Pedoman Penanganan KLB
Pedoman Penanganan KLB
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lalu lintas internasional,
serta perubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola
penyakit termasuk pola penyakit yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
b. Bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian
yang besar sehingga perlu diantisipasi dan dicegah penyebarannya dengan tepat
dan cepat;
c. Bahwa perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin dan penanggulangan
secara tepat dan cepat terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB);
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOROWALI TENTANG
PEDOMAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA.
Kedua : Pedoman Penanganan Kejadian Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Kejadian Luar Biasa Rumah Sakit
Umum Daerah Morowali dilaksanakan oleh Tim Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan, Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), dan Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).
Keempat : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Kelima : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan/pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bungku
Tanggal : Oktober 2019
Direktur RSUD MOROWALI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Pedoman Penanganan Kejadian Luar Biasa ini yang dimaksud dengan :
1. Kejadian Luar Biasa selanjutnya disebut KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kejadian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah tertentu dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat menimbulkan KLB adalah penyakit tidak
menular dan keracunan;
2. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka;
3. Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani penderita, mencegah
perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang
terjadi;
4. Penyelidikan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB atau dugaan adanya suatu KLB
untuk memastikan KLB, mengetahui penyebab, gambaran epidemiologi, sumber-sumber penyebaran
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta menetapkan cara-cara penanggulangan yang efektif
dan efisien;
5. Keracunan Makanan adalah terjadinya peristiwa kesakitan/kematian, dimana 2 (dua) orang atau
lebih mengalami gejala-gejala yang sama atau hampir sama, biasanya penderita-penderita tersebut
mempunyai hubungan melalui faktor orang, tempat dan waktu (OTW);
6. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda yang mengandung dan atau
tercemar bibit penyakit, serta dapat menimbulkan KLB;
7. Daerah KLB bisa terjadi di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten Morowali;
8. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan;
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan adalah untuk melindungi pasien, keluarga pasien, karyawan dan masyarakat di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Morowali dari dampak yang ditimbulkan KLB sedini mungkin.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
1. Jenis penyakit yang dapat menimbulan KLB antara lain sebagai berikut :
a. Kolera
b. Pes
c. Demam Berdarah Dengue
d. Campak
e. Polio
f. Difteri
g. Pertusis
h. Malaria
i. Avian Influenza H5N1
j. Antraks
k. Leptospirosis
l. Hepatitis
m. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
n. Meningitis
o. Yellow Fever
p. Chikungunya
BAB IV
PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA DAN WABAH
Pasal 4
1. KLB dapat ditetapkan apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
a. Timbulnya suatu penyakit atau penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal;
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari,
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya;
c. Peningkatan kejadian kesakitan 2 (dua) kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya;
d. Jumlah penderita baru dalam 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan 2 (dua) kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan
2 (dua) kali lipat atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan pada tahun sebelumnya;
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama;
g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.
h. Beberapa penyakit yang dialami 1 (satu) atau lebih penderita :
1. Keracunan makanan
2. Keracunan pestisida
Pasal 5
Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau meningkat
dan berpotensi menimbulkan malapetaka dengan pertimbangan secara epidemiologis data penyakit
menunjukkan peningkatan angka kesakitan dan/atau angka kematian.
BAB V
UPAYA PENANGGULANGAN
Pasal 6
1. Rumah Sakit Umum Daerah Morowali melakukan upaya penanggulangan secara dini apabila terjadi
KLB.
2. Upaya penanggulangan secara dini dilakukan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak
terjadi KLB.
BAB VI
TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN KLB
Pasal 8
1. KLB ditetapkan Direktur Rumah Sakit Umum daerah Morowali apabila memenuhi salah
satu kriteria sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Morowali mencabut penetapan KLB berdasarkan
pertimbangan keadaan tidak sesuai dengan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.
BAB VIII
PELAPORAN
Pasal 9
Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Morowali wajib mengirimkan laporan selambat-lambatnya
24 (dua puluh empat jam) sejak mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita KLB/wabah:
1. Penyakit menular kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali penyakit tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
2. Keracunan makanan kepada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
Direktur,