Anda di halaman 1dari 9

Step 1

- Hipertensi = Tek darah tinggi / diatas normal, tek sistol lebih dari samadengan 140
mmhg dan atau diastol lebih dari sama dengan 90mmhg

Tekanan Darah = Kuat jantung dalam sekali pompa, curah jantung yg meningkat di x
dengan resistensi perifer meningkat.

- Dislipidemia = Kelainan metabolisme lipid

Step 2

1. Mengapa pasien merasakn keluhan kepala pusing dan pegal pada bagian tengkuk?
2. Apa hubungan antara KB dengan hipertensi?
3. Apa saja jenis jenis hipertensi?
4. Faktor resiko dari hipertensi
5. Sebutkan klasifikasi dari hipertensi
6. Etiologi dari hipertensi
7. Mengapa dokter menganjurkan pasien untuk diet rendah garam
8. Penatalaksanaan hipertensi
9. Apa saja organ target yang rentan terkena efek dari hipertensi
10. Apa hubungannya hipertensi dengan pembesaran jantung kiri?
11. Apa pato fisioogi dari hipertensi
12. Manifestasi klinis dari kasus tersebut

Step 3

1. Mengapa pasien merasakn keluhan kepala pusing dan pegal pada bagian tengkuk?
2. Mengapa terjadi perbedaan tekanan darah pada ibu dan anak (ibu 170/80 dan anak
160/100)
 Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia terjadinya
penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat
sangat tinggi dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan
pembuluh darah pada lanjut usia. Secara hemodinamik hipertensi sistolik ditandai penurunan
kelenturan pembuluh arteri besar resistensi perifer yang tinggi pengisian diastolik abnormal
dan bertambah masa ventrikel kiri. Penurunan volume darah dan output jantung disertai
kekakuan arteri besar menyebabkan penurunan tekanan diastolik. Lanjut usia dengan
hipertensi sistolik dan diastolik output jantung, volume 20 intravaskuler, aliran darah keginjal
aktivitas plasma renin yang lebih rendah dan resistensi perifer. Perubahan aktivitas sistem
syaraf simpatik dengan bertambahnya norepinefrin menyebabkan penurunan tingkat
kepekaan sistem reseptor beta adrenergik pada sehingga berakibat penurunan fungsi relaksasi
otot pembuluh darah.

3. Etiologi dari hipertensi


1. Hipertensi esensial (hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Golongan hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi.
2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Menurut Patel
(1995), penyebab dari hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, pre-eclamptic toxaemia
atau pre-eklampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada kehamilan diatas
20 minggu, pil kontrasepsi dan obat-obatan lain seperti obat depresi, pertumbuhan pada
kelenjar penghasil hormon seperti tumor pada kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari yang
bisa mengakibatkan hipertensi sebagai hasil dari adanya sekresi hormon yang berlebihan dari
kelenjar-kelenjar tersebut, keracunan timah dan kadmium, malformasi kongenital atau cacat
bawaan pada beberapa pembuluh darah.

4. Apa patofisiogi dari hipertensi

5. Apa saja jenis jenis hipertensi?


Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Golongan hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita
hipertensi.
2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Menurut
Patel (1995), penyebab dari hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, pre-
eclamptic toxaemia atau pre-eklampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada kehamilan diatas 20 minggu, pil kontrasepsi dan obat-obatan lain seperti
obat depresi, pertumbuhan pada kelenjar penghasil hormon seperti tumor pada
kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari yang bisa mengakibatkan hipertensi sebagai
hasil dari adanya sekresi hormon yang berlebihan dari kelenjar-kelenjar tersebut,
keracunan timah dan kadmium, malformasi kongenital atau cacat bawaan pada
beberapa pembuluh darah.

6. Sebutkan klasifikasi dari hipertensi


Klasifikasi menurut WHO
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat 1 140-159 90-99
Tingkat 2 160-179 100-109
Tingkat 3 >= 180 >110
Hipertensi sistol terisolasi >= 140 <90

7. Faktor resiko dari hipertensi


Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang
hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi (Yundini, 2006).
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi
hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar
50% di atas umur 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg
untuk 18 peningkatan darah sistolik.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi
risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.
4. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian
bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot
(berbeda sel telur).

Faktor yang dapat diubah/dikontrol


1. Merokok
Merokok lebih dari satu pak rokok sehari berisiko 2 kali lebih rentan mengalami hipertensi
dari pada mereka yang tidak merokok (Price & Wilson, 2006). Nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, masuk ke dalam aliran darah dan merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri serta mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi
(Nurkhalida, 2003).
2. Konsumsi garam
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar
tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3. Konsumsi lemak jenuh
Konsumsi lemak jenuh meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan
tekanan darah
4. Konsumsi alkohol
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga,
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah
merah berperan dalam menaikkan tekanan darah (Nurkhalida, 2003).
5. Kurang Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga teratur dapat
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas fisik
meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan.
Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan
sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri
(Sheps, 2005).
6. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres dapat merangsang kelenjar adrenal 21
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat.
7. Obesitas
Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis
meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Obesitas meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume
darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan
lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan
natrium dan air (Sheps, 2005; Yundini, 2006).

