Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia
industri untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan
keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak
diajarkan di sekolahan bisa di dapat di dunia usaha , sehingga dengan adanya Praktik
Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevansi Pendidikan
Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang
mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan kejuruan melalui peran serta Institusi Pasangan (IP).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT GMF
AeroAsia Tbk. (Garuda Maintenance Facility) adalah untuk memberikan sebuah
pengalaman dan pengetahuan dalam lingkup dunia pekerjaan, ilmu perawatan,
ilmu perbaikan dan wawasan. Karena pada dasarnya peserta PKL sangat
membutuhkan bekal yang sesuai dengan jurusan yang telah diambilnya untuk
mempersiapkan dirinya dalam masuk ke lingkup dunia pekerjaan dan juga
menambah skill dalam bidangnya agar saat masuk ke dunia kerja, skill dan
wawasannya berguna bagi dunia pekerjaan.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan dari pembuatan laporan antara lain:

1. Untuk memenuhi syarat kelulusan sesuai dengan kurikulum Praktik Kerja


Lapangan Kompetensi Keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara di SMKN 12
Bandung

1
2. Sebagai bukti dan pertanggung jawaban selama penulis mengikuti kegiatan
Praktik Kerja Lapangan di PT GMF AeroAsia Tbk. di unit TJN
3. Untuk mengetahui perkembangan siswa selama mengikuti kegiatan Praktik
Kerja Lapangan
4. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari
sekolah yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan

1.4 WAKTU DAN TEMPAT

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada data


sebagai berikut :
Waktu Pelaksanaan : 07 Januari 2019 – 29 Maret 2019
Tempat Pelaksanaan : Unit TJ Narrow Body Base Maintenance
PT GMF AeroAsia Tbk, Soekarno-Hatta.

1.5 Metode Penyusunan Laporan


Metode untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan, penulis mengambil beberapa metode yaitu :

1. Metode deskriptif, yaitu mengargumentasikan dan memaparkan


permasalahan secara terperinci sesuai dengan data dan fakta yang ada.
2. Metode observasi, yaitu melaksanakn secara langsung di perusahaan melalui
teori yang kemudian diterapkan dalam bentuk kegiatan praktik kerja industri.
3. Metode interview, yaitu mengumpulkan data secara tanya jawab secara
langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang tepat
dan jelas yang dibutuhkan didalam penyusunan laporan.
4. Metode dokumentasi, adalah mencari kelengkapan data dengan pengambilan
gambar kegiatan ataupun komponen yang dikerjakan sebagai kelengkapan
untuk memperoleh data.

2
BAB II
PROFIL UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Berasal dari Divisi Maintenance & enginering (M&E) Garuda Indonesia pada
tahun 1984 yang kemudian berkembang menjadi unit bisnis mandiri. Pada tahun
1998, divisi M & E berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance
Facility (SBU-GMF) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda
Indonesia agar Garuda Indonesia dapat fokus pada bisnis intinya sebagai operator
penerbangan.
Kemampuan GMF semakin diakui dengan keberhasilannya meraih berbagai
sertifikasi nasional dan internasional, antara lain DKU-PPU (Direktorat Kelaikan
Udara dan Pengopersian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and
Administration) dan EASA (European Aviation Sefaty Agency).
Pada tahun 2002, Garuda Indonesia melakukan ‘spin-off’ terhadap SBU-
GMF sehingga resmi menjadi anak perusahaan dengan nama PT Garuda
Maintenance Facility Aeroasia dengan Akta pendirian nomor 93 tanggal 26 april
2002 oleh Notaris Arry Soepratno, S.H. dan mengalami perubahan Anggaran Dasar
sebagaimana ternyata dalam akta pernyataan keputusan para pemegang Saham
Nomor 47 tanggal 17 februari 2015.
GMF mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan pesawat terbang secara
terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance, Repair And Overhaul (MRO)
mulai dari perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan
cabin refurbishment.
Pengembangan usaha terus dilakukan dan pada tahun 2012, GMF mulai
memberikan jasa perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan
industrial generator overhaul, yang menjadi sumber pendapatan baru. Selain itu
juga dimulainya era pembukuan dalam bahasa inggris dengan mata uang dollar
amerika serikat (USD), Pada tahun 2013, GMF melakukan penambahan 2 bidang
usaha baru yaitu SBU IGTE serta pembangunan hangar 4.
Dioperasikannya hangar 4 pada tahun 2015 sebagai hangar narrow body
terbesar didunia memiliki kapasitas 16 line pesawat merupakan langkah GMF

