PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan IPTEK
yang sangat pesat, seseorang dituntut untuk mampu memanfaatkan informasi
dengan baik dan cepat. Sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan untuk memproses
informasi sehinga sehinga dapat digunakan untuk mengembangkan IPTEK. SDM
Indonesia masih mengalami kekurangan dalam menciptakan teknologi yang
semakin maju seperti sekarang. Kurangnya SDM yang berkualitas disebabkan
oleh pemahaman terhadap suatu ilmu yang masih kurang maksimal, terutama
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknologi yang mendasar sepert matematika.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat
abstrak, artinya objek matematika berada dalam alam pikiran manusia, sedangkan
realisasinya dengan menggunakan benda-benda yang berada disekitar kita. Sifat
abstrak ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Banyak
siswa menganggap bahwa matematika itu sulit. Selama ini guru seakan – akan
menjadi pemegang kekuasaan secara penuh di kelas. Guru sebagai objek dan
siswa sebagai objek. Pembelajaran terjadi satu arah, siswa hanya sebagai
penerima materi saja.
Pembelajaran matematika di kelas IV SD N 018 Sekip Hulu masih
didominasi oleh guru. Guru memberikan materi dengan metode ceramah. Pada
akhir penyampaian materi guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
kepahaman siswa, sebagaian besar siswa tidak menjawab. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya namun siswa diam. Pada akhir pembelajaran
guru memberikan soal latihan kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan nilai ulangan kelas IV SD N 018 Sekip Hulu
, Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dua
pecahan yaitu dari 20 siswa, tedapat 5 siswa mendapat nilai ≥65, sedangkan 15
1
siswa mendapat nilai ≤65. Dapat disimpulkan bahwa hanya 25% siswa dapat
mencapai KKM dan 75% belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil fakta di kelas IV SD Negeri 018 Sekip Hulu dan hasil
konsultasi dengan dosen pembimbing, maka perlunya penerapan pendekatan
pembelajaran yang tepat sebagai proses pembelajaran matematika. Salah satu
pendekatan pembelajaran matematka yang berorientasi pada matematisasi
pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan Matematika Realistik
(MR). Pembelajaran Matematika Realistik (MR) memberikan kesempatan siswa
untuk menemukan kembali dan mengkontruksi konsep-konsep matematika pada
masalah realistik yang diberikan oleh guru. Situasi realistik dalam masalah
memungkinkan siswa menggunakan cara-cara informal (cara mereka sendiri
dengan pengalaman) untuk menyelesaikan masalah.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di kelas IV SD Negeri 018
Sekip Hulubanyak sekali penyebab kurangnya hasil belajar matematika materi
penjumlahan dua pecahan, diantaranya :
1. Guru masih menggunakan pendekatan lama yaitu ceramah
2. Guru masih berpatokan menggunakan textbook dalam menyampaikan
materi.
3. Guru tidak menghubungkan materi dengan dunia nyata siswa.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
5. Guru hanya mengukur keberhasilan pembelajaran dari hasil tes ulangan
siswa.
2. ANALISIS MASALAH
Masalah tersebut tentu saja sebagai guru yang mengajar siswa menjadi
risau dan gelisah. Setelah berdiskusi dengan rekan sejawat tampaknya memang
ada masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Dari identifikasi telah dipaparkan
dan juga hasil diskusi bersama rekan sejawat dapat dianalisis beberapa masalah
yang terjadi dalam pembelajaran MTK, antara lain:
2
a. Guru lebih banyak berceramah sehingga komunikasi yang terjadi hanya
satu arah (lebih banyak dari guru).
b. Guru kurang mengembangkan prinsip motivasi sehingga siswa kurang
semangat dalam mengikuti pelajaran.
c. Guru tidak menggunakan stretegi pembelajaran yang dapat membelajarkan
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
d. Guru tidak mengelola interaksi antara siswa, baik siswa yang kurang
pandai maupun dengan siswa yang lebih pandai; dan
e. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran.
3. ALTERNATIF DAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan permasalah yang telah dipaparkan, maka peneliti
menggunakan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SD N 018
Sekip Hulu , Kecamatan Mijen, Kabupaten Indragiri Hulu pada materi pecahan
dan operasinya sebagai upaya peningkatan hasil belajar materi pecahan dan
operasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 018 Sekip Hulumateri
penjumlahan dua pecahan dapat dirumuskan masalah : Apakah penerapan strategi
pendekatan matematika realistic dapat meningkatkan hasil belajar Matematika di
kelas IV ?
3
D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Menjadi bahan informasi ilmiah bagi praktisi pendidikan mengenai
pembelajaran menggunakan pendekatan Matematika Realistik serta dapat
menjadikan referensi dalam upaya pengoptimalan pembelajaran matematika
materi pecahan dan operasinya.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti dan guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan
pembelajaran yang tepat pada materi pecahan dan operasinya.
b. Bagi sekolah
Sebagai masukan dan dasar pemikiran untuk mengoptimalkan
pembelajaran matematika sesuai dengan pendekatan yang tepat.
c. Bagi pembaca
Memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran matematika
materi pecahan dan operasinya menggunakan pendekatan matematika
realistik.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT BELAJAR
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melui pengalaman.
