PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas segala tentang reproduksi pria, baik konsep
reproduksi, alat reproduksi, hormon reproduksi, penyakit reproduksi dan cara penyembuhannya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Fungsi Dari Bagian-Bagian Sistem Reproduksi Pria
1. Skrotum
Skrotum merupakan alat yang digunakan untuk membungkus testis. Letak skrotum yaitu diantara
penis dan juga anus. Skrotum terletak di depan perineum. Skrotum ada dua, atau sepasang, ada skrotum
kanan dan skrotum kiri pada bagian ini krotum dibatasi oleh jarignan ikat dan juga otot dartos. Otot ini
memiliki fungsi sebagai alat gerak bagi skrotum hingga skrotum dapat mengendur dan juga dapat
mengerut. Pada bagian skrotum juga memiliki serat-serat yang berasal dari penerusan otot luring dari
dinding perut atau biasa disebut dengan otot kremaster.
Fungsi dari skrotum adalah sebagai berikut:
Memberi ruang untuk testis agar dapat bergerak. Baik bergerak menjahui tubuh maupun
bergerrak mendekati tubuh.
Mengatur suhu pada testis agar tetap terjaga yaitu dengan memberikan lingkungan pada testis
yang memiliki suhu dingin antara 1-8 derajat Celcius lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu pada
tubuh.
2. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5
cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan agar dapat berfungsi
secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh atau lebih tepatnya di dalam skrotum. Ukuran
dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma
(spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 - 3 minggu. Bentuk sperma
sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk seperti
kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
Testis juga mempunyai tanggung jawab untuk membuat hormon testosteron. Hormon ini
merupakan hormon yang sangat berperan dalam perubahan anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat
suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang
anak telah beranjak dewasa.
3. Epididimis
Epididimis adalah saluran yang keluar dari testis. Setiap testis memiliki satu epididimis sehingga
jumlahnya sepasang. epididimis adalah bagian organ pada alat reproduksi yang memilki bentuk sebagai
saluran yang berkelok kelok, saluran epdidimis berada pada skrotum dan juga berada diluar testis.
Apabila dilihat epdidimis ini berbentuk hampir seperti huruf C
4. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot yang merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai
penghubung antara epididimis dengan kantong sperma dan sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui penis.
5. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kandung mani adalah sebuah kantong yang dindingnya menghasilkan
getah sebagai makanan untuk sperma. vesikula seminalis juga berfungsi untuk mensekresikan cairan
dalam tubuh yang memiliki sifat basa, selain itu vesikula seminalis ini berjumlah sepasang yaitu kanan
dan kiri
3
6. Kelenjar bulbouretral
Kelenjar bulbouretral / Kelenjar cowper adalah sepasang kelenjar kecil eksokrin yang terdapat
pada sistem reproduksi pria. Kelenjar cowper terletak di belakang samping (posterior-lateral) bagian
uretra yang bermembran di dasar penis.
Kelenjar Cowper menghasilkan cairan pra ejakulasi atau cairan preseminal, yaitu cairan transparan, tidak
berwarna, kental yang dikeluarkan dari uretra ketika terjadi peningkatan hasrat seksual, sebelum terjadi
ejakulasi. Cairan ini membantu melubrikasi uretra agar dapat dilewati spermatozoa, dan membantu
menyingkirkan sisa urin dan benda asing lainnya.
7. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit
yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak
mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis
ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian
dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma
keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat dalam 'berhubungan' antara pria dan wanita, serta sebagai saluran
pengeluaran sperma, dan urine.
Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu
menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah).
Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat
bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
8. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar
tubuh melalui penis.
2) LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi
poses ovulasi (pelepasan sel telur).
3) Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan penampakan
ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
4) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam
oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga
berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.
5) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan
dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah
dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar
endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak
berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
4
2.5 Proses Pembentukan Sperma (Genesis)
5
Masa orgasme (orgasmic phase)
Orgasme adalah puncak atau klimas pada rangsangan seks. Ketika orgasme, otot meneggang di seluruh
tubuh dan meninggkat, pria tersebuut mengalami kontraksi pada otot pangul diikuti pelepasan otot yang
tenggang semen biasanya tetapi tidak selalu di ejakulasi dari penis. Ejakulasi terjadi ketika syaraf
merangsanng kontraksi otot didalam organ reproduksi pria seperti seminal vesicle prostat dan pembuluh
pada epididymis dan vast deferent kontraksi ini mnedorong semen ke uretra. Kontraksi di sekitar uretra
lebih lanjut mneggerakkan semen melalui dan keluar dari penis leher kantung juga menggang untuk
menjaga semen mengalir kembali menuju kantung.
2. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phosphat, enzim pembeku,
dan profibrinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens
sehingga cairan encer dapat dikeluarkan untuk menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit
basa dari cairan prostat memungkinkan untuk keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas
deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.
Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada
saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi dalam. Organ
reproduksi luar terdiri dari penis (zakar) dan skrotum. Organ reproduksi dalam terdiri dari testis,
vas eferentia, epididimis, vas diferentia, ductus ejaculatorius, dan saluran uretra. Kelenjar pada
reproduksi pria antara lain vesicula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowperi, dan kelenjar
litteri. Hormon pada reproduksi pria yakni testeron, LH, FSH, estrogen, hormon pertumbuhan,
DHEA, dan 17-estradiol. Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria
antara lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Anorkidisme,
Hyperthropic prostat, Hernia inguinalis, Kanker testis, Impotensi, Infertilitas (kemandulan),
Orkitis, Sifilis (Raja Singa), Gonorhoe (kencing nanah) , Kanker Prostat , Herpes, HIV/AIDS
3.1 Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan
pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya
untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan
harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut
akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung
jawab.
7
DAFTAR PUSTAKA