KEPEMIMPINAN
OLEH :
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2019
TUGAS I
dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum
khususnya kecakapan dan kelebihan dalam satu bidang sehingga dia mampu
mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-
tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.
penyelesaian tugas
Manajemen sebagai suatu proses dari serangkaian yang diarahkan pada pencapaian
yang dijalankan dapat lebih efektif didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran
tindakan yang dilakukan bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru,
siswa, staf dan orang tua/wali siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung
b. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah mampu menghadapi
berbagai persoalan.
c. Kepala sekolah harus mampu berpikir secara analitik dan konsepsional. Kepala
d. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Sekolah sebagai
suatu organisasi yang didalamnya terdiri dari manusia dengan latar belakang
kesepakatan.
c. Wajib memelihara hubungan yang baik dengan kepala sekolah yang lainya
baiknya dengan para guru, staf, dan siswa sebab esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan.
TUGAS II
Buatkan penjelasan tentang aspek kemampuan Kepemimpinan dan Tipe dan Gaya
Kepemimpinan
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses.
Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) Menurut pendapat dia
bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci
dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian
diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam
upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan
konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan
(norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat
dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan
struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif
dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas
tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Pelaksanakan tugas pokok manajerial kepala sekolah di satuan pendidikan sebagai suatu
sistem organisasi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Karena upaya peningkatan mutu pendidikan
erat kaitannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah (Agustina, 2009 : 176). Dengan
demikian, keberhasilan peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab kepala sekolah
(Sudrajad, 2004:9). Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pelaksanan tugas kepala sekolah di
bidang manajerial secara profesional. Ini akan menentukan pelaksanaan fungsi kepala sekolah
dengan baik. Dalam pradigma baru manajemen pendidikan, sedikitnya kepala sekolah harus
yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya (Saud, 2009 : 7).
Ini berarti, setiap kepala sekolah dituntut untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya secara
berkesinambungan, serta melaksanakan tugas dan fungsinya dengan strategi yang tepat.
mendesak untuk segera dipenuhi dan diasah secara berkelanjutan. Pengembangan kemampuan
tersebut, bisa dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan fungsional (Kemendiknas, 2011:5).
Model peningkatan kemampuan manajerial ini, merupakan tindakan yang dianggap efektif
(Agustina, 2009 : 114). Dampak dari hasil kegiatan peningkatan kemampuan yang diikuti atau
dilaksanakan, terlihat dari pemanfaatan kemampuan yang telah diperoleh. Implementasi dari
hasil pengembangan kemampuan tersebut, merupakan tujuan dan sasaran terpenting dari suatu
kegiatan pengembangan diri. Karena pengembangan SDM tidak hanya sekedar meningkatkan
kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan kemampuan tersebut (Mulyasa, 2004 : 23).
d. Keterampilan profesional
Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di dalam kompetensi
kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat kebenaran etis dari sebuah keputusan.
