Anda di halaman 1dari 16

BAB I

ANALISIS SARINGAN AGREGAT


( SIEVE ANALYSIS )

A. TUJUAN
Membuat suatu distribusi satuan ukuran agregat dalam bentuk grafik yang
dapat memperlihatkan bagian butir (gradasi) suatu agregat dengan
menggunakan saringan.

B. ALAT
a. Saringan satu set : 1½”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50,
No.100, No.200.
b. Timbangan o’hauss.
c. Oven.
d. Alat pemisah sampel.
e. Mesin penggetar saringan.
f. Kuas.
g. Sendok.
h. Ember.
i. dll.

C. BAHAN
a. Agregat kasar (split) = 1000 gram (lolos saringan 25,4 mm).
b. Agregat kasar (screen) = 1000 gram (lolos saringan 9,5 mm).
c. Agregat kasar (AB) = 500 gram (lolos saringan 4,75 mm).

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan pembagian agregat dengan alat pemisah.
3. Timbang agregat yang sudah dibagi sesuai kebutuhan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 1


4. Masukan agregat kedalam susunan ayakan standard dan letakan diatas
vibrator (mesin penggetar).
5. Lakukan penggetaran 5 menit.
6. Timbang agregat yang tertahan pada setiap saringan .
7. Hitung persentase lolos dan tertahan pada masing – masing saringan .
8. Masukan data pada tabel dan plot pada grafik.

E. DATA DAN PERHITUNGAN


1. DATA
Rumus-rumus yang digunakan
Berat tertahan (gr) = (Berat saringan + agregat) – Berat saringan
𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟)
Kumulatif tertahan (%) = 𝑥 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟)

Kumulatif lolos (%) = 100% - kumulatif tertahan (%)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 2


F. Tabel Perhitungan Analisis Saringan

Tabel Perhitungan Analisis Saringan

Tertinggal Tiap Tertinggal Lolos


Ayakan
Ayakan Kumulatif Kumulatif
No Lubang (mm) (gram) (%) (%) (%)
1 1/2" 38,10 0 0 0 100
1" 25,40 0 0 0 100
3/4" 19,10 702 27,83 27,83 72,17
1/2" 12,70 275 10,90 38,74 61,26
3/8" 9,50 17,21 0,68 39,42 60,58
No. 04 4,76 1010 40,04 79,46 20,54
No. 08 2,38 425 16,85 96,31 3,69
No. 16 1,19 71,85 2,85 99,16 0,84
No. 30 0,59 3,23 0,13 99,29 0,71
No. 50 0,279 3,63 0,15 99,44 0,56
No. 100 0,149 10,52 0,42 99,85 0,15
No. 200 0,074 1,04 0,04 99,89 0,11
Pan 2,68 0,11 100 0
Jumlah 2522,21 100 200 420,61

Tabel 1.1 Perhitungan data analisis saringan

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 3


G. Grafik Analisa Butiranvg

GRAFIK ANALISA BUTIRAN

PRESENTASE BERAT BUTIR LOLOS (%)


Batas Atas Hasil Uji Batas Bawah

120
100.00
100 100.00
100
100 90 90
80 75
72.12
80 65
60.58 61.26
60
60 50 50
40
30 35
30
40 25
20 20.54
10 15
10 15
20 7.5
2.5 5 3.69
0.11 0.15 0.56 0.71 0.84
0
0.07 0.15 0.28 0.59 1.19 2.38 4.76 9.50 12.70 19.10 25.40
LUBANG AYAKAN (MM)

Grafik 1.1 Analisa Butiran

Kesimpulan : Berdasarkan grafik di atas di temukan bahwa hasil uji memiliki jenis gradasi Gap-Graded (gradasi terputus).Hal itu
terjadi karena terjadi lonjakan persentase yang signifikan antara agregat yang lolos ayakan ukuran 4.76 mm dan 9.50mm.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 4


BAB II
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT PADA ASPAL
( AFFINITY FOR BITTUMEN )

A. TUJUAN
Menguji kelekatan agregat terhadap aspal dengan cara visual.

B. ALAT
a. Saringan 9,52 mm (3/8”), dan 6,3 mm (1/4”).
b. Timbangan o’hauss.
c. Oven.
d. Pisau pengaduk/sendok.
e. Wadah/talam.

C. BAHAN
a. Agregat lolos saringan 9.5 mm dan tertahan saringan 6,3 mm = 100 gram
yang sudah kering oven.
b. Air suling.
c. Aspal.

