Anggota kelompok :
1. Benedicta A.
2. Graciel F.
3. Irwandi S.
4. Nadia N.
5. William W.
Suara Tuhan : Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah
terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.
Awak kapal : Ayo pak, bu, naiklah kapal ke Tarsis! (menghampiri Yunus) Pak, ke
Tarsis pak?
Yunus : Hmm, buat apa aku ke Niniwe yang orang-orangnya jahat, biarkan
saja mereka mati akibat dosa-dosa mereka!
Nahkoda : Cepat, buang semua barang-barang! Kita harus menjaga agar kapal
ini tidak tenggelam!
Narator : Yunus pun bangun dan membantu awak kapal melemparkan barang-
barang ke laut, tapi percuma. Badai semakin besar dan kapal mereka
mengalami banyak kerusakan.
Awak kapal : Mari kita undi supaya kita tahu siapa yang menyebabkan malapetaka
ini.
Narator : Mereka pun membuang undi dan Yunuslah yang kena. Yunus pun
menjadi ketakutan.
Nahkoda : Beritahukan kepada kami, siapa dirimu, apa bangsamu, dan dari
manakah engkau?
Yunus : Aku seorang Ibrani; dan aku menyembah Tuhan yang empunya langit
dan menjadikan lautan serta daratan.
Nahkoda : Lalu harus kami apakan engkau supaya malapetaka ini berhenti?
Nahkoda : Kami tidak mungkin melakukan hal itu kepadamu! Ayo kita bawa
kapal ini kembali ke darat.
Narator : Orang-orang itu pun mendayung kapal sekuat tenaga, tapi mereka
tidak sanggup karena badai semakin besar dan kapal mereka nyaris
tenggelam.
Narator : Pada hari yang ketiga, Tuhan memerintahkan ikan besar itu untuk
memuntahkan Yunus ke darat. Dan datanglah Firman
Tuhan kepada Yunus untuk yang kedua kalinya.
Suara Tuhan : Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan
sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan
kepadamu.
Narator : Yunus pun bersiap dan pergi ke Niniwe, sesuai dengan Firman Allah.
Scene 5 : Niniwe
Narator : Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari
perjalanan luasnya. Yunus pun berjalan ke Niniwe satu hari
perjalanan jauhnya dan berseru...
Narator : Seluruh penduduk Niniwe pun berpuasa dan berhenti berbuat jahat.
Maka menyesallah Tuhan karena telah merencanakan malapetaka
kepada kota itu. Ia pun tidak jadi melakukannya. Tapi hal itu mengesalkan
hati Yunus.
Yunus : Tuhan, inilah alasan kenapa aku melarikan diri ke Tarsis. Aku tahu
Engkau adalah Tuhan yang penyayang dan pengasih dan pasti
akan mengampuni setiap kejahatan yang telah mereka lakukan.
Lebih baik sekarang aku mati daripada hidup.
Narator : Yunus pun keluar dari kota itu dan berdiam di suatu tempat sambil
menunggu apa yang akan dilakukan Tuhan kepada kota Niniwe.
Tuhan pun menumbuhkan sebuah pohon jarak yang tumbuh
melampaui kepala Yunus untuk menaunginya. Tapi, keesokan
harinya pohon jarak itu menjadi layu kemudian mati. Yunus
menjadi marah kepada Tuhan.
Suara Tuhan : Pohon jarak yang tidak kau tanam dan kau urus, melainkan tumbuh
sendiri dan mati dalam satu malam saja bisa kau sayang. Bagaimana aku
tidak menyayangi Niniwe, kota yang besar dengan 120.000
orang?
---TAMAT---