T.A 2019/2020
TINDAKAN MEDITASI
PENGANTAR
Pada saat Anda mempelajari materi manajemen stres, Anda mempelajari beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi stres atau masalah psikososial lain yang
dialami oleh seseorang, bisa pasien, keluarga, atau perawat sendiri. Salah satu tindakan untuk
membantu mengatasi atau mengurangi stres yaitu tindakan meditasi. Supaya Anda mahir
melakukan tindakan meditasi ini, Anda harus mempelajari dengan seksama, sehingga Anda
hafal betul dari setiap langkah-langkah kegiatannya. Pelajari dan pahami uraian materi
praktek dan urutan kerja dari mulai persiapan, pelaksanaan, dan juga pelaporannya. Harus
diingat, bahwa ini termasuk area psikomotor atau keterampilan. Oleh karena itu, Anda harus
sering berlatih mempraktekkan sehingga Anda akan mahir.
1. Pengertian
Meditasi merupakan salah satu upaya menenangkan pikiran dengan cara mengatur
nafas (nafas diatur secara perlahan), sehingga dapat merileksasikan seluruh bagian tubuh.
Menurut Susana, dkk (2007), meditasi hampir sama dengan proses rileksasi. Rileksasi adalah
kemampuan melampaui pikiran, waktu, dan ruang dengan mencapai momen ke dalam
ketentraman batin. Rileksasi hanya terjadi ketika pikiran dan tubuh dalam keadaan hening,
pada kondisi tersebut ritme otak berubah dari awas ke ritme alpha rileks. Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, meditasi adalah upaya memusatkan perhatian pada obyek
batin, sehingga dicapai suatu ketenangan atau rileks. Latihan meditasi dapat membawa
manfaat bagi kesehatan dan spiritual. Rangkaian kalimat teduh dalam dzikir (bagi muslim)
yang diucapkan berulang-ulang atau doa lain sesuai keimanan dan kepercayaan serta diiringi
musik yang tenang (musik klasik) serta suasana hening dapat menekan produksi hormon
adrenalin (pemicu kecemasan) menjadi hormon epinefrin yang meredakan peningkatan stres.
Meningkatnya hormon epinefrin menyebabkan aliran darah menjadi lancar sehingga tekanan
darah menurun, beban jantung berkurang.
Pada saat meditasi dilakukan, individu tetap sadar dan tidak terjadi kehilangan
kewaspadaan. Susana, dkk (2007) menjelaskan bahwa meditasi adalah salah satu terapi
perilaku dengan memberikan petunjuk terbimbing kepada klien untuk berimajinasi atau
membayangkan sesuatu dalam rangka menurunkan stres fisik dan mental. Meditasi baik
dilakukan setiap hari, setidaknya sekali. Mulailah berlatih selama 5 atau 10 menit dan secara
bertahap tingkatkan menjadi 20 menit per sesi.
2. Tujuan
Tujuan meditasi adalah melatih pikiran, dalam keadaan tenang dan beristirahat atau
berhenti. Manfaat meditasi bisa langsung maupun tidak langusng dirasakan. Salah satunya
adalah kesembuhan dari penyakit fisik maupun psikis atau mental. Berdasarkan sudut
pandang fisiologis, meditasi merupakan obat antistres. Tujuan dilakukannya tindakan
meditasi menurut (Susana, dkk , 2007) adalah sebagai berikut.
a. Merileksasikan otot-otot tubuh.
b. Memberikan rasa nyaman.
c. Mengalihkan perhatian.
d. Mengurangi rasa nyeri- sakit.
e. Mengurangi distres.
3. Indikasi
Susana, dkk (2007), menjelaskan bahwa tindakan meditasi dilakukan pada pasien
yang mengalami stres, cemas, depresi, nyeri, dan hipokondria.
4. Prosedur Kerja
Untuk melakukan meditasi harus dapat menurunkan frekuensi gelombang otak
dengan cara rileksasi. Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering mengacaukan
peningkatan kesadaran dalam meditasi agar dapat menemukan cara yang khas untuk
membuatnya menjadi rileks. Meditasi dapat dilakukan sambil bervisualisasi atau kontemplasi
ke dalam sebuah konsep (cinta, kasih sayang, penderitaan atau konsep tentang Tuhan).
(Handoyo, 2005)
Langkah kegiatan yang dilakukan dalam membimbing pasien untuk meditasi,
menurut, Susana, dkk (2007) adalah sebagai berikut.
3. Pengakhiran
a. Jelaskan bahwa kegiatan telah selesai.
b. Tanyakan perasaan pasien setelah meditasi dilakukan.
c. Kembalikan posisi klien ke posisi semula.
d. Berikan tindak lanjut.
e. Kontrak untuk kegiatan yang akan datang (bila perlu).
f. Ucapkan salam.
Pelaporan
Pembuatan laporan pada praktikum meditasi dibuat berupa deskripsi singkat dari
kegiatan yang dilakukan minimal terdiri atas sebagai berikut.
1. Deskripsi kondisi pasien (relawan atau pasien fiktif) tentang gejala yang dialami.
2. Deskripsi prosedur kerja yang dilakukan (hambatan atau pendukung) mulai persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran.
3. Deskripsi hasil yang dicapai.
HIPNOSIS LIMA JARI
2. Manfaat
Hipnosis lima jari bermanfaat dalam penanganan kecemasan, karena merupakan
pendekatan untuk mendorong proses kesadaran volunteer yang bertujuan memengaruhi
pikiran, persepsi, perilaku atau sensasi (Dessey, 2009).
Praktikum
1. Persiapan
a. Alat : Kursi/ tempat tidur pasien
b. Tempat : nyaman dan tenang
2. Pelaksanaan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien: mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
dan melakukan kontrak.
b. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik.
c. Ajarkan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam.
d. Perintahkan pasien untuk menutup mata.
e. Perintahkan pasien menyentuhkan ibu jari dengan telunjuk, lalu anjurkan pasien untuk
mengenang saat dalam kondisi sehat, menikmati kegiatan fisik yang menyenangkan.
Kemudian berikan sugesti sampai pasien betul-betul merasakannya, klarifikasi kemampuan
pasien untuk hal tersebut, apabila pasien sudah mengalami rileksasi, maka lanjutkan.
f. Perintahkan pasien untuk menyentuhkan ibu jari dengan jari tengah, lalu anjurkan pasien
untuk bayangkan saat pertama menerima pujiaan yang paling berkesan. Terus berikan sugesti
sampai pasien betul-betul merasakannya, klarifikasi kemampuan pasien untuk hal tersebut,
apabila sudah merasakannya, maka lanjutkan.
g. Perintahkan pasien untuk menyentuhkan ibu jari dengan jari manis, lalu anjurkan pasien
untuk mengenang saat pertama kali jatuh cinta dan pertama kali bertemu dengan orang yang
dicintainya. Kemudian berikan sugesti sampai pasien betul-betul merasakannya, klarifikasi
kemampuan pasien untuk hal tersebut, apabila sudah tercapai keadaan rileks, maka lanjutkan.
h. Perintahkan pasien untuk menyentuhkan ibu jari dengan kelingking dan anjurkan pasien
untuk membayangkan berada di satu tempat yang paling sukai. Kemudian, berikan sugesti
sampai pasien betul-betul merasakannya, klarifikasi kemampuan pasien untuk hal tersebut,
apabila sudah rileks maka lanjutkan.
i. Perintahkan pasien untuk melakukan nafas dalam kembali.
j. Perintahkan pasien untuk membuka mata.
3. Pengakhiran
a. Jelaskan bahwa kegiatan telah selesai.
b. Kembalikan posisi klien.
c. Evaluasi perasaan pasien setelah tindakan dilaksanakan.
d. Anjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila mengalami stres, merasa waswas atau
cemas.
e. Akhiri pertemuan dengan menyampaikan kontrak yang akan datang dan menyampaikan
salam.
Pelaporan
Pembuatan laporan pada praktikum meditasi dibuat berupa deskripsi singkat dari kegiatan
yang dilakukan minimal terdiri atas sebagai berikut.
1. Deskripsi kondisi pasien (relawan atau pasien fiktif) tentang gejala yang dialami.
2. Deskripsi prosedur kerja yang dilakukan (hambatan atau pendukung) mulai persiapan,
pelaksanaan, dan pengakhiran.
3. Deskripsi hasil yang dicapai.