Surya, Mohammad (1992 : 23), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat
maupun jenisnya, karena tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Menurut Slameto (2010 : 3-5), ciri-ciri perubahan
tingkah laku yang termasuk dalam pengertian belajar, yaitu : (1) perubahan yang
terjadi secara sadar, artinya seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu, atau paling tidak dia merasakan bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya
suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna lagi bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya; (3) perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu lebih dari
sebelumnya; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap;
(5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan
tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai; dan (6) perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku, artinya bahwa perubahan yang diperoleh
seseorang melalui proses belajar.
Kesimpulan dari penjelasan mengenai defininisi belajar adalah proses
perubahan tingkah laku akibat dari perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja
5
berdasarkan dari pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
6
seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari
kemudian dapat diketahui melalui tes.
Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006:3-4) hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil interaksi itu
menyebabkan perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh setelah siswa
menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai
sumber belajar dan lingkungan belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang dating dari luar diri
siswa (faktor eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi
kemampuan yang dimilikinya , motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan
faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
7
Seperti yang dikatakan Zulkardi (2001 : 1) bahwa Realistic Mathematic
Education (RME) atau pendekatan matematika realistik adalah teori pembelajaran
yang bertitik tolak dari hal-hal real. Realistic dalam hal ini dimaksudkan tidak
mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa,
Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur pemecahan
informal, sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep
matematisasi.
Dua jenis matematisasi diformulasikan oleh Traffers yaitu matematisasi
horizontal dan matematisasi vertical (Suharta, 1 : 2005). Dalam bermatematika
secara horizontal, siswa mengidentifikasi bahwa soal kontstektual harus ditransfer
ke dalam soal bentuk matematika untuk lebih dipahami. Menurut Gravemeijer dan
Traffers (Suharta,1: 2005) melalui penskemaan, perumusan, dan
pemvisualisasian, siswa mencoba menemukan dan hubungan soal dan
mentransfernya kedalam bentuk model matematika formal dan tidak formal. Peran
guru adalah membentuk siswa menemukan model-model formal dan nonformal
dengan memberikan gambaran model-model yang cocok untuk mempresentasikan
soal tersebut.
Sedangkan dalam matematika secara vertical, siswa menyelesaikan bentuk
matematika formal atau tidak formal dari soal kontekstual dengan menggunakan
konsep, operasi dan prosedur matematika yang berlaku dan dipahami siswa. Guru
membantu siswa menunjukkan hubungan dari rumus yang digunakan,
membuktikan aturan matematika yang berlaku, membandingkan model,
menggunakan model yang berbeda, mengkombinasikan dan menerapkan model,
serta merumuskan konsep matematika dan menggeneralisasikannya.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Wahyudi dan Kriswandani (2007 : 52) mengemukakan bahwa langkah-
langkah pembelajaran dalam pendekatan matematika realistic adalah sebagai
berikut :
1. Memahami masalah / soal konteks, guru memberikan masalah / persoalan
kontekstual dan meminta peserta didik untuk memahami masalah tersebut.
8
2. Menjelaskan masalah kontekstual, langkah ini dilakukan apabila ada peserta
didik yang belum paham dengan masalah yang diberikan.
3. Menyelesaikan masalah secara kelompok atau individu.
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan
menyediakan waktu untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari
soal secara kelompok.
5. Menyimpulkan isi diskusi.
D. PECAHAN
Menurut Mustaqim dan Ary (2008 : 163), pecahan merupakan bagian dari
keseluruhan. Materi pecahan adalah salah satu materi yang di ajarkan pada kelas
IV Sekolah Dasar. Adapun materi yang dipelajari dalam pecahan meliputi :
1. Menjelaskan arti pecahan dan urutannya, meliputi :
a. Mengidentifikasi pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
Contoh :
1 bagian lingkaran dibagi menjadi 4 bagian. Jadi masing-masing bagian
9
3. Penjumlahan pecahan
a. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan
menjumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.
Kemudian tuliskan hasilnya dalam bentuk paling sederhana.
b. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda dilakukan dengan cara
menyamakan penyebutnya dengan KPK kedua bilangan, jumlahkan
pecahan baru seperti pada penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
4. Mengurangkan pecahan
a. Melakukan pengurangan pecahan berpenyebut sama.
Pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dilakukan dengan
mengurangkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.
Kemudian tuliskan hasilnya dalam bentuk paling sederhana.
b. Melakukan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
Aturan pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya yaitu samakan
penyebutnya dengan KPK kedua bilangan, kemudian kurangkan pecahan
baru seperti pada pengurangan pecahan berpenyebut sama.
