Hots
Hots
PENDAHULUAN
peserta didik memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi agar tetap bisa bersaing.
menghadapi tantangan abad 21. Kurikulum 2013 ini berupaya untuk mengembangkan
berfikir peserta didik merupakan tujuan umum dari sebuah lembaga pendidikan
(Gerald F Smith, 2003:24, Zohar & Dori, 2003:145) Proses pendidikan yang
tinggi sehingga peserta didik mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-
kritis, kreatif dan pemecahan masalah. Ketiga keterampilan ini tidak terlepas dari
pengembangan kemampuan kinerja otak kiri dan kanan yang membutuhkan latihan
tingkat rendah hanya menawarkan kemampuan berfikir yang bersifat rutin atau
dan mengolah informasi untuk menyelesaikan masalah. Bloom, Engelhart, Furst, Hill
dan Krathwohl’s (1956) dalam Sze-yin Shirley Yeung (2015:555) menjelaskan ada 6
tingkatan taksonomi berfikir yang bisa bisa dianggap sebagai kategorisasai awal
dibutuhkan oleh setiap orang untuk (1) berpartisipasi sebagai warga negara yang
sebagai pekerja yang produktif dalam masyarakat teknologi, (3) memiliki kehidupan
keterampilan berfikir kritis yang merupakan bagian dari keterampilan berfikir tingkat
tinggi masih bermasalah dan belum berhasil. Imam Akbar Ramadhan (2014) dalam
tingkat tinggi peserta didik sudah dianggap sebagai salah satu tujuan penting dalam
pendidikan, namun dalam prakteknya keterampilan berfikir tingkat tinggi ini masih
keterampilan berfikir adalah mata pelajaran sosiologi. Peserta didik dalam pelajaran
terjadi. Hal ini membuat peserta didik harus mempunyai keterampilan berfikir yang
berfikir tingkat tinggi pada peserta didik, memerlukan model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dan peserta didik mengetahui cara mengembangkan
berfikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam keragaman realitas sosial dan budaya
berdasarkan etika. Tujuan pengajaran sosiologi SMA pada dasarnya mencakup dua
sasaran yang bersifat kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran
perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat,
kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa permasalahan mendasar yang terjadi dalam proses
yang terjadi dalam proses pembelajaran mata pelajaran sosiologi pada tingkat SMA
doktrin berupa norma, moral bahkan etika yang sesungguhnya bukan ranah mata
materi-materi pembelajaran secara teoritis dengan mengacu pada buku teks (teks
pengertian, tujuan dan manfaat semata tanpa mengetahui apa makna yang terkandung
permasalahan dalam buku-buku sosiologi yang beredar di sekolah, yaitu : (1) di lihat
dari rumusan tujuannya, rumusan tujuan semua buku kabur dan keliru dai sosiologi,
(2) di lihat dari materi yang di bahas, semua buku memiliki bias pandangan mengenai
dengan penekanan nilai, norma dan tertip sosial dan (3) sangat kurang pelajaran
mengenai peran aktor baik secara teoritis maupun secara empiris sehingga
pembelajaran mengenai struktur dalam pelajaran sosiologi menjadi kering dan tidak
memiliki akar yang kokoh dalam pengalaman Indonesia. Oleh karena itu ia
semacam alat sederhana yang bisa dipakau menjelaskan fakta dan moral public.
dipelajari peserta didik melalui mata pelajaran sosiologi hanya berupa hafalan konsep
dalamnya terdapat semangat perubahan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam
adalah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif
diposisikan sebagai disipln ilmu yang kaku yang hanya menekankan harmoni serta
dianggap sebagai disiplin yang identic dengan hokum, maka di dalam kurikulum
2013, sosiologi diposisikan sebagai ilmu yang bersifat kritis dan reflektif, 2) mata
Pelaksanaan kurikulum 2013 mendorong guru untuk aktif dan kreatif dalam
sehingga peserta didik terdorong untuk belajar lebih fokus untuk mencapai
kurikulum 2013, tidak mudah merubah paradigma yang sudah terlanjur mengakar dan
peserta didik dalam menjalani dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat.
pemikiran tingkat tinggi hanya sesuai untuk peserta didik berprestasi tinggi.
Akibatnya guru memperlakukan peserta didiknya dengan cara yang berbeda. Padahal
kemampuan berfikir tingkat tinggi adalah kemampuan yang dapat dilatihkan pada
peserta didik. Tidak hanya peserta didik yang memiliki prestasi tinggi yang mampu
memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi tetapi peserta didik yang memiliki
prestasi rendah. Guru harus mendorong peserta didik dari semua tingkat akademis
untuk terlibat dalam kegiatan yang melibatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
(Zohar dan Dori (2003:145). Senada dengan hal ini, Saido, Siraj Mordin dan
kemampuan berfikir tingkat tinggi. Terutama pada tahap keterampilan sistesis dan
evaluasi yang sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kreatifitas peserta didik
tingkat tinggi sangat penting untuk pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan
pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik,. Terkait hal ini,
kemampuan berfikir tingkat tingkat tinggi peserta didik karena mereka mesti
dampak yang positif bagi peserta didik. Danay Rakefet (2004:5) dalam hasil
peserta didik bisa diarahkan untuk memiliki kemampuan problem solving dengan
cara menggunakan strategi pemecahan masalah tahap demi tahap secara runtut
didik diberikan kesempatan untuk berfikir mandiri, dengan cara yang kreatif dan
kesulitan guru dalam membangun pertanyaan level HOT. Oleh karenanya, guru
membutuhkan panduan dan modul HOTS yang mudah digunakan dalam proses
yang peneliti tawarkan agar guru mampu melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi
pembelajaran yang berbasis higher order thinking skill, karena berdasarkan tinjauan
terkait hal ini. Oleh karena itu peneliti akan melakukan sebuah penelitian dengan
judul “pengembangan modul pembelajaran berbasis higher order thinking skill pada
mata pelajaran Sosiologi SMA kelas XI”. Penelitian ini akan dilakukan di SMA
negeri 1 Sentolo, karena merupakan salah satu SMA yang telah menerapkan
kurikulum 2013.
B. Identifikasi masalah
berlangsung.
C. Batasan Masalah
batasan masalah agar penelitian ini memiliki fokus masalah yang akan dipecahkan.
Oleh karena itu perlu kiranya peneliti melakukan penelitian terkait permasalahan ini
D. Rumusan masalah
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut.
F. Spesifikasi Produk
a. Sampul (cover)
b. kata pengantar
c. daftar isi,
daftar pustaka.
Indonesia yang baik dan benar serta mudah dipahami oleh siswa.
G. Manfaat Penelitian
H. Asumsi Pengembangan
bersangkutan.
4. gkat tinggi