaan secara keseluruhan.
Strategi perusahaan adalah suatu rencana induk yang merinci pokok-pokok arah usaha
perusahaan dalam mencapai tujuan dan uraian mengenai cara penggunaan sumber daya
untuk memanfaatkan kesempatan dan mengatasi ancaman masa kini maupun masa
datang. Perumusan strategi perusahaan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Titik tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.
b. Mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
c. Dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.

F. Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran,
yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan
penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen
pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel
mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen
dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan
pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi
kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel
marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.

11
Marketing mix secara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang
dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur
harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (William, 2004).
Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau
yang disebut 4P adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
Setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan
share pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk
yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna
dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar. Strateginya adalah menetapkan
cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan
share pasar. Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsure yang
paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lain. Strategi
produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran
produk(Product Mix), merk dagang (Brand), cara pembungkusan atau kemasan
produk (Product Packaging), tigkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan
(services) yang diberikan. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat
mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing
atau mengatasi persaingan.
Pada hakikatnya, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-
mata tapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya. Pada
dasarnya, produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan,
yaitu:
1) Produk inti (Core Product), merupakan inti yang sesungguhnya dari produk
yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli (konsumen) dari produk
tersebut.
2) Produk formal (Formal Product), merupakan bentuk, model, kualitas/mutu,
merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. Produk tambahan
(ougemented product), merupakan tambahan produk formal dengan
berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi),
pelayanan, pemeliharaan, pengangkutan secara cuma-cuma.

12
2. Strategi Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan. Dalam penentuan baik untuk harga jual atau harga beli
pihak bank harus berhati-hati. Sebab, kesalahan dalam penentuan harga akan
menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Dalam menentukan harga harus
dipertimbangkan berbagai hal, misalnya tujuanpenentuan harga yaitu untuk
bertahan hidup ; Untuk memaksimalkan laba.; Untuk memperbesar market share;
Mutu produk dan Karena pesaing. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga yaitu kebutuhan dana ; Persaingan ; Kebijaksanaan pemerintah; Target laba
yang diinginkan ; Jangka waktu ; Kualitas jaminan; Reputasi perusahaan; Produk
yang kompetiti f; Hubungan baik
3. Strategi Penyaluran / Distribusi
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang
pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran
merupakan kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen atau si pemakai
pada waktu yang tepat. Yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah lembaga-
lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai
ke konsumen. Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan menjadi:
1) Saluran langsung: Produsen → konsumen.
2) Saluran tidak langsung: Produsen → Pengecer → Konsumen Produsen →
Pedagang besar / menengah → Pengecer → Konsumen Produsen → Pedagang
besar → Pedagang menengah → Pengecer → Konsumen.
4. Strategi Promosi
Promosi merupakan salah satu konsep dari Marketing Mix, promosi lebih
kepada menawarkan access/channel kepada pembeli. Bagaimanapembeli/nasabah
bisa mendapatkan informasi yang lebih baik, bagaimana bank mengedukasi calon
nasabah, maka promosi adalah salah satu medium yang tepat! Kegiatan promosi
yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan konsep Mix Promotion, yang
terdiri dari:
1) Advertensi, yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi dan gagasan, barang,
atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifatmassif dan
nonpersonal.

13
2) Personal Selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan
dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat
terealisasinya penjualan.
3) Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling,
advertising and publicity. Yang merajuk konsumen untuk membeli seperti
exhibition, roadshow, and all things about selling yang tidak dilakukan secara
teratur atau continue.
4) Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara
massif seperti layanan masyarakat, berderma dan kegiatan sosial lainnya yang
menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers! Karena sifatnya yang
accessible, maka promosi memerlukan Channel untuk mempromosikan
produk suatu bank. Misalnya saat ini dengan adanya internet, channel begitu
mudah diciptakan seperti bank muamalat yang menerbitkan kartu shar-e, yang
bisa diakses lewat www.share.com. Secara konservatif, bank bisa
menyalurkan promosinya melalui agent individu (personal channel) maupun
saluran nonpersonal (nonpersonal channel).

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikan hauran atau biasa disebut gabus dapat dikembangkan menjadi rabuk atau
abon karena ikan ini memiliki kualitas yang bagus dibadningkan ikan air tawar yang
lain misalnya saja ikan lele. Untuk menemukan ikan ini pun gampang sehingga
memiliki keuntungan yang bagus apabila dijadikan rabuk. Dalam pengembangannya
diperlukan beberapa strategi seperti strategi dalam memproduksi, strategi dalam
memasarkannya, strategi bentuk produknya, strategi dalam penyaluran produk, serta
strategi dalam promosi produk sehingga usaha ini dapat berkembang dan menghasilkan
produk yang bagus serta konsumen juga akan tertarik terhadap produk yang ditawarkan.

B. Saran
Dalam pembuatan rabuk ikan gabus sebaiknya menggunakan ikan yang memiiki
kualitas yang bagus. Sedangkan dalam proses produksinya dalam digunakan
pendekatan yang sekiranya cocok. Untuk pemasarannya sendiri dapat dipilih strategi
apa yang cocok dalam promosinya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Klasifikasi Ikan Gabus. http://www.wikipedia.org.com. Akses Tanggal 24
September 2019. Banjarmasin.
Anonim. 2013. Bau Amis pada Ikan. http:// www. chem- is- try. org/ tanya_pakar/mengapa-
ikan- menebarkan-bau-amis/. Akses Tanggal 24 September 2019. Banjarmasin.
Anwar, Dwi Oktaviani dan Dr. Masodah. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel
Pemoderasi, Jurnal Universitas Gunadarma.
Bakhtiyar, Bsierad. 2014. Strategi Produksi Dalam Dunia Industri. https://bsierad.com/stra
tegi-produksi-dalam-dunia-industri/. Diakses Pada Tanggal 24 September 2019.
Banjarmasin.
Fandy, Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa, Edisi Kedua. Yogyakarta
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid I, Edisi Kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
Kotler. 2004. Manajemen Pemasaran, Edisi keduabelas Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks
Kotler, Philip dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas. Jakarta:
PT. Indeks.
Rizkha. 2009. Pengaruh Suhu Pengeringan Oven terhadap Kualitas Serbuk Ikan Gabus. Jurnal
Penelitian Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya.
Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks
Suprayitno. 2006. Potensi serum Albumin dari Ikan Gabus. Jakarta: Kompas.
Suprayitno, et.,al. 2008. Studi Profil Asam Amino Albumin dan Seng pada Ikan Gabus. Skripsi
Fakulatas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.
Karyono dan Wachid. 1982. Petunjuk Praktek Penanganan dan Pengolahan Ikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suryani, et al. 2007. Abos Sebagai Manakan Olahan Yang di Beri Bumbu. Surabaya.

16

Anda mungkin juga menyukai