Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

KEPEMIMPINAN

OLEH :

NAMA : DOMINIKUS KARLON NAU

NIM : 2014 271 243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2019
TUGAS I

1. Apa pengertian singkat pemimpin dan kepemimpinan?

 Pemimpin adalah: suatu lakon/peran dalam sistem tertentu, karenanya seorang

dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum

tentu mampu memimpin.

Pemimpin adalah: seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan

khususnya kecakapan dan kelebihan dalam satu bidang sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi pencapaian beberapa tujuan.

 Kepemimpinan adalah: salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi,

mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-

tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.

2. Apa saja dimensi-dimensi dalam kepemimpinan?

 Kepedulian (consideration) mengutamakan kepedulian terhadap pegawai dan

hubungan yang baik engan mereka

 Meprakarsai struktur (intiating structure) mengutamakan produksi dan

penyelesaian tugas

3. Apa perbedaan antara kepemimpinan, manajemen dan administrasi?

 Administrasi proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan

 Manajemen sebagai suatu proses dari serangkaian yang diarahkan pada pencapaian

tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin dari sumber-sumber yang serta

manejemen sebagai fungsi


 Kepemimpinan untuk memimpin suatu kegiatan administrasi untuk mengarahkan,

mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam kelompok atau organisasinya

untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan

kinerja pegawai yang maksimal.

4. Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?

 Kepemimpinan pendidikan adalah: suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,

membimbing, mengkoordinir dan menggerakan orang lain yang ada hubunganya

dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan agar kegiatan

yang dijalankan dapat lebih efektif didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan

pengajaran

5. Siapa yang berperan sebagai pemimpin, manajer dan administrator sekolah?

 Guru, Wali Kelas, Kepala Sekolah, Pengawas, Kepala Kantor Bidang

Pendidikan pada semua tingkatan

6. Apa tugas dan tanggung jawab pemimpin pendidikan?

 Tugas pemimpin pendidikan

a. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan segala

tindakan yang dilakukan bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru,

siswa, staf dan orang tua/wali siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung

jawab kepala sekolah.

b. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah mampu menghadapi

berbagai persoalan.
c. Kepala sekolah harus mampu berpikir secara analitik dan konsepsional. Kepala

sekolah juga harus mampu memecahkan persoalan melalui satu analisis

kemudian menyelesaikanya dengan satu solusi yang feasibel.

d. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Sekolah sebagai

suatu organisasi yang didalamnya terdiri dari manusia dengan latar belakang

yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan berbagai konflik, maka kepala

sekolah harus bisa menjadi penengah dalam konflik tersebut.

e. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat

membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan

kesepakatan.

f. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai pertemuan kepala

sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinya.

g. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit

 Tanggung jawab pemimpin pendidikan

a. Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan

b. Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Wajib memelihara hubungan yang baik dengan kepala sekolah yang lainya

d. Kepada bawahan kepala sekolah wajib menciptakan hubungan yang sebaik-

baiknya dengan para guru, staf, dan siswa sebab esensi kepemimpinan adalah

kepengikutan.
TUGAS II

Buatkan penjelasan tentang aspek kemampuan Kepemimpinan dan Tipe dan Gaya

Kepemimpinan

1. Aspek Kemampuan Kepemimpinan

a. Kepribadian: mengembangkan karakteristik individual yang positif

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu

organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses.

Jadi kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.

Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) Menurut pendapat dia

bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang

menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci
dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian

diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam

upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan

konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan

(norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat

dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan

struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif

dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas

tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Pemahaman dan penguasaan terhadap tujuan pendidikan sekolah

Pelaksanakan tugas pokok manajerial kepala sekolah di satuan pendidikan sebagai suatu

sistem organisasi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Karena upaya peningkatan mutu pendidikan

erat kaitannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah (Agustina, 2009 : 176). Dengan

demikian, keberhasilan peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab kepala sekolah

(Sudrajad, 2004:9). Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pelaksanan tugas kepala sekolah di

bidang manajerial secara profesional. Ini akan menentukan pelaksanaan fungsi kepala sekolah

dengan baik. Dalam pradigma baru manajemen pendidikan, sedikitnya kepala sekolah harus

mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator,

motivator (Mulyasa, 2004 : 98).


