Oleh :
Ika Nurhidayati
Pembimbing :
Sugiatno
Dwi Astuti
Sebanyak 24 siswa yang terlibat dalam tes awal. Setelah dieksplorasi ada 4
siswa yang mengalami kesulitan paling banya dalam materi penjumlahan pecahan.
Keempat siswa tersebut, yaitu AP, DB, JR dan MD dijadikan klien untuk
diwawancarai secara klinis dengan LKS berbasis scaffolding berbantuan multi
representasi. Wawancara klinis untuk masing-masing klien diberikan secara
berbeda. Perbedaannya, dapat disajikan melalui Tabel 1.
0 20 40 60 80 100
31.25
AP 93.75
25.00
DB 78.13
31.25
JR 84.38
40.63
MD 87.50
SIMPULAN
Wawancara klinis berbantuan LKS berbasis scaffolding menggunakan multi
representasi ternyata dapat mengatasi kesulitan penjumlahan pecahan pada siswa
kelas VII D SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya. Hal ini ditandai dengan
adanya peningkatan dari hasil pre-test dan post-test serta waktu yang digunakan
untuk memahami konsep penjumlahan pecahan kurang dari 2 jam pelajaran.
SARAN
Pembelajaran individual melalui wawancara klinis menggunakan multi
representasi perlu dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif dalam upaya
perbaikan mutu pembelajaran matematika.
DAFTAR RUJUKAN
Robeka, 2012 (skripsi STKIP) Mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan nilai
akar kuadrat suatu bilangan melalui wawancara klinis di kelas VII SMP
Negeri 2 Mandor kecamatan mandor kabupaten landak.
Lusiana (2012), Mengatasi kesulitan siswa pada sub materi limit fungsi rasional
melalui wawancara klinis berbantuan recheck menggunakan teorema
l’hopital di kelas XI SMA Negeri 1 sambas. FKIP UNTAN
MISAL AP, MEMRLUKN waktu berapa menit. konsep yang dapat diatasi
bagaimana ,,,apa yang tejadi (variasinya
jawaban (cara mereka menjawab) dari contoh dimasukkan.
penggalan wawancara klinis setiap subjek.