Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

KONSOLIDASI
(CONSOLIDATION)

4.1 PENDAHULUAN
Bila tanah jenuh dibebani, maka seluruh beban/tegangan tersebut mula-mula
akan ditahan oleh masa air yang terperangkap dalam ruang pori tanah. Hal ini
terjadi karena air bersifat tidak mudah dimampatkan (incompresible), sebaliknya
struktur butiran tanah bersifat dapat dimampatkan (compresible). Tegangan air
yang timbul akibat pembebanan disebut tegangan air pori lebih (excess pore
pressure), dan jika tegangan ini lebih besar dari tegangan hidrostatik, maka air
akan mengalir keluar secara perlahan-lahan dari ruang pori tanah. Seiring dengan
keluarnya air, tegangan akibat pembebanan secara berangsur-angsur dialihkan dan
pada akhirnya akan ditahan seluruhnya oleh kerangka butiran tanah. Kejadian
diatas diikuti dengan proses merapatnya butiran-butiran tanah tersebut satu sama
lain, yang mengakibatkan terjadinya perubahan volume (deformasi), yang
besarnya kurang lebih sama dengan volume air yang keluar.

Dengan demikian, peristiwa konsolidasi dapat didefenisikan sebagai proses


mengalirnya air keluar dari ruang pori tanah jenuh dengan kemampuan lolos air
(permeabilitas) rendah, yang menyebabkan terjadinya perubahan volume, sebagai
akibat adanya tegangan vertikal tambahan, yang disebabkan oleh beban luar.

Kecepatan perubahan volume pada proses konsolidasi selain tergantung pada


besar tegangan vertikal tambahan, juga sangat ditentukan oleh kemampuan lolos
air (permeabilitas) tanah. Pada tanah pasir/berpasir yang biasanya mempunyai
koefisien permeabilitas tinggi, waktu yang diperlukan untuk proses konsolidasi
terjadi relatif cepat, sehingga pada umumnya tidak perlu diperhatikan.

Sebaliknya pada tanah-tanah lempung, terutama yang nilai permeabilitasnya


sangat rendah, proses konsolidasi akan berlangsung dalam selang waktu yang
lebih lama, sehingga sangat perlu untuk diperhatikan.

30
Tujuan percobaan ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya penurunan
konsolidasi tanah (rate and magnitude of settlement consolidation) yang ditahan
secara lateral akibat pembebanan dan pengaliran air secara vertikal.

Dimana kecepatan penurunan dinyatakan dalam Koefisien Konsolidasi


(Conso-lidation Coefficient) Cv, sedangkan untuk menggambarkan besarnya
penurunan, digunakan Indeks Pemampatan (Compression Index) Cc.
Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
besaran kecepatan dan penurunan pondasi bangunan yang didirikan diatas tanah
lempung jenuh.

4.2 PENGUJIAN KONSOLIDASI


4.2.1 TUJUAN
Tujuan dari pengujian konsolidasi ialah :
a. Mahasiswa dapat melakukan percobaan konsolidasi satu dimensi dengan
prosedur yang benar.
b. Mahasiswa dapat menggambarkan kurva konsolidasi dari masing-masing
tahap pembebanan, serta menghitung Koefisien Konsolidasi (Cv)
berdasar-kan cara Casagrande dan cara Taylor.
c. Pesera pelatihan dapat menghitung dan menggambarkan kurva hubungan
antara perubahan angka pori terhadap tegangan efektif (P'), dengan skala
semi-log
d. Mahasiswa dapat menggambarkan garis konsolidasi laboratorium dan
lapangan, serta menghitung Indeks Pemampatan tanah (Cc).
e. Mahasiswa dapat menggambarkan dan menetapkan tegangan prakonsoli-
dasi (Pc)

4.2.2 PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk uji Konsolidasi :
a. 1 (satu) unit alat konsolidasi yang terdiri dari :