3
dalam pengembangan kapasitas perawatan pesawat sesuai dengan tuntunan
pertumbuhan bisnis pertumbuhan.
Puncaknya, menjelang akhir tahun 2017, tepatnya pada tanggal 10 oktober
2017, GMF menjadi emiten pertama di industri MRO yang melakukan penawaran
saham perdana (initial public offering – iPO) kepada publik. Momentum tersebut
menjadi tonggak sejarah penting bagi perseroan untuk semakin mengukukan posisi
GMF untuk semakin mengukuhkan posisi GMF untuk menjadi top 10 MRO di
dunia.
Sepanjang tahun 2018, GMF berhasil menjajaki kerja sama strategis dengan
beberapa entitas bisnis seperti AFI-KLM, Lion Air, dan sebagainya. Kerja sama
strategis ini bertujuan untuk meningkatkan volume bisnis dan brand image
perseroan. Dengan begitu, nama GMF akan semakin terekspos di dunia perawatan
pesawat terbang.

2.2 Visi, Misi, dan Values

2.2.1 GMF Vision


“Top 10 MRO’s In the World”
2.2.2 GMF Mission
“To provide integrated and reliable aircraft maintenance solutions
for a safer sky and secured quality of life of mankind”
2.2.3 GMF Values
1) “Concern for People”
Insan PT GMF AeroAsia Tbk. Harus saling menghargai, peduli,
memberi kesempatan serta membangun hubungan yang tulus dan saling
percaya antar insan PT GMF AeroAsia Tbk. Melalui sistem perekrutan,
penempatan, pengembangan dan pemberdayaan SDM secara terbuka,
adil, obyektif dan profesional.
2) “Integrity”
Insan PT GMF AeroAsia Tbk. Harus memiliki ketulusan dan
kelurusan hati yang diekspresikan melalui satu kata dengan perbuatan
dalam menerapkan nilai-nilai, etika bisnis dan profesi serta peraturan

4
secara konsisten meskipun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya, sehingga dapat dipercaya.
3) “Professional”
Insan PT GMF AeroAsia Tbk. harus piawai dan sungguh -
sungguh dalam menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis, dan etika
yang berlaku.
4) “Team Work”
Insan PT GMF AeroAsia Tbk. harus senantiasa bekerjasama
secara kompak yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling
memahami fungsi dan peran masing - masing agar dapat menyelesaikan
pekerjaan sampai tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
5) “Customer Focus”
Insan PT GMF AeroAsia Tbk. senantiasa melakukan segala
upaya dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang
diharapkan pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.

5
2.3 Produk dan Jasa (Bisnis Unit)

2.3.1 Line Maintenance


PT GMF AeroAsia Tbk. memberikan jasa Line Maintenance untuk
Penerbangan domestik dan internasional di Bandar Udara Soekarno-
Hatta, Cengkareng, Banten. Line Maintenance menangani perawatan
pesawat seperti Pre Flight Check, Transit Check, Dailly Check, A Check
(perawatan sampai dengan 600 jam terbang), serta berbagai jenis
perawatan lainnya. Selain melakukan perawatan ringan pada pesawat seri
B737s, B747s, B777s, A310s, A320s, A330s, DC10s, MD80s, MD11s,
CRJ1000, dan ATR72. LineMaintenance juga menangani layanan
overnight transit dan emergency AOG (Aircraft On Ground). Fasilitas
MCC (Maintenance Control Center) pada Line Maintenance juga
bertujuan untuk mengurangi perawatan yang tidak terjadwal dan
keterlambatan teknis.
2.3.2 Outstation Line Maintenance
Selain di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, PT
GMF AeroAsia Tbk. memberikan jasa Line Maintenace untuk
penerbangan domestik dan internasional yang mencakup 40 area di
seluruh Indonesia serta 5 area di seluruh dunia meliputi Amsterdam,
Jeddah, Tokyo, Singapura, dan Sydney. Jasa perawatan yang diberikan
oleh Outstasion Line Maintenance sama dengan jasa perawatan yang
diberikan oleh Line Maintenance di Cengkareng.
2.3.3 Base Maintenance
B ase Maintenance dibagi menjadi 2 bagian yaitu Wide body dan
juga Narrow Body.
Dengan fasilitas hangar yang menunjang Base Maintenance
mampu melakukan Heavy check routine, Heavy modification, aircraft
exterior painting , Heavy repair structure , dan aircraft overhaul . Jenis
pesawat yang telah mendapatkan sertifikasi dari DK-PPU,FAA, EASA,
dan otoritas penerbangan negara lain adalah pesawat seri A319/A320,
A330, B737-300/400/500/700/800, CRJ1000, dan ATR27. Base
Maintenance bekerja pada spacious hangar yang dapat menampung 16

