Kelompok 6 - Dermatosis
Kelompok 6 - Dermatosis
DERMATOSIS KONTAK
A. Gejala
Dermatitis Kontak
Gejala dermatitis kontak muncul pada bagian tubuh yang melakukan kontak
langsung dengan zat yang memicu reaksi pada kulit. Gejala tersebut dapat muncul dalam
waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah kontak terjadi. Gejala umum
dermatitis kontak pada kulit penderita adalah:
Ruam kulit kemerahan.
Gatal yang dapat terasa parah.
Kering.
Pembengkakan.
Kulit kering atau bersisik.
Kulit lecet atau melepuh.
Menebal.
Pecah-pecah.
Gejala dermatitis kontak yang muncul tergantung dari penyebab dan sensitivitas
kulit terhadap zat yang memicu reaksi tersebut. Dermatitis kontak karena alergi dapat
muncul dalam waktu beberapa hari setelah kontak. Selain gejala umum, gejala lain pada
dermatitis kontak alergi ditunjukkan dengan kulit terlihat lebih gelap, terasa terbakar,
sensitif terhadap sinar matahari, serta terjadi pembengkakan pada wajah, mata, atau
selangkangan. Sedangkan dermatitis kontak karena iritasi dengan zat tertentu
ditunjukkan dengan kulit berkerak atau sangat kering, kulit terasa kaku atau keras, serta
muncul luka terbuka yang membentuk lapisan kulit keras.
Demam.
Beberapa jenis pekerjaan berhubungan dengan zat yang telah disebutkan dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami dermatitis kontak. Jenis pekerjaan tersebut
meliputi petugas kesehatan, pekerja tambang dan konstruksi, penata rambut, mekanik,
penyelam atau perenang, petugas kebersihan dan kebun, serta koki.
Pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat tampilan kulit yang diduga terkena
dermatitis kontak dan mempelajari pola dan intensitas ruam pada kulit.
Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes tusuk
maupun tempel. Pada tes tempel, dokter akan menempelkan kertas yang mengandung
beberapa zat alergen untuk mengidentifikasi penyebab munculnya dermatitis kontak
alergi. Setelah dua hari, kertas dilepas dan reaksi pada kulit diperiksa.
ROAT test atau tes iritasi. Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta untuk
mengoleskan zat tertentu pada bagian kulit yang sama, dua kali sehari, selama 5
sampai 10 hari, untuk melihat bagaimana reaksi kulitnya.
Hindari menggaruk daerah dermatitis kontak. Selain itu, penderita perlu memotong
kuku jika tidak bisa berhenti menggaruk.
Lindungi tangan. Bilas dan keringkan tangan saat mencuci tangan, serta gunakan
sarung tangan untuk melindunginya.
Jika upaya meredakan gejala di rumah tidak menunjukkan hasil, maka dokter dapat
meresepkan obat-obatan berupa:
Krim atau salep kortikosteroid. Obat seperti hydrocortisone dioleskan pada kulit 1-
2 hari sekali untuk meredakan ruam.
Tablet kortikosteroid. Obat ini akan diberikan jika pasien menderita dermatitis
kontak dengan area kulit cukup luas. Pemberian tablet ini biasanya untuk 5-7 hari.
Konsumsi tablet kortikosteroid dalam waktu lama berisiko menimbulkan beberapa
efek samping, seperti gangguan pertumbuhan pada anak, hipertensi, osteoporosis,
serta diabetes.
Apabila pemberian obat-obat di atas belum dapat meredakan gejala, maka dokter
dapat melakukan penanganan dalam bentuk:
Terapi imunosupresan, yakni pemberian obat-obatan yang dapat menekan sistem
imun tubuh untuk mengurangi peradangan.
Fototerapi. Area kulit yang terpengaruh diberikan paparan sinar UV, untuk
membantu mengembalikan penampilannya. Biasanya, teknik ini disarankan oleh
dokter kulit untuk memperbaiki tampilan kulit yang terkena dermatitis kontak.
Jika tidak ditangani dengan benar, dermatitis kontak bisa menimbulkan komplikasi,
yaitu infeksi kulit. Infeksi dapat terjadi jika penderita terus-menerus menggaruk
ruam pada kulit sehingga ruam menjadi basah. kondisi ruam basah merupakan kondisi
ideal bagi berkembangnya bakteri dan jamur, yang dapat menyebabkan infeksi.
F. Pencegahan Dermatitis Kontak
Cara terbaik untuk mencegah dermatitis kontak adalah dengan menghindari kontak
dengan zat penyebab alergi dan iritasi, misalnya dengan mengganti produk perawatan
tubuh yang menyebabkan alergi atau iritasi. Jika tidak bisa menghindarinya, ada
beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena dermatitis kontak, yaitu:
Membersihkan kulit setelah terpapar zat yang menimbulkan iritasi atau reaksi alergi.
Kenakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk mengurangi kontak langsung
antara kulit dengan zat penyebab alergi dan iritasi.
Gunakan pelembap. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lapisan terluar kulit,
sehingga kulit terlindung dari zat penyebab alergi atau iritasi.