Untuk dapat menjadi kepala sekolah yang profesional, harus memiliki komitmen untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi

yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya (Saud, 2009 : 7).

Ini berarti, setiap kepala sekolah dituntut untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya secara

berkesinambungan, serta melaksanakan tugas dan fungsinya dengan strategi yang tepat.

c. Meningkatkan pengetahuanya secara luas (pengetahuan yang relevan)

pengembangan kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan kebutuhan yang bersifat

mendesak untuk segera dipenuhi dan diasah secara berkelanjutan. Pengembangan kemampuan

tersebut, bisa dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan fungsional (Kemendiknas, 2011:5).

Model peningkatan kemampuan manajerial ini, merupakan tindakan yang dianggap efektif

(Agustina, 2009 : 114). Dampak dari hasil kegiatan peningkatan kemampuan yang diikuti atau

dilaksanakan, terlihat dari pemanfaatan kemampuan yang telah diperoleh. Implementasi dari

hasil pengembangan kemampuan tersebut, merupakan tujuan dan sasaran terpenting dari suatu

kegiatan pengembangan diri. Karena pengembangan SDM tidak hanya sekedar meningkatkan

kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan kemampuan tersebut (Mulyasa, 2004 : 23).

d. Keterampilan profesional

Kepemimpinan Profesional adalah kepemimpinan yang mempunyai etika di dalamnya.

Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di dalam kompetensi

kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat kebenaran etis dari sebuah keputusan.

Etika adalah pembimbing moralitas yang mengacu pada penghargaan yang tinggi terhadap

kemanusiaan. Etika menjaga nilai keharmonisan dalam hidup, baik itu manusia maupun
organisasi, karena etika membangun dan menguatkan nilai fairness (keadilan), khususnya dalam

berkompetisi dan beraliansi. Etika bersifat imperatif, atau menjadi kewajiban, bagi setiap

anggota komunitas di mana etika tersebut dibuat. Tujuan keberadaan etika itu sendiri adalah

membangun manusia yang seutuhnya dalam koridor keberadaan umat manusia. Jika ingin

menjadi pemimpin yang profesional, alangkah baiknya mempunyai salah satu kriteria seorang

pemimpin. organisasi yang profesional yaitu organisasi tersebut dipimpin oleh pemimpin

profesional yang memahami praktik sampai ke detail, meski tidak usah melakukan sampai ke

detail. Kepemimpinan profesional perlu memahami segi-segi legal dalam kegiatan kerja sehari-

hari dalam melakukan tugas kepemimpinanya.

Kepemimpinan Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan,

yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, tuntutan pertama yang

harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya

bagaimana strategi serta implementasinya

Keberanian mengambil keputusan adalah inti dari kepemimpinan. Setiap keputusan pasti

mengandung kesalahan di dalam dirinya. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak pernah

salah dalam membuat keputusan. Pemimpin adalah manusia, dan harus sadar bahwa apa yang

diputuskan ada unsur benar dan salahnya. Sebenarnya, tantangan kepemimpinan bagi para

“pemimpin” di masa depan adalah mentransformasikan diri dari kepemimpinan yang birokratis

menjadi kepemimpinan yang korporatis.

2. Tipe Kepemimpinan

a. Tipe Demokratis

Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai faktor

utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau
bawahannya diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-

menghargai dan hormat-menghormati.

Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun

dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan

dan kemampuan kelompok atau institusinya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan

yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha untuk memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan

dan perkembangan organisasi pendidikan.

b. Tipe Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap

anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa

kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai

penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia

menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian

otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan di kalangan guru.

c. Tipe Laissez Faire

Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana

kepemimpinan laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada

personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada

pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada personilnya. Kepemimpinan

Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez

faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang
siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan

pendidikan tidak tercapai.