6
pesawat narrow-body secara bersamaan. Kapasitas ini akan terus tumbuh
seiring perkembangan hangar PT GMF AeroAsia Tbk. di masa
mendatang.
. 2.3.4 Component Services

Component Services memiliki beberapa workshop seperti Avionics


Workshop, Electro Mechanical and Oxygen Workshop, Ground Support
Equipment Workshop, serta Calibration and Non Destructive Test
(NDT) Workshop. Workshoptersebut merupakan fasilitas penting dalam
perawatan komponen untuk pesawat seri B737, B747, A320, 1330,
CRJ1000, dan ATR72. Component Services juga memperoleh
sertifikasi dari DK-PPU, FAA, dan EASA, seera ISO 9000. Kapabilitas
Unit Component Services termasuk repair and overhaul untuk
instrumen pesawat, kontrol elektronik, radar, dan navigasi, flight data
recorders, dan gyros.
Untuk menjamin kualitas pekerjaan, workshop and laboratorium
GMF dilengkapi dengan peralatan testing berteknologi tinggi termasuk
ATEC (Automatic Test Equipment Complex), IRIS, INS(Inertial
Navigation System), IDG dan Universal Testing Equipments.
Component Services juga menawarkan kepada customers untuk
menjaga ketersediaan pasokan material melalui layanan component
pooling
2.3.5 Engine Maintenance
Dengan fasilitas Engine Workshop dan Engine and APU Test
Cell, Engine Maintenance mampu melakukan perawatan emsin pesawat
dan Auxilliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin CFM56-3 dan
APU GTCF85 yang terpasang dipesawat seri B737-300/400/500, jenis
mesin CFM56-7 dan APU GTCP31-9B yang terpasang di pesawat
B737 NG, serta jenis APU GTCP131-9A yang terpasang di pesawat
seri A320.
Engine Maintenance juga tengah berencana meningkatkan
kapabilitasnya dalam melakukan perawatan mesin CFM56-5 untuk
pesawat seri A320 dan PW100 untuk pesawat seri ATR.

7
2.3.6 Cabin Maintenance

Jasa Cabin Maintenance yang diberikan PT GMF AeroAsia Tbk.


merupakan jasa perawatan kabin pesawat (termasuk in-flight entertainment) untuk
penerbangan domestik dan internasional di Bandar Udara Soekarno Hatta,
Cengkareng, Banten

. Perawatan kabin dilaksanakan saat Pre-Flight Check, Transit Check, Daily


Check, Monthly Inspection, maupun A Check untuk peswat seri B737, B747,
B777, A320, A330, CRJ1000, dan ATR72.

PMA / OOP (Owner/Operated Produced) Part melalui proses DOA.

2.3.7 Material Services

Material Services menawarkan pelayanan penyedia suku cadang,


pengelolaan komponen pesawat, penjualan dan pembelian material,
serta AOG services.

Didukung oleh jaringan pelayanan yang luas, PT GMF AeroAsia


Tbk. menjaga ketersediaan pasokan material dalam skala besar dalam
mendukung pelayanan yang diberikan seperti manajemen persediaan,
parts trading and loan, exchange, inventory management, serta AOG
services secara efisien dan hemat biaya.

2.3.8 Engineering Services

Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan


standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program,
pelayanan data komunikasi dari pesawat ke darat, manajemen dan
distribusi buku bantuan perawatan pesawat, serta pelayanan jasa tenaga
ahli. Sejak tahun 2010, PT GMF AeroAsia Tbk. telah mendapatkan
sertifikasi DOA (Design Organization Approval) dari DK-PPU.

8
PT GMF AeroAsia Tbk.Telahmenunjukkan kemampuannya
dalam menangani modern jet power plantsyang dilengkapi dengan
fasilitas workshop yang memadai.

2.3.9 Logistics & Bonded Services

Logistics & Bonded Services menawarkan jasa pengiriman


barang untuk area pengiriman domestik, ekspor, impor, custom
brokerage, packaging, warehousing, AOG services, serta fasilitas Pusat
Logistik Berikat (PLB). Layanan one stop logistic services dapat
menjadi pilihan bagi pelanggan yang ingin menggunakan beberapa jasa
sekaligus.