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan 100 gram benda uji ke dalam wadah + sendok.
3. Panaskan wadah + benda uji + sendok ke dalam oven selama 1 jam
bersuhu tetap antara 140 ± 5 ºC.
4. Panaskan aspal dalam wajan sampai cair.
5. Masukkan aspal yang sudah panas sebanyak 10 gram.
6. Aduk sampai merata dengan sendok selama 2 -3 menit sampai benda uji
terselimuti oleh aspal.
7. Diamkan sampai mencapai suhu ruang.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 5


8. Pindahkan benda uji yang sudah terselimuti oleh aspal kedalam tabung
gelas kimia kapasitas 600 ml.
9. Isi gelas kimia tersebut dengan air suling sebanyak 400 ml.
10. Diamkan pada suhu ruang selama 16 – 18 jam.
11. Ambil selaput aspal yang mengambang dipermukaan air dengan tidak
mengganggu agregat yang berada di dalamnya.
12. Perkirakan persentase luasan permukaan agregat yang masih terselimuti
oleh aspal dengan melakukan pengamatan secara visual.

E. DATA DAN PERHITUNGAN

1. DATA
No. Pengamat Hasil Pengamatan/Kelekatan (%)
1 A 100
2 B 100
3 C 100
4 D 100
5 E 100
Rata- rata 100

Tabel 2.1 Data kelekatan aspal

2. PERHITUNGAN
Dari data yang di dapat diatas maka persentase kelekatan agregat
terhadap aspal adalah :

= 100 %+ 100 %+ 1005 %+100 %+ 100 %


= 100 %

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN BAHAN PERKERASAN 6


BAB III
PENGUJIAN PENETRASI ASPAL
( AFFINITY FOR BITTUMEN )

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat menentukan
nilai penetrasi aspal dan mengklasifikasikan aspal berdasarkan angka
penetrasi.
B. ALAT
a. Alat penetrasi (penetrometer) lengkap.
b. Cawan silinder.
c. Timbangan o’hauss.
d. Kompor.
e. Wajan.
f. Waterbath.

C. BAHAN
Aspal dan Air suling.

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Panaskan aspal.
3. Tuangkan aspal ke dalam cawan silinder sebanyak 2/3 bagian, pada suhu
ruang 250 C (tutup sampel agar bebas dari debu).
4. Apabila aspal tersebut sudah dingin, masukkan satu sampel ke dalam
waterbath selama 30 menit.
5. Setelah 30 menit dalam waterbath, angkat sampel yang ada di dalam
waterbath dan letakkan pada alat penetrasi.
6. Turunkan jarum penetrasi hingga menyentuh permukaan sampel.
7. Aturlah parameter penetrometer, lepaskan memegang jarum.
8. Baca arloji penetrometer.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


6
BAHAN PERKERASAN
9. Ulangi langkah 6-8 untuk sampel yang tidak dimasukkan ke dalam
waterbath.
10. Masukkan data ke dalam tabel.

E. DATA DAN PERHITUNGAN


1. DATA
No Kegiatan Uraian
1 Pembukaan Contoh Contoh dipanaskan
Suhu Pemanasan
Mulai Jam : 14.00
200°C
Selesai Jam : 14.55
2 Mendinginkan Contoh Didiamkan suhu ruang
Mulai Jam : 14.55 Suhu Ruang 29°C
Selesai Jam : 15.21
3 Mencapai Suhu Direndam pada suhu 25°C
Pemeriksaan Pembacaan Suhu
Mulai Jam : 14.55
Water Bath 25°C
Selesai Jam : 15.21
4 Pemeriksaan Penetrasi pada suhu 25°C
Mulai Jam : 15.21 Suhu Ruang 29°C
Selesai Jam : 15.55

Tabel 3.1 Data Penetrasi Aspal

Pengamatan
No Penetrasi Pada Suhu (25°C)
Suhu Ruang Water Bath
1 A 61 38
2 B 88 26
3 C 70 70
4 D 54 72
5 E 30 45
Rata-rata 60,6 50,2

Tabel 3.2 Pengamatan Penetrasi Aspal


Kesimpulan: Berdasarkan hasil percobaan pengujian penetrasi aspal yang
telah di lakukan di dapatkan rata-rata pada pengamatan suhu ruang 60.6
dan pengamatan pada aspal yang telah di dinginkan pada water bath 50.2

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


7
BAHAN PERKERASAN
BAB IV
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
Menentukan berat jenis kering oven (bulk), berat jenis kering permukaan
jenuh (saturated surface dry=SSD), berat jenis semu (apparent), dan
penyerapan agregat.