Etika adalah pembimbing moralitas yang mengacu pada penghargaan yang tinggi terhadap
kemanusiaan. Etika menjaga nilai keharmonisan dalam hidup, baik itu manusia maupun
organisasi, karena etika membangun dan menguatkan nilai fairness (keadilan), khususnya dalam
berkompetisi dan beraliansi. Etika bersifat imperatif, atau menjadi kewajiban, bagi setiap
anggota komunitas di mana etika tersebut dibuat. Tujuan keberadaan etika itu sendiri adalah
membangun manusia yang seutuhnya dalam koridor keberadaan umat manusia. Jika ingin
menjadi pemimpin yang profesional, alangkah baiknya mempunyai salah satu kriteria seorang
pemimpin. organisasi yang profesional yaitu organisasi tersebut dipimpin oleh pemimpin
profesional yang memahami praktik sampai ke detail, meski tidak usah melakukan sampai ke
detail. Kepemimpinan profesional perlu memahami segi-segi legal dalam kegiatan kerja sehari-
yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, tuntutan pertama yang
harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya
Keberanian mengambil keputusan adalah inti dari kepemimpinan. Setiap keputusan pasti
mengandung kesalahan di dalam dirinya. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak pernah
salah dalam membuat keputusan. Pemimpin adalah manusia, dan harus sadar bahwa apa yang
diputuskan ada unsur benar dan salahnya. Sebenarnya, tantangan kepemimpinan bagi para
“pemimpin” di masa depan adalah mentransformasikan diri dari kepemimpinan yang birokratis
2. Tipe Kepemimpinan
a. Tipe Demokratis
utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau
bawahannya diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-
mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun
dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan
yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha untuk memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan
b. Tipe Otoriter
kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai
penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia
Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana
kepemimpinan laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada
personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada
Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez
faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang
siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan
3. Gaya Kepemimpinan
a. Intruksi
instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan bawahan, pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan
b. Konsultasi
konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi yang cukup besar serta
menentukan keputusan, diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan supportif terhadap
bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam mengambil
keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap pada
pemimpin
c. Partisipasi
partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan keptusan antar
pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan bawahan juga sama-sama terlibat dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah makin meningkat,
d. Delegasi
delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan bawahan dan
1. Baca dengan cermat tabel diatas, lalu bahasa dan jelaskan dengan lugas tugas kepala
a. Perencanaan
Pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objectives) apa
yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan dan siapa
yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah
proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian
perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan sesuai engan
jangka waktu perencanaan agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih sangkil dan
mangkus, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan relevan dengan kebutuhan
pembangunan.
Kepala sekolah bertugas melakukan pembaharuan di bidang proses pembelajaran,
pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite sekolah dan masyarakat. Dalam rangka
melakukan peranan dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
b. Mengorganisasikan
Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber
sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu
bekerja memalui orang lain, serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap
tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir
secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi penengah dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi
bawahanya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.
Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan banyak orang memerlukan
adanya koordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah. Adanya koordinasi dan pengarahan
yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat. Tindakan mengkoordinasi dapat dilakukan melalui berbagai cara: (a) melaksanakan
penjelasan singkat, (b) mengadakan rapat kerja, (c) memberikan petunjuk pelaksanaan dan
Kepala sekolah bekerja dengan, dan melalui orang lain, pengertian orang lain tidak lain
hanya para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah,
para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama. Kepala
bawahan adalah suatu cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan kepala sekolah.Dengan
waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan,
dengan segala keterbatasan kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian TUGAS secara tepat
Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional, fungsi ini berarti kepala sekolah
harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelasaikan persoalan
dengan suatu solusi yang feasible. Kepala sekolah sebagai juru penengah, dalam lingkungan
sekolah sebagi suatu organisasi, didalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda; perangai keinginan, pendidikan dan latar belakang sosial. Sehingga
memungkinkan terjadi perselisihan, di sini kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai
atau penengah. Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi, berarti bahwa
kepala sekolah harus selalu berusaha meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan
program jauh ke depa. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam peranan sebagai diplomat
dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinya. Pengambil keputusan yang sulit, apabila terjadi kesulitan-kesulitan seperi: dana,
persolan pegawai, perbedaan pendapat maka kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang
Proses penentuan apa yang dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan,
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tidakan korektif sehingga
pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yaitu sesuai dengan standar. Peran kepala sekolah
dalam pengawasan adalah mengadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana program
dilaksanakan. Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang direncanakan sudah berhasil
atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau belum, apakah hambatan yang terjadi dan
e. Menilai
Kepala sekolah menilai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran secara individual
antara peserta didik maupun guru yang memberikan pengajaran serta yang menerima pelajaran
dan kemantapan program yang telah dibuat atas keputusan bersama. Kemajuan peserta didik
ataupun kemunduran peserta didik dalam menerima mendapat perhatian penuh, apabila peserta
didik gagal dalam mencapai kesuksesan maka kepala sekolah bersama staf juga ikut mengalami
kegagalan. Keefektifan dalam menggunakan sarana prasarana, entah itu media pembelajaran