2.3.11 Learning Services

Untuk memperkuat posisi PT GMF AeroAsia Tbk dalam industri


MRO, dikembangkan kurikulum training bekerja sama dengan industri
aviasi kelas dunia dan beberapa pabrik pesawat Boeing, Airbus,
General Electric, Rolls-Royce, dan CFMI. Selain telah memenuhi
persyaratan dari FAA dan EASA, PT GMF AeroAsia Tbk. Learning
Services juga telah mendapatkan approval dari DK-PPU, yaitu AMTO
(Aircraft Maintenance Training Organization) dengan sertifikasi CASR
147.

Lulusan PT GMF AeroAsia Tbk. Learning Services diharapkan


dapat memiliki kompetensi pengetahuan sekaligus PKLyang
komprehensif dalam mendukung industri MRO dunia.

9
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Date 26 April 2016


Gambar 2.4.1 Struktur PT GMF AeroAsia Tbk.

10
2.4.2 Struktur Organisasi Narrow Body Base Maintenance

Base Maintenance

Learning Center Unit,


Field Mentoring & Customer Support
continuous & Sales Manager
improvement

TJP
Narrow Body Cabin
Base Structure Hangar Hangar Painting Hangar 4-A Hangar 4-B
Hangar 4
Maintenance
Planning Support

Gambar 2.4.2 Struktur Organisasi Narrow Body Base Maintenance

11
2.5 Fasilitas Perusahaan
1) Hangar 1

Gambar 2.5.1 Hangar 1 PT GMF AeroAsia Tbk.


Hangar 1 diselesaikan pada tahun 1991, digunakan untuk menangani
pesawat wide-body seperti Boeing 747 series dan Boeing 777. Ini adalah hangar
terkecil dari tiga lainnya dan mempunyai luas sebesar 22.000 meter² , dapat
menampung dua pesawat Boeing 747 dan Boeing 777 secara berdampingan
1) Hangar 2

Gambar 2.5.2 Hangar 2 PT GMF AeroAsia Tbk.


Hangar 2 memiliki luas 22.500 meter². Terdiri dari tiga bay pesawat dan
digunakan untuk melakukan minor maintenance. Fasilitas ini dapat
mengakomodir pesawat wide-body dan pesawat narrow-body

12
2) Hangar 3

Gambar 2.5.3 Hangar 3 PT GMF AeroAsia Tbk.


Hangar 3 Juga memiliki luas 22.500 meter². Mempunyai tiga bagian yang
digunakan untuk heavy maintenance. Pada hangar tersebut juga terdapat juga
enam roof-mounted cranes, tetapi pada tahun 2016 hangar 3 dikonversi untuk
pesawat Airbus 330.
3) Hangar 4

Gambar 2.5.4 Hangar 4 PT GMF AeroAsia Tbk.


Hangar 4 juga memiliki luas 66.940 meter², yang berbentuk butterfly.
Hangar ini difungsikan sebagi tempat perawatan pesawat Narrow Body dengan
kapasitas 16 pesawat.

13
BAB III
JURNAL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan (Log Book)


Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan
NO Hari dan Tanggal Kegiatan

1 Senin, 07 Januari 2019  Clearance Test


 Pembagian Unit

2 Selasa, 08 Januari 2019  Pembuatan PASS INTERN

3 Rabu, 09 Januari 2019  Pembagian voucer makan

4 Kamis, 10 Januari 2019  Perkenalan tempat kerja masing masing

5 Jumat, 11 Januari 2019  Perkenalaan alat alat kerja workshop

6 Senin, 14 Januari 2019  Perkenalan part number pada seat cover

7 Selasa, 15 Januari 2019  Remove headrest di pesawat

8 Rabu, 16 Januari 2019  Remove backrest di pesawat

9 Kamis, 17 Januari 2019  Cleaning backrest pada mesin union

10 Jumat, 18 Januari 2019  Final inspection backrest


 Pengemasan backrest

11 Senin, 21 Januari 2019  Remove seatbelt pesawat

12 Selasa, 22 Januari 2019  Remove curtain pesawat

13 Rabu, 23 Januari 2019  Remove carpet

14 Kamis, 24 Januari 2019  Install seatbelt pesawat

15 Jumat, 25Januari 2019  Cleaning babybasinet

16 Senin, 28 Januari 2019  Packing babybasinet

14
 Packing headrest

17 Selasa, 29 Januari 2019  install bottom


 install curtain
 install headrest

18 Rabu, 30 Januari 2019  pemberian part number pada carpet


 cutting carpet

19 Kamis, 31 Januari 2019  cutting carpet

20 Jumat, 1 Februari 2019  remove backrest


 remove seatbelt

21 Senin, 4 Februari 2019  remove backrest


 remove seatbelt

22 Selasa, 5 Februari 2019 HARI RAYA IMLEK


23 Rabu, 6 Februari 2019  cutting carpet
 pemberian part number pada carpet

24 Kamis, 7 Februari 2019  install backrest

25 Jumat, 8 Februari 2019  install backrest

26 Senin,11 Februari 2019  removal wind shield


 recording Life vest
(Boeing 737-800 OmanAir A40-BU)

