Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PERENCANAAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA RODA GIGI

3.1 Perencanaan dan Perhitungan Poros.

Parameter yang diketahui :


P : 3,6 kW
n : 3600 rpm

Poros adalah komponen utama dan sangat penting dalam sebuah mesin karena
poros merupakan penerus daya dan putaran. Dalam perencanaan roda gigi, poros harus
direncanakan terlebih dahulu sebelum bagian atau komponen yang lain. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan poros yaitu:

1. Kekuatan poros
2. Bahan poros
3. Putaran kritis
4. Bahan poros

1. Momen puntir
Jika daya yang diserap rotor (𝑃𝑟𝑜𝑡𝑜𝑟 ) sebesar 3,6𝑘𝑊 pada putaran (n) 3600rpm.

Maka daya yang direncanakan (Pd) adalah:

𝑃𝑑 = 𝑓𝑐  𝑃𝑟𝑜𝑡𝑜𝑟

Dalam perhitungan daya rencana (𝑃𝑑 ), perlu dilibatkan faktor koreksi (𝑓𝑐 ).
Karena 𝑓𝑐 ikut mempengaruhi besar daya yang akan dihantarkan kepada poros yang
akan digerakkan. Dalam hal ini faktor koreksi 𝑓𝑐 yang dipakai adalah 1,2. Diambil 1,2
karena diperkirakan daya yang akan ditransmisikan oleh poros penggerak ke poros
yang akan digerakkan merupakan daya maksimum yang diperlukan.

25
Tabel 3.1. Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan Fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0


Daya maksimun yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

Sumber : Sularso , Kiyokatsu Suga , 1983 , Hal 7.

Maka daya rencananya adalah:

𝑃𝑑 = 𝑓𝑐  𝑃𝑎

𝑃𝑑 = 1.2  3,6 kW

𝑃𝑑 = 4,32 kW

Daya yang digunakan adalah 3,6 kW dan putaran 3600 rpm. Untuk menghitung
momen puntir digunakan persamaan 3-1 berikut ini:

𝑃
T = 9,7 x 105 x ( 𝑛𝑑 ) [3-1]

Keterangan:

T = momen puntir [Kg.mm]

𝑃𝑑 = daya rencana

𝑛 = Putaran Poros

Maka momen puntir yang terjadi:

𝑃
T = 9,74 x 105 x ( 𝑛𝑑 )

T = 9,74  105  ( 3,6 )


3600

T = 974 Kg.mm²

26
2. Bahan poros
Bahan poros dapat diambil dari tabel 3.2 JIS G 4501. Batang baja karbon difinis
dingin untuk poros. Bahan yang akan diambil adalah S30C dengan kekuatan tarik
(τb) 48 kg/mm2.

Tabel 3.2. Baja karbon untuk konstruksi mesin

standar dan Lambang Perlakuan Kekuatan Keterangan


macam panas tarik kg/mm
2

Baja karbon S30C Penormalan 48 -


Konstruksi S35C - 52 -
mesin S40C - 55 -
(JIS 4501)
Sumber : sularso. Dasar perencanaan dan pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya Paramitha, 1987, hal 3

Faktor keamanan dipandang cukup untuk kasus ini adalah :

Sf1 = 6,0, untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja.

Sf2 = 2,0, pengaruh konsentrasi tegangan dan kekerasan permukaan poros.

Kt = 1,5, faktor koreksi untuk momen puntir, dipilih untuk sedikit kejutan
atau tumbukan.

Cb = 1,2, faktor koreksi untuk pembebanan lentur, bila terjadi beban


lentur.