3. Gaya Kepemimpinan

a. Intruksi

instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan bawahan, pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan

diawasi dengan ketat.

b. Konsultasi

konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi yang cukup besar serta

menentukan keputusan, diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan supportif terhadap

bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam mengambil

keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap pada

pemimpin

c. Partisipasi

partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan keptusan antar

pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan bawahan juga sama-sama terlibat dalam

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah makin meningkat,

pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya, keikutsertaan bersama dalam

pemecahan dan pengambilan keputusan makin bertambah.

d. Delegasi

delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan bawahan dan

selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan, bawahan


diberi hak menentukan langkah-langkah bagaiman keputusan dilaksanakan, dan bawahan

diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.


TUGAS III

1. Baca dengan cermat tabel diatas, lalu bahasa dan jelaskan dengan lugas tugas kepala

sekolah sebagai manajer dalam beberapa tugas kerja tersebut

a. Perencanaan

Pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objectives) apa

yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan dan siapa

yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah

proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber

yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian

perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan sesuai engan

jangka waktu perencanaan agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih sangkil dan

mangkus, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan relevan dengan kebutuhan

pembangunan.
Kepala sekolah bertugas melakukan pembaharuan di bidang proses pembelajaran,

bimbingan konseling, ekstrakurikuler dan pengadaan, pembinaan guru dan karyawan,

pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite sekolah dan masyarakat. Dalam rangka

melakukan peranan dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang

tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga kependidikan dan

mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif serta harus mampu mencari,

menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah

b. Mengorganisasikan

Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber

sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu

bekerja memalui orang lain, serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap

tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir

secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi penengah dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi

bawahanya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.

Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan banyak orang memerlukan

adanya koordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah. Adanya koordinasi dan pengarahan

yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang

tidak sehat. Tindakan mengkoordinasi dapat dilakukan melalui berbagai cara: (a) melaksanakan

penjelasan singkat, (b) mengadakan rapat kerja, (c) memberikan petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis, (d) memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.


c. Mengarahkan

Kepala sekolah bekerja dengan, dan melalui orang lain, pengertian orang lain tidak lain

hanya para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah,

para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama. Kepala

sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan, keberhasilan dan kegagalan

bawahan adalah suatu cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan kepala sekolah.Dengan

waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan,

dengan segala keterbatasan kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian TUGAS secara tepat

Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional, fungsi ini berarti kepala sekolah

harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelasaikan persoalan

dengan suatu solusi yang feasible. Kepala sekolah sebagai juru penengah, dalam lingkungan

sekolah sebagi suatu organisasi, didalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang

yang berbeda-beda; perangai keinginan, pendidikan dan latar belakang sosial. Sehingga

memungkinkan terjadi perselisihan, di sini kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai

atau penengah. Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi, berarti bahwa

kepala sekolah harus selalu berusaha meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan

program jauh ke depa. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam peranan sebagai diplomat

dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang

dipimpinya. Pengambil keputusan yang sulit, apabila terjadi kesulitan-kesulitan seperi: dana,

persolan pegawai, perbedaan pendapat maka kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang

yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.


d. Pengawasan

Proses penentuan apa yang dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan,

pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tidakan korektif sehingga

pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yaitu sesuai dengan standar. Peran kepala sekolah

dalam pengawasan adalah mengadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana program

dilaksanakan. Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang direncanakan sudah berhasil

atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau belum, apakah hambatan yang terjadi dan

bagaimana cara mengatasinya.

e. Menilai

Kepala sekolah menilai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran secara individual

antara peserta didik maupun guru yang memberikan pengajaran serta yang menerima pelajaran

dan kemantapan program yang telah dibuat atas keputusan bersama. Kemajuan peserta didik

ataupun kemunduran peserta didik dalam menerima mendapat perhatian penuh, apabila peserta

didik gagal dalam mencapai kesuksesan maka kepala sekolah bersama staf juga ikut mengalami

kegagalan. Keefektifan dalam menggunakan sarana prasarana, entah itu media pembelajaran

harus sesuai dengan apa yang diajarkan guru saat itu.

Anda mungkin juga menyukai