KELOMPOK : 1 SHIFT : A1
I. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluser dikelilngi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan
sel-selnya hidup di dalam (milieu interior) yang berupa dara dan cairan tubuh lainya, karena
sebagian besar tubuh manusia terdiri dari (60%) air dari total berat berat badan orang dewasa. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Penggunaan
resusitasi cairan dalam jumlah besar merupakan salah satu faktor penting mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien-pasien patologis (1).
Pemberian cairan dalam jumlah besar perlu dipilih cairan yang paling sedikit mempengaruhi
osmolaritas plasma dimana salah satu parameternya adalah kandungan natrium, karena natrium
adalah komponen ion elektrolit terbesar yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. Salah satu sediaan
steril farmasi yang tepat untuk dipilih sebagai cairan yang paling sedik mempengaruhi osmolaritas
plasma adalah sediaan inpus ringer laktat. Inpus linger laktat merupakan salah satu cairan kristaloid
yang banyak digunakan dalam terapi cairan, karena sebagian cairan kristaloid isotonik yang memiliki
komposisi elektrolit mirip dengan plasma (2).
Sediaan dalam bentuk ringer laktat juga efektif digunakan sebagai loading cairan saat
induksi anastesis regional. Pembuatan sediaan ringer laktat tidak boleh mengandung bahan
antimikroba. Hal inilah yang mendasari dalam pembuat sediaan inpus ringer laktat pada praktikum
ini.
II. PreformulasiZatAktif
Struktur Kimia
Rumus Molekul
Sinonim
Nama Kimia
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan
Titik leleh
Inkompatibilitas
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbukrekonstitusi) :
Cara sterilisasisediaan :
Kemasan :
Kesimpulan :
Sediaan bersifat hipo-iso-hipertonis :Isotonis
b. Dapar
Jenisdapar/kombinasi
Target pH
Kapasitasdapar
Perhitungan :
pKa1=4,76
[ garam ]
pH= pKa + log
[asam ]
Ka H
2,303 Ctotal
( Ka H ) 2
IV. Pendekatan Formula
No Bahan Jumlah (%) Fungsi / alasanpenambahanbahan
1 Natrium Laktat 0.3 % Memberikan ion HCO3-
2 Natrium Klorida 0.6 % Memberikan ion Na+ dan Cl-
3 Kalium Klorida 0.03 % Memberikan ion K+ dan Cl-
4 Kalsium Klorida 0.02 % Memberikan ion Ca2+ dan Cl-
5 Water for injection Add 500 ml Pembawa
6
7
8
V. Preformulasieksipient
1. NATRIUM LAKTAT(hope 356 dan 650-651)
Pemerian tidak berwarna, cairan sedikit manis jelas. Saya tidak berbau, atau memiliki
sedikit bau dengan rasa garam yang khas. Ini hidroskopis.
Kelarutan
Stabilita Natrium laktat harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang
Panas sejuk,tempat yang kering. Natrium laktat mudah terbakar dan terurai setelah
pemanasan.
Hidrolisis
Cahaya
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan oksidator, iodida, dan albumin. bereaksi
: hebat dengan asam fluorida dan asam nitrat.
Kesimpulan : Natrium laktat tidak inkompatibel dengan eksipien lain
Cara sterilisasi : disterilisasi akhir dengan autoklaf
Kemasan :
Cahaya
Inkompatibilitas Kalsium klorida tidak sesuai dengan karbonat larut, fosfat,
: sulfat, dan tartrat. Bereaksi hebat dengan bromin
trifluorida, dan reaksi dengan rilis seng gas hidrogen meledak.
Ini memiliki reaksi eksotermik dengan air, dan ketika dipanaskan sampai
dekomposisi memancarkan asap beracun klorin
Kesimpulan : Kalsium klorida tidak kompatibel dengan eksipien lain
Cara sterilisasi :disterilisasi akhir dengan autoklaf
Kemasan :
b. Wadah
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)
1 Vial
VIII. ProsedurPembuatan
RUANG PROSEDUR
Grey area Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70% sebelum sterilisasi
ruangan. Sterilisasi ruangan dengan oksidasi menggunakan etanol 70%
diikuti dengan penyinaran lampu UV selama 12 jam.
Grey area Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan digunakan disterilkan
didalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk alat nonpresisi)
Catatan: Sebelum dimasukkan kedalam autoklaf atau oven, terlebih
dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
White area Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam 250 mL yang
telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Grey area Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca analitik dengan
tepat mengggunakan kaca arloji yang sebelumnya telah disterilkan.
White area ................................................................
Grey area Dilakukan evaluasi sediaan
IX. EvaluasiSediaan
Hasil
No Jenisevaluasi Prinsipevaluasi Jumlahsampel Syarat
pengamatan
1 Uji pH sediaan Menggunakan pH meter
Wadah sediaan akhir
disinari dari samping
dengan latar belakang
Uji kejernihan warna hitam untuk melihat
2
larutan partikel berwarna putih
dan latar belakang putih
untuk melihat partikel
berwarna.
Uji kebocoran Wadah sediaan diletakkan
3
wadah dengan posisi terbalik.
Sediaan diinokulasi pada
medium agar dan diamati
4 Uji sterilitas pertumbuhan mikroba
setelah inkubasi beberapa
hari.
Memerlukan sistem
elektronik penghitung
partikel pengotor cairan
5 Uji partikulat
yang dilengkapi dengan
alat untuk memasukkan
contoh yang sesuai.
Sediaan dipindahkan dari
Volume ampul ke dalam gelas ukur
6
terpindahkan dan dilakukan pengamatan
volume yang terpindahkan
7 Penetapan
Kadar zat aktif
8 Uji Endotoksin Penetapan kadar
Bakteri endotoksin dilakuka
dengan seri pengenceran
spesimen dengan kadar
menurun . Pilih
pengenceran yang sesuai
dengan seri geometrik
sehingga setiap tahap lebih
besar dari tahap
berikutnya dengan
perbandingan yang tetap.
Termasuk di dalamnya
kontrol negatif, kontrol
positif, dan kontrol
sediaan positif. Dilakukan
replikasi.
Kemudian penafsiran hasil
Kesimpulan :
Sediaan memenuhi/tidak memenuhi syarat
X. Pembahasan