5. Menyelesaikan yang berkaitan dengan pecahan.
Contoh :
Ibu membeli sebuah kue besar, kue tersebut di bagikan kepada anaknya yang
berjumlah 2 orang. Berapa jumlah yang diperoleh masing-masing anak?
Jawab :
E. PENELITIAN TERDAHULU
Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan matematika
realistik merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belaja siswa dalam
pembelajaran materi pecahan. Usaha ini dilakukan sehubungan dengan adanya
kesenjangan antara materi yang dicita-citakan oleh kurikulum tertulis (intended
10
curriculum), serta perbedaan materi yang diajarkan dengan materi yang dipelajari
siswa (relized curriculum).
Penelitian yang dilakukan oleh Soviawati, Evi tentang Pendekatan
Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di
Tingkat Sekolah Dasar, hasilnya antara lain siswa tidak hanya mudah mengusai
konsep dan materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan konsep dan
materi yang telah diperolehnya. Pendekatan ini tepat diterapkan dalam
mengajarkan konsep-konsep dasar supaya siswa mampu meningkatkan
kemampuan berfikrnya yang akhirnya bermuara pada meningkatnya hasil belajar
siswa.
Penelitian Romauli, Mika tentang Pengaruh Pembelajaran Matematika
Realistik dan Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD
Bharlind School Medan, hasilnya antara lain terdapat perbedaan antara hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik dengan
cara kelompok dan cara individu. Hasil belajar yang diajarkan dengan PMR cara
kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan PMR yang diajarkan secara individu.
Penelitian Zulkardi dan Ilma, Ratu, tentang Desain Bahan Ajar
Penjumlahan Pecahan Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 23 Indralaya, hasilnya antara
lain proses pembelajaran siswa dengan menggunakan bahan ajar penjumlahan
pecahan berbasis PMRI sangat menuntun siswa untuk mengembangkan ide-ide
dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah, dilihat dari
proses yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah.
11
terikat dengan kehidupan nyata dan alam pikiran siswa sering menjadikan
matematika yang kurang dipelajari kurang bermakna dan kurang menarik.
Pendekatan matemtika realistik dapat membantu mengkonkretkan konsep-
konsep matematika yang abstrak. Salah satu pembelajaran matematika yang
beorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari serta menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan pembelajaran
matematika realistik (MR). Dengan penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistic (MR) diharapkan siswa lebih mudah menangkap dan
memahami konsep matematika yang nantinya bermuara pada peningkatan hasil
belajar siswa.
12
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
13
B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model visualisasi bagan yang
disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan atau planning
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan
terencana namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai
situasi dan kondisi yang tepat.
b. Tindakan atau acting
Yang dimaksud tindakan atau acting dalam penelitian ini adalah tindakan
yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang
cermat dan bijaksana. Tindakan yang dilakukan berdasarkan pada perencanaan
yang telah disusun sesuai dengan perencanaan.
c. Observasi atau observing
Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal
yang terjadi selama tindakan.
d. Refleksi atau reflecting
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali sutau tindakan yang
telah dilakukan sesuai dengan hasil observasi.
14
b. Triangulasi
Triangulasi adalah suatu cara untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu pengumpulan
data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.
Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil
observasi, data hasil wawancara dengan guru dan diperkuat dengan data dari
jurnal harian, wawancara tidak terstruktur dengan siswa dan data dari dokumen
kamera.
c. Display data
Data hasil reduksi data dan triangulasi kemudian dianalisis dengan analisis
deskriptif. Selanjutnya data hasil analisis disajikan dalam bentuk terstruktur
sehingga data mudah dipahami secara keseluruhan atau pada bagian tertentu.
Selain itu data ditampilkan pula dalam bentuk foto untuk memahami hal-hal yang
bersifat subjektif. Data tes dihitung presentase ketuntasannya dengan rumus :
Jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah seluruh siswa
15
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Mustaqim & Ary. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soviawati, Evi. 2011. “Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah
Dasar”. Jurnal of Education, ISSN 1412-565X , No.2, pp.79-85
Romauli, Mika. 2013. “Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan
Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharlind
School Medan”. Jurnal Tematik, ISSN : 1979-0633 , Vol.003, No.12,pp.1-
18
Suharta. 2005. Matematika Realistik Apa dan
Bagaimana. http:www.depdiknas.go.id. diakses 15 September 2007.
Surya, Mohammad. 1992. Psikologi Pendidikan (Cetakan ke-5 Edisi Revisi).
Bandung: Jurusan PBB UPI.
Wahyudi dan Kriswandi. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
123. Salatiga: ISBN.
Zukardi dan Ilma, Ratu. 2010. “Desain Bahan Ajar Penjumlahan Pecahan
Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 23 Indralaya”. Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 4. N0. 2
Zulkardi. 2001. How to Design Mathematics Lessons on the Realistic Approach?.
www. Geocities.com/ratuilma/PMR.html. diaskes 28 Agustus 2007.
16