27 Selasa, 12 Februari 2019  Removall Moist Barrier


 Cleaning Emergency Oxygen
(Boeing 737-800 OmanAir A40-BU)

28 Rabu, 13 Februari 2019  Check Passanger Oxygen Mask


(Boeing 737-800 OmanAir A40-BU)

29 Kamis, 14 Februari 2019  Removall Moist Barrier


 Cleaning Emergency Oxygen

15
(Boeing 737-800 OmanAir A40-BU)

30 Jumat, 15 Februari 2019  Check Lavatory Waste Compartmen


(Boeing 737-800 OmanAir A40-BU)

31 Senin, 18 Februari 2019  Install all side wall

32 Selasa, 19 Februari 2019  Installation all seal side wall

33 Rabu, 20 Februari 2019  Remove emergency exit light

34 Kamis, 21 Februari 2019  Installation safety walk

35 Jumat, 22 Februari 2019  Installation seal door

36 Senin, 25 Februari 2019  Installation all SEB cover

37 Selasa, 26 Februari 2019  Installation dado panel

38 Rabu, 27 Februari 2019  Tangging escape slide

39 Kamis, 28 Februari 2019  Tagging escape slide

40 Jumat, 01 Maret 2019  Installation race way

41 Senin, 04 Maret 2019  Installation luggage bin

42 Selasa, 05 Maret 2019  Installation escape slide

43 Rabu, 06 Maret 2019  Installation all bumper in luggage bin

44 Kamis, 07 Maret 2019 HARI RAYA NYEPI


45 Jumat, 08 Maret 2019  Installation emergency light

46 Senin, 11 Maret 2019  Installation all bumper in luggage bin

47 Selasa, 12 Maret 2019  Pengerjaan laporan

48 Rabu, 13 Maret 2019  Tagging all seat

49 Kamis, 14 Maret 2019  Installation all floor panel

16
50 Jumat, 15 Maret 2019  Removal all ceiling paneh

51 Senin, 18 Maret 2019  Check passanger oxygen mask

52 Selasa, 19 Maret 2019  Installation all emergency light

53 Rabu, 20 Maret 2019  Installation all bumper luggage bin

54 Kamis, 21-29 Maret 2019  Penyelesaian laporan

3.2 Hasil Kegiatan


Hasil Kegiatan selama Selama di PT GMF AeroAsia yaitu
1 Penulis dapat memahami cara perawatan dan perbaikan (maintenance) pe
pesawat yang ada di PT GMF AeroAsia Tbk. Khusus nya cabin
2 Penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
maintenance pesawat pada area cabin
3 Yang dilaksanakan penulis merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan
Dunia penerbangan yaitu perbaikan pada area cabin
4 penggunaan bahsa inggris yang berkaitan dengan istilah teknik sangat
dibutuhkan di dunia penerbangan, karna seluruh maintenance manual
Serta Job Card merupakan bahsa inggris.sehingga seorang teknisi harus
Menguasai bahasa inggris

17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 BOEING 737-800
4.1.1Sejarah
Boeing 737-800 NG adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner)
komersial untuk penerbangan jarak dekat dan jauh. Boeing memulai perancangan
'737 - X Next Generation (NG)'.
Dalam pembuatan NG ini, perubahan dilakukan dengan merancang wings
baru, peralatan elektronik yang baru dan merancang ulang engine pada pesawat.
737 NG dilengkapi dengan teknologi-teknologi dari Boeing 777,
tingkat cockpit berteknologi tinggi, sistem dalaman pesawat yang baru (diambil
dari 777), dengan penambahan berupa wingtip yang mengurangi biaya bahan
bakar dan memperbaiki proses take-off pesawat. Pesawat 737 NG boleh dikatakan
sebagai sebuah model baru kerana ciri-cirinya yang banyak berbeda dengan seri-
seri yang lama.
Boeing membuat 737-800 yang mampu terbang lebih jauh dam menampung
penumpang lebih banyak daripada vesi sebelumnya. Pada varian ini, yaitu Boeing
737-800 , cockpit telah dilengkapi dengan HUD (Head Up Display). Peralatan ini
biasanya dipakai pada pesawat militer / pesawat tempur. Fungsinya adalah untuk
mempermudah pilot dalam menentukan kemiringan pesawat baik secara vertikal
maupun horizontal. Pesawat ini menggunakan layar LCD yang terpadu dalam
bentuk glass cockpit. Pesawat ini menggunakan Glass Cockpit secara menyeluruh.
Sistem Glass cockpit ini dipercaya akan menjadi trend bagi pesawat-pesawat
baru. Lion Air merupakan launch customer pesawat ini\.