8. Apa hubungan antara DM, KB dan dislipidemia dengan hipertensi?


Dislipidemia
Kasus dislipidemia ini secara sederhana dapat menjadi faktor risiko infark miokard akut
karena pada proses terganggunya profil lipid dalam darah terjadi penimbunan lemak pada
lapisan pembuluh darah yang akhirnya mengurangi diameter lumen pembuluh darah
akibatnya terjadi iskemia dengan manisfestasi lanjutannya adalah terjadi infark miokard.
Diabetes Melitus

KB
Efek hormone estrogen adalah menginhibisi sekresi FSH dan progesterone menginhibisi
pelepasan LH  Gangguan pada tingkat pembuluh darah 
Kemampuan mempermudah retensi ion Na+ dan sekresi air akibat kenaikn aktivitas renin
plasma dan pembentukan angiotensin yang menyertainya

9. Apa hubungannya hipertensi dengan pembesaran jantung kiri?


Jantung mengalami hipertrofi dalam usaha kompensasi akibat beban tekanan (pressure over
load) atau beban volume (volume overload) yang mengakibatkan peningkatan tegangan
dinding otot jantung. Hipertrofi Ventrikel Kiri dimulai dengan peningkatan kontraktilitas
miokard yang dipengaruhi oleh sistem saraf adrenergik sebagai respon neurohumoral,
kemudian diikuti dengan peningkatan aliran darah balik vena karena vasokontriksi
dipembuluh darah perifer dan retensi cairan oleh ginjal. Bertambahnya volume darah dalam
vaskuler akan meningkatkan beban kerja jantung, kontraksi otot jantung akan menurun
karena suplai aliran darah yang menurun dari aliran koroner akibat arteriosclerosis dan
berkurangnya cadangan aliran pembuluh darah koroner. Dengan peningkatan tahanan perifer
dan beban sistolik ventrikel kiri, jantung mengalami hipertrofi karena aktifasi simpatis untuk
meningkatkan kontraksi miokard (Malik, 2000)

10. Apa saja organ target yang rentan terkena efek dari hipertensi?
 Jantung : pembesaran ventrikel kiri, angina/prior myocardial infarction, prior coronary
revascularization, gagal jantung
 Otak : strok atau transient ischemic attack (TIA), demensia
 Penyakit ginjal kronik
 Penyakit arteri perifer
 Retinopati

11. Manifestasi klinis dari kasus tersebut


Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal.

12. Penatalaksanaan hipertensi?

13. Mengapa dokter menganjurkan pasien untuk diet rendah garam?


Sistem renin angiotensin dan aldosteron berperan dalam timbulnya hipertensi. Renin berperan
pada konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang mempunyai efek vasokonstriksi.
Angiotensin II menyebabkan sekresi aldosteron yang berakibat pada retensi natrium.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar
tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

14. Mengapa dokter harus memberikan kombinasi 2 obat?


Alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi dianjurkan adalah karena mempunyai
efek yang aditif, mempunyai cara kerja yang saling mengisi 4 pada organ target tertentu,
mempunyai efek sinergisme, menurunkan efek samping masing-masing obat, sifat saling
mengisi dan adanya “fixed-dose combination” yang akan meningkatkan kepatuhan pasien
(Depkes, 2006).
Kombinasi dua obat dosis rendah direkomendasikan untuk kondisi TD >20/10 mmHg di atas
target dan tidak terkontrol dengan monoterapi. Secara fisiologis konsep kombinasi 2 obat
(dual therapy) cukup logis, karena respon terhadap obat tunggal sering dibatasi oleh
mekanisme counter aktivasi. Sebagai contoh kehilangan air dan sodium oleh thiazide akan
dikompensasi oleh RAAS sehingga akan membatasi efektivitas thiazide dalam menurunkan
tensi. Kombinasi 2 golongan obat dosis rendah yang direkomendasikan adalah penghambat
RAAS+diuretic dan penghambat RAAS+CCB. Penting harus diingat jangan menggunakan
kombinasi ACEI dan ARB pada 1 pasien yang sama. Jika target TD tidak bisa dicapai
menggunakan 2 macam obat antihipertensi dalam rekomendasi di atas atau karena kontra
indikasi atau dibutuhkan lebih dari 3 obat untuk mencapai target TD, obat antihipertensi dari
kelas lain dapat digunakan. Rujukan ke spesialis hipertensi dapat diindikasikan untuk pasien
yang target TD tidak dapat dicapai dengan menggunakan strategi di atas atau untuk
pengelolaan pasien yang kompleks yang memerlukan tambahan konsultasi. 4 Umur < 55 thn
Umur > 55 thn atau orang kulit hitam atau Afrika atau Karibia pada semua umur A C 1 A +
C1 A + C + D Resistant hypertension A + C + D + pertimbangkan pemberian diuretic lebih
lanjut atau -blocker atau -blocker Pertimbangkan untuk mencari saran dari ahlinya
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 4 Langkah 3 Keterangan : A = ACE inhibitor atau angiotensin
II receptor blocker (ARB) C = Calcium Channel Blocker (CCB) D = Thiazide-like diuretic
Guideline JNC VIII merekomendasikan kombinasi ACE-inhibitor atau ARB dengan CCB dan
atau thiazid. Konsep ini sama dengan guideline UK. yang pertama merekomendasikan
kombinasi ACE-inhibitor atau ARB dengan CCB (A+C). Mengkombinasikan Penghambat
Renin-Angiotensin-Aldosterone System (RAAS) Kombinasi beberapa jenis obat dari
golongan penghambat RAAS dewasa ini sudah tidak direkomendasikan. Data dari trial
ONTARGET(3) (ACE inhibitor+ARB) dan ALTITUDE (ARB+Direct Renin Inhibitor) (4)
mendapatkan jika kombinasi ini tidak lebih efektif jika dibandingkan ACE inhibitor tunggal
dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler pada populasi berisiko tinggi termasuk
dengan diabetes. Di lain pihak kombinasi tersebut meningkatkan efek samping seperti
gangguan fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai