PROYEK
“ MENGUKUR KONDUKTIVITAS BAHAN KONDUKTOR MENGGUNAKAN
PERANGKAT CERDAS MIKROKONTROLER ”
Oleh:
Anggiat S 1407101700
Sonia Fitria Lengga K 140710170020
Meirsya Taulika Salsabila 140710170040
Syifa Hafidah Nuraini 140710170043
PROTOTYPE
Nama : Meirsya Taulika Salsabila
NPM : 140710170040
Nama Partner : Syifa HafidahNuraini
NPM Partner : 140710170043
PROGRAM
Nama : Sonia Fitria Lengga Kencana
NPM : 140710170020
Nama Partner : Anggiat S
NPM Partner : 14071017001
Hari/Tanggal : Rabu / 29 Mei 2019
Waktu : 08.00 - selesai
Jurnal Speaken
Asisten,
NPM :
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. Judul
II. Tujuan
III. Alat dan Komponen
IV. Teori Dasar
V. Gambar Rangkaian
BAB II PEMBAHASAN PROGRESS
I. Flow chart
II. Langkah pengerjaan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Judul
Mengukur Konduktivitas Bahan Konduktor dengan Menggunakan Perangkat Cerdas
Mikrokontroler.
II. Tujuan
2.1 Memahami prinsip kerja konduktiviti meter.
2.2 Dapat menampilkan sinyal hasil pengukuran konduktiviti meter bahan konduktor pada
Arduino.
4.2. Mikrokontroler
Mikrokontroller merupakan sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung
pada sebuah chip. Pada mikrokontroller umumnya telah dilengkapi dengan memori
dan pemrograman input-ouput. Mikrokontroller juga dapat dianggap sebagai suatu
chip IC yang dapat menerima sinyal input yang berasal dari sensor, kemudian
dilakukan pengolahan terhadap sinyal tersebut, dan memberikan sinyal output
sesuai dengan program yang diisikan ke dalamnya.
Gambar 2. Mikrokontroler
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (nonUSB) daya dapat
datang baik dari AC-DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan
dengan cara menghubungkannya plug pusat-positif 2.1mm ke dalam board colokan
listrik. Lead dari baterai dapat dimasukkan ke dalam header pin Gnd dan Vin dari
konektor Power.
Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 - 20 volt. Jika diberikan dengan
kurang dari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyuplai kurang dari 5 volt dan
board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan
bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7 - 12 volt.
10 Pin catu daya adalah sebagai berikut:
a. VIN. Tegangan input ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya
eksternal (sebagai lawan dari 5 volt dari koneksi USB atau sumber daya
lainnya diatur). Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika
memasok tegangan melalui colokan listrik, mengaksesnya melalui pin ini.
b. 5V catu daya diatur digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen
lainnya di board. Hal ini dapat terjadi baik dari VIN melalui regulator
onboard, atau diberikan oleh USB .
c. 3,3 volt pasokan yang dihasilkan oleh regulator on-board. Menarik arus
maksimum adalah 50 mA.
d. GND. Berfungsi sebagai jalur ground pada arduino
Gambar 4 . LCD
4.5. Elektromagnetik
Metode Elektromagnetik adalah metode yang digunakan dalam pencarian
bahan-bahan yang memiliki sifat konduktif yang tinggi. Survei menggunakan
elektromagnetik pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui respon bawah
permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk
akibat adanya arus bolak-balik dan medan magnetik. Metode elektromagnetik ini
terdiri dari dua jenis yaitu metode elektromagnetik pasif dan aktif. Pada metode
elektromagnetik aktif digunakan sebuah transmitter yang akan memancarkan
sumber gelombang elektromagnetik. Medan magnet primer dihasilkan oleh arus
bolak-balik yang melewati sebuah kumparan yang terdiri dari lilitan kawat.
Respon bawah permukaan merupakan medan magnet sekunder, dan resultan
medan yang terdeteksi sebagai arus bolakbalik yang menginduksi arus listrik pada
koil receiver sebagai akibat dari adanya induksi medan magnetik. Medan magnet
primer dihasilkan dengan melewatkan arus AC melalui kumparan kawat pada
transmitter, kemudian medan magnet primer ini akan merambat diatas dan dibawah
permukaan tanah. Jika pada bagian bawah pemukaan terdapat bahan yang
konduktif, medan magnet primer yang berubah terhadap waktu akan menginduksi
bahan tersebut sehingga muncul rotasi medan listrik.
Medan listrik inilah yang akan menghasilkan magnet sekunder yang kelak akan
terdeteksi oleh receiver. Selain mendeteksi medan magnet sekunder, receiver juga
akan mendeteksi medan magnet primer dengan fasa dan amplitudo yang berbeda
dari medan magnet sekunder. Perbedaan dalam bidang resultan dari primer
memberikan informasi mengenai geometri, ukuran, dan sifat listrik dari konduktor
bawah permukaan. Setelah mendapatkan perbedaan antara medan elektromagnetik
primer dan sekunder, dapat ditentukan konduktivitas dari mineral bawah
permukaan tanah.
Satuan konduktivitas adalah ohmˉ¹ (Ωˉ¹), tetapi secara resmi satuan yang
digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ωˉ¹ maka satuan k adalah Smˉ¹
atau SCmˉ¹.
4.7. Konduktiviti Meter
Konduktiviti meter adalah alat untuk mengukur nilai konduktivitas listrik
(electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas listrik sebuah
zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan (Total
Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya. Pengukuran jumlah ion di
dalam suatu cairan menjadi penting untuk beberapa kasus. Salah satu contoh
adalah untuk memonitor kualitas air boiler. Hal ini terkait pengaruh konsentrasi
ion-ion mineral terhadap terjadinya korosi pada pipa boiler (galvanic corrosion).
V = R x I.....(1)
Dimana V adalah tegangan listrik rangkaian (volt), I untuk arus listrik 4
rangkaian (ampere), dan R untuk tahanan listrik rangkaian (Ω).
R = ( l/A ) x ρ.....(2)
Dimana ρ adalah tahanan listrik spesifik (Ω.m) larutan Jika persamaan (1) dan
(2) digabungkan, akan didapatkan persamaan berikut:
V/I = ( l/A ) x ρ
Dan karena nilai ( l/A ) adalah konstan untuk setiap conductivity meter, maka
dapat diganti dengan sebuah konstanta (C):
V/I = C x ρ.....(3)
(ρ): κ = ¹ / ρ
κ = C x I / V.....(3)
4.9. Filtering
Gambar
BAB II
PEMBAHASAN PROGRESS
I. Flowchart