4.1.2 Deskripsi Umum

Boeing 737-800 NG adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner)


komersial untuk penerbangan jarak dekat dan jauh. Pertama kali dibuat pada tahun
2001, dan resmi mengudara pada 2007, Boeing 737-800 NG Next
Generation dioperasikan pertama kali oleh maskapai penerbangan
asal Indonesia yaitu Garuda Indonesia.

18
4.2 Pengertian Door Secara Umum
Door adalah suatu unit bergerak yang berfungsi untuk memberikan akses
keluar atau masuk pada area cabin atau cargo pesawat. Dan dapat di gunakan oleh
: pilot, pramugari, mechanic, passanger, dll
4.3 Tipe – Tipe Door

Gambar 4.3.1 Tipe – Tipe Doors

19
4.3.1 Entry Doors

Gambar 4.3.2 Entry Doors


Entry doors depan dan belakang berada pada sebelah kiri bagian pesawat.
Entry doors bagian depan merupakan pintu masuk penumpang terbesar di pesawat
di banding dengan Entry doors bagian belakang di pesawat.

4.3.2Emergency Exit Doors


Emergency Exit Doors merupakan pintu keluar tambahan untuk passanger
yang digunakan apabila dalam keadaan darurat.
Emergency Exit Doors berada di atas wings (Upper Wings), baik wings
kanan atau wings kiri.
Emergency Exit Doors memiliki fitur konstruksi yang sama, tetapi
disesuaikan secara terpisah agar sesuai dengan kerangka (frame)dari fuselage.
EXIT light menempel pada bagian atas setiap pintu. EXIT light tersebut
berfungsi sebagai penerang atau penumjuk arah keluar, atau jalur evakuasi.
Emergency Exit Doors dapat di buka dari bagian interior dan exterior.

20
Gambar 4.3.3 Emergency Exit Doors

21
4.3.3 Service Doors

Gambar 4.3.4 Service Doors


Service doors bertujuan untuk memberikan akses dengan komponen -
komponen yang membutuhkan perbaikan (maintenance) rutin secara berkala.

22
4.3.4 Cargo Doors

Gambar 4.3.5 Cargo Compartment Doors


Cargo Compartment Doors berada pada posisi area upper wings, tepat pada
bagian kanan pesawat dan berada di bawah penumpang.
Cargo Compartment Doors berbentuk plug-type. Cargo Compartment
Doors membuka ke dalam, dan bergantung di atas. seals di sekitar tepi pintu
berfungsi untuk mencegah kehilangan tekanan.
Pengoperasian Cargo Compartment Doors dibuka secara manual. Dapat
dilakukan dari luar pesawat atau dalam Cargo Compartment. Keseimbangan pada
Cargo Compartment Doors dapat mengurangi upaya yang diperlukan ketika
mengangkat pintu.

4.4 Emergency Exit Doors


Emergency Exit Doors merupakan pintu keluar tambahan untuk
penumpang yang digunakan apabila dalam keadaan darurat.
Emergency Exit Doors dapat digunakan hanya dalam kondisi darurat.
Karena dalam fungsinya sendiri Emergency Exit Doors sebagai pintu tambahan
pada saat keadaan darurat seperti mendarat dalam air, Passanger harus keluar
dengan cepat sebelum pesawat tenggelam.

23
Emergency Exit Doors dapat di buka oleh siapa saja ketika dalam
keadaan darurat, tetapi lebih di utamakan kepada passanger yang berada di
samping Emergency Exit Doors. Maka dari itu passanger yang berada dekat
dengan Emergency Exit Doors di utamakan laki – laki yang berada dalam
keadaan stabil dan bersedia untuk membuka apabila dalam keadaan darurat.
Emergency Exit Doors berada di atas wings (Upper Wings), baik wings
kanan atau wings kiri. Emergency Exit Doors memiliki fitur konstruksi yang
sama, tetapi disesuaikan secara terpisah agar sesuai dengan kerangka dari
fuselage.
Exit Light menempel pada bagian atas setiap pintu. Exit Light tersebut
berfungsi sebagai penerang atau penumjuk arah keluar, atau jalur evakuasi.
Emergency Exit Doors dapat di buka dari bagian interior dan exterior.
Emergency Exit Doors terhubung dengan sistem peringatan pintu, dan
akan terlihat di cockpit. Apabila Emergency Exit Doors dalam keadaan tertutup
(Close) maka dalam indikator akan berwarna hijau (Green). Dan apabila
Emergency Exit Doors dalam keadaan terbuka (Open) maka dalam indikator
akan berwarna kuning (Amber).