3. Tegangan geser izin


Tegangan geser izin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝜎𝑏
𝜏𝑎 = [3-2]
𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2

27
dimana :

2
𝜏𝑎 = tegangan geser izin (kg/mm )

2
𝜎𝑏 = kekuatan tarik beban (kg/mm )

Maka :

48
𝜏𝑎 =
6,0 𝑥 2

𝜏𝑎 = 4 kg/mm 2

4. Diameter poros
Diameter poros dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

5,1
𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝑥 𝑘𝑡 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]1/3 [3.3]
𝑎

5,1
𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝑥 𝑘𝑡 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]1/3
𝑎

5,1
𝑑𝑠 = [ 𝑥 1,5 𝑥 1,2 𝑥 974]1/3
4

𝑑𝑠 = 13,07 mm

Maka diameter poros yg akan diambil harus lebih besar dari hasil yang
didapatkan, maka berdasarkan Tabel 3.3, dibawah ini di ambil poros dengan diameter
sebesar 14 mm.

28
Tabel 3.3. Diameter poros

4 10 *22.4 40 100 *224 0


24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4.5 *11.2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31.5 48 *315 480
5 *12.5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5.6 14 *35.5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6.3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7.1 71
75
8 80
85
9 90
95

(Sumber: Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.


Jakarta:Pradnya Paramitha, 1987, hal 9.)

29
5. Tegangan geser yang terjadi
Tegangan geser yang terjadi adalah :

5,1 𝑥 𝑇
𝜏 = [3.4]
(𝑑𝑠 )³

5,1 𝑥 974
𝜏 =
(14)³

2
𝜏 = 1,81 kg/mm

Jadi, berdasarkan perhitungan diatas maka didapat tegangan geser yang terjadi
lebih kecil dari tegangan geser izin.

 a 

2
(4 > 1,81) kg/mm (aman)

3.2 Perhitungan Pasak


Gaya tangensial pada permukaan poros (Ft)

2𝑇
Ft = 𝑑𝑠

2×974
Ft = = 149,04 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
13,07

Berdasarkan Tabel 2.5 maka dipilih dimensi pasak adalah sebagai berikut:
Lebar pasak b: 5 mm
Tinggi pasak h: 5 mm
Kedalaman alur pasak pada poros t: 3,0 mm
Kedalaman alur psak pada roda gigi t2 :2,3 mm

30
Gambar 3.1 Skematik Pasak
Jika bahan pasak S 45 C dicelup dingin dan dilunakan maka tegangantariknya
adalah σb= 58 kg/mm2 dengan faktor keamanan diambil Sfk1 = 6,0 dan Sfk2 = 2,0.Maka
tegangan geser yang diizinkan adalah:

Maka tegangan geser yang diizinkan dapat di hitung dengan Persamaan 2.29
adalah

𝜎𝑏
𝜏𝑘𝑎 =
𝑠𝑓𝑘1 𝑥 𝑠𝑓𝑘2

58
𝜏𝑘𝑎 =
6,0 𝑥 2,0

𝜏𝑘𝑎 = 4,8 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

1. Menentukan panjang pasak

Untuk menentukan panjang pasak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


2.28 adalah:

𝐹
𝜏𝑘 = ≤ 𝜏𝑘𝑎
𝑏 𝑥 𝑙1

149,04
𝜏𝑘 = ≤ 4,8 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
5 𝑥 𝑙1

Maka : 𝑙1 = ≥ 6,21𝑚𝑚

Untuk pasak tekanan permukaan yang diizinkan adalah pa = 8 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

31
𝐹
𝑝= ≤ 𝑝𝑎
𝑙2 𝑥 𝑡2
149,04
𝜏𝑘 = ≤ 8 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑙2 𝑥 2,3

Maka : 𝑙2 = ≥ 8,1𝑚𝑚

Dari hasil perhitungan di atas maka di peroleh lebar pasak adalah 5 mm, tinggi
pasak = 5 mm, panjang pasak = 8 mm dan diameter poros adalah 14 mm. lebar pasak
sebaiknya antara 25-35% dari diameter poros. Dan panjang poros jangan terlalu
panjang dari diameter poros ( antara 0,75- 1,5 ds ).

32

Anda mungkin juga menyukai