31
- Sistim pembebanan (loading device), yang dapat menimbulkan beban
vertikal pada benda uji secara konstan dalam waktu yang relatif lama,
dengan ketelitian 1% dari beban total, serta peningkatan beban dapat
dilakukan dalam waktu kurang dari 2 (dua) menit tanpa menimbulkan
efek tumbukan
- Sel konsolidasi (Consolidometer), terdiri dari cincin konsolidasi yang
cukup kaku dan terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, serta
permukaan dinding bagian dalamnya harus licin untuk menghindari efek
gesekan
- Batu berpori dengan diameter yang lebih kecil 0.20mm dari diameter
dalam cincin, serta ukuran bukaan ruang pori yang cukup halus untuk
menjamin agar tanah tidak tertekan masuk kedalam ruang pori pada saat
pembebanan
b. Peralatan untuk membuat benda uji, termasuk cincin untuk mengambil
contoh tanah, pisau/spatula, serta extruder.
c. Arloji pengukur deformasi (extensiometer) dengan ketelitian minimal
0.002mm
d. Timbangan dengan ketelitian 0.01gram.
e. Peralatan yang diperlukan untuk penentuan kadar air.
f. Pengukur waktu (Stopwatch).

4.2.3 BENDA UJI


Dalam menyiapkan bahan pengujian konsolidasi harus melalui beberapa
langkah berikut ini :
a. Membersihkan cincin konsolidasi, mengukur diameter kemudian
menimbang dan mencatat beratnya, menggunakan timbangan dengan
ketelitian 0,1gram
b. Benda uji daat dicetak langsung dari tabung contoh, dengan menggunakan
alat pengeluaran contoh tanah (extruder), dimana diameter luar cincin
konsolidasi harus lebih kecil minimal 6,00mm dari diameter dalam tabung
contoh. Jika benda uji akan diambil dari contoh kubus, hal ini harus

32
dilakukan dengan penekanan secara hati-hati. Cara penumbukkan tidak
dianjurkan, untuk menghindari terganggunya struktur tanah benda uji
c. Kedua bidang permukaan benda uji harus benar-benar rata, dan tegak lurus
terhadap poros cincin konsolidasi
d. Mengukur tinggi dan timbang, serta catat berat benda uji dalam cincin
konsolidasi
e. Mengambil sisa-sisa tanah bekas potongan yang cukup representatif untuk
dihitung kadar airnya. Cari pula berat jenis (Gs), dan Indeks plastisitasnya
(IP = LL-PL).

4.2.4 PROSEDUR PENGUJIAN


Adapun prosedur pengujian konsolidasi adalah :
a. Memasang kertas saring dan batu berpori yang telah dijenuhkan
sebelumnya, pada kedua sisi permukaan benda uji yang telah dipersiapkan
pada langkah penyiapan benda uji diatas, kemudian letakkan kedalam sel
konsolidasi.
b. Memasang alat penumpu diatas batu berpori, sehingga bagian atasnya
menyentuh tepat pada sistim pembeban, kemudian berikan pembebanan
awal (seating pressure) sebesar 0.5kg/cm2, serta atur arloji pengukur
deformasi pada posisi pembacaan awal. Untuk benda uji yang terdiri dari
jenis tanah lempung sangat lunak, beban awal yang diberikan adalah 0,25
kg/cm2 atau kurang.
c. Sebelum dibebani, benda uji dijenuhkan terlebih dahulu dengan mengisikan
air pada sel konsolidasi dan dibiarkan selama 24jam. Jika benda uji berupa
jenis tanah expansif, penambahan air baru dilakukan pada pembacaan 1
(satu) menit setelah pembebanan pertama.
d. Memasang beban pertama sehingga tegangan yang bekerja pada benda uji
sebesar 0.25kg/cm2. Catat perubahan arloji deformasi pada menit-menit ke:
0.25; 1.00; 2.25; 4.00; 6.25; 9.00; 12.25; 16.00; 25.00; 36.00; 49.00; 64.00;
81.00; 100.00. Membaca dihentikan pada saat pembacaan arloji deformasi
telah menunjukkan angka yang tetap, atau dengan perubahan yang relatif