24
Gambar 4.4.1 Emergency Exit Doors

25
4.5 Cara Kerja Emergency Exit Doors
4.5.1 Door Open Operation

Gambar 4.5.1 Door Open Operation


Untuk membuka emergency exit dari dalam yang pertama di lakukan
adalah menarik Handle (pegangan) ke bawah dengan benar.
Langkah – langkah :
1. latch rollers turun dan akan menerima dari latch.
2. Emergency exit doors akan masuk ke dalam dan turun ke bawah
untuk membersihkan stop fittings
3. Counterbalance assemblies bergerak bebas untuk membuka dan
.memutar emergency exit door keluar dari area struktur fuselage
4. Emergency exit doors terus terbuka hingga membuka 125 derajat
di area fixed hinge line
5. Hinge arm lock pawl mengunci saat emergency exit doors dalam
keadaan terbuka sepenuhnya

26
Untuk membuka emergency exit dari luar, dorong vent panel kedalam
untuk memulai langkah membuka emergency exit.dan emergency exit doors
akan membuka secara otomatis apabila vent panel/handle bergerak.
Ketika membuka emergency exit doors dari luar pesawat, posisi lutut di
angkat untuk menahan emergency exit doors agar terhindar dari cedera.

4.6 Door Close Operation

Gambar 4.6.1 Door Close Operation


Untuk menutup pintu, lepaskan strap cover dari lower door lining dan
tarik assist strap ke bawah .
Saat pintu mulai masuk ke cutout, tarik interior handle ke bawah. Ini
meluruskan lock rollers dengan lock receivers. Ketika pintu menyentuh cutout,
interior handle tetap di posisi bawah.
Kedua tangan diperlukan untuk gerakan terakhir pintu. Tarik strap ke
dalam dan ke atas untuk memindahkan pintu di belakang pintu berhenti.
Pada penarikan terakhir, pegangan pintu terkunci. Pasang kembali handle
cover yang jelas di atas pegangan. Pastikan control cabin indication light keluar

27
4.7 Komponen – komponen Emergency Exit Doors

Gambar 4.7.1 Component Location


Emergency Exit Doors memiliki komponen – komponen yang membuat
emergency exit doors dapat berfungsi dengan baik, yaitu :

28
4.7.1 Handle Mechanism

Gambar 4.7.2 Handle Mechanism


Handle mechanism berfungsi sebagai alat untuk menahan emergency exit
doors agar tetap tertutup ketika pesawat dalam keadaan bertekanan atau saat
emergency exit doors terbuka.
Komponen Handle Mechanism :
1. Pressure Vent Panel
2. A Handle
3. Locking Mechanism

Pressure vent panel dan handle digabungkan. Lalu berputar pada waktu
yang sama di sekitar torque tube yang sama untuk membuka emergency exit
doors.
Saat cabin pressure, pressure vent panel awalnya menolak
pengoperasian handle. Cabin pressure harus mengeluarkan vent melalui
pressure vent panel sebelum Anda dapat membuka emergency exit doors.
Pressure vent panel memiliki pegas dalam posisi tertutup.
handle memungkinkan operator membuka emergency exit doors. Saat
anda menarik handle, torque tube menarik roller keluar. Ini menyebabkan
emergency exit doors bergerak ke dalam lalu ke bawah. Gerakan inboard dan
downward ini memungkinkan untuk membuka emergency exit doors.

29
4.7.2 Hinge Arm Lock Pawl Mechanism

Gambar 4.7.3 Hinge Arm Lock Pawl Mechanism


Hinge Arm Lock Pawl Mechanism berfungsi sebagai alat untuk mengunci
ketika Emergency Exit Doors terbuka.
Hinge Arm Lock Pawl Mechanism berada pada bagian kerangka (frame)
emergency exit doors.
Komponen – komponen :
1. Lock crank
2. Lock pawl
3. Lock pawl depressor
4. Torsion spring

30
4.7.3 Hinge Arm To Body Mechanism

Gambar 4.7.4 Hinge Arm To Body Mechanism


Hinge Arm To Body Mechanism berfungsi sebagai alat untuk
menompang emergency exit doors yang menyatu dalam kerangka(frame)
fuselage yang memungkinkan emergency exit doors untuk membuka dan
menutup. Hinge Arm To Body Mechanism berada tepat di atas (upper)
emergency exit doors.
Komponen – komponen Hinge Arm To Body Mechanism :
1. Hinge arm
2. Swing links
3. Hinge arm latch roller
4. Hinge arm latch track.