B. ALAT
a. Timbangan o’hauss.
b. Pan.
c. Ember.
d. Kain penyerap.
e. Oven.
f. Saringan 4,75 mm dan 3,36 mm.

C. BAHAN
a. Agregat
 Split = 3 kg
 Screen = 3 kg
 AB = 1 kg
b. Air Suling

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Persiapkan benda uji
a. Rendam benda uji ke dalam air selama ± 24 jam sampai menjadi dalam
keadaan jenuh
b. Tiriskan, lalu saring dengan saringan 4,75 mm (A & B)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


8
BAHAN PERKERASAN
c. Untuk split dan screen yang tertahan saringan 4,75 mm lakukan pengujian
berat jenis dan penyerapan untuk agregat kasar.
d. Untuk AB yang tertahan saringan 2,36 mm, lakukan pengujian berat jenis
dan penyerapan air untuk agregat kasar.
3. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
a. Buat agregat dalam keadaan SSD
b. Tentukan volume uji
1) Timbang benda uji (W1)
2) Timbang benda uji dalam air (W2)
3) masukkan benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam, lalu timbang
(W3).

E. DATA DAN PERHITUNGAN


1. DATA
a. Agregat Kasar > 4,75 mm (Split dan Screen)
Uraian Keterangan Split Screen
Berat Benda Uji SSD (gr) W1 2743 2745
Berat Benda Uji SSD dalam air (gr) W2 1710,5 1665,5
Berat Benda Uji Kering Oven (gr) W3 2653 2638
𝑊1
BJ SSD 2,65 2,54
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Bulk 2,57 2,44
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Apparent 2,81 2,71
(𝑊3 − 𝑊2)
(𝑊1 − 𝑊3)
Penyerapan Air 𝑥100% 3,39 4,06
𝑊3

Tabel 4.1 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat kasar >
4,75 mm (Split dan Screen)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


9
BAHAN PERKERASAN
b. Analsis data diatas: Agregat Halus (Abubatu)
Uraian Keterangan AB
Berat Benda Uji SSD (gr) W1 456
Berat Benda Uji SSD dalam air (gr) W2 280,7
Berat Benda Uji Kering Oven (gr) W3 436
𝑊1
BJ SSD 2,60
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Bulk 2,49
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Apparent 2,81
(𝑊3 − 𝑊2)
(𝑊1 − 𝑊3)
Penyerapan Air 𝑥100% 4,59
𝑊3
Tabel 4.2 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat halus
(Abubatu)

Proporsi Berat Jenis Penyerapan


Agregat
Mm % SSD BULK APPARENT Air (%)
>4.75 34,02 2,65 2,57 2,81 3,39
Split
<4.75 - - - - -
>4.75 32,60 2,54 2,44 2,71 4,06
Screen
<4.75 - - - - -
>2.36 33,78 2,60 2,49 2,81 4,59
AB
<2.36 - - - - -
Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air

Kesimpulan: Berdasarkan hasil percobaan pengujian berat jenis dan


penyerapan agregat yang telah di lakukan di dapatkan hasil berat jenis
masing-masing agregat sebagai berikut:

1. Split dengan SSD = 2,65 ; BULK = 2,57 ; APPARENT = 2,81 dan


penyerapan agregatnya 34,02.
2. Screen dengan SSD = 2,54 ; BULK = 2,44 ; APPARENT = 2,71 dan
penyerapan agregatnya 32,60.
3. AB dengan SSD = 2,60 ; BULK = 2,49 ; APPARENT = 2,81 dan
penyerapan agregatnya 33,78.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


10
BAHAN PERKERASAN
BAB V

KEAUSAN AGREGAT DENGAN ALAT ABRASI LOS ANGELES

( LOS ANGELES ABRASSION TEST )

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat menentukan
sifat agregat kasar berdasarkan keausannya, dengan menghitung % jumlah
bagian berat yang aus (lolos saringan 1.17mm/ No. 12) setelah mendapatkan
abrasi pada mesin los angeles.
B. ALAT
a. Saringan satu set : 3/4”, 3/8”, No.4, No. 8, No. 12
b. Timbangan
c. Mesin Los Angeles + bola baja
d. Oven
e. Wadah / talam
C. BAHAN
Agregat yang lolos saringan 37.5mm ( 1 ½”) = 5000 gram (yang sudah
kering oven).
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang agregat sebanyak 5000 gram.
3. Masukkan agregat + bola baja sesuai dengan gradasi agregat sesuai dengan
ke dalam mesin Los Angeles.
4. Putar mesin dengan kecepatan 30 – 33 rpm, sebanyak 500 putaran.
5. Setelah selesai pemutaran, keluarkan agregat dari mesin Los Angeles dan
lakukan penyaringan dengan saringan 1.17 mm (No. 12).
6. Timbang agregat.
7. Hitung % keausan = ((A-B)/A) x 100%.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