33
sangat kecil, biasanya sekitar 24 jam. Jika memungkinkan sebaiknya
pembacaan dilakukan pula pada jam-jam antara tertentu.
e. Mencatat pembacaan terakhir dari arloji deformasi, dan memberikan beban
berikut-nya dengan rasio peningkatan beban (Load Increment Ratio - LIR) =
1, sebagai contoh bila beban pertama adalah 0.25kg/cm2, maka dengan LIR
= 1, beban kedua adalah 0,50kg/cm2.
f. Mengulangi langkah (d) dan (e) diatas, hingga beban terakhir pada
pengujian menimbulkan tegangan sebesar 16.00kg/cm2. Pemberian beban
maksimum sebetulnya tergantung pada kebutuhan, yaitu sebesar beban yang
diperkira-kan akan bekerja pada lapisan tanah tersebut.
g. Mengurangi beban pada akhir pembebanan maksimum, paling sedikit dalam
2 (dua) tahap, sampai mencapai beban awal. Misalnya jika pembebanan
pertama dan terakhir masing-masing sebesar 0.25kg/cm2 dan 8.00kg/cm2,
maka lakukanlah pengurangan beban mulai dari 8.00kg/cm2 menjadi
4.00kg/cm2, dan kemudian 0.25kg/cm2. Pada setiap tahap pengurangan
beban, membiarkan benda uji berada dibawah tekanan sekurang-kurangnya
selama 5 (lima) jam, kemudian membaca dan mencatat perubahan
(pengembangan) dari arloji deformasi
h. Mengeluarkan benda uji dalam cincin dari sel konsolidasai, menimbang
beratnya, kemudian mengeringkannya di dalam oven, menimbang kembali
beratnya, sekaligus mencari kadar airnya.

34
4.3 PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
4.3.1 Contoh perhitungan
a. Menghitung tinggi butir tanah awal (2Ho):
Ws 40,00
2Ho = = = 8,43 mm
(Gs x A x γw) (2,59 x 19,64 x 1)

b. Menghitung angka pori awa (e0):


2H−2H0 15,716−8,43
e0 = = = 0,864
2H0 8,43

c. Menghitung t90:
√t90 = 30,983
t90 = 302 = 960 detik
d. Menghitung indek pemampatan tanah (Cc):
e1−e2
Cc =
log P2−log P1

35
Tabel 4.1 Hasil pengujian konsolidasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Sukarno-Hatta No. 9, PO.BOX 04 Malang 65141,Telp. (0341) 404420
email : polinemalabmektan@gmail.com
Kelompok :1 Tgl. pengujian : 12/12/2017
Lokasi : Tuban, kec. rengel dsn. Maibit
Titik/Sample : 00.80 - 00.10 m

KONSOLIDASI
(ASTM D2435-80)
Data Pengujian :

Diameter contoh : 5.00 cm Kadar air (ak hir) w : 35.21 %

Luas contoh : 19.64 cm² Berat contoh (ak hir) Wt : 58.01 gram
Berat Jenis Tanah : 2.59 Tinggi butir tanah (awal) 2 Ho : 8.43 mm

Pemberian Pembacaan Perbedaan Perubahan Tinggi Angka Pori T90 Koefisien

Beban Tegangan Akhir Penurunan tinggi contoh ruang 2H-2H0 Konsolidasi


(P) (p) Pembebanan DH (2H) pori 2H0 (Cv)
(kg) (kg/cm²) (mm) (mm) (mm) (mm) detik (mm²/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0.00 0.00 0.000 15.000 6.567 0.779
(0.716)
0.50 0.25 0.716 15.716 7.283 0.864 960 0.055
(0.337)
1.00 0.50 1.053 16.053 7.620 0.904 694 0.079
(0.450)
2.00 1.00 1.503 16.503 8.070 0.957 437 0.132
(0.565)
4.00 2.00 2.068 17.068 8.635 1.024 437 0.141
(0.667)
8.00 4.00 2.735 17.735 9.302 1.103 540 0.123
(0.685)
16.00 8.00 3.420 18.420 9.987 1.184 470 0.153
0.088
8.00 4.00 3.332 18.332 9.899 1.174
0.153
2.00 1.00 3.179 18.179 9.746 1.156
0.185
0.00 0.00 2.994 17.994 9.561 1.134

Catatan:

LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG

36
Tabel 4.2 Hasil pengujian konsolidasi (lanjutan)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Sukarno-Hatta No. 9, PO.BOX 04 Malang 65141,Telp. (0341) 404420
email : polinemalabmektan@gmail.com
Proyek :1 Tgl. Pengujian : 12/12/2017
Lokasi : Tuban, kec. rengel dsn. Maibit
Titik/Kedalaman : 00.80 - 00.10 m

KONSOLIDASI
(ASTM D2435-80)
0.10 1.00 10.00 100.00
0.7

0.8

0.9 eo = 1.60
Cc = 0.29
Angka Pori (e)

1.0

1.1

1.2

Tegangan (kg/cm²)

0.16
0.14
Koef. Konsolidasi

0.12
cv (mm²/det)

0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.1 1 10 100
Tegangan (kg/cm²)

LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG

37

Anda mungkin juga menyukai