Hinge Arm To Body Mechanism menghubungkan antara Emergency Exit


Doors dengan struktur kerangka (frame) pesawat.

31
4.7.4 Counterbalance Mechanism

Gambar 4.7.5 Counterbalance Mechanism


Counterbalance Mechanism mengubah Emergency Exit Doors dan
Hange Arm dalam keadaan terbuka penuh.
Counterbalance Mechanism menempel pada bagian atas (upper) Hinge
Arm dan pada bagian struktur.
Komponen – komponen Counterbalance Mechanism :
1. Counterbalance assembly
2. Hydraulic snubber.

Counterbalance bertujuan agar posisi emergency exit doors tetap dalam


keadaan terbuka.
Hydraulic Snubber membatasi kecepatan maksimum saat terlepas dari
Hange Arm ketika emergency exit door terbuka, dan hydraulic snubber
berfungsi sebagai alat untuk membuat emergency exit doors terbuka dalam
jangka waktu yang telah di tentukan

32
4.7.5 Flight Lock Mechanism

Gambar 4.7.6 Flight Lock Mechanism


Flight Lock Mechanism berfungsi sebagai pencegah terjadinya
pengoperasian emergency exit doors saat penerbangan.
Flight Lock Mechanism untuk emergency exit doors berada di depan
(FWD) bagian atas belakang (AFT) hange arm.
Komponen – komponen Flight Lock Mechanism :
1. Flight lock solenoid
2. Flight lock pawl
3. Support bracket
4. Lock torque tube.

Flight Lock Mechanism otomatis akan aktif saat pesawat dalam keadaan
lepas landas (Takeoff). Hal ini mencegah pengoperasian emergency exit doors
pada saat dalam keadaan low different pressure dan dalam keadaan penerbangan
yang kurang baik.
Selama dalam keadaan lepas landas (Takeoff), 28v dc menggerakan flight
Lock untuk menarik kembali plunger. Flight lock solenoid plunger terhubung
kedalam poros Flight Lock Pawl.

33
Ketika poros Flight Lock Pawl berubah, ia melibatkan pawl dengan lock
torque tube. lock torque tube tidak bisa bergerak ke posisi tidak terkunci.
Selama pendaratan (Landing), flight lock solenoid tidak diberi energi. Ini
memungkinkan pegas bertegangan membuka flight lock mechanism.
Pegas bertegangan memberikan fungsi aman. Ini memastikan bahwa
flight lock pawl menuju ke posisi kunci terbuka ketika tenaga listrik tidak
tersedia.

34
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dengan melatih dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan serta
keterampilan yang di dapat dari sekolah pada dunia industri, sehingga siswa
dapat memiliki suatu keahlian yang di tidak akan didapat hanya dengan belajar
di sekolah.
Selama kurang lebih 3 bulan praktik kerja lapangan (PKL) di PT GMF
AeroAsia Tbk. Penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Penulis dapat memahami perawatan dan perbaikan (maintenance)
pesawat yang ada di PT GMF AeroAsia Tbk.
2. Penulis mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dalam
melaksanakan perawatan dan perbaikan (maintenance) pesawat yang ada di PT
GMF AeroAsia Tbk.
3. Penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara bekerja
yang baik, dan benar.

35
5.2 SARAN
Berikut ini saran yang diberikan penulis kepada PT GMF AeroAsia Tbk.
khususnya di unit TJN 3-4 divisi Narrow Body Base Maintenane Hangar IV
guna kemajuan dan pengembangan perusahaan:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan
baik dalam hal memulai pekerjan,istirahat maupun menyelesaikan pekerjaan.
2. Dalam bekerja agar menggunakan tools yang diperbolehkan atau
sesuai standard yang telah ditentukan demi keamanan pesawat.
3. Menjunjung tinggi semangat bahwa pelanggan adalah bagian
terpenting dari bisnis ini. Agar penumpang merasakan kenyamanan dan
keselamatan dari jasa penerbangan Agar selalu menjaga kebersihan di
lingkungan tempat kita bekerja dan selalu membersihkan tool setelah selesai
pemakaian.

36

Anda mungkin juga menyukai