11
BAHAN PERKERASAN
E . STANDAR PENENTUAN JUMLAH BOLA BAJA

Ukuran Saringan Berat Agregat (gr)


Lolos Tertahan A B C D E
1 1/2" 1" 1250
1" 3/4" 1250
3/4" 1/2" 1250 2500
1/2" 3/8" 1250 2500
3/8" 1/4" 2500
1/4" No.4 2500
No. 4 No.8 5000 5000
Total 5000 5000 5000 5000 5000
Jumlah Bola Baja 12 11 8 6 4

F . TABEL KEAUSAN AGREGAT

No Contoh Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3 Contoh 4 Contoh 5


Berat benda uji sebelum di saring (No 12) gram A 5000 5000 5000 5000 5000
Berat benda uji setelah di saring (No 12) gram B 3631 3958 3559 3389 3738
Keausan % C= ( − )
𝑥 100% 27.38 20.84 28.82 32.22 25.24
Keausan rata-rata %
26.90

Tabel 5.1 Tabel Keausan Agregat

Kesimpulan : Bahwa berdasarkan hasil percobaan keausan agregat dengan


alat abrasi Los Angeles telah di temukan dari kelima sampel memiliki
persentase keausan rata – rata sebesar 26,90 %.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


12
BAHAN PERKERASAN
BAB VI
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL
DENGAN CARA EKSTRAKSI

A. TUJUAN
Dapat menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran (Mix
Design).

B. ALAT
a. Centrifuge Extractor
b. Gelas ukur 500 ml
c. Saringan ekstraksi atau kertas filter
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
e. Talam
f. Baskom

C. BAHAN
a. Campuran aspal ( mix design )
b. Bensin

D. LANGKAH KERJA
1. Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan ekstraksi
aspal.
2. Rendam mix design dalam bensin untuk melepaskan campuran yang
saling melekat.
3. Meletakan mesin centrifuge extractor pada lantai yang keras.
4. Melepaskan pengunci penutup centrifuge extractor lalu memasukan
sampel dan bensin sebanyak 500 ml kemudian memasang saringan
ekstraksi dan memasang penutup centrifuge extractor, serta
menguncinya.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


13
BAHAN PERKERASAN
5. Menyalakan mesin centrifuge extractor dan mengulang langkah 4 hingga
3 atau 4 kali ( bersih atau jenuh ).
6. Pada langkah 5, bensin yang terakhir keluar yang sudah bersih atau
jenuh ditadah di gelas ukur untuk digunakan pada sampel berikutnya
7. Setelah selesai lalu keluarkan sampel hingga bensinya melayang atau
habis.
8. Setelah itu di diamkan sampai dingin, lalu ditimbang serta wadahnya.
9. Hitung nilai kadar aspal.
10. Mengulangi prosedur diatas untuk sampel berikutnya.

E. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN


Dari hasil pengujian ekstraksi aspal didapat data sebagai berikut :
SAMPEL 1 :

1. Berat awal sampel sebelum ekstraksi ( A ) = 819 gram.


2. Berat kertas filter ( B ) = 25,2 gram.
3. Berat kertas filter setelah ekstraksi ( C ) = 27,8 gram
4. Berat masa dari kertas filter D = C – B
D = 27,8 – 25,2
= 2,6 gram
5. Berat sampel setelah di ekstraksi ( E ) = 759 gram
𝐴−( 𝐷+𝐸 )
Jadi kadar aspal ( H ) = X 100 
𝐴
819 −( 2,6 + 759 )
= X 100 
819
= 7,05 

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


14
BAHAN PERKERASAN
F. TABEL KADAR ASPAL

No Uraian Satuan Keterangan Hasil


Berat sampel
1. gr A 819
sebelum ekstraksi
Berat kertas filter
2. gr B 25,2
sebelum ekstraksi
Berat kertas filter
3. gr C 27,8
setelah ekstraksi

4. Berat massa filter gr D=C–B 2,6

Berat sampel setelah


5. gr E 759
ekstraksi
(𝐴−(𝐷+𝐸))
6. Kadar Aspal % F= 𝑥100% 7,05
𝐴

Tabel 6.1 Kadar Aspal


Kesimpulan : Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan
kadar aspal sebesar 7,05%.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN


15
BAHAN PERKERASAN

Anda mungkin juga menyukai